Anda di halaman 1dari 38

KONFLIK,KEKERASAN, dan

PERDAMAIAN
KONFLIK
• Konflik berasal dari kata configuere yang artinya saling
memukul.
• Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai proses sosial
antara 2 orang atau lebih yang berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan
atau membuatnya tidak berdaya.
• Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan proses
sosial individu/kelompok yang berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan saling menantang pihak lawan,
yang disertai dengan ancaman/ kekerasan.
Faktor Penyebab Konflik
Secara umum:
1. Perbedaan individu
2. Perbedaan kebudayaan
3. Perbedaan ideology
4. Perbedaan kepentingan
5. Perbedaan nilai-nilai sosial
6. Perubahan sosial
7. Masalah komunikasi
8. Saling bergantung
9. dll
Konflik juga dipengaruhi karena adanya stratifikasi sosial dan
diferensiasi sosial. Konflik tersebut dikarenakan adanya:
Primordialisme
Sikap berpegang teguh terhadap hal-hal yang
melekat/dibawa sejak lahir (daerah asal, ras, suku, agama,
dll)
Penyebab:
- Adanya sesuatu yang dianggap istimewa dalam suatu
kelompok.
- Adanya sikap mempertahankan keutuhan suatu kelompok
- Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan keyakinan.
Etnosentrisme
Menilai kebudayaan lain dengan ukuran
kebudayaan sendiri/ yang ada di masyarakatnya.
Dampak positif:
- Menjaga keutuhan budaya
- Mempertinggi patriotisme kepada bangsa
- Memperteguh rasa cinta terhadap
kebudayaan/bangsa
Politik aliran
Keadaan dimana sebuah kelompok dikelilingi
oleh sejumlah organisasi massa baik formal/non
formal, yang kemudian kelompok tersebut
mengikuti arus politik yang mengelilingi mereka.
Penyebab konflik menurut DuBois dan
Milley
Menurut DuBois dan Milley, sumber utama konflik adalah
ketidakadilan sosial, diskriminasi, serta tidak adanya
penghargaan terhadap keberagaman.
Ketiga faktor tersebut biasanya ditandai dengan sikap
masyarakat sebagai berikut:
1. Rasisme
2. Elitisme (pemujaan berlebihan terhadap strata/kelas sosial
tertentu)
3. Gender
4. Usia
5. Prasangka
Bentuk Bentuk Konflik Secara Umum
1. Konflik pribadi
2. Konflik rasial
3. Konflik politik
4. Konflik antarkelas
5. Konflik internasional
6. Konflik antarkelompok
Bentuk konflik menurut Lewis A. Coser
1. Berdasarkan bentuk:
- K. Realistis, konflik yang muncul dari rasa kecewa.
Contoh: mogok kerja
- K. Nonrealistis, konflik yang tidak berasal dari
tujuan-tujuan saingan yang bertentangan, tetapi
dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan.
Contoh: menyewa pembunuh bayaran
2. Berdasarkan tempat terjadinya:
- K. Ingroup, terjadi dalam kelompok
- K. Outgroup, terjadi antar kelompok berbeda
Bentuk konflik menurut Ralp Dahrendorf
1. K. peran, kondisi dimana seseorang mendapati kenyataan
yang berlawanan dengan peran. Contoh: oang yang
dituntut mengerjakan sesuatu yang bukan
tanggungjawabnya.
2. K. Kelompok sosial, konflik antar kelompok sosial dalam
mencukupi kebutuhan kelompok tersebut. Contoh: konflik
antar supporter bola.
3. K. Antarkelompok terorganisir dan tidak terorganisir,
contoh: polisi dengan pengunjuk rasa.
4. K. Antarsatuan nasional, konflik ini disebut juga konflik
antarkepentingan organisasi ( RT, RW, desa, nasional )
5. Konflik antaragama
Bentuk konflik menurut Soerjono Soekanto
1. Konflik pribadi
2. Konflik rasial
3. Konflik kelas sosial
4. Konflik politik
5. Konflik internasional
Bentuk konflik menurut Ursula Lehr
1. Konflik dengan orang tua
2. Konflik dengan anak sendiri
3. Konflik dengan sanak saudara
4. Konflik dengan orang lain
5. Konflik dengan suami/istri
6. Konflik di sekolah
7. Konflik pemilihan kerja
8. Konflik agama
9. Konflik pribadi
Konflik menurut posisi/kedudukannya
1. Konflik vertikal
2. Konflik horizontal
3. Konflik diagonal
Konflik menurut bidang kehidupan
4. Konflik bernuansa ekonomi
5. Konflik bernuansa ideologis
6. Konflik bernuansa politik
7. Konflik bernuansa sosial budaya
8. Konflik multidimensional
Menurut banyaknya pihak
1. Konflik individual
2. Konflik kolektif
Menurut besar kecilnya skala wilayah
3. Konflik lokal
4. Konflik nasional
5. Konflik internasional
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan/sifat
6. Sosial konstruktif (sifatnya membangun)
7. Sosial destruktif (sifatnya merusak)
Konflik berdasarkan tujuan organisasi
1. k. fungsional (untuk tercapainya tujuan
keloompok/organisasi/perusahaan)
2. K.disfungsional (tidak berfungsinya bagian
dari sebuah
kelompok/organisasi/perusahaan)
Konflik berdasarkan sifat pelaku
3. Konflik terbuka
4. Konflik tertutup
Proses terjadinya konflik
1. Tahap kontroversi, dalam interaksi dimana
salah satu atau semua pihak memiliki rasa
tidak senang, sehingga enggan untuk bekerja
sama.
2. Tahap kompetisi, persaingan antar individu
maupun kelompok.
3. Tahap terjadinya konflik, yaitu benturan fisik
setelah melewati tahap kontroversi dan
kompetisi
Tingkatan konflik menurut Mulyasa
1. Konflik intrapersonal, konflik yang terjadi
dalam diri seseorang.
2. Konflik interpersonal, konflik antarindividu
3. Konflik intragroup, konflik anggota dalam
suatu kelompok
4. Konflik intergroup, konflik antargorup
5. Konflik intraorganisasi, konflik antar bagian
dalam organisasi
6. Konflik interorganisasi, konflik antarorganisasi
Dampak adanya konflik
Dampak positif:
1. Meningkatkan solidaritas
2. Alat perubahan sosial
3. Penyesuaian kembali nilai dan norma
4. Munculnya pribadi yang tahan uji saat
menghadapi permasalahan
5. Menghidupkan norma lama dan menciptakan
norma baru
6. Dll.
Dampak Negatif:
1. Keretakan hubungan
2. Kerusakan harta benda dan nyawa
3. Hancurnya nilai dan norma yang ada
4. Berubahnya kepribadian
5. Munculnya dominasi kelompok pemenang
Syarat konflik tidak berakhir dengan kekerasan
1. Setiap kelompok harus menyadari akan
adanya situasi konflik di antara mereka
2. Pengendalian konflik dapat dilakukan apabila
kelompok yang berkonflik terorganisir
3. Setiap kelompok yang berkonflik mematuhi
aturan yang telah disepakati
Resolusi/manajemen Konflik
1. Peace keeping
Menghentikan/mengurangi konflik dengan intervensi
militer sebagai penjaga perdamaian yang netral.
2. Peace making
Mempertemukan pihak yang berkonflik dengan cara
mediasi
3. Peace building
Rekontruksi social, politik,ekonomi demi terciptanya
perdamaian yang langgeng
Cara pengendalian konflik
1. Gencatan senjata, penghentian sementara
konflik yang sedang berjalan.
2. Mediasi, penyelesaian menggunakan pihak
ketiga sebagai penengah yang sifatnya netral.
3. Koersi, penyelesaian dengan paksaan yaitu
dari pihak yang kuat ke pihak yang lemah.
4. Arbitrasi, penyelesaian dengan pihak ketiga
sebagai pemutus konflik.
5. Kompromi, penyelesaian dengan saling
mengurangi tuntutan
6. Konsiliasi, penyelesaian dengan cara
mempertemukan keiinginan pihak yang
berkonflik.
7. Toleransi, saling menghargai dan menghormati
8. Stalemate, konflik selesai dengan sendirinya
karena kedua belah pihak memiliki kekuatan
yang seimbang.
9. Ajudikasi, penyelesaian melalui jalur peradilan
Teori penyebab konflik
1. T. Hubungan sosial, teori ini menganggap bahwa
konflik ada karena ada distrust/ golongan yang
tidak percaya pada golongan lain.
2. T. Negosiasi prinsip, menganggap bahwa konflik
ada karena adanya perbedaan nilai-nilai dan
sudut pandang.
3. T. Kebutuhan manusia, menganggap bahwa
konflik terjadi karena manusia menemukan
penghalang saat berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
4. T. identitas, konflik lahir karena sebuah
golongan merasa terancam identitasnya.
5. T. Kesalahpahaman antarbudaya, teori ini
menganggap bahwa konflik ada karena ada
kesalahpahaman dalam berkomunikasi saat
menyelesaikan sebuah masalah bersama.
6. T. Transformasi konflik, menganggap bahwa
konflik ada karena adanya ketidakadilan
dalam beberapa aspek sosial, ekonomi, dan
budaya.
KEKERASAN
Kekerasan
Secara sosiologis kekerasan dapat diartikan
sebagai sebuah ekspresi baik fisik maupun
verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi
dan penyerangan terhadap kebebasan atau
martabat seseorang yang dilakukan seseorang
atau kelompok
Teori kekerasan
1. T. Faktor individual, perilaku kekerasan berawal dari
perilaku individu. Faktor penyebab kekerasan adalah faktor
individu dan faktor sosial.
2. T. Faktor kelompok, individu cenderung membentuk
kelompok dengan mengedepankan identitas tertentu.
Identitas kelompok cenderung dibawa saat berinteraksi
dengan orang lain. Benturan antar identitas inilah yang
sering menimbulkan konflik.
3. T. Dinamika kelompok, kekerasan muncul karena adanya
kehilangan rasa memiliki yang disebabkan perubahan sosial
yang begitu cepat dan belum sesuai dengan perkembangan
masyarakat.
Faktor penyebab kekerasan
1. Tidak terpenuhinya motivasi dan keinginan
manusia
2. Dialog dan kompromi yang menghasilkan
jalan buntu
3. Agresifitas yang ada pada diri manusia
• Bentuk bentuk kekerasan menurut Galtung:
1. Kekerasan kultural, merupakan hasil konstruksi
masyarakat yang dijadikan pembenaran dalam
melakukan kekerasan.
2. Kekerasan struktural, ketidakadilan yang
diciptakan oleh suatu sistem hingga menyebabkan
manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar.
3. Kekerasan langsung, dapat berupa intimidasi
hingga menyebabkan ketakutan,mencederai,
melukai, hingga mengakibatkan kematian pihak
lain.
• Bentuk kekerasan menurut Robert F. Litke:
1. Kekerasan personal, kekerasan yang
dilakukan individu
2. Kekerasan institusional, kekerasan yang
dilakukan oleh lembaga tertentu
• Bentuk dan jenis kekerasan menurut para ahli sosial:
1. Berdasarkan bentuk:
a) Kekerasan fisik
b) Kekerasan psikologis
c) Kekerasan struktural
2. Berdasarkan pelakunya:
a) Kekerasan individual
b) Kekerasan kolektif
3. Berdasarkan sifatnya:
a) Kekerasan terbuka/dapat dilihat
b) Kekerasan tertutup
c) Kekerasan agresif
d) Kekerasan defensif
• Indikator konflik menurut Charles Lewis Taylor dan Michael C.
Hudson:
1. Demonstrasi, sejumlah orang yang tidak menggunakan
kekerasan, kemudian mengorganisasi diri untuk melakukan
aksi protes.
2. Kerusuhan, hampir sama dengan demonstrasi, tetapi
didalamnya menggunkan unsur kekerasan fisik yang diikuti
dengan pengrusakan.
3. Korban jiwa akibat kekerasan fisik, hampir setiap konflik
selalu memakan korban dan kerugian. Semakin banyak korban
dan kerugian semakin besar konflik yang terjadi.
4. Serangan bersenjata, tindakan kekerasan dengan tujuan
melemahkan bahkan menghancurkan kekuasaan dari
kelompok lain.
• Indikator kekerasan menurut Ivo V. Feierabend
dan Rosalnd L. Feierabend:
1. Adanya pemilihan umum
2. Pergantian kabinet
3. Demonstrasi
4. Penindakan terhadap tokoh-tokoh politik
5. Penahanan massal
6. Kudeta
7. Perang saudara
• Perbedaan konflik dan kekerasan
1. Konflik
- Proses terjadinya konflik diketahui oleh kedua
belah pihak yang bertikai
- Cara penyelesaiannya dapat dilakukan dengan
akomodasi dan peradilan
- Bukan merupakan pelanggaran hukum
semata-mata
- Terjadi dalam waktu yang relatif panjang
2. Kekerasan
- Proses terjadinya kadang tidak diketahui oleh pihak yang
lemah
- Cara penyelesaiannya harus dilakukan melalui peradilan
- Merupakan bentuk pelanggaran hukum
- Terjadi dalam waktu yang relatif singkat

• persamaan:
1. Keduanya terdapat unsur benturan fisik yang dapat
mengakibatkan korban jiwa/ kerusakan
2. Keduanya merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang
sifatnya disosiatif yang mengarah pada disintegrasi dalam
masyarakat
• Upaya pencegahan tindak kekerasan:
1. Kampanye anti kekerasan
2. Mengajak masyarakat untuk menyelesaikan
masalah sosial dengan cara bijak
3. Penegakan hukum secara adil dan bersih
4. Menciptakan pemerintahan yang baik
Perdamaian
• Perdamaian atau damai dapat dirumuskan
sebagai situasi tanpa kekerasan yang
berdampak pada rasa aman secara fisik dan
tentram secara batin dan jiwa yang dinikmati
manusia.

Anda mungkin juga menyukai