Anda di halaman 1dari 9

INTERAKSI

SOSIAL

A. Defenisi interaksi sosial.


Interaksi sosial adalah hubungan dan
Pengaruh timbal balik
Antara :
➢ Individu dengan individu
➢ Individu dengan kelompok, dan
➢ Kelompok dengan kelompok.

B. Syarat interaksi sosial.


Menurut Gillin dan Gillin, suatu hubungan sosial dikatakan
Interakasi sosial jika terdapat dua syarat yang terpenuhi.
Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu :
1. kontak sosial (social contact).
2. komunikasi (communication).

1. Kontak sosial (social contact).


Kontak sosial Merupakan bertemunya dua pihak atau lebih
secara fisik, Baik tanpa alat maupun dengan alat. Kontak
sosial memiliki Berbagai bentuk yang didasari jumlah
pelaku, Tindakan atau tanggapan, dan sifat.

➢ Berdasarkan jumlah pelaku.


- Antarindividu
- Antarkelompok
- Antara individu dengan kelompok.
➢ berdasarkan Tindakan atau tanggapan.
- Positif (mengarah ke Kerjasama)
- Negatif (mengarah ke pertentangan)
-
➢ Berdasarkan sifat.
- Primer (secara langsung/tatp muka)
- Sekunder (melalui pihak ketiga atau
Menggunakan alat atau media).

Kontak fisik ini terbagi atas dua, yaitu :


- Langsung (misalnya percakapan melalui telepon)
- Tidak langsung (misalnya melalui surat).

2. komunikasi (communication).
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari
Komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan
(penerima pesan).
Komunikasi dapat berlangsung apabila memenuhi syarat
Sebagai berikut :
a. pengirim (sender) adalah pihak yang mengirim pesan
kepada pihak lain.
b. penerima (receiver) adalah penerima pesan dari pihak
lain.
c. pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan
disampaikan oleh setiap pihak kepada pihak lain.
d. umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima
pesan.
e. media komunikasi adalah sarana atau alat yang
dipergunakan dalam proses komunikasi.
Komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Komunikasi lisan (verbal).
Komunikasi dengan menggunakan kata-
Kata (verbal) yang dapat dimengerti
Oleh Pihak yang berkomunikasi.
b. Komunikasi non-lisan (nonverbal).
Komunikasi dengan menggunakan
Gerakan tubuh, Bahasa isyarat, atau
Menunjukan sikap tertentu.

C. Ciri-ciri interaksi sosial.


Menurut Charles P. Loomis, terdapat beberapa ciri-ciri
Dari interaksi sosial yaitu sebagai berikut :
1. pelakunya terdiri dari dua orang atau lebih.
2. mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
3. adanya dimensi waktu.
4. ada pola khusus.

D. Sumber interaksi.
1. penampilan fisik.
Penampilan fisik meliputi warna kulit, pakaian, usia,
Postur tubuh, dan sebagainya.
2. pola pikir.
Pola pikir meliputi ide, gagasan ataupun pendapat
Dari pihak yang terlibat.
E. Faktor-faktor interaksi.
1. Proses meniru.
a. Imitasi.
Proses berinteraksi dengan meniru atau
Mengikuti Sebagian dari perilaku orang lain
Dan Sifatnya tidak permanen. Tidak hanya
sikap, Namun bisa juga penampilan, tingkah
laku, atau Gaya hidup.
b. Identifikasi.
Proses berinteraksi dengan meniru atau
mengikuti hamper sama seluruh dari perilaku
orang lain, penampilan fisik, dan sifatnya lebih
permanen.
2. Skala sikap.
a. Simpati.
Suatu perasaan yang menyatakan turut merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain. Dorongan utamanya adalah
untuk melakukan kerja sama dengan pihak lain tanpa
memandang status sosialnya.
b. Empati.
Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa
Perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
3. Dorongan untuk berubah.
a. Sugesti.
Berupa pengaruh psikis yang ada pada seseorang yang
bersaal dari dalam diri sendiri ataupun orang lain. Karena
adanya kepercayaan terhadap suatu hal.
b. Motivasi.
Merupakan dorongan yang mendasari melakukan sesuatu.
F. Bentuk-bentuk interaksi sosial.
Menurut Gillin dan Gillin, terdapat
berbagai bentuk interaksi sosial,
yaitu :
1. Proses asosiatif.
Yaitu proses interaksi untuk
menciptakan persatuan dan
mendorong interaksi sosial.

a. Kerja sama (cooperation).


Bentuk Kerjasama, yaitu :
* koalisi : kombinasi dari 2 organisasi atau lebih
mempunyai tujuan yang sama.
* Joint venture : Kerjasama dalam pengusahaan proyek
Tertentu.
* Gotong royong : kerukunan antar sesama.
* Bargaining : pelaksanaan perjanjian mengenai
pertukaran Barang atau jasa antara dua atau
lebih organisasi.
* Koopotasi : penerimaan unsur-unsur baru dalam
Kepemimpinanan dan pelaksanaan politik
organisasi sebagai cara untuk menhindari konflik
Bentuk lain Kerjasama :
* spontan : Kerjasama serta merta.
* Langsung : Kerjasama hasil perintah atasan
* kontrak : Kerjasama atas dasar tertentu
* tradisional : Kerjasama bagian unsur dalam sistem
sosial,Seperti gotong royong.
b. Akomodasi.
Usaha untuk meredam ketegangan.
Jenis-jenis akomodasi sebagai
berikut :

* koersi : pemaksaan kehendak terhadap pihak yang


Lemah.
* Kompromi : mengurangi tuntutan.
* Arbitrasi : menghadirkan pihak ketiga yang netral.
* Konsiliasi : mempertemukan keinginan pihak yang
Berselisih.
* Mediasi : pihak ketiga yang netral sebagai penegah,
yang tidak memiliki wewenang untuk
memberikan keputusan.
* Toleransi : akomodasi tanpa persetujuan resmi, ada
keinginan untuk menghindar dari perselisihan.
* Stalemate : pihak yang berselisih memiliki kekuatan
yang seimbang.
* Adjudikasi : penyelesaian masalah melaui pengadilan
atau jalur hukum.

c. Akulturasi.
Akulturasi merupakan interkasi antara dua kebudayaan
atau lebih sehingga melahirkan suatu kebudayaan yang
baru. Tanpa menhilangkan budaya asli, misalya musik
keroncong.
d. Asimilasi.
Yaitu suatu perubahan budaya yang
terjadi karrena adanya individu yang
memiliki latar belakang hidup yang
berbeda dalam lingkungan yang sama.

Faktor pendukung atau pendorong asimilasi.


1. sikap toleransi.
2. kesempatan yang seimbang dalam ekonomi,
3. sikap menghargai kebudayaan dan orang asing.
4. sikap terbuka golongan penguasa.
5. persamaan dalam unsur kebudayaan
6. perkawinan campuran (amalgamasi).
7. adanya musuh Bersama dari luar.

Faktor penghambat asimilasi.


1. terisolasi kehidupan dari suatu golongan masyarakat.
2. kurangnya pengetahuan akan budaya yang dihadapi.
3. adanya perasaan takut terhadap suatu kebudayaan.
4. perasaan suatu golongan lebih tinggi dari yang lain.
5. adanya perbedaan ciri badaniah.
6. adanya gangguan golongan minoritas terhadap golongan
Berkuasa.
7. adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan
pribadi.
2. Proses disosiatif.
Yaitu proses interaksi untuk
menciptakan perpecahan dan
Menghambat interaksi sosial. Contoh
interaksi disosiatif,
Yaitu :

a. Persaingan (competition).
yaitu perjuangan sosial yang berlangsung untuk
memperebutkan suatu hal
b. Kontravensi.
Yaitu penyangkalan, keraguan, penolakan yang
diungkapkan secara tidak terbuka.
Bentuk-bentuk kontravensi, yaitu :
- kontravensi umum (penolakan atau perlawanan)
- kontravensi sederhana (penyangkalan pernyataan)
- kontravensi intensif (penyebaran isu)
- kontravensi rahasia (pembocoran rahasia).
- kontravensi taktis (intimidasi,provokasi).
c. Pertikaian.
Yaitu lanjutan dari kontravensi. Artinya perselisihan sudah
Bersifat terbuka. Pertikaian dapat muncul apabila individu
Atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau
tujuanya dengan jalan menentang pihak lain.
d. Konflik.
Yaitu masing- masing pihak berusaha menyerang,
melukai, dan memusnahkan lawanya.
G. Aturan Interaksi sosial.

Karl dan Yoels mengemukakan


beberapa aturan terkait
Interaksi sosial yaitu sebagai
berikut :

1. Proxemics (aturan mengenai jarak).

jarak intim (intimate distance) : 0 – 45 cm.


jarak pribadi (personal distance) : 45 cm – 1,22 m.
jarak sosial (social distance) : 1,22 m – 3,66 m.
jarak publik (public distance) : diatas 3,66 m.

2. Waktu.
Yaitu pemaknaan tentang waktu yang mengatur
Interaksi dengan orang lain.
3. kinesics.
Yaitu komunikasi non-verbal yaitu tanpa menggunakan
bahasa lisan maupun tulisan yang merupakan bentuk
komunikasi pertama bagi manusia. Oleh karena itu,
komunikasi ini hanya efektif di dalam kelompok atau
organisasi yang memiliki pemaknaan yang sama
terhadap suatu hal.

Anda mungkin juga menyukai