A. INTERAKSI SOSIAL
Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik yang saling memengaruhi antara
dua individu atau lebih. Interaksi Sosial dapat terjadi antarindividu, antara individu dan
kelompok, dan antarkelompok.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian berbagai pesan secara verbal ataupun
nonverbal. Komunikasi yang efektif terjadi apabila suatu pesan yang diberikan oleh
penyampai pesan (komunikator) diterima dengan baik oleh penerima pesan
(Komunikan), sehingga tidak terjadi salah presepsi.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah proses seseorang untuk menjadi sama atau mirip dengan orang
lain. Sifatnya hamper sama dengan imitasi, tetapi identifikasi daoat menghilangkan
identitas asli seseorang. Selain penampilan, identifikasi juga mendorong seseorang
untuk mengubah pemikirannya ssma seperti orang yang ditiru penampilannya.
4. Simpati
Simpati adalah kemampuan seseorang untuk meraskan seolah-olah mereka berada
dalam keadaan yang dialami oleh orang lain.
5. Empati
Empati adalah perasaan yang mendalam untuk ikut merasakan atau memahami
sesuati yang dirasakan oleh orang lain.
2. Akomodasi
Interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat sebagai upaya untuk menyelesaikan
suatu pertentangan tanpa menghancurkan lawan. Jenisnya sebagai berikut:
a. Koersi: upaya penyelesaian masalah dengan menggunakan tekanan kepada salah
satu pihak agar berada dalam keadaan lebih lemah. Contoh, pada saat terjadi
keributan, polisi menembakkan gas air mata. Polisi melakukan koersi.
b. Kompromi: suatu perundingan damai antara pihak yang sedang bertikai agar
saling mengurangi tuntutan. Contoh, gencatan senjata yang dilakukan oleh
negara-negara yang sedang berperang.
c. Arbitrase: upaya penyelesaian sengketa dengan menggunakan pihak ketiga yang
dipilih oleh kedua belah pihak. Keputusan pihak ketiga bersifat mengikat
sehingga harus diikuti oleh pihak-pihak yang bertikai. Contoh, arbitrase yang
dilakukan polisi dalam penyelesaian masalah antara korban dan pelaku
kecelakaan lalu lintas.
3. Asimilasi
Usaha menggabungkan dua kebudayaan atau lebih sehinggga menghilangkan
budaya lama. Contohnya, perkawinan campuran dua suku yang berbeda.
4. Akulturasi
Pencampuran dua kebudayaan atau lebih sehingga menghasilkan kebudayaan baru.
Berbeda dari asimilasi, akulturasi tetap menjaga adanya budaya lama meskipun
terjadi pencampuran. Contohnya, alat musik keroncong yang merupakan perpaduan
antara musik Portugis dan Jawa.
2. Kontravensi
Kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan. Menurut KBBI, Kontravensi adalah proses persaingan dan pertikaian
yang ditandai oleh gejala ketidakpastian mengenai pribadi seseorang dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan terhadap orang lain. Bentuk kontravensi menurut Von
Wiese dan Howard Becker adalah sebagai berikut:
a. Rahasia. Contoh, menyembunyikan rahasia sebagai strategi yang akan digunakan
untuk menjatuhkan lawan.
b. Taktis. Contohnya, provokasi serta menyebarkan propaganda untuk mengejutkan
dan membingungkan lawan.
c. Sederhana. Contohnya, menyangkal perkataan seseorang di depan umum.
d. Umum. Contohnya, penolakan, perlawanan, keengganan, dan pengacauan.
e. Intensif. Contohnya, menyebarkan desas-desus, menghasut, dan mengecewakan
pihak-pihak lain.
3. Pertentangan/Konflik
Pertentangan adalah proses interaksi yang mengarah negatif pada antarperorangan
stau antarkelompok akibat adanya perbedaan kepentinganyang mendasar. Upaya
untuk memenuhi tujuan mereka biasanya dilakukan secara tidak wajar dan
konstitusional yang saling menjatuhkan. Baerikut beberapa penyebab terjadinya
konflik:
a. Perbedaan pendapat, perselisihan paham, benturan kepentingan yang sama,
perbedaan sistem nilai dan norma, serta perbedaan pandangan politik, baik dalam
satu negara maupun antarnegara.
b. Pertentangan didasarkan pada perbedaan ciri-ciri fisik dan kepentingan
kebudayaan, antara lain pertentangan pibadi, rasial, kelas sosial, dan politik.
Keteraturan Sosial
Ketika sebuah interaksi berjalan dengan baik sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku, maka akan menimbulkan keteraturan sosial. Namun, keteraturan sosial tidak
berarti suatu keadaan statis karena masyarakat pada dasarnya bersifat dinamis.
Masyarakat membutuhka perubahan agar bisa maju. Berikut unsut-unsur dalam
pembentukan keteraturan sosial.
1. Tertib Sosial (Social Order), yaitu kondisi masyarakat yang teratur, aman, dan
dinamis yang ditandai dengan setiap individu berperilaku sesuai hak dan
kewajibannya.
2. Order, yaitu sistem norma dan nilai sosial yang telah diakui dan dipatuhi anggota
masyarakat.
3. Keajegan, yaitu suatu kondisi masyarakat dengan keteraturan relatif tetap sebagai
akibat dari perilaku anggota masyarakat sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
dan berlangsung secara terus-menerus.
4. Pola, yaitu bentuk interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota
masyarakat.
B. KOMUNIKASI
Komunikasi dalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain. Hal
terenting dari komunikasi adalah adanya kegiatan menafsirkan perilaku (berupa
pembicaraan, gerak badan/gestur, dan sikap) yang ingin disampaikan oleh seseorang.
Jika penafsiran dan makna yang diberikan seseorrang tidak tersampaikan, maka
komunikasi tidak terjadi.
Komunikator
Komunikator merupakan seseorang yang menjadi sumber informasi bagi komunikan.
Komunikator bertugas menyempaikan pesan pada komunikan. Berikut kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang komunikator:
1. Komunikasi verbal, baik lisan maupun tulisan.
2. Pemahaman substansi atau hal yang ingin disampaikan.
3. Kredibilitas yang baik di hadapan komunikan.
4. Pemilihan media komunikasi yang tepat.
5. Mengantisipasi gangguan yang mungkin timbul saat menyampaikan pesan.
6. Memberikan tanggapan yang diberikan oleh komunikan.
Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang diberikan oleh komunikator.
Komunikan dapat terdiri tas individu, kelompok, institusi, atau masyarakat umum.
Pesan
Pesan berupa informasi yang akan dikirimkan komunikator kepada komunikan. Pesan
dapat disampaikan secara verbal maupun nonverbal, dan bisa disampaikan secara
langsung maupun melalui media tertentu. Berikut adalah jenis media berdasarkan
sifatnya:
1. Pesan Informatif, yaitu pesan yang berisi fakta dan data yang digunakan untuk
mengambil suatu simpulan serta keputusan sendiri. Contohnya, berita cuaca yang
menyatakan bahwa bulan depan memasuki musim penghujan.
2. Pesan Persuasif, yaitu pesan yang berisi ajakan yang dapat memengaruhi kesadaran
manusia bahwa pesan yang disampaikan akan memberikan suatu perubahan.
Perubahan dapat terjadi karena didasarkan atas kehendak komunikan sendiri
sehingga komunikan tidak merasakan sebuah keterpaksaan.
3. Pesan koersif, yaitu pesan yang bersifat memaksa dengan adanya sanki. Bentuk
penyampaiannya dapat berupa agitasi yang menimbulkan tekanan di kalangan
komunikan.
Media Komunikasi
Media Komunikasi adalah suatu sarana yang digunakan sebagai alat komunikasi dari
komunikator kepada komunikan agar dapat memahami isi pesan. Jenis media
komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Media komunikasi personel, yaitu media komunikasi yang digunakan oleh dua orang
atau lebih untuk saling berhubungan, contoh, handphone serta aplikasi chatting,
WhatsApp, Line, Telegram)
Efek Pesan
Kesuksesan suatu pesan dilihat dari dampak yang diberikan oleh komunikator kepada
komunikan. Efek sebuah pesan dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Perubahan Pengetahuan, yaitu penambahan pengetahuan komunikan karena pesan
yang diterimanya dari komunikator.
2. Perubahan sikap atau perilaku, yaitu perubahan tingkah laku komunikan setelah
menerima pesan.
C. SOSIALISASI
Sosialisasi adalah suatu upaya penanaman nilai budaya kepada individu agar
dapat menjadi warga masyarakat yang baik. Selama proses sosialisasi berlangsung,
komunikan diajarkan berbagai peran yang harus dilakukan sebagai bagian dari
masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
sehingga keteraturan sosial dapat terwujud.
2. Bentuk Sosialisasi
a. Sosialisasi Primer: bentuk sosialisasi yang terjadi pada tahap awal yang dijalani
manusia.
b. Sosialisasi Sekunder: bentuk sosialisasi pada proses selanjutnya yan dilakukan
oleh pihak-pihak di luar keluarga.
3. Agen Sosialisasi
a. Keluarga: merupakan agen sosialisasi primer yang memiliki intensitas paling
tinggi untuk mengawasi perkembangan pola perilaku anggota keluarga.
Tujuannya adalah untuk membentuk ciri khas kepribadian individu sejak dini.
e. Media Massa: alat penyampaian pesan yang bersifat umum. Perkembangan dan
perubahan sosial memiliki peran penting dalam penyampaian nilai dan norma
untuk menghadapi masyarakat yang beragam.
Pengaruh Sosialisasi
1. Keselarasan Individu dan Lingkungan Sosial
Sosialisasi yang efektif dapat menginspirasi individu untuk berpikir dan bertindak
sesuai dengan kepentingan sosial melalui beberapa tahap sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, yaitu saat seorang anak
mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini, anak juga
mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
2. Komitmen Sosial
Komitmen Sosial adalah suatu tindakan untuk melakukan sesuatu dalam proses
sosialisasi Ketika individu memiliki kebebasan berpartisipasi aktif dalam suatu
komunitas sosial dan kebebasan dalam mengekspresikan diri. Individu mulai
memberi pengaruh atau melakukan sosialisasi kepada kelompoknya.
D. LEMBAGA SOSIAL
Pengertian Lembaga Sosial
Menurut Para Ahli:
1. Paul Horton dan Chester L. Hunt: Lembaga sosial adalah system norma-norma sosial
dan hubungan-hubingan yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
2. Peter L. Berger: Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan
manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap
sesuai dengan keinginan masyarakat.
3. Mayor Polak: Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan
dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting.
4. Koentjaraningrat: Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan hubungan yang
berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam
kehidupan manusia.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikan dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut:
a. Pendidikan Formal: diselenggarakan oleh sekolah secara sistematis, teratur, dan
bertingkat.
b. Pendidikan Nonformal: Lembaga Pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap
pendidik formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat,
contohnya bimbel/kursus.
c. Pendidikan Informal: Lembaga Pendidikan yang dilakukan oleh keluarga sebagai
lingkungan Pendidikan pertama manusia.
Menurut Horton dan Hunt, fungsi Lembaga Pendidikan dibedakan menjadi dua
fungsi, yaitu fungsi manifes dan fungsi laten.
a. Fungsi Manifes Lembaga Pendidikan sebagai berikut:
- Mempersiapkan anggota Masyarakat mencari nafkah.
- Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi
kepentingan Masyarakat.
- Melestarikan kebudayaan yang sudah ada di Masyarakat.
- Mensosialisasikan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam
demokrasi.
3. Lembaga Ekonomi
Lembaga yang bergerak di bidang ekonomi, berperan mengatasi masalah produksi,
distribusi, dan pelayanan jasa untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat.
4. Lembaga Agama
Lembaga yang mengatur kehidupan manusia agar tetap berada pada kaidah-kaidah
agama yang dianut. Sebagian besar umat beragama menjadikan agama sebagai
pedoman dalam menjalankan kehidupan.
5. Berdasarkan Fungsinya:
a. Operative institution, yaitu lemnaga sosial yang didirikan untuk tujuan tertentu,
salah satunya memenuhi kebutuhan yan dibutuhkan Masyarakat.
b. Regulative institution, yaitu Lembaga yang bertujuan mengawasi adat istiadat
yang berlaku dalam Masyarakat.
E. DINAMIKA SOSIAL
Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan dinamika sosial:
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Contoh, di kampung A dulu tidak banyak penduduk sehingga jarang ada kegiatan
sosial, sekarang penduduk kampung A semakin banyak sehingga kegiatan sosialnya
menjadi semakin banyak.
2. Penemuan-penemuan baru
Contoh, sebelum ada HP orang sering berkunjung kerumah saudara, sekarang sejak
ada HP, orang jarang berkunjung kerumah saudara.
2. Penyebab Kemiskinan
a. Faktor Pribadi:
- Penyakit
- Kecelakaan
- Buta huruf
- Pemborosan
b. Faktor ekonomi:
- Bidang pertanian: kurang kesediaan pupuk, peralatan dan mesin yang tidak
memadai, tidak tersedianya peralatan pencegahan hama, serta eksploitasi
petani oleh tuan tanah.
- Pengangguran: tidak adanya pendapatan yang diperoleh seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya.
- Penimbunan kekayaan yang tidak produktif, misalnya membeli gadget secara
berlebih.