Anda di halaman 1dari 20

BAB 6

Interaksi Sosial dan


Dinamika Sosial

Nama : Nur Rifdah Ariani


No. Absen : 26
Kelas : X-TJKT 3
Interaksi
Sosial
• Interaksi sosial adalah tidak terlepas dari konsep tindakan
atau perilaku manusia. Karena melakukan hubungan dengan
orang lain melahirkan tindakan-tindakan yang akan
menunjukkan variasi hubungan dengan proses berpikir, tujuan
yang akan dicapai, dan cara bagaimana mencapai tujuan itu.
• Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya pengaruh
timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga
atau yang lebih luas lagi di dalam lingkungan masyarakat.
• Dalam berinteraksi sosial, manusia selalu membutuhkan
instrumen
syarat yang saling berhubungan. Tanpa syarat yang
lengkap,
interaksi sosial akan berjalan tumpang. Adapun syarat
interaksi sosial dalam sosiologi adalah:
- Kontak Sosial
Kontak sosial dapat diartikan sebagai hubungan antara
dua pihak yang saling bereaksi dan menjadi awal terjadinya
interaksi sosial. Kontak sosial dapat terjadi melalui kontak fisik atau
kontak secara langsung dan kontak tidak
langsung.
- Komunikasi Sosial
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan
pesan berupa ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain
sebagai upaya saling mempengaruhi. Dalam proses
komunikasi, pesan harus disampaikan menggunakan
bahasa atau simbol yang saling dimengerti oleh kedua pihak.
• Interaksi sosial sebagai aksi dan reaksi yang timbal balik
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada di luar individu. Hal
ini memang tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor yang
menjadi dasar terbentukya proses interaksi sosial. Menurut
Soekanto, adapun 4 faktor yaitu:
1.Imitasi 2.
Sugesti
3. Identifikasi
4. Simpati
5. Empati
• Imitasi
tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik
seseorang secara berlebihan. Sebagai suatu proses, ada kalanya imitasi
berdampak positif apabila yang ditiru tersebut individuindividu yang baik
menurut pandangan masyarakat. Akan tetapi imitasi bisa juga berdampak
negatif apabila sosok individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan
umum masyarakat. Sebagai contoh, seorang remaja yang meniru cara
berpakaian idolanya.
• Sugesti
pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.
Akibatnya pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti
pengaruh/pandangan tersebut dan menerimanya secara sadar atau tidak
sadar tanpa berpikir panjang. Akan tetapi, sugesti dapat pula berasal
dari kelompok besar (mayoritas) terhadap kelompok kecil (minoritas)
ataupun orang orang dewasa terhadap anak-anak.
• Identifikasi
kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola.
Identifikasi merupakan bentuk lanjut dari proses imitasi dan proses
sugesti yang pengaruhnya telah amat kuat.
• Simpati
proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa
tertarik ini didasari atau didorong oleh keinginan-keinginan untuk
memahami pihak lain, memahami perasaannya ataupun bekerja sama
dengannya. Agar simpati dapat berlangsung diperlukan adanya saling
pengertian antara kedua belah pihak.
• Empati
sebuah keadaan mental, dimana seseorang merasakan
pikiran,
perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain.
Bentuk Interaksi Sosial
Asosiatif
• Interaksi sosial asosiatif adalah hubungan sosial yang
mengarah pada kerja sama. Bentuk interaksi sosial ini sifatnya
positif, terutama dalam penyelesaian masalah. Karena proses
ini yang memang ditujukan untuk kerja sama atau mengarah
pada persatuan.
Interaksi sosial asosiatif
1. Kerjasama
suatu usaha bersama antarindividu atau antarkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pelaksanaannya,
kerja sama dapat bersifat membangun (konstruktif) dan merusak (destruktif).

2. Akomodasi
usaha untuk menciptakan keseimbangan dalam interaksi antara individu maupun kelompok yang berkaitan
dengan pelaksanaan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Bentuk-bentuk akomodasi adalah:
- Coersion, yaitu memaksakan kehendak pihak yang lebih kuat kepada pihak yang lebih lemah.
- Kompromi, yaitu pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan untuk mencapai
penyelesaian konflik.
- Arbitrasi, merupakan tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk mengambil keputusan
guna
menyelesaikan konflik.
- Mediasi, yaitu tindakan mengundang pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan konflik, tetapi
pihak ketiga
tidak berwenang memberikan keputusan-keputusan penyelesaian.
- Konsiliasi, merupakan tindakan mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya
tujuan bersama.
- Toleransi, yaitu keinginan untuk mengindari perselisihan.
Interaksi sosial asosiatif
3. Asimilasi
proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat diantara individu
atau kelompok dan usaha mempertinggi kesatuan tindak, sikap, serta proses mental untuk mencapai kepentingan
dan tujuan bersama. Berikut faktor pendorong asimilasi :
- Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
- Toleransi antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
- Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
- Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
Selain adanya faktor pendorong, ada pula beberapa faktor yang bisa menghambat terjadinya proses asimilasi. Berikut Ini faktor
penghambat dari asimilasi :
1. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan kelompok lain dalam masyarakat
2. Terisolasinya kebudayaan oleh kelompok sosial
3. Ada rasa takut dan kekhawatiran terhadap kebudayaan lain
4. Adanya perasaan bahwa satu golongan kebudayaan tertentu lebih tinggi dibandingkan golongan kebudayaan lainnya
5. Muncul diskriminasi antara kelompok yang berkuasa dengan kelompok minoritas
6. Ada perbedaan kepentingan yang dapat menimbulkan pertentangan antarkelompok
Interaksi sosial asosiatif
4. Akulturasi
• Akulturasi adalah adanya budaya asing yang masuk ke dalam budaya sendiri sehingga perlahan-lahan
akan diterima oleh anggota masyarakat tanpa harus menghilangkan karakter kebudayaan itu sendiri.
• Namun, kehadiran akulturasi pada suatu wilayah bisa memunculkan beberapa masalah, seperti
permasalahan dalam mencatat akulturasi pada masyarakat; masalah tentang unsur-unsur yang dapat
diterima dan unsur-unsur yang tidak dapat diterima oleh masyarakat; masalah pergantian unsur-unsur
yang mudah diganti dan sulit diganti; dan masalah yang berkaitan dengan perselisihan antar masyarakat.
Interaksi sosial disosiatif
a. Persaingan (competition)
Proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok dalam mencapai keuntungan tanpa adanya
ancaman atau kekerasan.

b. Kontravensi
Merupakan proses sosial yang ditandai oleh adanya sikap dan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Bentuk proses sosial ini
berada di antara persaingan dan konflik. Menurut Leopold von Wise dan Howard Becker, bentuk kontravensi adalah:
- Kontravensi umum, misal penolakan, mengancam pihak lain, perlawanan.
- Kontravensi sederhana, misal menyangkal pernyataan orang di depan umum.
- Kontravensi intensif, misal penghasutan atau penyebaran isu.
- Kontravensi rahasia, misal pembocoran rahasia.
- Kontravensi taktis, mengejutkan pihak lain, provokasi, dan intimidasi.

c. Pertikaian

Pertikaian adalah proses sosial ketika individu atau kelompok berusaha menentang pihak lain dengan
cara mengancam atau menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.
Interaksi sosial disosiatif
d. Konflik
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih. Faktor penyebab
konflik
diantaranya, yaitu :
1.Perbedaan antar perorangan, Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau
pendapat.
2. Perbedaan kebudayaan, Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, seperti
perilaku atau tata sikap. Konflik bisa terjadi karena kelainan tata sikap dan perilaku sosialnya.
Jika tidak ada titik temu atau kesepakatan akan konflik akan meluas.
3. Perbedaan kepentingan, Adanya perbedaan kepentingan bisa menjadi munculnya konflik
sosial. Karena kepentingan itu sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup itu sendiri. Ketika
individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka akan merasakan kepuasan.
4. Perubahan sosial, yang terlalu cepat Konflik sosial bisa terjadi dampak dari revolusi atau
perubahan sosial yang terlalu cepat di masyarakat. Konflik adalah salah satu penyebab
perubahan sosial yang cepat di atas. Bila kasus revolusi dijadikan acuan, konflik adalah faktor
penggerak revolusi.
B.KOMUNIK
1.
ASI
komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain.

Komunikator
komunikator merupakan seseorang yang menjadi sumber informasi bagi komunikan, komunikator bertugas
menyampaikan kepada komunikan. Berikut kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang komunikator.
a) Komunikasi verbal, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
b) Pemahaman substansi yang akan disampaikan.
c) Kredibilitas yang baik di hadapan audiens atau komunikasi.
d) Pemilihan media komunikasi yang tepat.
e) Mengantisipasi gangguan yang mungkin timbul saat menyampaikan pesan.
f) Memberikan tanggapan yang diberikan oleh komunikasi.

2. Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan terdiri atas
sebagai
berikut.
a) Individu, yaitu seseorang yang akan diajak berkomunikasi secara langsung oleh komunikator.
b) Kelompok, yaitu sekumpulan individu yang memiliki persamaan latar belakang sosial. Contohnya, kelompok suku
bangsa tertentu.
c) Institusi, yaitu sekumpulan individu yang tergabung secara formal dalam sebuah organisasi.
d) Masyarakat, yaitu khalayak umum tanpa memandang latar belakang, kelompok, sosial, ekonomi, dan budaya yang
dimiliki.
B.KOMUNIK
1.
ASI
komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain.

Komunikator
komunikator merupakan seseorang yang menjadi sumber informasi bagi komunikan, komunikator bertugas
menyampaikan kepada komunikan. Berikut kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang komunikator.
a) Komunikasi verbal, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
b) Pemahaman substansi yang akan disampaikan.
c) Kredibilitas yang baik di hadapan audiens atau komunikasi.
d) Pemilihan media komunikasi yang tepat.
e) Mengantisipasi gangguan yang mungkin timbul saat menyampaikan pesan.
f) Memberikan tanggapan yang diberikan oleh komunikasi.

2. Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan terdiri atas
sebagai
berikut.
a) Individu, yaitu seseorang yang akan diajak berkomunikasi secara langsung oleh komunikator.
b) Kelompok, yaitu sekumpulan individu yang memiliki persamaan latar belakang sosial. Contohnya, kelompok suku
bangsa tertentu.
c) Institusi, yaitu sekumpulan individu yang tergabung secara formal dalam sebuah organisasi.
d) Masyarakat, yaitu khalayak umum tanpa memandang latar belakang, kelompok, sosial, ekonomi, dan budaya yang
dimiliki.
KOMUNIK
3. ASI
Pesan
Pesan dapat disampaikan secara verbal (lisan) atau nonverbal. Pesan dapat disampaikan secara langsung (face to face)
maupun melalui media tertentu. Jenis pesan berdasarkan sifatnya, meliputi sebagai berikut.
a) Pesan informatif, yaitu pesan yang berisi fakta dan data yang digunakan untuk mengambil suatu simpulan serta
keputusan sendiri. Contohnya, berita cuaca menyatakan bahwa bulan depan mulai memasuki musim penghujan.
b) Pesan persuasif, yaitu pesan berisi ajakan yang dapat memengaruhi kesadaran manusia bahwa pesan
yang disampaikan akan memberikan suatu berubahan. Contohnya, ajakan untuk meningkatkan cinta
tanah air kepada peserta didik.
c) Pesan koersif, yaitu pesan yang bersifat memaksa dengan adanya sanksi. Bentuk penyampaian pesan dapat berupa
agitasi yang membutuhkan tekanan di kalangan komunikasi. Contohnya, sanksi kepada masyarakat yang
menimbulkan kerumunan selama pandemi.

4. Media Komunikasi (Channel)


Media komunikasi adalah suatu sarana yang digunakan sebagai alat komunikasi dari komunikator agar dapat
memahami
isi pesan. Jenis media komunikasi, antara lain sebagai berikut.
a) Media komunikasi personel, yaitu media komunikasi yang digunakan oleh dua orang atau lebih untuk saling
berhubungan. Contohnya, teleponan serta aplikasi chatting (WhathApp, Line, dan Telegram).
b) Media komunikasi massal atau sering disebut sebagai media massa, yaitu media komunikasi yang digunakan untuk
mengomunikasi pesan dari satu individu atau beberapa orang kepada masyarakat sehingga dapat berdampak
luas bagi khalayak. Contohnya, surat kabar, televisi, dan website.
KOMUNIK
ASI
5. Efek Pesan (Feed Back)
Kesuksesan suatu pesan diliat dari dampak yang diberikan oleh komunitor kepada komunikan. Efek sebuah pesan
dapat diliat dari beberapa hal sebagai berikut.
a) Perubahan pengetahuan, yaitu penambahan pengetahuan komunikan sebab pesan dalam komunikasi yang
diterimanya. Contohnya, setelah belajar biologi, peserta didik jadi lebih memahami kegunaan tumbuhan dalam
kehidupan.
b) Perubahan sikap atau perilaku, yaitu perubahan tingkah laku komunikan setelah menerima pesan. Contohnya,
setelah belajar biologi, peserta didik menanam pohon karena memahami fungsi tanaman sangat penting
untuk kehidupan.

C. SOSIALISASI
Sosialisasi adalah suatu upaya menanamkan nilai budaya kepada individu agar dapat menjadi warga
masyarakat yang baik.

6. Tipe, Bentuk, dan Agen Sosialisasi

a. Tipe sosialisasi
sosialisasi yang umum dilaksanakan dibagi menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut.
1) Sosialisasi formal memiliki aturan yang mengikat dan harus dipatuhi. Contohnya aturan yang tertulis pada
UUD 1945.
2) Sosialisasi informal, yaitu sosialisasi yang bersifat kekeluargaan di masyarakat atau pergaulan. Contohnya,
interaksi sosial dalam keluarga.
SOSIALIS
ASI
b. Bentuk sosialisasi
Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu sebagai berikut.
1) Sosialisasi primer adalah bentuk sosialisasi yang terjadi pada tahab awal yang dijalani manusia, yaitu
sosialisasi sesama kanak-kanak ketika belajar perannya sebagai anggota keluarga (masyarakat). Contohnya,
orang tua mengajarkan anak untuk bersikap jujur.
2) Sosialisasi sekunder adalah bentuk sosialisasi pada proses sosialisasi selanjutnya yang dilakukan oleh pihak-
pihak
diluar keluarga. Contohnya, sosialisasi yang dilakukan di lingkungan sekolah dalam proses belajar mengajar.

c. Agen sosialisasi
Pihak-pihak yang berperang memsosialisasi nilai dan norma disebut sebagai agen sosialisasi. Ada lima agen sosialisasi
utama yang ada, yaitu sebagai berikut.
1) Keluarga, merupakan agen sosialisasi primer yang memiliki intensitas tinggi untuk mengawasi perkembangan pola
perilaku anggota keluarga.
2) Lembaga pendidikan, merupakan sosialisasi sekunder yang memiliki tujuan menanamkan nilai kedisiplinan dan
berorientasi mempersiapkan bekal pendidikan generasi muda dimasa mendatang.
3) Kelompok permainan (peer group), yaitu agen yang melakukan sosialisasi melalui kelompok permainan/teman
sebaya.
4) Lingkungan kerja, yaitu sosialisasi yang dilakukan dalam lingkungan kerja untuk mencapai kesuksesan dan
keunggulan dalam bekerja.
5) Media massa, yaitu alat penyampaian pesan yang bersifat umum. Perkembangan dan perubahan sosial memiliki
peran penting dalam penyampaian nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yang beragam atau
heterogen.
SOSIALIS
2. Pengaruh Sosialisasi
ASI
a. Keselarasan individu dan lingkungan sosial
Sosialisasi yang efektif dapat menginspirasi individu untuk berfikir dan bertindak sesuai dengan kepentingan sosial
melalui beberapa tahab yang meliputi hal-hal berikut.

1) Tahap persiapan (preparatory stage)


Tahap persiapan yaitu saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Contohnya,
kata
“mamah” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mah”.

2) Tahap meniru (play stage)


Pada tahab ini, seorang anak belajar beberapa peran yang diliatnya, tetapi belum mengerti serta tidak
menyadari aturan dan objek permainan. Contohnya, ketika seorang anak bermain menjadi seorang polisi, ia
belum mengetahui alasan polisi menangkap penjahat.

3) Tahap siap bertindak (game stage)


Pada tahab ini, jika tahap play stage seorang anak hanya mengetahui perannya, pada tahab ini anak mulai
mengetahui peran pihak lain yang berinteraksi dengannya. Contohnya, dalam permainan bola voli, seorang anak
menyadari peran pemain, wasit, tosser, dan posisi lainnya.

4) Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)


Pada tahap ini, seseorang telah dianggap telah dewasa karena sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi
masyarakat secara luas. Ia mulai menyadari pentingnya peraturan yang berlaku dalam masyarakat dan tidak
melanggar aturan yang berlaku. Contohnya, seorang anak yang mulai memahami perannya sebagai peserta
didik dan guru sebagai pengajar.
SOSIALIS
• b. Komitmen sosial
ASI
• Komitmen sosial adalah suatu tindakan untuk melakukan sesuatu d
sosialisasi ketika individu memiliki kebebasan berpatisipasi aktif dala
komunikasi sosial dan kebebasan dalam mengekspresikan diri. Individ
memberi pengaruh atau melakukan sosialisasi kepada kelompoknya.
• c. LEMBAGA SOSIAL
● Lembaga sosial bersifat abstrak karena berupa kumpulan norma-norma yang ada di
● masyarakat. Berikut pengertian lembaga sosial menurut para ahli.
● a) Menurut Paul Horton dan Chester L.Hunt, lembaga sosial dalah sistem norma-norma
● sosial dan hubungan-hubungan yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur
● tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
● b) Menurut Peter L. Berger, lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebabkan
● perbuatan manusia yang ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan
● yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.
● c) Menurut Mayor Pola, lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan-
● peraturan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai penting.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai