Anda di halaman 1dari 3

Bentuk interaksi sosial disosiatif

1. Kompetisi atau Kontes


Persaingan adalah proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha mengalahkan
pihak lain untuk mendapatkan keuntungan tanpa ancaman atau kekerasan.
Mungkin ada persaingan antara sekolah dan kehidupan profesional. Misalnya, siswa
bersaing dengan teman sekelas dalam hal kinerja.
Dalam arti yang lebih luas, persaingan dapat memanifestasikan dirinya dalam aspek yang
lebih jauh, seperti persaingan ekonomi, persaingan budaya, persaingan status dan peran,
bahkan ras.
2. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial berupa perasaan permusuhan yang
tersembunyi seperti ketidakpercayaan bahkan kebencian terhadap kepribadian. Cedera
dapat digambarkan sebagai proses sosial yang terletak di antara persaingan dan konflik.
Para ahli juga mengartikan sakit hati sebagai sikap tersembunyi terhadap orang lain.
Sikap mental dalam konteks ini baru mencapai kemarahan dan belum sampai pada tahap
konflik. Misalnya, seseorang menyadari perbedaan dari pihak lain, seperti budaya,
pendapat, kecerdasan, dan pola perilaku. Jika perbedaan tersebut tidak dibarengi dengan
keterbukaan hati, maka akan menimbulkan konflik atau konflik.
Pengantar Sosiologi Taufiq Rohman Dhohir mengutip beberapa bentuk ketidaktaatan,
yaitu:
a) Perjanjian bersifat umum, seperti penolakan, protes, dan penyitaan.
b) Konflik sederhana seperti umpatan, fitnah dan pencemaran nama baik.
c) Pelanggaran berat seperti menghasut kebencian dan menyebarkan desas-desus.
3. Oposisi atau konflik
Oposisi atau konflik merupakan suatu bentuk proses sosial antara individu atau kelompok
tertentu akibat adanya perbedaan pemahaman dan kepentingan. Perlawanan menciptakan
celah yang dapat mengganggu interaksi sosial. Biasanya, kedua belah pihak mencoba
jalan yang tidak rasional, yang berujung pada perselisihan, baik konflik fisik maupun
kepentingan bersama.
Sebagai bentuk interaksi sosial, konflik berujung pada kekerasan. Karena tujuan konflik
adalah untuk menghadapi pihak lain dengan ancaman dan kekerasan.
Alasan konflik dalam masyarakat adalah mis.
a) Ada perbedaan antar individu.
b) Ada perbedaan budaya.
c) Adanya perbedaan kepentingan.
d) Terjadi perubahan sosial.
Beberapa bentuk konflik yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat, terlihat dari
buku IPS SMP karya Sugiharsono dkk. dikutip, yaitu:
a) konflik pribadi
b) konflik rasial
c) Pertentangan antara kelas-kelas sosial
d) Konflik politik
Perlu ditekankan bahwa konflik tidak selalu dalam bentuk dan memiliki efek negatif. Misalnya,
dalam suatu percakapan, konflik diharapkan dapat membawa kedua belah pihak pada suatu titik
temu mengenai suatu fenomena sosial. Selama konflik tersebut tidak berbenturan dengan pola
hubungan sosial yang dibakukan pada suatu struktur sosial tertentu, maka konflik tersebut dapat
bermakna positif.  
Contoh fenomena/entitas yang berkaitan dengan interaksi sosial melalui media sosial yang
terbentuk melalui proses disosiatif adalah “meninggalkan budaya”.
Meninggalkan budaya adalah fenomena sosial dimana seseorang atau organisasi dikucilkan atau
dihukum secara sosial karena tindakan atau menyampaikan pandangan yang tidak diterima oleh
kelompok tertentu di media sosial.
Tindakan terakhir tersebut dapat mencakup boikot, penghentian dukungan, dan penyebaran
informasi negatif tentang orang atau organisasi tersebut.
Contoh terbaru dari budaya pengabaian adalah pemecatan aktor Hollywood Armie Hammer dari
beberapa proyek film karena menolak tuduhan pelecehan seksual.
Ini memengaruhi reputasi profesionalnya di Hollywood dan mungkin akan memengaruhi
kariernya di masa depan.
Dalam hal ini, media sosial berperan penting dalam menginisiasi dan menyebarluaskan tindakan
akhir melalui kampanye online yang melibatkan pengguna individu maupun kelompok.
Fenomena budaya pembatalan ini dapat berdampak negatif bagi masyarakat, antara lain
pembatasan kebebasan berekspresi dan kecenderungan untuk menilai dan menilai seseorang
tanpa memberikan kesempatan untuk membela diri atau memperbaiki kesalahannya.
Namun, itu juga dapat dilihat sebagai cara sosial untuk memberikan kontrol sosial yang
diperlukan untuk menegakkan norma dan etika yang diterima secara sosial.
Dampak negatif lainnya adalah tersebarnya penipuan dan informasi yang tidak akurat atau palsu,
yang dapat menimbulkan kebingungan, kepanikan bahkan membahayakan keselamatan
masyarakat.
Contoh kasusnya adalah hoaks media sosial tentang COVID-19, yang dapat menimbulkan
kepanikan dan mempersulit pemerintah untuk bertindak memerangi pandemi.
Referensi:
ISIP4110/ MODUL 3
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5971990/3-bentuk-interaksi-sosial-disosiatif-
pengertian-dan-contoh
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5971990/3-bentuk-interaksi-sosial-disosiatif-
pengertian-dan-contoh

Anda mungkin juga menyukai