Anda di halaman 1dari 34

Konflik, Kekerasan, dan

Perdamaian
Materi Sosiologi Kelas XI Bab 4. (Kurikulum Revisi 2016) Bagian 1
Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan


mampu:

▪ Mendeskripsikan pengaruh diferensiasi sosial


dan stratifikasi sosial

▪ Mendeskripsikan konflik, kekerasan, dan


perdamaian

▪ Mengidentifikasikan pemetaan konflik

▪ Mendeskripsikan akar masalah dan sebab-


sebab terjadi konflik

▪ Mendeskripsikan resolusi konflik; dan

▪ Memahami peran mediasi dan pihak ketiga


dalam penyelesaian konflik dan menumbuhkan
perdamaian
Pengaruh Diferensiasi Sosial dan
Stratifikasi Sosial

Secara umum, diferensiasi dan


stratifikasi sosial memberikan
pengaruh positif dan negatif
pada masyarakat. Pengaruh
positifnya, diferensiasi dan
stratifikasi sosial dapat
mendorong terjadinya
integrasi sosial, sedangkan
pengaruh negatifnya adalah
terjadinya disintegrasi sosial.
Diferensiasi sosial dapat
menimbulkan primordialisme,
etnosentrisme, politik aliran,
dan terjadinya proses
konsolidasi.
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian

Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik lahir dari
kenyataan akan adanya perbedaan-perbedaan, misalnya perbedaan ciri badaniah, emosi, kebudayaan,
kebutuhan, kepentingan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Perbedaan-
perbedaan dalam masyarakat akan memuncak menjadi konflik ketika sistem sosial masyarakatnya tidak
dapat mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut.
Definisi konflik menurut para ahli :

▪ Soerjono Soekanto, konflik social sebagai suatu proses social dimana


individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihal lawan yang disertaidengan ancaman atau kekerasan.
▪ Lewis A.Coser, konflik merupakan sebuah perjuangan mengenai nilai atau
tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka
dengan maksud menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan.
▪ Gillin dan Gillin, menyebutkan konflik sebagai bagian dari proses interaksi
social manusia yang saling berlawanan karena perbedaan fisik, emosi,
kebudayaan, maupun perilaku. Perbedaan-perbedaan tersebut memnucak
menjadi konflik ketika system social masyarakatnya sudah tidak lagi
mengakomodasi perbedaan-perbedaan tersebut.
Definisi Konflik menurut para ahli
(lanjutan)

▪ Dr.M.Z.Lawang, menyebutkan konflik social sebagai perjuangan


untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti status, kekuasaan,
dan sebagainya.
▪ Berstein, konflikmerupakan suatu pertentangan yang tidak dapat
dicegah. Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh
positif dan ada pula yang negative di dalam interaksi manusia.
Sebab-sebab Terjadinya Konflik

▪ Perbedaan Kepribadian
▪ Perbedaan Pendirian
▪ Perbedaan Kepentingan
▪ Perubahan Sosial
Bentuk-bentuk Konflik

▪ Konflik Pribadi
▪ Konflik Rasial
▪ Konflik Antarkelas Sosial
▪ Konflik Politik
▪ Konflik Internasional
Bentuk konflik menurut Lewis A. Coser adalah :

a. Konflik realistis, yaitu lonflik yang berasal dari kekecewaan individu


atau kelompok terhadap system dan tuntutan-tuntutan yang terdapat
dalam hubungan social. Misalnya demo mahasiswa atas naiknya harga
BBM.
b. Konflik nonrealistic, yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-
tujuan persingan yang antagonis (berlawanan), melinkan dari
kebutuhan pihak-pihak tertentu untukmeredakan ketegangan.
Mislanya untukmeredakan ketegangan dicarilah seseorang untuk
dijadikan kambing hitam atas semua permasalahan yang terjadi.
lanjutan

c. Konflik in-group, yaitu konflik yang terjadi di dalam kelompoknya,


misalnya konflik antara ayah dan ibu.
d. Konflik out-group, yaitu konflik yang terjadi antara suatu kelompok
dan kelompok lain, misalnya antara Desa A dengan Desa B.
Penggolongan atau Klasifikasi Konflik

1. Berdasarkan Sifatnya
a. Konflik Destruktif, konflik yang sifatnya merusak.
b. Konflik Konstruktif, konflik yang sifatnya membangun
2. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
c. Konflik Vertikal, terjadi antarkomponen masyarakat yang memiliki
struktur secara hierarki. Contohnya konflik antara atasan dan bawahan
dalam sebuah kantor.
d. Konflik Horizontal, terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki
kedudukan sama. Contohnya, konflik antarkaryawan dalam suatu
perusahaan.
3. Berdasarkan Sifat Pelaku yang Berkonflik

a. Konflik Terbuka adalah bentuk konflik yang diketahui oleh semua


pihak, contohnya konflik Palestina denga Israel.
b. Konflik Tertutup adalah bentuk konflik yang hanya diketahui oleh
individu-individu atau kelompok yang berkonflik. Misalnya konflik
antara direktur pemasaran dengan direktur keuangan dalam suatu
perusahaan.
4. Berdasarkan Konsentrasi Aktivitas Manusia di dalam
Masyarakat.

a. Konflik social, merupakan konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat sebagai akibat
adanya perbedaan kepentingan social dari masing-masing pihak yang berkonflik. Contohnya
demonstrasi mahasiswa pada tahun 1998.
b. Konflik Politik merupakan bentuk konflik yang terjadi sebagai akibat dari adanya perbedaan
kepentingan dalam hubungannya dengan kekuasaan. Misalnya pada saat pemilihan umum.
c. Konflik Ekonomi, yaitu konflik yang muncul sebagai akibat adanya perebutan sumber daya
ekonomi. Contohnya perebutan tender proyek.
d. Konflik Budaya, yaitu akibat dari perbedaan kepentngan budaya dari pihak-pihak yang
berkonflik. Contohnya konflik tentang majalah Play Boy Indonesia, di satu pihak
munculnya majalah ini akan menambah khasanah, sementara yang kontra memiliki
kekhawatiran bahwa pengaruh majalah ini akan merusak moral bangsa.
e. Konflik Ideoligi, yaitu muncul akibat adanya perbedaan paham atau keyakinan dari individu
atau kelompok. Contohnya adalah konflik antara pemerintah dengan PKI.
5. Berdasarkan Cara Pengelolaannya

a. Konflik Interindividu, konfilk yang dialamu seorang individu sebagai


akibat dari ketidakmampuannya dalam menjalankan suatu peran atau
mendapat beban peranan yang terlalu berlebihan sehingga dirinya
merasa tidak sanggup. Misalnya seorang anak lulusan SMA harus
menjadi guru SMA.
b. Konflik Antarindividu, terjadi antara satu orang dengan orang lain
atau kelompok yang menyangkut masalah perbedaan pendapat,
gagasan, kepentingan, hobi, selera dll.
c. Konflik Antarkelompok, terjadi antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain. Contohnya bentrokan antar kampung.
Teori Konflik

Thomas Hobbes (1588- 1679), dia adalah yang paling berpengaruh


dalam mengembangkan paham materialism. Menurutnya semua
mahluk hidup terbentuk dari substansi materi saja. Adapun
kesadaran dan ruh manusia, timbul karena adanya pergerakan
partikel-partikel dalam otak. Paham materialism menganggap sifat
dasar manusia adalah semata-mata untuk memenuhi kepentingan
egonya. Oleh karena itu, Hobbes mengatakan manusia merupakan
serigala bagi manusia lainnya ( homo homini lupus) atau all againt all.
Karenanya, kehidupan masyarakat diwarnai dengan pola relasi
dominasi dan penindasan.
Teori konflik (lanjutan)

 Karl Marx ( 1818-1883), marx menganjukan konsepsi mendasar tentang


kelas masyarakat dan perjuangannya. Pendapat itu di dasarkan pada
kondisi masyarakat abad ke 19 di Eropa, masyarakat terdiri atas kelas
pemilik modal ( borjuis) dan pekerja miskin kelas proletar. Kelas borjuis
melakukan eksploitasi terhadap proletar dalam system produksi kapitalis.
Ketegangan antara borjuis dan proletar mendorong terbentuknya gerakan
social besar, yaitu revolusi.
George Simmel ( 1858-1918), Simmel seorang sosiolog fungsionalis Jerman,
menunjukkan bahwa konflik adalah salah satu bentuk interaksi social yang
mendasar , berkaitan dengan sikap kerja sama dalam masyarakat. Menurut
Simmel, ketika suatu kelompok bekerja, akan muncul sifat menegaskan
dari pihak lain yang merupakan insting manusia. Contohnya persaingan.
Insting semacam ini melahirkan konflik.
Teori konflik (lanjutan)

 Max Weber ( 1864-1920), Webber dalam karya-karya nya mencoba membuktikan bahwa
seba-akibat dalam sejarah tak selamanya didasarkan atas motif-motif ekonomi belaka. Ia
menciptkan teori tindakan yang mengklasifikasikan tindakan individu dalam empat tipe,
yaitu :
▪ Zwecrational, berkaitan dengan means and ends, dimana tujuan-tujuan (ends) dicapai
dengan menggunakan alat atau cara (means), perhitungan yang tepat, dan bersifat material.
▪ Wertratational, adalah tindakan nilai-nilai dimana orientasi tindakan itu tidak berdasarkan
pada alat atau caranya tetapi pada nilai atau moralitasnya.
▪ Tindakan afektif individu didominasi oleh sisi emosional.
▪ Tindakan tradisional adalah tindakan pada suatu kebiasaan yang dijunjung tinggi sebagai
system nilai yang diwariskan dan dipelihara bersama.
Teori konflik (lanjutan)

Ralf Dahrendorf ( 1929), menerangkan konflik kelas dalam masyarakat


industry pada tahun 1959. Teori social Dahdnendorf berfokus pada
kelompok kepentingan konflik yang berkenaan dengan kepemimpinan,
ideology, dan komunikasi disamping tentu saja berusaha melakukan
berbagai usaha untuk menstrukturkan konflik itu sendiri.
Randall Collins ( 1941), Randall membagi apa yang mikro dan apa yang
makro. Mikrososial berarti hubungan interaksi antarindividu dalam
masyarakat, sementara makrososial berarti hasil dari inetraksi
antarindividu dalam masyarkat tersebut. Konflik merupakan proses sentral
dalam kehidupan social. Oleh karena itu konflik tidak dianggap baik dan
buruk. Semua orang memiliki sifat social, maka kemungkinan berkonflik
selalu ada. Hal itu dikarenakan , setiap orang memiliki kepentingan-
kepentingan sendiri sendiri.
Kekerasan

Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik


sosial. Kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan
cedera atau matinya orang lain, atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang
lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan


dibedakan menjadi dua yaitu kekerasan langsung
(direct violence) dan kekerasan tidak langsung
(indirect violence)

Secara sosiologis, kekerasan umumnya terjadi saat


individu atau kelompok yang berinteraksi
mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam
mencapai tujuan masing-masing.
Definisi kekerasan (lanjutan)

▪ Secara Etimologis, kekarasan merupakan terjemahan dari kata


violence, berasal dari bahasa Latin violentia yang berarti force,
kekerasan.
▪ Secara terminology, kekerasan (violent) didefinisikan sebagai
perilaku pihak yang terlibat konflik yang bisa melukai lawan
konfliknya untuk memenangkan konflik.
▪ Menurut KBBI, kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan cidera atau matinya
orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
Faktor-faktor Penyebab Kekerasan ;

▪ Adanya prasangka buruk kepada pihak lain


▪ Individu tidak dapat mengendalikan emosinya
▪ Lahirnya permasalahan yang memancing permusuhan
▪ Control social sudah tidak berfungsi untuk mengendalikan
persaingan yang terjadi
▪ Adanya keinginan manusia untuk mendapatkan prestasi.
Jenis-jenis Kekerasan

▪ Kekerasan Langsung ( direct violent), yaitu suatu bentuk kekerasan


yang disengaja.
▪ Kekerasan tidak langsung (indirect Violent), yaitu bentuk kekerasan
yang mengurangi hak asasi manusia. Bentuk kekerasan ini cenderung
ada pada tindakan-tindakan, seperti mengekang, meniadakan atau
mengurangi hak-hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah dll.
Teori Kekerasan

1. Teori kekerasan sebagai tindakan actor (individu) atau kelompok.


▪ Dalam teori ini dikemukakan bahwa manusia melakukan kekerasan
karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetic dan fisiologis.
2. Teori kekerasan structural
▪ Menurut teori ini kekerasan structural terbentuk dalam suatu system
social. Dalam teori ini dikemukakan bahwa kekerasan tidak hanya
dilakukan oleh individu atau kelompok semata, tetapi juga
dipengaruhi oleh struktur social.
Teori kekerasan (lanjutan)

3. Teori Kekerasan sebagai Kaitan Antara Aktor dan Struktur, menurut


para ahli teori ini, konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan
sehingga bersifat endemic bagi kehidupan masyarakat.
4. Teori Faktor Individual,teori ini mengatakan setiap perilaku kekerasan
yang dilakukan oleh individu adalah agresivitas yang dilakukan oleh
individu secara sendiri, baik secara spontan maupun direncanakan.
Teori kekerasan (lanjutan)

5. Teori Faktor Kelompok, teori ini mengatakan bahwa setiap individu


membentuk kelompok dan tiap-tiap kelompok memiliki identitas.
Identitas kelompok yang sering dijadikan alasan pemicu kekerasan dan
konflik adalah identitas rasial atau etnik. Contohnya, kekerasan yang
dilakukan Israel terhadap Palestina.
6. Teori Deprivasi Relatif, teori ini menjelaskan bahwa perilaku agresif
kelompok dilakukan oleh kelompok kecil maupun besar. Para ahli
mengatakan bahwa Negara yang mengalami pertumbuhan terlalu cepat
mengakibatkan rakyatnya harus menghadapi perkembangan
perekonomian masyarakat yang jauh lebih maju dibandingkan
perkembangan perekonomian dirinya sendiri. Keterkejutan ini akan
mengakibatkan deprivasi relative
Teori kekerasan (lanjutan)

7. Teori Kerusuhan Massa, ahli yang mengemukakan teori ini adalah


N.J.Smelser yang menjelaskan tahap-tahap terjadinya kekerasan massa.
Menurutnya ada lima tahapan yang menyertai munculnya kekerasan ini,
yaitu…
a. Situasi social yang memungkinkan timbulnya kerusuhan atau kekerasan
akibat struktur social tertentu, seperti tidak adanya saluran social yang
jelas bagi masyarakat.
b. Kejengkelan atau tekanan social, yaitu kondisi karena sejumlah besar
anggota masyarakat merasa bahwa banyak nilai-nilai dan norma yang
sudah dilanggar.
c. Berkembangnya prasangka kebencian terhadap suatu sasaran tertentu.
Teori kekerasan (lanjutan)

d. Mobilisasi massa untuk beraksi, yaitu adanya tindakan nyata dari


massa dan mengorganisasikan diri untuk bertindak
e. Control social, yaitu kemampuan aparat keamana dan petugas untuk
mengendalikan sistuasi dan menghambat kerusuhan
Teori kekerasan (lanjutan)

8. Teori Ideologi, menurut T.R GUUR, kekerasan yang terjadi di masyarakat


sangat dipengaruhi oleh ideology. Kekerasan yang sangat besar
pengaruhnyadilakukan oleh sekelompok kecil orang yang memiliki ideology
berbeda. Perbedaan ideology antarkelompok kecil dalam masyarakat dapat
memunculkan kekerasan.
9. Teori Cultural Lag, dikemukakan oleh William Ogburn dan merupakan
modifikasi dari teori perubahan social. Cultural Lag adalah suatu keadaaan
tidak adanya sinkronisasi dalam perkembangan suatu kebudayaan, dimana ada
aspek yang berkembang sangat cepat, sementara itu ada aspek yang jauh
tertinggal. Aspek yang berkembang sangat cepat biasanya aspek dalam
kebudayaan materiil, sedangkan yang jauh tertinggal adalah aspek nomateriil.
Kebudayaan materiil dan nonmaterial merupakan kesatuan yang organic, maka
cultural lag menimbulkan masalah social.
10. Teori Disorganisasi Sosial, menurut teori ini perubahan social akan
menimbulkan keretakan social yang lama. Keretakan ini merupakan
masalah social. Masyarakat adalah keasatuan yang bersifat organic.
Namun, dalam perubahan social memungkinkan adanya proses
reorganisasi social dan disorganisasi social. Kedua proses ini sukar
dipisahkan. Kaum konservatif memandang perubahan social sebagai
disorganisasi social yang bisa memunculkan kekerasan dan kerusakan,
sedangkan kaum reformis memandang perubahan social sebagai
reorganisasi social.
Perdamaian

Akibat yang ditimbulkan oleh konflik sosial antara lain, pertama, bertambahnya solidaritas kelompok (in-
group feeling) atau goyah dan retaknya suatu kelompok. Kedua, perubahan kepribadian seseorang. Ketiga,
hancurnya harta benda atau korban jiwa. Keempat, akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.

Kondisi sosial akibat konflik jelas merupakan kondisi yang tidak menyenangkan bagi salah satu pihak,
terutama dari pihak yang kalah. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab adanya perdamaian. Istilah
damai ini sering diartikan sebagai ketenteraman, harmoni, dan ketenangan.
Pemetaan Konflik

Pemetaan konflik Bentuk-Bentuk Konflik


Pemetaan konflik menurut Simon Fisher, meliputi Lewis A. Coser membedakan konflik atas dua
pihak-pihak yang berkonflik dan aspirasi dari bentuk yaitu, konflik realistis dan konflik
berbagai pihak. Pemetaan konflik ini adalah cara nonrealistis. Berdasarkan kedua bentuk konflik
untuk menggambarkan konflik secara grafis, yaitu tersebut, Lewis A. Coser membedakan konflik atas
menghubungkan antara pihak yang bermasalah konflik in-group dan konflik out-group.
dengan pihak lain.
Ahli lain, Ralf Dahrendorf membedakan konflik
Amr Abdalla, seorang sosiolog dari University for atas empat macam, yaitu konflik antara peran-
Peace yang dibentuk oleh PBB, juga memetakan peran sosial, konflik antara kelompok-kelompok
konflik dengan model source, issues, parties, sosial, konflik antara kelompok-kelompok yang
attitude, behavior, intervention, dan outcome terorganisasi dan tidak terorganisasi, dan konflik-
(SIPABIO). konflik di antara satuan nasional
Pemetaan konflik menurut Amr Abdalla

▪ SIPABIO, Singkatan dari :


▪ Source (sumber konflik) yaitu konflik dihasilkan dari sumber-sumber yang berbeda
▪ Issues (isu-isu) yaitu tujuan yang tidak sejalan antarpihak yang bertikai
▪ Parties(pihak), yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam konflik
▪ Attitude (sikap), yaitu perasaan atau pandangan yang memengaruhi pola perilaku konflik
▪ Behavior(perilaku/ tindakan), yaitu tindakan yang dilakukan oleh pihak yang berkonflik
▪ Intervention (campur tangan), yaitu campur tangan pihak luar yang bersifat netral untuk
menyelesaiakan masalah
▪ Outcome(hasil akhir), yaitu dampak atau situasi yang ditimbulkan dari pihak yang
berkonflik
Isu dalam Konflik Dinamika Konflik

Isu dalam konflik berkaitan dengan hal-hal yang Menurut Wehr dan Bartos, dinamika konflik dapat dilihat
mencuat dalam konflik. Isu dalam konflik dengan dari tingkat kekerasan. Untuk memahami dinamika
demikian berkaitan dengan konflik yang terjadi. konflik adalah dengan melihat sumber konflik,
menganalisis karakter hubungan di antara berbagai pihak
yang berkonflik, mencari model tindakan yang harus
dilakukan, dan yang terakhir adalah melihat penahapan
Pihak yang Berkonflik konflik. Tahapan dinamika konflik menurut Fisher adalah
Soerjono Soekanto menyebutkan lima bentuk sebagai berikut.
khusus konflik atau pertentangan yang terjadi
dalam masyarakat. Yaitu, konflik pribadi, konflik ▪ Prakonflik adalah adanya situasi ketidaksesuaian
rasial, konflik antara kelas-kelas sosial, konflik antara pihak satu dengan pihak lain
politik, konflik internasional.
▪ Konfrontasi adalah mulai terbukanya suatu konflik
Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr
mengemukakan bentuk-bentuk konflik, yaitu ▪ Krisis adalah puncak terjadinya konflik atau pecahnya
konflik dengan orang tua sendiri, konflik dengan suatu konflik
anak-anak sendiri, konflik dengan keluarga, konflik
dengan orang lain, konflik dengan suami istri, ▪ Pascakonflik adalah keadaan yang mengakhiri
konflik di sekolah, konflik dalam pemilihan berbagai konflik atau konfrontasi
pekerjaan, konflik agama, konflik pribadi.
Sumber

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2017. Sosiologi; Kelompok


Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; untuk SMA/MA Kelas XI. Esis
Erlangga. Jakarta

Copyright

Sosiologi79. Sosiologi SMAN 1 Cibeber Cikotok

Anda mungkin juga menyukai