Anda di halaman 1dari 2

SUKU ASMAT

Suku asmat adalah suku yang berasal dari Papua. Suku asmat dikenal dengan hasil ukiran
kayunya. Populasi suku asmat terbagi 2 yaitu mereka yang tinggal di pesisir panti dan mereka
yang tinggal di pedalaman. Pola hidup, cara berpikir, struktur sosial dan kesetaraan kedua
kategori suku asmat tersebut sangat berbeda. Untuk mata pencahariannya missal suku asmat di
pedalaman biasanya memiliki pekerjaan sebagai pemburu dan petani kebun. Sementara
mereka yang tinggal di pesisir lebih memilih menjadi nelayan. kesamaannya adalah dari ciri
fisik, dimana suku asmat rata – rata memiliki tinggi sekitar 172cm, untuk pria dan 162cm untuk
perempuan. Warna kulit mereka umumnya hitam dengan rambut keriting. Kesamaan ini
disebabkan karena suku asmat masih keturunan dengan warga Polynesia. Suku asmat tersebar
mulai dari pesisir pantai laut arafufu hingga pegunungan Jaya Wijaya. Secara keseluruhan
mereka menempuh wilayah kabupaten Asmat membaluh 7 kecamatan. Luasnya wilayah
kabupaten asmat membuat jarak antar kampung / kampung dengan kecamatan menjadi sangat
jauh. Belum lagi kantor tanah yang berawa – rawa membuat perjalanan dari antar kampung
lainnya bisa memakan 1-2 jam dengan berjalan kaki. Suku asmat sangat terkenal dengan tradisi
dan keseniannya. Mereka dikenal sebagai penukir handal dan diakui secara internasional.
1. Rumah Bujang
Dalam tradisi masyarakat suku asmat dikenal juga bangunan bernama Rumah Bujang atau
biasa disebut dengan Jew Jew merupakan rumah utama tempat segala aktivitas suku asmat
dilakukan.
2. Bahasa yang digunakan suku asmat merupakan kelompok bahasa yang oleh para ahli
bahasa disebut sebagai langguege of the southern disiun. Bahasa – bahasa bagian selatan
Papua. Bahasa ini pernah dipelajari dan digolongkan oleh C.L Voorhooeve (1965) menjadi
film bahasa – bahasa Papua non-melonesia. Ada beberapa bahasa yang digunakan oleh
suku asmat : Asmat sawa, asmat Bets Mbup, asmat safari (asmat pantai), asmat sirat dan
asmat unir sirau.
3. Senjata tradisional suku asmat adalah kapak batu yang terbuat dari batu hijau dan
memberikan kesan artistic.
4. Pakaian adat suku asmat : Pakaian tradisional laki-laki dibuat menyerupai burung atau
binatang lainnya karena dianggap sebagai lambang kejantanan. Sementara rak dan
penutup dada bagi perempuan dibuat dengan daun sagu. Sehingga sekilas mirip keindahan
bulu burung kajian penutup kepala juga terbuat dari daun sagu dengan bagian samping
menggunakan bulu burung kosuan. Itu semua seolah menunjukkan betapa dekatnya suku
asmat dengan alamnya.
5. Alat musik khas daerah : Tifa merupakan alat musik yang mirip dengan gendang, dan
merupakan alat musik khas daerah Maluku dan Papua.
6. Seni Ukir
Ukiran merupakan kesenian yang paling terkenal dari suku asmat. Ukiran – ukiran suku
asmat tidak hanya terkenal di Indonesia namun juga dikalangan turis turis asing.
Karakteristik ukiran suku asmat adalah relanya yang unik dan bersifat naturalis.

Anda mungkin juga menyukai