Anda di halaman 1dari 44

Konflik, Kekerasan

dan Perdamaian
Konflik, Kekerasan dan Perdamaian

Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial

Konflik, Kekerasan dan Perdamaian

Pemetaan Konflik

Akar Masalah dan Sebab-Sebab Terjadinya Konflik

Resolusi Konflik

Peran Mediasi dan Pihak Ketiga dalam Penyelesaian Konflik dan


Menumbuhkan Perdamaian
Kata kunci Diferensiasi Stratifikasi sosial Primordialisme Etnosentrisme
sosial

Sektarian Resolusi konflik Konflik sosial Kekerasan Konsiliasi

Mediasi Arbitrase Perdamaian


A. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan
Stratifikasi Sosial

Pengaruh positifnya, diferensiasi dan stratifkiasi


sosial dapat mendorong terjadinya integrasi
sosial, sedangkan pengaruh negatifnya adalah
terjadinya disintegrasi sosial.
Dampak dari Diferensiasi Sosial

Primordialisme

• Pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula
melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama.
• Istilah primordialisme berasal dari bahasa Latin “primus” yang artinya pertama dan “ordiri” yang
artinya tenunan atau ikatan.
• Dengan demikian, kata primordialisme dapat berarti ikatan-ikatan utama seseorang dalam
kehidupan sosial, dengan hal-hal dibawanya sejak lahir seperti suku bangsa, ras, klan, asal usul
kedaerahan, dan agama.
Primordialisme dapat terjadi karena
faktor-faktor

• Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok
atau perkumpulan sosial tertentu.
• Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau
kesatuan sosial dari ancaman luar.
• Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan system keyakinan, seperti nilai
keagamaan dan pandangan.
Etnosentrisme

•Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat


lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di
masyarakatnya.
•Karena yang dipakai adalah ukuran-ukuran masyarakatnya, maka
orang akan selalu mengganggap kebudayaanya memiliki nilai lebih
tinggi dari pada kebudayaan masyarakat lain. Hal ini jelas memicu
terjadinya konflik.
Etnosentrisme memiliki segi-segi
positif:

•Dapat menjaga keutuhan dan kestabilan budaya


•Dapat mempertinggi semangat patriotism dari segi kesetiaan kepada
bangsa
•Dapat memperteguh rasa cinta terhadap kebudayaan atau bangsa.
Politik Aliran (Sektarian)

•Politik aliran merupakan keadaan ketika sebuah


kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh
sejumlah organisasi massa (ormas), baik formal maupun
informal.
•Tali pengikat antara kelompok dan organisasi-organisasi
massa ini adalah ideologi atau aliran (sekte) tertentu.
Konsolidasi

• Konsolidasi berasal dari kata “consolidation” yang berarti penguatan atau


pengukuhan.
• Secara politis, konsolidasi merupakan usaha menata kembali atau
memperkuat suatu himpunan atau organisasi yang dinilai terancam
perpecahan.
• Usaha menata dan memperkuat himpunan itu dapat dilakukan dengan cara
menetapkan kelompok lain sebagai musuh bersama.
• Dengan cara ini, akan timbul rasa senasib, seperjuangan, dan solidaritas
dapat memperkuat ikatan antaranggota himpunan.
Konsolidasi dengan sisi Konsolidasi dengan sisi
kedalam akan keluar dapat
Konsolidasi memiliki
memperkuat solidaritas menimbulkan sikap
dua sisi, yaitu sisi dalam
ke dalam suatu antipati dan kecurigaan
dan sisi keluar.
organisasi atau terhadap organisasi
himpunan. lain.
Konflik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia


Kata “konflik” berasal dari bahasa
(KBBI), konflik didefinisikan sebagai
Latin “configure” yang artinya saling
percekcokan, perselisihan dan
memukul.
pertentangan.

Secara sosiologis, konflik diartikan


Dengan demikian secara sederhana, sebagai suatu proses sosial antara dua
konflik merujuk pada adanya dua hal orang atau lebih (atau juga kelompok)
atau lebih yang bersebrangan, tidak yang berusaha menyingkirkan pihak
selaras dan bertentangan. lain dengan cara menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya.
Pendapat para ahli mengenai konflik
1. Soerjono Soekanto

• Konflik sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok


yang beursaha memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan, yang disertai dengan ancaman
atau kekerasan.

2. Lewis A. Coser

• Konflik adalah sebuah perjuangan mengenai nilai atau


tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang
bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai,
melenyapkan lawan.

3. John Lewis Gillin dan Philip Gillin

• Melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial


manusia yang saling berlawanan (oppositional process).
Artinya konflik adalah bagian dari sebuah proses interaksi
sosial yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan
fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku.
Teori-teori Konflik

Teori konflik muncul 1. Thomas Hobbes (1588-1679)


pada abad ke-18 dan 19. • Thomas Hobbes adalah orang yang paling berpengaruh dalam
mengembangkan paham materialisme. Paham materialisme
Hal itu sebagai respons menganggap sifat dasar manusia adalah semata-mata untuk
lahirnya dual revolution, memenuhi kepentingan egonya.
yaitu demokratisasi dan • Oleh karena itu, Hobbes mengatakan manusia merupakan serigala
industrialisasi. bagi manusia lainnya (homo homini lupus) atau all against all.
Karenya, kehidupan masyarakat diwarnai dengan pola relasi
dominasi dan penindasan.
Karl Marx (1818-1883)

• Pendapatnya ini didasarkan pada kondisi masyarakat abad ke 19 di Eropa.


Masyarakat pada masa itu, terdiri atas

1. Kelas pemilik modal (borjuis)

2. Kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar

• Kelas borjuis melakukan eksploitasi terhadap proletar dalam sistem produksi


kapitalis. Ketegangan antara borjuis dan proletar mendorong terbentuknya
gerakan sosial besar yaitu, revolusi.
• 3. Max Weber (1864-1920)
• Max Weber dalam karya-karyanya, mencoba membuktikan bahwa sebab
akibat dalam sejarah tak selamanya didasarkan atas motif-motif ekonomi
belaka. Max Weber tidak sepakat dengan konsepsi Marx tentang
determinisme ekonomi.

• Menurut Weber, stratifikasi tidak hanya dibentuk oleh ekonomi,


melainkan juga prestise (status), dan power (kekuasaan/politik) konflik
muncul muncul dalam wilayah politik, seperti partai politik.
Ralf Dahrendrof

• Menurut Dahrendrof, masyarakat mempunyai dua wajah, yaitu konflik dan konsensus.
• Untuk memperkuat pendapatnya, Dahrendrof membuat 4 asumsi yang berkaitan dengan
konflik sosial, yaitu sebagai berikut:
• Setiap masyarakat tunduk pada proses perubahan dan perubahan sosial terdapat dimana-
mana
• Setiap masyarakat memperlihatkan konflik dan pertentangan, konflik terdapat dimana-
mana.
• Setiap unsur dalam masyarakat memberikan kontribusi terhadap disintegrasi dan
perubahan.
• Setiap masyarakat dicirikan oleh adanya penguasaan sejumlah kecil orang terhadap sejumlah
besar lainnya.
•Randall Collins (1941)
• Menurutnya, konflik merupakan proses sentral dalam kehidupan sosial. Oleh karena
itu, konflik tidak dianggap baik maupun buruk. Setiap orang memiliki sifat sosial,
maka kemungkinan berkonflik akan selalu ada. Hal itu dikarena, setiap orang
memiliki kepentingan-kepentingan.
Sebab-sebab Terjadinya Konflik

•1. Perbedaan Kepribadian


• 2. Perbedaan Pendirian
• 3. Perbedaan Kepentingan
• 4. Perubahan Sosial
Proses Terjadinya Konflik
Oposisi atau ketidakcocokan potensial, adalah kondisi yang menciptakan kesempatan
untuk munculnya konflik. Komunikasi yang buruk dapat menghalangi kolaborasi dan
merangsang kesalahpahaman.

Kognisi dan personalisasi, adalah persepsi dari salah satu pihak atau masing-masing pihak
terhadap konflik yang sedang dihadapi.

Perilaku, mencakup peryataan, tindakan, dan reaksi yang dibuat untuk menghancurkan
pihak lain, serangan fisik yang agresif, ancaman dan ultimatum, serangan verbal dsb.

Hasil adalalah jalinan aksi-reaksi antara pihak-pihak yang berkonflik dan menghasilkan
konsekuensi. Hasil bisa fungsional dalam arti konflik menghasilkan suatu perbaikan
kinerja kelompok, atau disfungsional dalam arti merintangi kinerja kelompok oleh pihak-
pihak yang berkonflik.
Bentuk-bentuk Konflik

• Konflik realistis, yaitu konflik yang berasal dari individu atau kelompok
terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan
sosial. Misalnya mahasiswa mendemo pemerintah.
• Konflik nonrealistis, yaitu konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan
persaingan yang antagonis (berlawanan), melainkan dari kebutuhan
pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Misalnya, untuk
meredakan ketegangan maka dicarilah seseorang untuk dijadikan
kambing hitam atas semua permasalahan yang terjadi.
•Konflik in-group, yaitu konflik yang terjadi di dalam
kelompoknya, misalnya konflik antara ayah dan ibu.
•Konflik out-group, merupakan konflik yang terjadi antara suatu
kelompok dengan kelompok lain.
Menurut Soerjono Soekanto membagi konflik sosial
menjadi lima bentuk khusus, yaitu sebagai berikut:
Konflik pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua
individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainnya.

Konflik pertentangan kelas rasial, yaitu konflik yang timbul akibat


perbedaan-perbedaan ras.

Konflik pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang


disebabkan adanya perbedaan kepentingan antarkelas sosial.

Konflik pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya


kepentingan atau tujuan politis seseorang atau kelompok.

Konflik pertentangan yang bersifat internasional, yaitu konflik yang


terjadi karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada
kedaulatan Negara.
Tugas Mandiri

• Carilah artikel di media massa, baik cetak maupun elektronik


tentang konflik yang terjadi di Indonesia. Anda coba kaji
mulai dari penyebabnya, proses terjadinya, sampai ke jenis
konfliknya. Tuliskan analisis anda dalam bentuk laporan
tertulis.
Dampak-dampak Konflik

•Dampak Negatif
• Retaknya persatuan kelompok
• Perubahan kepribadian individu
• Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa
• Dominasi dan takluknya salah satu pihak
•Dampak Positif Konflik
• Meningkatkan Solidaritas Kelompok
• Konflik dapat dipakai sebagai alat untuk perubahan sosial
• Penyesuaian nilai dan norma
Kekerasan

Dalam Kamus Besar


Bahasa Indonesia
Secara etimologis, Secara terminology, (KBBI), kekerasan
kekerasan merupakan kekerasan violent didefinisikan sebagai
terjemahan dari kata didefinisikan sebagai perbuatan seseorang
“violence”, berasal dari perilaku pihak yang terlibat atau kelompok yang
bahasa Latin violentia konflik yang bisa melukai menyebabkan cedera
yang berarti force, lawan konfliknya untuk atau matinya orang
kekerasan. memenangkan konflik. lain, atau menyebabkan
kerusakan fisik atau
barang orang lain.
•Secara sosiologis, kekerasan umumnya terjadi saat individu
atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma dan nilai-
nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.
Faktor Penyebab Kekerasan

•Adanya prasangka buruk kepada pihak lain


•Individu tidak dapat mengendalikan emosinya
•Lahirnya permasalahan yang memancing permusuhan
•Kontrol sosial sudah tidak berfungsi untuk mengendalikan persaingan
yang terjadi
•Adanya keinginan manusia untuk mendapatkan prestasi
Teori-teori tentang Kekerasan

Teori Faktor Individual


•Beberapa ahli perpendapat bahwa setiap perilaku
kelompok termasuk kekerasan, selalu berawal dari
perilaku individu. Agresivitas perilaku seseorang dapat
menybabkan timbulnya kekerasan, baik yang dilakukan
oleh individu maupun kolektif; secara spontan maupun
direncanakan.
•Factor penyebab perilaku kekerasan adalah factor
individu dan factor sosial.
Teori Faktor Kelompok (Identitas Sosial)

• Beberapa ahli lain mengemukakan pandangan bahwa setiap individu cenderung membentuk
kelompok dengan mengedepankan indentitas berdasarkan persamaan ras, agama atau etnis.
Identitas kelompok inilah yang cenderung dibawa ketika seseorang berinteraksi dengan orang
lain.
• Benturan antara identitas kelompok yang berbeda sering menjadi penyebab kekerasan.
•3. Teori Dinamika Kelompok (Deprivasi Relatif)
• Teori dinamika kelompok menyatakan kekerasan timbul karena adanya
deprivasi (perasaan telah diperlakukan tidak adil) relatif terjadi dalam
kelompok atau masyarakat.
•4. Teori Frustasi Agresi
• Teori ini mengatakan bahwa frustasi karena terhalangnya suatu tujuan akan
menyebabkan agresi, yakni timbulnya maksud untuk menyakiti orang lain.
•Teori Konflik Realistik
• Teori ini mengatakan bahwa konflik kelompok disebabkan perebutan berbagai sumber (resources).

•Teori Cultural Lag


• Tidak sinkronnya perkembangan suatu kebudayaan, dimana ada aspek yang berkembang dan ada
aspek yang jauh tertinggal.
• Memperkuat teori deprivasi relatif. Ada 5
tahapan yang menyertai munculnya
kekerasan
• Situasi sosial
Teori Kerusuhan Massa • Kejengkalan atau tekanan sosial
• Berkembangnya prasangka kebencian
• Mobilisasi massa
• Kontrol sosial
Teori Ideologi

• Kekerasan terjadi karena dipengaruhi oleh ideologi.

Teori Disorganisasi Sosial

• Perubahan sosial yang dapat menimbulkan keretakan sosial (perpecahan). Proses


berpudarnya nilai dan norma.
Perdamaian

• Secara etimologis, istilah perdamaian di wilayah satu dengan wilayah lain berbeda.
• Di Jerman diistilahkan dengan Friede
• Di Jepang dengan istilah Heiwa
• Di Bangladesh dengan istilah Shanti
• Dan di Indonesia sendiri dikenal dengan damai. Istilah damai ini sering diartikan sebagai
ketentraman, harmoni dan ketenangan.
Pemetaan Konflik

Dalam pemetaan konflik di setiap


Pemetaan konflik adalah cara untuk masyarakat akan berbeda. Di
menggambarkan konflik secara masyarakat satu, bisa jadi akan
grafis, yaitu menghubungkan antara menghasilkan pemetaan konflik yang
pihak yang bermasalah dengan pihak sederhana, sedangkan di masyarakat
lain. lain akan menghasilkan pemetaan
yang lebih rumit.
Sosiolog dari University for Peace yang dibentuk oleh
PBB, memetakan konflik dengan model:
Source (sumber konflik), yaitu konflik yang dihasilkan dari
sumber-sumber yang berbeda sehingga lahir pula bentuk
konflik yang berbeda pula.

Issues (isu-isu), yaitu tujuan yang tidak sejalan


antarpihak yang bertikai.

Parties (pihak), yaitu pihak-pihak atau kelompok


yang terlibat dalam konflik.

Attitudes (sikap), yaitu perasaan atau pandangan yang


memengaruhi pola perilaku konflik.

Behaviour (perilaku/tindakan), yaitu tindakan yang


dilakukan oleh pihak yang berkonflik.

Intervention (campur tangan pihak lain), yaitu campur tangan


atau tindakan yang dilakukan oleh pihak luar/netral untuk
menemukan pemecahan masalah.

Outcome (hasil akhir), yaitu dampak atau situasi yang


ditimbulkan dari pihak yang berkonflik.
Dinamika Konflik

• Prakonflik adalah adanya situasi ketidaksesuaian antara pihak


satu dengan pihak lain.
• Konfrontasi adalah mulai terbukanya suatu konflik. Dalam hal
ini pihak-pihak yang merasa ada masalah akan melakukan
perilaku konfrontasi.
Tahapan dinamika konflik • krisis adalah puncak terjadinya konflik atau pecahnya suatu
menurut
konflik.
Fisher adalah sebagai • Pascakonflik adalah keadaan yang mengakhiri berbagai
berikut. konflik atau konfrotasi. Pada tahap ini hubungan antara kedua
belah pihak mengarah ke keadaan normal.
Resolusi Konflik
Resolusi konflik (conflict resolution) menurut Weitzman adalah sebuah tindakan
pemecahan masalah bersama (solve a problem together).

Sementara menurut Mindes resolusi konflik adalah kemampuan untuk menyelesaikan


perbedaan dengan yang lainnya dan merupakan aspek penting dalam pembangunan sosial
dan moral yang memerlukan keterampilan dan penilaian untuk bernegosiasi, kompromi
serta mengembangkan rasa keadilan.
Beberapa macam bentuk pengendalian sosial

2. Pengendalian
1. Pengendalian konflik
konflik dengan cara
dengan cara Konsiliasi
Mediasi

Pengendalian konflik dengan cara


mediasi dilakukan apabila kedua
pihak yang berkonflik sepakat untuk
Konsiliasi adalah usaha mempertemukan menunjuk pihak ketiga sebagai
keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai mediator.
persetujuan dan menyelesaikan perselisihan.
Pengendalian konflik dengan
Tranformasi Konflik
cara arbitrase
• Arbitrase atau perwasitan • Transformasi konflik (conflict
umumnya dilakukan apabila transformation) adalah proses
kedua belah pihak yang menanggulangi berbagai
berkonflik sepakat untuk permasalahan, sumber-
menerima atau terpaksa sumber, dan dampak negatif
menerima hadirnya pihak dari konflik.
ketiga yang akan
memberikan keputusan
tertentu untuk menyelesaikan
konflik.
Peran Mediasi dan Pihak Ketiga dalam Penyelesaian
Konflik dan Menumbuhkan Perdamaian

Salah satu bentuk akomodasi dalam penyelesaian konflik adalah


mediasi. Mediasi merupakan upaya penyelesaian konflik dengan
melibatkan pihak ketiga yang netral (mediator) yang tidak memiliki
kesewanang-wenangan dalam mengambil keputusan dan membantu
pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai penyelesaian solusi
yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Tujuan mediator biasanya membantu para pihak yang berkonflik


untuk mencari solusi yang dapat diterima bersama dan melawan
kearah strategi serta tujuan kompetitif menang-kalah.

Anda mungkin juga menyukai