Anda di halaman 1dari 20

32.

Provinsi Papua Barat – Pakaian adat tradisional ewer

pakaian adat ewer ialah pakaian adat tradisional yang berasal


dari wilayah papua barat.
33. Provinsi Papua – Pakaian adat tradisional papua

Di papua pakaian adat laki-laki dan perempuan bentuknya


hampir mirip. Biasanya mereka meengenakan baju dan
penutup pada bagian bawah dengan bentuk yang mirip. Selain
itu di lengkapi dengan memakai dekorasi di kepala berbentuk
burung cendrawasih, kalung, gelang, dan juga ikat pinggang
dari manik-manik dan juga rumbai-rumbai di pergelangan kaki.

Corak pakaian yang di lukis di sini menggambarkan ciptaan


yang baru. DI sertai perisai dan tombak yang di pegang laki-
laki memberikan kesan yang sangat kental bagi warga Papua.

Itulah gambaran tentang nama-nama dan pakaian adat yang


terdiri dari 33 provinsi yang ada di Indonesia yang dapat kamu
pelajari agar dapat mengenal setidaknya nama dan pakaian
yang ada di negara Indonesia tercinta ini walaupun kamu
belum melihatnya secara langsung. Semoga apa yang kami
jelaskan kali ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu kalian.
Suku Papua

Suku Papua – Papua adalah pulau yang terletak di bagian paling timur
Indonesia. Sebelumnya Papua disebut Irian Barat atau Irian Jaya. Di sana
terdapat banyak Suku Papua yang beragam. Sekitar ratusan suku ada di sana.

Selain terdapat banyak suku yang mendiami di papua, papua juga terkenal
dengan kekayaan alam yang terpendam di dalamnya. Banyak jutaan mata di
dunia yang tertarik dengan pulau ini. Bukan hanya sumber daya alamnya yang
melimpah saja, keindahan alam papua juga bak surga dunia yang sangat
mempesona.

Selama belasan tahun terakhir ini, nama papua telah dikenal orang di dunia.
Beragam keunikan yang dimiliki papua akan membuat anda jatuh hati dengan
pulau ini, khususnya adalah Suku Papua yang banyak dan mempunyai ciri khas
sendiri.

Ada banyak sekali Suku Papua. Tidak sedikit dari suku tersebut masih primitif
dan memegang erat adat istiadat nenek moyang sampai sekarang. Seperti
Suku Asmat, Suku Amungme, Suku Asmat mungkin familiar di telinga anda.
Bukan hanya itu saja, masih banyak suku lagi di papua.
Daftar Suku Bangsa di Papua
Menurut sumber yang ada, menyatakan bahwa manusia pertama yang
bermigrasi ke Papua lebih dari 45 ribu tahun yang lalu. Saat ini, populasi suku-
suku di papua lebih dari 3 juta jiwa. Sebagian dari mereka tinggal di dataran
tinggi. Berikut adalah Suku Papua yang banyak diperbincangkan:

Suku Asmat
2

Suku Asmat adalah suku terbesar dan paling terkenal di antara sekian
banyaknya suku di Papua. Salah satu hal yang membuat Suku Asmat cukup
terkenal adalah hasil ukiran kayu yang sangat khas.

Suku Batak

Beberapa motif seringkali menjadi tema utama dalam hal membuat ukiran ini.
Biasanya Suku Asmat mengambil tema nenek moyang mereka atau biasa
disebut mbis. Bagi Suku Asmat seni ukir merupakan perwujudan dari mereka
melakukan ritual untuk mengenang arwah leluhurnya.

Sering kali ditemui motif yang menyerupai perahu. Mereka percaya simbol
perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian.

Baca Juga: Suku Sunda


2. Suku Amungme

Suku Amungme memiliki 13,000 orang dan tinggal di dataran tinggi papua.
Salah satu Suku Papua ini memiliki cara yang sangat unik. Mereka menjalankan
pertanian yang berpindah serta melakukan kegiatan dengan berburu dan
mengumpul.

Suku Amungme sangat terikat dengan tanah leluhur mereka. Mereka


menganggap sekitar gunung adalah tempat yang suci. Gunung yang dijadikan
penambangan emas oleh PT.Freeport merupakan gunung suci yang sangat di
aung-agungkan. Masyarakat Suku Amungme menyebutnya dengan nama
Nemang Kawi.

Nemang artinya panah dan kawi artinya suci, jadi Nawang Kawi adalah panah
yang suci atau dengan makna bebas perang atau perdamaian. Wilayah Suku
Amungme disebut Amungsa.
3. Suku Dani

Suku Dani adalah salah satu dari sekian banyaknya Suku Papua yang mendiami
di daerah pegunungan serta mendiami keseluruhan Kabupaten Jayawijaya.
Banyak orang mengenal Suku Dani mendiami suatu wilayah di Lembah Baliem.

Dimana tempat itu terkenal dengan petani yang terampil dan sudah
menggunakan perkakas seperti kapak batu, pisau yang dibuat dari tulang
binatang, bambu dan kayu galian yang terkenal kuat dan berat.

Suku Dani masih banyak mengenakan koteka atau penutup kemaluan pria.
Sedangkan untuk wanita mengenakan pakaian wah yang terbuat dari rumput
atau serat. Mereka tinggalnya di rumah honai.

Upacara besar serta keagamaan dan perang masih dilaksanakan Suku Dani.
Suku ini pertama kali diketahui di Lembah Baliem sekitar ratusan tahun yang
lalu.
4. Suku Korowai

Suku Korowai ini mendiami area luas di dataran rendah di selatan pegunungan
Jayawijaya. Daerah itu membentuk rawa, hutan mangrove dan lahan basah.
Suku Korowai memiliki kepercayaan bahwa mereka adalah salah satunya
manusia di bumi.

Suku Korowai juga salah satu Suku Papua yang tidak mengenakan koteka.
Banyak orang mengenal Suku Korowai dikenal sebagai pemburu-pengumpul
yang tinggal dirumah pohon.
5. Suku Muyu

Suku Muyu Adalah salah satu suku asli papua yang hidup dan berkembang di
Kabupaten Boven Digoel. Nenek moyang Suku Muyu dulunya tinggal di daerah
sekitar sungai muyu yang terletak di sebelah timur laut Merauke. Uniknya lagi,
beberapa anthropologist menyebut Suku Muyu adalah Primitive Capitalists.

Suku Muyu dianggap sebagai suku pedalaman yang pintar. Mereka menduduki
posisi penting dalam struktur birokrasi Boven Digoel. Dari 1800 pegawai negeri
sipil, sekitar 45% nya adalah dari Suku Muyu.

Suku Muyu terkenal hemat, pekerja keras dan sangat menghargai pendidikan.
Mereka menyebut dirinya sendiri dengan istilah Kati. Maknanya adalah
manusia yang sesungguhnya.
6. Suku Bauzi

Oleh lembaga misi dan bahasa Amerika Serikat, suku Bauzi maasuk daftar 14
suku yang terasing. Sebagai suku yang menempati kawasan terisolir, sebagian
lelaki suku bauzi mengenakan cawat yang berupa selembar dan atau kulit
pohon yang telah dikeringkan lalu diikat dengan tali pada ujung alat kelamin.

Sedangkan para wanita mengenakan selembar daun atau kulit kayu yang
dikeringkan dan di tali di pinggang mereka untuk menutupi auratnya

Suku Bali

Pada acara pesta adat atau penyambutan tamu, para lelaki dewasa
mengenakan hiasan kepala dari bulu kasuari dan mengoles tubuh mereka
dengan sagu. Sebagian besar suku ini masih hidup dengan taraf berburu dan
meramu serta semi nomaden.
Baca Juga: Suku Batak

7. Suku Huli

Suku Huli juga salah satu suku terbesar Suku Papua. Mereka melukis wajah
mereka dengan warna kuning, merah dan putih. Mereka terkenal dengan
tradisi mereka yang membuat wig dari rambut mereka sendiri.

Alat seperti kapak dengan cakar juga tak ketinggalan melengkapi mereka agar
menambah kesan menakutkan. Kesimpulannya, banyak sekali suku yang
mendiami pulau papua ini. Sebagian dari mereka memiliki keunikan tersendiri
daripada suku lainnya.

Sebagai warga Indonesia kita harus bangga dengan pulau Papua yang
menyimpan kekayaan alam Indonesia serta wilayahnya yang indah bak surga
dunia. Kita juga harus bangga dan menghormati saudara kita yang ada di
pedalaman dan di daerah yang terisolir.
Pakaian Adat Papua – Indonesia adalah Negara kepulauan yang
memiliki banyak sekali kebudayaan, suku, dan juga bahasa.
Karena banyaknya perbedaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia tersebut menjadikan Indonesia memiliki banyak
sekali adat istiadat pada setiap daerahnya.
Tetapi dengan banyaknya perbedaan tersebut bisa menjadikan
Indonesia menjadi sebuah Negara kesatuan.
Salah satu adat istiadat yang ada di daerah Indonesia paling
Timur yaitu adat dari daerah Papua. Di mana di daerah Papua
sendiri mempunyai berbagai macam suku dan juga pakaian
adat Papua.
Pakaian adat Papua merupakan salah satu ciri khas dan wujud
nyata kekayaan budaya yang ada di daerah Papua. Menjadi
satu negara dengan berbagai macam perbedaan, tidak
mengherankan jika Papua yang terletak di ujung negeri ini juga
menyimpan segudang keunikan budaya yang dapat
dipertontonkan sebagai ciri khas negeri ini.
Daerah paling timur Indonesia ini terkenal dengan berbagai
macam sukunya yang mendiami Papua.
Suku yang berada di Papua di antaranya yaitu :
 Suku asmat
 Suku dani
 Suku biak
 Suku kamoro
 Suku waropen
Sedangkan untuk pakaian adatnya sendiri adalah pakaian yang
bisa menggambarkan kedekatan suatu suku dengan alam di
sekitar.
Pakaian Adat Papua beserta Penjelasannya

adatindonesia.com

Untuk nama pakaian adat Papua sendiri juga dibedakan


menjadi dua pakaian yakni pakaian adat untuk pria dan juga
pakaian adat untuk wanita. Di mana perbedaan yang ada
sebetulnya tidak terlalu banyak Cuma ada pada bagian bawah
pakaiannya saja.
Pakaian adat tersebut juga memiliki ciri khas yang terdapat
pada bagian kepala dengan adanya penutup. Bagian tersebut
terbuat dari bahan dasar daun sagu yang telah di rajut dengan
sangat rapih. Kemudian bagian atas dari penutup kepala
terdapat bulu burung kasuari.
Bagaimana unik kan? Selain itu juga ada tiga baju adat yang
berbeda dari bahan dasarnya. Berikut ini merupakan beberapa
pakaian adat Papua Barat.
Pakaian Sali

Pakaian Sali ini adalah pakaian khusus yang pakai untuk


perempuan yang masih lajang atau pun belum menikah. Untuk
pakaian tersebut mempunyai bahan dasar yang sangat menarik
yaitu dari kulit pohon.
Dengan warna yang dihasilkan dari kulit pohon tersebut akan
menimbulkan warna coklat. Sehingga untuk perempuan yang
telah mempunyai ikatan atau yang telah menikah tidak layak
lagi untuk memakai pakaian adat tersebut. Biasanya untuk
pakaian adat orang yang telah menikah juga tersedia.
Pakaian holim

Pakaian holim tersebut dipakai untuk para lelaki. Pakaian


tersebut berasal dari suku Dani di Papua. Pakaian adat holim
tersebut juga memiliki nama lain yaitu koteka. Seperti yang
telah diketahui bahwa koteka tersebut sudah sangat terkenal
namanya di masyarakat Indonesia sebagai pakaian adat dari
Papua serta sebagai penutup kemaluan. Pakaian holim
tersebut bisa digunakan untuk kegiatan apa saja dalam
kehidupan sehari-harinya. Koteka dipakai dengan cara diikat
ke pinggang memakai seutas tali sehingga ujung koteka
tersebut mengacung ke atas. Untuk koteka yang dipakai saat
acara adat, koteka yang dipakai biasanya berukuran panjang
dan dilengkapi dengan ukiran etnik.
Sedangkan untuk yang dipakai saat bekerja dan juga aktivitas
sehari-hari adalah koteka yang ukurannya lebih pendek. Suku
Papua mempunyai bentuk koteka yang berbeda-beda. Misalnya
saja, ada suku tion yang memakai dua buah labu air sekaligus
sebagai koteka atau pada suku lain yang memakai hanya satu
labu air saja.
Cara membuat koteka tersebut yaitu dengan bahan buah labu
air tua yang dikeringkan dan kemudian bagian dalamnya atau
biji serta daging buah akan dibuang. Labu air yang dipilih yaitu
labu air tua sebab cenderung lebih keras dan juga akan lebih
awet jika dibandingkan dengan labu air muda.
Setelah itu dilakukan proses pengeringan. Pengeringan
tersebut dilakukan supaya koteka tidak cepat membusuk.
Pakaian yokal

adatindonesia.com

Pakaian adat Papua berikutnya yaitu pakaian yokal, di mana


pakaian tersebut hanya ada di daerah Papua barat dan
sekitarnya. Pakaian tersebut juga hanya boleh dipakai oleh
perempuan yang telah memiliki keluarga atau yang telah
menikah. Pakaian tersebut juga hanya dapat dijumpai di
pedalaman Papua.
Untuk warna dari pakaian tersebut adalah warna coklat yang
sedikit kemerahan. Pakaian tersebut tidak untuk dijual atau
pun di beli sebab pakaian tersebut merupakan suatu simbolis
masyarakat Papua yang menggambarkan kedekatan nya
dengan alam semesta.
Pakaian Ewer

bajutradisionals.com

Selain dari ketiga pakaian di atas masih ada beberapa


aksesoris yang dipakai seperti rok rumbai yang terbuat dari
susunan daun sagu yang kering yang dipakai untuk menutupi
tubuh bagian bawah. Rok rumbai tersebut tidak hanya dipakai
oleh para wanita saja tetapi juga dipakai oleh pria.
Biasanya jika memakai rok rumbai tersebut maka dilengkapi
juga dengan hiasan lainnya seperti hiasan kepala dari bahan
ijuk, bulu burung kasuari, atau juga anyaman daun sagu.
Selain itu juga ada perlengkapan yang lain seperti manik-
manik dari kerang, taring babi yang di letakkan di antara
lubang hidung, gigi anjing yang dikalungkan di leher, tas noken
yang terbuat dari anyaman kulit kayu sebagai wadah umbi-
umbian atau sayuran yang dipakai di kepala. Kemudian tidak
lupa juga alat tradisional yang di pakai seperti tombak Papua,
panah, dan juga sumpit.
Nah itulah beberapa pakaian adat dari Papua yang perlu untuk
Anda ketahui sebagai tambahan wawasan Anda. Semoga
artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda yang sedang mencari
informasi mengenai pakaian adat Papua.

Salah satu makanan khas Papua yang terkenal adalah Papeda. Selain Papeda, masih ada lagi
lho makanan khas Papua lainnya. Penasaran, apa saja sih makanan khas Papua? Berikut
beberapa makanan khas Papua yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu
(6/3/2019).
2 of 6

1. Papeda

Makanan Khas Papua (Sumber foto: Wikiwand.com)

Papeda adalah makanan khas Papua yang terbuat dari sagu. Papeda harus dimasak selama
beberapa menit sampai tekstur makanan berubah menjadi bubur. Bubur putih dengan tekstur
lengket seperti itu terasa hambar.
Oleh karena itu, biasanya sebelum disajikan terlebih dahulu disaring kemudian diberi air
jeruk untuk menambah kelezatan rasa dan ditambah air panas secukupnya kemudian diaduk
sampai mengembang.

Sebagai pelengkap, makanan khas Papua ini diberi ikan kuah pedas dan sayur tagas-tagas
yang terbuat dari campuran daun singkong, bunga pepaya, dan ubi jalar. Papeda makin lezat
bila disantap selagi hangat.

Papeda juga menjadi sebuah tradisi di Komunitas muslim di Fakfak, Papua saat bulan suci
Ramadhan secara turun-temurun. Biasanya sebelum menyantap papeda, para pemuda di sana
memainkan musik tradisional hadrah dengan melantunkan syair berbahasa Arab sampai
beduk Maghrib menjelang.
3 of 6

2. Ulat Sagu

Makanan Khas Papua

Mendengar namanya saja mungkin sudah membuat kamu geli. Ya, ulat sagu menjadi
makanan khas Papua. Makanan khas suku Kamoro ini dipercaya mengandung vitamin tinggi.

Ulat ini merupakan larva dari kumbang merah kelapa. Cara mendapatkannya hanya dengan
menebang pohon sagu, kemudian batangnya dibiarkan membusuk.

Nah, pohon sagu yang membusuk tadi akan muncul ulat. Pohon kemudian dibelah untuk
mengambil ulat yang ada. Ulat ini berwarna putih dan ukurannya sebesar ibu jari.

Kamu pun bisa memakannya secara langsung atau dibakar seperti sate. Bisa juga diolah
dengan cara direbus dan disajikan dengan sambal.

Bicara soal rasa, ulat sagu mempunyai rasa gurih dan terasa lunak di bagian dalam.
Kandungan gizi di dalamnya sangat besar, seperti protein, asam amino serta bebas kolesterol.
Tak heran jika ulat ini sangat digemari masyarakat Papua. Berani mencobanya?
4 of 6
3. Udang Selingkuh

Makanan Khas Papua foto: blog.reservasi.com

Nama makanan ini memang unik dan bikin penasaran. Kenapa disebut
udang selingkuh? Usut punya usut, disebut sebagai udang selingkuh
karena udang yang digunakan punya capit seperti kepiting. Sebagian
warga Papua Barat menganggap udang ini berselingkuh dengan kepiting.

Makanan khas Papua satu ini sangat populer di wilayah Wamena, Papua
Barat. Biasanya, udang selingkuh dimasak dengan cara dibakar dengan
cabai, tomat, bawang dan garam.

Anda mungkin juga menyukai