Anda di halaman 1dari 12

Provinsi Papua Barat

Ibu kota Provinsi Papua Barat adalah:

Kota Manokwari.

 Hari jadi: 18 November 1898.

 Luas wilayah: 1.556 km².

 Jumlah penduduk tahun 2010: 210 ribu jiwa.

 Kepadatan penduduk: 64 jiwa per km².

 Zona waktu: WIT (UTC+9).

 Bandara: Bandar Udara Rendani terletak di kabupaten Manokwari.

 Pelabuhan: Pelabuhan Manokwari.

 Koordinat: 0°52′LU 134°05′BT

1. Rumah Adat Papua Barat


Rumah adat Papua Barat didirikan oleh suku Arfak, yaitu suku utama di Papua Barat. Rumah
adat ini disebut juga Mod Aki Aksa (Lgkojei) yang artinya rumah kaki seribu.

2. Pakaian Adat
Nama pakaian adat Papua Barat adalah pakaian adat Ewer. Pakaian ini murni terbuat dari bahan
alami yaitu jerami yang dikeringkan.

3. Tari daerah
A.Tari Perang

Tari perang merupakan salah satu tarian tradisional Papua. Dimana tarian ini memiliki makna
jiwa kepahlawanan masyarakat Papua.Karena tarian ini menunjukan jiwa seseorang yang gagah
perkasa. Maka biasanya ditarikan oleh laki-laki dengan pakaian adat tradisional beserta
perlengkapan perang.
B. Tarian Yospan
Tari Yospan merupakan tarian yang berasal dari Papua Barat , tarian ini merupakan
penggabungan dua tarian tradisional yaitu Yosim tarian yang berasal dari teluk Sairei(Serul,
Waropen) dan Pancar tarian yang berasal dari Biak ,Numfor dan Manokwari.

4. Senjata Tradisional
1.Busur dan Panah
Busur dan Panah adalah merupakan salah satu senjata utama khas suku-suku yang ada di Papua.
Senjata tradisional busur dan panah ini digunakan untuk berburu dan berperang. Busur tersebut
dibuat dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari
bambu, kayu atau tulang kangguru.
2. Tombak

Tombak merupakan salah satu senjata tradisional suku yang ada di Papua dan Papua Barat.
Senjata tombak ini sering digunakan dalam berburu. Tombak suku adat di papua dibuat dari
bahan alam seperti kayu dan batu.

5. Suku
1. Arfak
2. Ansus

3. Amungme

4. Asmat

5. Ayamaru

6. Bauzi

7. Biak

8. Dani

9. Empur

10. Enggros

11. Fuyu

12. Hatam

13. Iha

14. Korowai

15. Mandobo/Wambon

16. Mee

17. Meyakh, mendiami Kota Manokwari

18. Moskona, mendiami daerah Merdei

19. Muyu

20. Nafri

21. Sentani, mendiami sekitar danau Sentani

22. Souk

23. Tobati

24. Waropen
25. Wamesa

6. Lagu Daerah
 Apuse

 E Mambo Simbo

 Sajojo

 Yamko Rambe Yamko

7. Bahasa Daerah Papua Barat


1. Bahasa Ma’ya, yaitu bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku bangsa Wawiyai (Teluk
Kabui), suku bangsa Laganyan (Kampung Araway, Beo, dan Lopintol), dan suku bangsa Kawe
(Kampung Selpele, Salio, Bianci, Waisilip). Mereka menggunakan satu bahasa yang terdiri atas
beberapa dialek, yaitu dialek Wawiyai, Laganyan, dan Kawe.

2. Bahasa Ambel, yaitu bahasa yang digunakan oleh penduduk yang mendiami beberapa
kampung di timur Teluk Mayalibit, seperti Warsamdin, Kalitoko, Wairemak, Waifoi, Go, dan
Kabilol, serta Kabare dan Kapadiri di Waigeo Utara.

3. Bahasa Batanta, digunakan oleh masyarakat yang mendiami sebelah selatan Pulau Batanta,
yaitu penduduk Kampung Wailebet dan Kampung Yenanas.

4. Bahasa Tepin, digunakan oleh penduduk di sebelah utara ke arah timur Pulau Salawati, yaitu
penduduk di Kampung Kalyam, Solol, Kapatlap, dan Samate. Bahasa ini memiliki beberapa
dialek, yaitu dialek Kalyam Solol, Kapatlap, dan Samate.

5. Bahasa Moi, yaitu bahasa yang digunakan oleh penduduk di Kampung Kalobo, Sakabu, dan
sebagian Kampung Samate. Bahasa Moi yang dipakai di Salawati merupakan satu dialek bahasa
Moi yang berasal dari daratan besar sebelah barat wilayah Kepala Burung, yang berbatasan
langsung dengan Selat Sale.

6. Bahasa Matbat, digunakan oleh penduduk asli Pulau Misool. Penutur asli bahasa ini tersebar
di Kampung Salafen, Lenmalas, Atkari, Folley, Tomolol, Kapatcool, Aduwei, dan Magey.

7. Bahasa Misool, Sebutan ini diberikan oleh masyarakat Misool yang berbahasa Misool sendiri.
Masyarakat Misool yang menggunakan bahasa Misool pada umumnya beragama Islam. Mereka
tersebar di Kampung Waigama, Fafanlap, Gamta, Lilinta, Yelu, Usaha Jaya, dan Harapan Jaya.
Bahasa ini juga digunakan oleh beberapa kampung Islam di Salawati, seperti Sailolof dan
Samate.
8. Bahasa Biga adalah salah satu bahasa migrasi yang terletak di sebelah tenggara Pulau Misool.
Bahasa ini digunakan oleh penduduk yang tinggal di Kampung Biga, tepi Sungai Biga.
Penduduk dan bahasa ini diperkirakan bermigrasi dari Pulau Waigeo, yaitu dari Kampung
Kabilol yang berbahasa Ambel.

9. Bahasa Biak di Raja Ampat merupakan bahasa yang bermigrasi dari Pulau Biak dan Numfor
seiring dengan penyebaran orang Biak ke Raja Ampat. Bahasa Biak terdiri atas beberapa dialek,
yaitu Biak Beteu (Beser), Biak Wardo, Biak Usba, Biak Kafdaron, dan Biak Numfor.

10. Bahasa-bahasa lain. Dengan arus migrasi penduduk dari Kepulauan Maluku dan wilayah
bagian barat Iainnya, maka terdapat juga beberapa bahasa yang dipakai oleh penduduk
pendatang di Raja Ampat, seperti bahasa Ternate, Seram, Tobelo, Bugis, Buton, dan Jawa.

Provinsi Papua
Papua adalah provinsi yang berada paling timur dalam wilayah Indonesia. Dengan wilayah
seluas 309.934,4 km2, provinsi ini menjadi provinsi terluas di Indonesia. Saking luasnya,
masyarakat Papua yang hidup dari latar belakang suku berbeda, hidup terpencar-pencar. Suku
asli masyarakat Papua sendiri berjumlah ratusan dengan beberapa suku mayoritas di antaranya
suku Dani, Damal, Amungme, Arfak, Asmat, Yali, dan lain sebagainya. Masing-masing suku ini
memiliki adat dan istiadat yang berbeda-beda. Kendati begitu, di antara adat istiadat tersebut
terdapat beberapa kesamaan. Ibu kota Provinsi Papua adalah:

Kota Jayapura.

 Hari jadi: 21 September 1993.

 Semboyan / Motto: Jayapura Kota Beriman (Bersih, Beriman, Indah, Aman, dan
Nyaman).

 Dasar Hukum menjadi kota: UU No. 6 th. 1993.

 Luas wilayah: 940 km².

 Jumlah penduduk tahun 2014: 315 jiwa.

 Zona waktu: WIT (UTC+9).

 Kode Telepon: +62 967

 Bandara: Bandar Udara Sentani, 40 km dari kota Jayapura, tepatnya di Sentani


Kabupaten Jayapura.
 Pasar: Pasar Mama-Mama, Pasar Yotefa, Pasar Doyobaru, Pasar Hamadi.

 Suhu udara: 29 – 31 ºC.

 Curah hujan: 45 – 255 mm per tahun.

 Koordinat: 2°31′58,8″LU 140°43′1,2″BT

 Situs web: http://www.jayapurakota.go.id/

1. Rumah Adat
Rumah adat Papua tersebut bernama rumah Honai. Rumah Honai sendiri sebutan bagi rumah
para pria Papua dewasa yang berbentuk seperti kerucut dan dibangun dari material yang murni
100% dari alam. Berdasarkan fungsinya sendiri, rumah Honai dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
rumah bagi Pria (yang disebut Honai), rumah bagi wanita (Ebei), dan rumah yang khusus
digunakan untuk kandang hewan atau babi (Wamai). Ketiga jenis rumah Honai ini dari
strukturnya terlihat sama persis, hanya saja untuk rumah yang dikhususkan bagi pria ukurannya
biasanya lebih tinggi.

2. Pakaian Adat
Secara umum, masyarakat Papua hidup di daerah-daerah yang terisolir. Mereka menyebar di
dalam penjuru hutan membentuk komunitas adat secara terpisah. Karena hal ini berlangsung
sejak zaman dahulu, perkembangan modernisasi sangat lambat di Papua. Hal ini berimplikasi
pada pemenuhan kebutuhan hidup mereka yang serba mengandalkan alam, termasuk dalam
pemenuhan kebutuhan sandang.
3. Tari tarian Daerah
1. Tari Musyoh
Tari Musyoh merupakan salah satu tarian sakral asal Papua, dan tarian ini diadakan jika ada
sanak saudara ataupun warga yang mengalami kecelakaan maut dan diperkirakan arwahnya tidak
tenang. Jika kita lihat dari unsur gerakannya, tarian ini mencerminkan masyarakat Papua yang
lincah dan energik.

Dan biasanya penarinya terdiri dari sekelompok penari pria.Menurut budayanya, tarian ini dapat
bermanfaat untuk mengusir arwah yang gentayangan.Kostum yang digunakan adalah pakaian
adat Papua yang terdiri dari Koteka, Rok rumbai, dan peralatan perang seperti tameng dan
tombak.
Sedangkan alat musik yang digunakan adalah tifa.

2. Tari Sajojo
Tari Sajojo dibuat untuk mencerminkan budaya warga Papua yang senang bergaul. Tarian ini
dapat ditarikan dengan jumlah penari yang sangat banyak, tidak terpatok dengan jenis kelamin
dan dapat ditarikan oleh anak muda ataupun tua. Konon, tarian ini sudah ada semenjak tahun
1990-an. Karena gerakannya ceria, tarian ini menjadi terkenal dengan pesat dikalangan
penduduk Papua, bahkan saat zamannya tarian ini sering dipertontokan di acara TV nasional.

4. Senjata Tradisional
1. Pisau Belati
Pisau Belati pada umumnya dibuat dari bilah logam, di Papua justru hanya terbuat dari tulang
kaki burung kasuari , burung endemik Papua. Tulang kaki burung kasuari dipilih karena mudah
dibentuk dan ditajamkan tapi tetap memiliki struktur yang kuat. Pada gagang atau pegangan
senjata tradisional Papua ini biasanya juga dilengkapi dengan hiasan bulu burung kasuari atau
serat alam.

2.Busur dan Panah


Busur dan Panah adalah merupakan salah satu senjata utama khas suku-suku yang ada di Papua.
Senjata tradisional busur dan panah ini digunakan untuk berburu dan berperang. Busur tersebut
dibuat dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari
bambu, kayu atau tulang kangguru.

Karena bahan-bahan busur dan panah yang terbuat dari alam, maka diperlukan keahlian khusus
untuk menggunakan senjata tradisional tersebut.
3. Tombak

Tombak digunakan untuk berburu dan perang. Ia dibuat dari kayu pada pegangannya dan batu
atau tulang tajam sebagai matanya. Seiring perkembangan zaman, di masa kini mata tombak
kerap ditemukan terbuat dari logam. Selain itu, modifikasi mata tombak yang beragam.

4. Kapak Batu

Kapak batu biasa digunakan oleh masyarakat Suku Asmat sebagai alat untuk menebang pohon
dan membantu mereka dalam proses pembuatan sagu. Lebih dari sekadar senjata, kapak batu
bagi Suku Asmat merupakan benda yang mewah, mengingat cara pembuatannya yang rumit dan
bahan baku batu nefrit yang sulit ditemukan. Bahkan, karena dianggap sangat berharga, kapak
batu oleh masyarakat Suku Asmat sering dijadikan mahar dalam suatu pernikahan.

6. Bahasa Daerah :
 Bahasa Abinomn, Foya, Foja - (Jayapura )

 Bahasa Abun ( Karon Pantai)

 Bahasa Aghu, Dyair - (Merauke )

 Bahasa Aikwakai, Tori, Aikwakai-Tori, Sikari, Ati, Eritai, Araikurioko - (Jayapura )


 Bahasa Airoran - (Jayapura)

 Bahasa Airo-Sumaghaghe - (Merauke)

 Bahasa Ambai - (Yapen Waropen)

 Bahasa Amber, Amberi, Waigeo, Waigiu - (Sorong)

 Bahasa Amberbaken, Kebar, Dekwambre, Ekware - (Manokwari)

 Bahasa Anasi ?

 Bahasa Ansus - (Yapen Waropen)

 Bahasa Anus - (Jayapura)

 Bahasa Arandai, Dombanu, Sebyar, Yaban, Jaban - (Manokwari)

 Bahasa Arguni - (Fakfak )

 Bahasa As ?

 Bahasa Asmat - (Merauke )

 Bahasa Asmat Pantai Kasuari - (Merauke)

 Bahasa Asmat Tengah - (Merauke)

 Bahasa Asmat Utara, Keenok - (Merauke)

 dll

7. Lagu Daerah :
1. Apuse

2. Yamko Rambe Yamko

3. E Mambo Simbo

4. Sajojo

5. Wesupe
6. Rasine Ma Rasine

7. Diru Diru Nina

8. Goro-Gorone

Anda mungkin juga menyukai