SUKU ASMAT
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
SMP NEGERI 1
RANTAU UTARA
T.A 2023/2024
SUKU ASMAT
Pagar ini bertujuan agar roh jahat yang berada di sekitar mereka pergi
dan tidak mendekat kembali. Selain itu, orang-orang akan didatangkan
untuk mengerumuni sekeliling orang sakit meski tidak mengobati atau
memberi makan. Setelah orang yang sakit meninggal, mereka akan berebut
untuk memeluk dan menggulingkan badan di lumpur.
Jasad orang yang meninggal lalu akan diletakkan di atas para atau
anyaman bambu hingga membusuk. Tulang belulangnya selanjutnya akan
disimpan di atas pokok kayu. Sedangkan tengkoraknya akan dijadikan
bantal sebagai simbol kasih sayang terhadap kerabat mereka.
Namun ada juga yang meletakkan mayat di atas perahu lesung dengan
disertai sagu dan dibiarkan terombang-ambing di laut. Tapi terkadang ada
mayat dikuburkan dengan ketentuan pria tanpa busana dan wanita
mengenakan busana. Mayat tersebut akan dikubur di hutan, tepi sungai,
atau semak-semak.
Selanjutnya orang yang meninggal tersebut akan dibuatkan ukiran
yang disebut mbis. Masyarakat Suku Asmat percaya jika roh orang mati
masih berkeliaran di sekitar rumah mereka.
2. Upacara Mbismbu
Mbis merupakan ukiran patung tonggak nenek moyang atau kerabat
yang telah meninggal. Upacara adat ini dimaksudkan agar mereka selalu
mengingat orang yang telah mati. Jika kematian tersebut karena dibunuh,
maka mereka akan membalaskan dendamnya dengan cara membunuhnya
juga.
3. Upacara Tsyimbu
Tsyimbu adalah uparaca pembuatan dan pengukuhan rumah lesung
atau perahu yang diadakan 5 tahun sekali. Pada upacara ini, perahu akan
diwarnai dengan warna merah dan putih secara berseling di bagian luar dan
berwarna putih di bagian dalam. Perahu juga akan diukir dengan gambar
keluarga yang telah meninggal, serta gambar binatang dan sebagainya.
Meski berukuran lebih kecil dari kapak pada umumnya, namun kapak
ini sangat kuat dan menjadi salah satu benda yang paling berharga bagi Suku
Asmat. Biasanya masyarakat Asmat menggunakan kapak batu untuk
menebang pohon dan membantu mereka dalam proses membuat sagu.
Bagi Suku Asmat kapak batu bukan sekedar sebuah senjata, namun
juga merupakan barang mewah. Ini karena cara membuatnya yang rumit dan
bahan pembuatnya merupakan batu nefrit yang sulit ditemukan.
G. RUMAH ADAT SUKU ASMAT
Suku Asmat memiliki sebuah rumah adat yang diberi nama Jew. Setiap
desa Suku Asmat umumnya memiliki satu buah Jew dengan fungsi yang mirip
dengan balai desa.
Jew merupakan sebuah rumah yang cukup besar yang biasa dibangun
di antara pohon di pinggir sungai dengan fondasi menggunakan kayu-kayu
besi yang kokoh. Bentuknya memanjang memiliki 17 pintu masuk yang lebih
dari satu dengan tangga sederhana untuk jalur masuk di depan pintu rumah.
Selain itu, Jew juga disebut rumah bujang karena yang tinggal di
dalam rumah tersebut adalah kaum laki-laki yang belum pernah menikah.
Rumah ini juga dapat digunakan untuk seluruh penduduk Suku Asmat
terutama laki-laki karena dianggap sebagi pimpinan keluarga. Biasanya rumah
ini digunakan juga untuk berkumpulnya para pemuka adat dan pimpinan Suku
Asmat untuk melakukan rapat desa maupun menentukan strategi perang.