Anda di halaman 1dari 45

1

Kebhinekaan di Daerah Papua


untuk Warga SMKN 1 Adiwerna

Penulis
Ahmad Fajrul Falah
M.Daffa Zulfiansyah
Dwi Surya A.
Akhmad Fadhlutsalits

Penerbit
Perpustakaan SMKN 1 Adiwerna

2
SMKN 1 ADIWERNA
Kata pengantar

Salam pembuka,

Kami dengan bangga mempersembahkan buku ini sebagai


jendela ke dalam budaya yang memikat dan unik. Dalam
perjalanan ini, kita akan menapak tilas sejarah, menggali akar
tradisi, dan merenungi keindahan seni yang melingkupi
kehidupan masyarakat yang dikaji.
Buku ini bukan hanya kumpulan fakta, melainkan undangan
untuk mengalami kehidupan dan makna di balik cerita yang
terungkap. Kami mengajak pembaca menelusuri nilai-nilai
pilar budaya, menghargai tradisi yang diwariskan dari generasi
ke generasi.
Dari kekayaan bahasa hingga perayaan rakyat yang meriah,
setiap halaman membuka cakrawala baru tentang suatu budaya
yang mungkin sebelumnya terasa jauh. Kami berharap
pengenalan ini membuat pembaca merasakan kehangatan dan
keindahan dalam perbedaan serta menemukan kekayaan dalam
setiap aspek kehidupan masyarakat yang dijelaskan.
Selamat menikmati perjalanan pengetahuan yang
menggetarkan hati!

Terima kasih.

3
Daftar isi
Kata pengantar...................................................................... 3

BAB 1 : Pengenalan tentang Daerah Papua......................... 5


BAB 2 : Jenis-jenis pakaian ada papua................................ 7
BAB 3 : Tarian Adat Di Pulau Papua................................... 18
BAB 4 : Lagu Daerah Papua................................................ 26
BAB 5 : Makanan Tradisional Khas Papua......................... 37

Daftar Pusaka....................................................................... 44

4
BAB 1: Pengenalan tentang Daerah Papua
1. Sekilas tentang
Pulau Papua
Pulau yang eksotis ini
terletak di ujung timur
Indonesia. Ada banyak
hal yang masih perlu
digali lebih dalam tentang
Papua. Selain tambang
tembaga dan emas di pulau tersebut, ada banyak hal lain yang
menarik untuk kita ketahui. Pulau ini memiliki historis
perjuangan yang panjang dan melelahkan sampai-sampai
militer harus turun tangan. Perjuangan itu kita kenal dalam
buku-buku sejarah sebagai Pembebasan irian Barat.
Provinsi ini memiliki luas 312.224,37 km2 dari total luas
pulau 421.981 km2 dan berbatasan langsung dengan negara
Papua Nugini. Penduduk asli Papua disebut sebagai Orang Asli
Papua (OAP), yaituterdiri dari beragam suku bangsa tersebar di
seluruh wilayah Papua. Sebelumnya, pulau ini terbagi menjadi
dua wilayah, yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
Kemudian pada 30 Juni 2022 bertambah menjadi tiga wilayah
hasil pemekaran Provinsi Papua, yaitu Provinsi Papua
Pegunungan, Provinsi Papua Selatan, dan Provinsi Papua
Selatan. Dan terbaru, tengah dibahas pemekeran kembali
menjadi Provinsi Papua Barat Daya.

5
2. Budaya di Pulau Papua
Ada beragam informasi yang kami dapatkan mengenai
jumlah suku yang ada di Pulau papua, namun kebanyakan
menyebutkan bahwa ada sekitar 466 suku yang hidup di sana.
Mereka satu rumpun dengan penduduk pribumi Benua
Australia, yaitu suku Aborigin. Di antara suku-suku yang ada
di Papua yaitu suku Asmat, Biak, Nafri, Sentani, Kayu Batu/
Kayu Pulau, Tobati/ Enggros, Demta, Kaureh, Kimaghama,
Maklew, dan lain-lain.
Dari beragam suku tersebut, terdapat lebih dari 270 bahasa
yang ada di Pulau Papua. Sementara itu di bagian Papua
Nugini, terdapat beragam suku pula dan disebutkan ada 800
bahasa di sana. Budaya yang ada di Papua meliputi tarian,
rumah, upacara, dan pakaian dat.

6
BAB 2: Jenis-jenis Pakaian Adat di Daerah
Papua
Pakaian adat yang ada di Papua banyak ragamnya. Salah
satunya adalah Koteka yang seringkali kita dengar karena
banyaknya pemberitaan di acara-acara televisi dan berita.
Selain Koteka, ada beberapa jenis pakaian adat Papua lainnya.
Sebelum kita mempelajari apa saja jenisnya, ada baiknya kita
mengetahui ciri-ciri pakaian adat Papua.
Sebagaimana yang kita ketahui, pakaian adat Papua belum
terpengaruh oleh budaya luar sehingga masih sangat original
dan genuine, benar-benar masih asli. Pakaian adat Papua
mengisyaratkan bahwa penduduknya hidup berdampingan
dengan alam sekitar. Keunikan pakaian adat Papua tersebut
menjadikan pakaian adat mereka dikenal di Indonesia dan
dunia internasional.
Di bawah ini merupakan jenis-jenis pakaian adat Papua:
1. Koteka
Koteka merupakan
bagian dari pakaian adat
Papua yang berfungsi
untuk menutupi
kemaluan penduduk pria
asli Papua, sementara
bagian tubuh lainnya

7
dibiarkan terbuka sehingga nyaris telanjang. Koteka, secara
harfiah memiliki makna sebagai pakaian. Koteka juga disebut
dengan horim atau bobbe.
Koteka terbuat dari bahan kulit labu air yang telah
dihilangkan biji dan buahnya. Labu air yang dipilih harus yang
sudah tua karena labu yang tua jika dikeringkan mempunyai
tekstur yang keras dan awet. Labu tua tersebut ditanam di
dalam pasir atau tanah kemudian dibakar agar lebih mudah
untuk mengeluarkan biji dan buahnya. Setelah berhasil
dikeluarkan biji dan buahnya, labu dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan di atas perapian.
Bentuknya panjang seperti selongsong dan ujungnya
meruncing seperti kerucut atau lebih mirip batang buah wortel.
Di bagian ujung koteka diberi bulu ayam hutan atau bulu
burung.
Koteka dipakaikan ke bagian vital pria. Agar tidak mudah
lepas, di kiri dan kanannya terdapat tali agar koteka dapat
melilitkan tali tersebut ke bagian pinggang penggunanya. Bagi
laki-laki yang masih perjaka, koteka dipakai dengan posisi
tegak lurus ke atas. Sementara bagi laki-laki yang memakai
koteka dengan posisi ke atas dan miring ke kanan,
melambangkan kejantanan dan memiliki status sosial yang
tinggi ataupun kebangsawanan.
Anggapan umum yang beredar mengatakan bahwa ukuran,
baik panjang dan besar, koteka melambangkan status
pemakainya. Namun pada kenyataannya bukanlah demikian.
Ukuran koteka dipilih berdasarkan aktivitas apa yang sedang
dilakukan.

8
Koteka pendek digunakan saat mereka bekerja dan aktivitas
sehari-hari seperti bercocok tanam, berburu, dan beternak.
Sedangkan untuk acara-acara adat, mereka menggunakan
koteka yang berukuran panjang.
Koteka yang dipakai oleh suku satu bisa berbeda dengan
koteka yang dipakai oleh suku lain. Misalnya koteka yang
digunakan suku Yali, mereka lebih menyukai bentuk labu yang
panjang. Sementara itu ada suku lain, sebut saja suku Triom
biasanya memakai koteka yang berbentuk dua labu.
Pada tahun 1950, penduduk pribumi Papua mendapatkan
kunjungan sosialisasi penggunaan celana pendek. Kampanye
ini bertujuan untuk mengganti peran koteka agar dapat
menutupi bagian vital pria lebih menyeluruh.
Kampanye tersebut memerlukan perjuangan yang panjang dan
tidak mudah. Penduduk yang ada di Lembah Baliem
contohnya, Suku Dhani, terkadang menggunakan celana
pendek, namun di saat yang lain mempertahankan koteka.
Secara perlahan penggunaan koteka dibatasi, terlebih
penggunaan di tempat-tempat umum yang dapat dilihat oleh
banyak orang misalnya di sekolah, di terminal, di kantor, dan
lain-lain. Beberapa waktu lalu, viral berita dilarangnya
penggunaan koteka di ruang sidang pengadilan. Keberadaan
koteka di zaman ini lebih sering diperjualbelikan untuk
cinderamata.
Penggunaan koteka masih banyak dijumpai di wilayah
pegunungan, seperti Wamena. Jika ada wisatawan yang berfoto
dengan penduduk yang menggunakan koteka, biasanya perlu
membayar beberapa puluh ribu sesuai kesepakatan.

9
Pembatasan koteka ini dimulai tahun 1964 sejak dimulainya
kampanye antikoteka. Kemudian pada tahun 1971, diadakan
distribusi pakaian dan celana untuk penduduk di sana.
Sayangnya distribusi tersebut tidak dibarengi dengan
pemberian sabun cuci baju, sehingga baju dan celana yang
sudah dipakai menjadi kotor dan tidak pernah dicuci.
Akibatnya, banyak penduduk Papua yang terkena penyakit
kulit.

2. Baju Kurung
Baju kurung merupakan pakaian adat Papua yang digunakan
oleh para wanita sebagai atasan. Bahan dari baju kurung adalah
kain beludru. Baju
kurung
mendapatkan
pengaruh dari
budaya luar Papua
dan banyak dipakai
oleh perempuan di
Manokwari. Anda
akan menemukan wanita Papua di Papua bagian Barat juga
banyak yang mengenakan baju ini untuk acara adat.
Wanita yang mengenakan baju kurung ini memadupadankan
penampilannya dengan rok rumbai. Tidak jarang para wanita
menggunakan aksesoris tambahan saat mengenakan baju
kurung ini. Hiasan rumbai bulu yang melingkar di pinggang,
lengan, dan tepi leher.
Kombinasi baju kurung, rok rumbai, dan hiasan rumbai bulu
biasanya ditambahkan beberapa perlengkapan lain agar tampak
10
lebih serasi. Adanya gelang dan kalung yang terbuat dari biji-
bijian yang keras dan penutup kepala yang terbuat dari bulu
burung.
3. Rok Rumbai
Rok rumbai merupakan
bawahan yang menutupi
bagian tubuh bawah
wanita Papua. Biasanya
rumbai digunakan secara
berpasangan dengan baju
kurung. Rok rumbai
terbuat dari bahan daun sagu yang telah dikeringkan kemudian
dirajut dengan rapi hingga membentuk sebuah rok.
Rok rumbai biasanya digunakan oleh penduduk di wilayah
pegunungan tengah atau dekat pesisir pantai. Beberapa
kelompok yang masih menggunakan rok rumbai ini adalah
Yapen, Sentani, Enjros, Nafri, Biak Numfor, dan Tobati.
Meski pada umumnya rok digunakan oleh wanita, namun
beberapa pria di Papua juga mengenakan rok berumbai-rumbai
ini pada saat diadakan acara adat. Meski tidak begitu banyak,
Grameds tidak perlu terkejut sewaktu melihat saat berkunjung
ke Papua.
Cara penggunaan rok rumbai untuk wanita dan pria berbeda.
Jika seorang pria mengenakan rok rumbai, maka dia tidak
mengenakan baju kurung seperti wanita. Jika seorang pria
mengenakan koteka, biasanya wanita mengenakan rok rumbai
tanpa baju kurung. Bagian tubuh atas mereka disamarkan oleh
tato bermotif flora dan fauna yang tintanya terbuat dari bahan
alami
11
4. Pakaian Sali
Untuk mengenali
seorang gadis masih
lajang atau sudah
menikah, bisa dikenali
dengan pakaian yang
dikenakan. Pakaian Sali
merupakan pakaian
yang hanya boleh digunakan oleh para gadis. Baju Sali ini
dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Wanita
yang sudah menikah tidak diperbolehkan memakaian pakaian
adat ini.
Kalian tidak akan mengira bahwa pakaian ini terbuat dari kulit
pohon pilihan atau daun sagu yang kering. Salah satu
kriterianya kulit pohon harus berwarna coklat supaya pakaian
yang dihasilkan tampak sempurna, menarik, dan sedap
dipandang. Karena jika dilihat sekilas, pakaian adat ini tampak
seperti kain jahitan saat dipakai oleh para gadis Papua.
Sali digunakan dengan cara melilitkannya ke bagian tubuh dan
diatur agar bagian dalam lebih panjang dibandingkan bagian
luar.
5. Pakaian Adat Yokal
Siapa yang mengira kalau
hanya terdapat pakaian
untuk para perempuan
yang masih gadis saja?
Dalam budaya Papua,
perempuan yang sudah
menikah juga disediakan pakaian khusus. Fungsinya jelas,
12
pakaian ini untuk menutupi tubuh wanita bagian atas dan hanya
boleh dikenakan oleh mereka yang sudah menikah.
Pakaian Yokal terbuat dari kulit pohon yang berwarna
mencolok coklat tanah atau kemerahan. Pakaian ini dibuat
dengan cara dianyam dan dililitkan memutari tubuh wanita.
6. Baju Kain Rumput
Pakaian adat ini merupakan pakaian yang sudah mendapatkan
sentuhan modern.
Baju kain rumput
dapat digunakan oleh
laki-laki maupun
perempuan.
Pakaian ini dibuat
dengan menggunakan
bahan dasar pucuk daun sagu yang sudah dikeringkan. Daun
sagu yang digunakan sebagai bahan harus diambil saat air laut
sedang pasang. Daun sagu yang sudah diambil kemudian
dikeringkan lalu direndam sebelum dianyam.
Daun tersebut kemudian dianyam dengan menggunakan
bantuan alat berupa kayu sepanjang satu meter. Kayu tersebut
berfungsi untuk mengaitkan ujung-ujung tali. Tali tersebut
terbuat dari rumput-rumput, yang sebelumnya telah
dikeringkan, yang dipilin menjadi satu.
7. Tato Alami

Tidak jarang kita temui


gambar atau tato pada
tubuh orang Papua. Tato
tersebut berfungsi untuk
13
menutupi tubuh bagian atas penduduk Papua. Hal ini lantaran
terkadang penduduk Papua tidak mengenakan pakaian atas.
Menurut catatan sejarah, tato di Papua diperkirakan sudah ada
sejak 3000 tahun yang lalu. Adalah orang-orang Austronesia
dari Asia yang membawa tradisi tato ini ke Papua. Konon, tato
itu dibuat bahan arang berbahan kayu yang dipirolisis
bersamaan dengan getah pohon.
Saat ramuan getah dan arang dirasa sudah cukup untuk
dicampurkan dengan bahan lain, duri sagu atau tulang
dicelupkan ke dalamnya untuk ditusukkan ke pipi, dada,
kelopak mata, betis, bagian belakang tubuh, dan pinggul.
Tato juga digunakan oleh pengantin pria agar tampak lebih
tampan dan perkasa. Oleh karena itu tato pada pria bermotif
buaya, ular, burung kasuari, atau ikan gergaji. Sementara
pengantin wanita memakai tato untuk menambah kecantikan.
Motif tato untuk pengantin wanita biasanya burung
cendrawasih, belut, atau ikan sembilang. Selain itu, tato juga
digunakan untuk menunjukkan simbol kecantikan, kekuasaan,
atau status sosial seseorang.
8. Hiasan Rumbai
di Kepala
Rumbai-rumbai di kepala
bagaikan mahkota ini
seringkali dipakai oleh
penduduk Papua. Fungsi
dari hiasan rumbai ini
sebagai hiasan tambahan pakaian adat Papua.
Hiasan rumbai ini terbuat dari bulu burung kasuari yang
berwarna putih atau kuning. Pemilihan bulu burung kasuari
14
sebagai bahan hiasan rumbai karena bentuknya unik dan
menarik. Terkadang hiasan ini juga dikombinasikan dengan
bulu kelinci. Namun terkadang bulu burung kasuari diganti
dengan ilalang sebagai bahan dasarnya.
9. Noken
Noken merupakan aksesoris
pakaian adat Papua berupa
tas anyaman khas Papua.
Dulunya, tas ini dipakai
dengan cara diikatkan pada
kepala. Namun belakangan ini, noken dipakai dengan cara
diselempangkan di bahu. Pembuatan Noken dilakukan dengan
cara menganyamkan kulit kayu atau akar rotan.
Noken memiliki banyak fungsi yang penting dalam kehidupan
orang-orang di Papua. Yatoo merupakan noken yang berukuran
besar sehingga bisa digunakan untuk membawa kayu bakar,
sayur-sayuran, umbi-umbian, kacang, kentang, dan barang-
barang lain tidak terkecuali barang belanjaan di pasar. Jika
Yatoo dalam keadaan kosong, tas tersebut bisa digunakan
untuk menggendong anak. Noken jenis lainnya disebut
Gapagoo. Karena ukurannya yang kecil, Gapagoo hanya dapat
mengangkut barang-barang kecil seperti rokok atau sirih
pinang.
Sampai saat ini, noken masih banyak digunakan oleh suku
Asmat. Noken menjadi kebanggan tersendiri bagi penduduk
Papua yang merantau ke luar pulau atau orang Indonesia yang
merantau ke luar negeri. Di pasaran Noken memiliki harga
yang tinggi. Tas anyaman ini dibanderol dengan harga mulai
dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
15
10. Gigi hewan Babi atau Anjing
Seperti namanya,
aksesoris ini terbuat
dari gigi anjing dan
gigi babi. Gigi babi
ini diletakkan di
antara lubang hidung
pria Papua. Gigi babi
ini digunakan sebagai
identitas bahwa penggunanya adalah prajurit perang. Jika
seorang prajurit sedang marah atau ingin berperang, maka gigi
babi tersebut akan menghadap ke bawah.
Sementara gigi anjing digunakan untuk perhiasan berupa
kalung. Kalung dari gigi anjing ini disebut dengan Koyonoo.
Konon, gigi anjing merupakan salah satu harta tertinggi dalam
tradisi di Papua. Taring anjing yang berwarna putih dan tanpa
cacat (retak atau terkikis) memiliki nilai tukar yang lebih
tinggi.
Pada beberapa suku, Koyonoo dapat digunakan untuk
membayar denda adat, mas kawin, dan beberapa alat tukar
lainnya.
Begitu banyak budaya Papua yang masih menjadi misteri buat
kita. Beragam budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sudah selayaknya disikapi dengan bijaksana. Dengan demikian,
kita bisa menjadikan perbedaan tersebut menjadi pemersatu
bangsa, bukan pemecah bangsa.

16
BAB 3: Tarian Adat Papua
Papua merupakan salah satu wilayah di Nusantara yang kaya
akan budaya dan warisan leluhurnya. Salah satunya adalah tari
tradisional khas Papua yang sering kali digunakan dalam
upacara adat. Tarian daerah Papua adalah salah satu aset
bangsa pada bidang kesenian di Nusantara. Apabila
dibandingkan dengan tari tradisional dari daerah lainnya, tarian
daerah Papua memiliki ciri khas yang membuat tari tradisional
Papua unik.
Selain itu, tarian daerah Papua memiliki makna di baliknya
yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari dari
masyarakatnya yaitu dengan mengekspresikan emosi serta
kebudayaan lokal. Tari tradisional Papua tidak hanya tarian
belaka, akan tetapi juga dapat dikatakan sebagai jati diri
masyarakat yang harus dipahami. Agar kalian bisa ikut

17
menghargai dan tentu menambah wawasan mengenai tarian
daerah Papua, berikut beberapa tari tradisional Papua yang bisa
kalian pelajari.
1. Tari Seka
Tarian ini merupakan tarian adat masyarakat di daerah Timika,
Kaimana, dan Fakfak.
Timika adalah ibukota
kabupaten Mimika. Di
daerah ini terdapat dua
suku asli yaitu suku
Amunge yang mendiami
wilayah pegunungan dan
Suku Komoro atau Kamoro yang mendiami wilayah pesisir.
Awalnya, Tari Seka hadir sebagai bentuk ucapan rasa syukur
dikala panen melimpah serta sering dilakukan di prosesi adat
pernikahan, yaitu saat mengantarkan calon mempelai wanita ke
calon mempelai pria. Di waktu lampau, Tari Seka juga
digunakan oleh suku Kamoro sebagai lambang semangat ketika
akan berperang. Di daerah Kaimana, suku Napiti dan suku
Miere masih menggunakan Tari Seka dalam aktivitas sehari-
hari, sama halnya dengan Suku Kamoro di Timika. Dalam
perkembangannya, Tari Seka berubah menjadi tari pergaulan
dan terkadang di bawakan dalam upacara penyambutan tamu.
2. Tari Wutukata

Tari wutukala merupakan


tari adat Papua yakni dari
masyarakat Suku Moy di
Papua Barat. Tari ini
18
merupakan salah satu tari tradisional yang memperlihatkan
aktivitas masyarakat Suku Moy ketika sedang berburu ikan
sebab memang tinggal di wilayah pesisir Sorong, Papua Barat
yang berprofesi sebagai nelayan.
Dari sejarah, pada zaman tersebut Suku Moy hanya memakai
alat tradisional berupa tombak untuk mencari ikan. Akan tetapi
ketika mencari ikan dengan tombak semakin sulit dilakukan,
maka mereka kemudian memakai bubuk akar tuba untuk
mencari ikan dengan lebih mudah. Bubuk akar tuba ini dipakai
karena mengandung racun ringan yang bisa membuat ikan
lebih mudah ditangkap dan cara menangkap ikan tersebut
kemudian dijadikan inspirasi tarian Papua ini.

Tari Wutukala bertujuan untuk memberi apresiasi atas inovasi


serta perkembangan yang sudah dilakukan masyarakat untuk
mata pencaharian sebagai seorang nelayan mengikuti
perkembangan waktu. Tari wutukala ini juga merupakan
bentuk ungkapan syukur atas berkat yang melimpah karena
sudah mendapat ide untuk mata pencaharian masyarakat
tersebut
3. Tari Perang

Tari perang merupakan tarian Papua Barat yang melambangkan


kegagahan dan
kepahlawanan rakyat
Papua. Tarian ini biasanya
akan disuguhkan
masyarakat pegunungan
ketika kepala suku
19
memberi perintah untuk perang sebab bisa mengobarkan
semangat untuk berperang.
Tarian daerah Papua ini merupakan tarian kelompok yang juga
bisa dijadikan tarian kolosal sebab penari tidak terbatas. Tarian
perang biasanya akan diiringi dengan tifa dan beberapa alat
musik lain namun diiringi dengan lagu perang pembangkit
semangat sehingga berbeda dengan tari Papua lainnya.
Tari perang akan dilakukan dengan kostum tradisional berupa
rok yang terbuat dari akar, penghias dada berupa manik manik
dan daun yang akan disisipkan pada bagian tubuh untuk
menunjukkan kecintaan masyarakat Papua.

4. Tarian Tumbu Tanah


Tari Tumbuh Tanah dikenal hampir sebagian besar kelompok
suku yang tersebar di
wilayah Kepala Burung
tanah besar Papua dengan
berbagai varian gerak tari,
lagu serta aksesoris berbeda.
Tarian ini juga memiliki
sebutan sesuai dengan kelompok suku masing-masing.
Misalnya pada masyarakat sekitar wilayah Sorong seperti
orang Maybrat, orang Tehit, orang Moi, dan kelompok suku
IMEKO yang menyebut dengan tari Srar sedangkan
masyarakat Arfak menyebut dengan tarian Tumbu tanah.

20
5. Tari Nasimar
Tarian Nasimar adalah tarian
tradisional yang berasal dari
Kabupaten Sarmi Provinsi
Papua. Tarian Nasimar
merupakan tarian perang yang
sering dilakukan. Tarian
nasimar ini sering dilakukan
pada saat acara, pelantikan Ondoafi, acara penyambutan
dengan kegiatan-kegiatan yang lainnya yang berkaitan dengan
tarian ini. Tarian nasimar atau tarian perang dengan
nyanyiannya misalnya mau perang ke sewan dengan peragakan
menggunakan wuren atau jubi sambil menari mengikuti irama
dari tarian namun yang uniknya disini adalah tidak
menggunakan alat musik untuk namun menari dengan teman
sambil memegang panah dan membunyikannya dengan panah
dari teman yang lain.
6. Tari Yospan (Yosim Pancar)
Tarian Papua selanjutnya adalah tari Yospan menjadi salah satu
tarian yang paling dikenal
di Indonesia. Tarian ini
mulai dikenal secara
umum di tanah Papua
sekitar tahun 1980-an.
Tari Yosim Pancar tidak
terlepas dari sejarah
kedua jenis tarian tersebut yang akan dijelaskan seperti berikut
ini :

21
(1) Tari Yosim; secara umum menurut sejarahnya bahwa Tari
Yosim berasal dari 2 wilayah atau daerah yaitu daerah Sarmi
dan daerah Biak.
Tari Yosim yang berasal dari Sarmi adalah jenis tari gembira
yang biasa dilakukan oleh masyarakat disana dalam acara-
acara/ event yang bahagia/menyenangkan.
(2) Tari Pancar; sesuai dengan sejarahnya bahwa tari Pancar
Berasal dari Biak, yaitu tari yang tercipta karena faktor
akulturasi antara budaya asli Biak dengan budaya dari luar
Biak yang berawal dari kontak budaya orang Biak dengan
dunia luar.

7. Tari Sajojo
Tarian Sajojo adalah
tarian tradisional yang
berasal dari suku Papua
yang terkenal di
Indonesia. Tarian ini
biasanya dipentaskan
dalam berbagai acara
budaya, perayaan, dan
festival di Papua serta di seluruh Indonesia. Gerakan dalam
tarian Sajojo sangat energetik dan dinamis, dengan langkah-
langkah cepat dan irama yang ritmis. Para penari biasanya
membentuk lingkaran atau barisan dan mengikuti pola gerakan
yang bersifat repetitif namun mengasyikkan.
Musik yang mengiringi tarian Sajojo sangat khas,
menggunakan alat musik tradisional Papua seperti tifa
(gendang kecil), pikon (tifa besar), dan berbagai jenis seruling
22
dan alat musik perkusi lainnya. Melodi yang ceria dan ritme
yang kuat membuat tarian ini sangat memikat dan mengundang
penonton untuk ikut serta dalam suasana yang meriah.
Tarian Sajojo tidak hanya dianggap sebagai hiburan semata,
tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya yang dalam. Ini
sering kali menjadi wujud dari identitas budaya suku Papua
serta kesatuan dan kebersamaan komunitas. Dengan
popularitasnya yang terus meningkat, tarian Sajojo menjadi
simbol penting dari kekayaan budaya Indonesia yang beragam
dan menarik.

8. Tari Awajile Rilejale

Tari Awaijale Rilejale


merupakan tarian
daerah Papua yang
berasal dari masyarakat
suku Sentani. Tarian ini
menggambarkan
keindahan alam Danau
Sentani ketika memasuki waktu senja, di mana para warga
pulang dari bekerja dengan menaiki perahu.
Tari Awaijale Rilejale umumnya dibawakan oleh sekelompok
penari laki-laki serta perempuan. Para penari akan mengenakan
pakaian adat yang disebut sebagai Pea Malo yang terbuat dari
serat pohon genemo dan dilengkapi dengan perhiasan hamboni
atau kalung manik-manik.
9. Tari Fayaryer Rak Wadwa Biak

23
Kawasan Numfor
yang berlokasi di
dekat Biak juga
mempunyai
pertunjukkan tari
riang yang sangat
eksotis. Tari tersebut
mempunyai nama tari Fayaryer Rak Wadwa Biak, yang
biasanya diperagakan oleh puluhan penari terdiri dari wanita
dan pria secara serempak. Tentu membuat suasana meriah yang
ditampilkan darinya luar biasanya.
Selain pada gerakan yang rampak, keunikan dari tari Papua ini
terlihat dari kostum yang dikenakan. Yakni biasanya penari
akan memakai bawahan rok berbentuk rumbai, lengkap dengan
aksesoris khasnya.
Selain itu biasanya juga memakai bunga merah dan helai
burung cendrawasih di kepala untuk melengkapi pesonanya.
Sehingga keberadaannya sebagai tari yang ceria benar-benar
terasa nyata.

24
BAB 4: Lagu Daerah Papua
1. Apuse
Lagu Apuse berasal dari Papua ini diciptakan oleh Korinus
Mandosir yang berlatar belakang sebagai tenaga pendidik.
Sebelumnya, sosok pencipta lagu Apuse tidak banyak diketahui
publik. Sering kali nama pencipta lagu Apuse ditulis dengan
keterangan N/N alias nomen nescio yang artinya "tidak
diketahui."
Kondisi itu dikarenakan sang pencipta lagunya tidak
mengklaim sebagai pemilik Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) yang sah.
Sementara menurut catatan sejarah, Korinus menciptakan lagu
Apuse untuk mengajak anak-anak atau Doreri yang mau pergi
25
sekolah ke Manokwari supaya mereka pergi sekolah harus
ingat orang tua.
Sebab, pergi ke sekolah itu harus ada tujuannya dan tidak
sekadar pergi saja sehingga anak-anak bisa bersekolah dengan
baik untuk menuntut ilmu yang setinggi-tingginya
Lirik Lagu Apuse
Dirangkum dari berbagai sumber, di bawah ini terdapat lirik
lagu Apuse asal Papua lengkap dengan artinya.
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema beki pase
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema beki pase
Arafa Bye aswara war
Arafa Bye aswara war
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema beki pase
Arafa Bye aswara war
Arafa Bye aswara war
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema beki pase
Arafa Bye aswara war
Arafa Bye aswara war
Arti Lagu Apuse
Berikut ini arti dari lagu Apuse.

26
Kakek nenek aku mau
Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri
Pegang sapu tangan, lalu melambaikan tangan
Kakek nenek aku mau
Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri
Pegang sapu tangan, lalu melambaikan tangan
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
Kakek nenek aku mau
Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri
Pegang sapu tangan, lalu melambaikan tangan
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
Kakek nenek aku mau
Pergi ke negeri seberang, Teluk Doreri
Pegang sapu tangan, lalu melambaikan tangan
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
Kasihan aku, selamat jalan cucuku
2. Yamko Rambe Yamko
Lirik lagu Yamko Rambe Yamko menceritakan tentang
perjuangan bangsa Indonesia yang ingin menjadi bunga
bangsa, para pahlawan dalam perang.
Mereka rela mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk melawan
penjajah dan mempertahankan wilayah Indonesia.
Demikian lirik lagu Yamko Rambe Yamko beserta arti dan
maknanya.
Lirik Lagu 'Yamko Rambe Yamko'
Hee yamko rambe yamko aronawa kambe (2x)
27
Teemi nokibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awe ade
Teemi nokibe kubano ko bombe ko
Yuma no bungo awe ade

Hongke hongke hongke riro


Hongke jombe jombe riro
3. Sajojo
Lagu daerah Papua yang berikutnya adalah Sajojo. Selain
menjadi lagu, Sajojo juga merupakan tarian tradisional dari
Papua. Lagu ini bercerita tentang seorang perempuan yang
sangat cantik. Ia menjadi kembang desa dan banyak ditaksir
laki-laki yang ada di daerah tersebut.Lirik lagu Sajojo:
Sa jojo, sa jojo
Yumanamko misa papara
Samuna muna-muna keke
Samuna muna-muna keke
Sajojo, sajojo
Yumanamko misa papara
Samuna muna-muna keke
Samuna muna-muna keke
Kuserai, kusase,
Rai rai rai rai rai
Kuserai, kusase,
Rai rai rai rai rai
Inamgo mikim ye
Pia sore, piasa sore
28
Inamgo mikim ye

Pia sore piasa sore


Sajojo, sajojo
Yumanamko misa papara
Samuna muna-muna keke
Samuna muna-muna keke

Terjemahan lagu Sajojo:


Aku jojo, aku jojo
Aku minta izin
Membawa putri anda keke
Membawa putri anda keke
Aku jojo, aku jojo
Aku minta izin
Membawa putri anda keke
Membawa putri anda keke

Akan kuserahkan
Seluruh hidupku
Kami berencana pergi keluar
Beri kami kesempatan
Kami akan pulang sore hari
Ya sore hari
Aku jojo, aku jojo
Aku minta izin

29
Membawa putri anda keke
Membawa putri anda keke
4. Tanah Papua
Lagu 'Tanah Papua' merupakan lagu kebanggaan bagi
rakyat Papua.
Lagu 'Tanah Papua' merupakan lagu yang biasa dinyanyikan
oleh penyanyi asal Papua, Edo Kondologit.
Lagu 'Tanah Papua' ciptaan Yambe Rumbino itu berisi soal
kebanggaan rakyat Papua atas tanahnya yang kaya.
Meskipun termasuk ke dalam lagu daerah Papua, lirik Tanah
Papua menggunakan bahasa Indonesia.
Lagu ini menggambarkan sikap dan bentuk kecintaan
seseorang terhadap tempat kelahirannya, yaitu Papua.
Lirik lagu Tanah Papua:
Tanah Papua tanah yang kaya
Surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak madu
Adalah harta harapan
Tanah papua tanah leluhur
Di sana aku lahir
Bersama angin bersama daun,
Aku dibesarkan
Hitam kulit keriting rambut aku Papua
Hitam kulit keriting rambut aku Papua
Biar nanti langit terbelah aku Papua
Oooh...
Tanah Papua tanah yang kaya
Surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak madu
30
Adalah harta harapan
Tanah papua tanah leluhur
Di sana aku lahir
Bersama angin bersama daun
Aku dibesarkan
Hitam kulit keriting rambut aku Papua
Hitam kulit keriting rambut aku Papua
Biar nanti langit terbelah aku Papua
5. E Mambo Simbo
E Mambo Simbo juga tak kalah terkenal dengan lagu-lagu
daerah Papua lainnya.
Banyak orang yang sudah akrab dengan lagu ini, terutama
karena liriknya yang sederhana dan mudah diingat karena
diulang-ulang.
Adapun E Mambo Simbo bercerita tentang kebahagian seorang
ayah yang bertemu kembali dengan anaknya (bernama
Mambo) yang telah lama hilang di hutan. Ketika Mambo
kembali, sang ayah dan masyarakat pun bersukacita.
Lirik lagu E Mambo Simbo:
E Mambo Simbo E
Mambo Simbo
(Mambo Simbo)
E Mambo Simbo E
Mambo Simbo
(Mambo Simbo)
Mambo yaya yaya e
Mambo yaya e
(Mambo yaya e)
Mambo yaya yaya e
31
Mambo yaya e
(Mambo yaya e)
E Mambo Simbo E
Mambo Simbo
(Mambo Simbo)
E Mambo Simbo E
Mambo Simbo
(Mambo Simbo)
Mambo yaya yaya e
Mambo yaya e
Mambo yaya yaya e
Mambo yaya e
Mambo yaya yaya e
Mambo yaya e
6. Diru Diru Nina
"Diru Diru Nina," sebuah lirik lagu daerah yang berasal dari
Papua, Indonesia, menghadirkan keindahan dan kekayaan
budaya Papua dalam setiap kata dan nada.
Lagu ini menciptakan jembatan yang menghubungkan
generasi-generasi seiring waktu, mengisahkan cerita-cerita
leluhur yang penuh dengan makna dan kearifan lokal.
Dengan irama yang khas dan lirik yang penuh dengan nilai-
nilai kehidupan, "Diru Diru Nina" tidak hanya menjadi lagu
yang merdu di telinga, tetapi juga sebuah pengingat akan
warisan budaya yang tak ternilai dari wilayah timur Indonesia
ini.
Lirik dalam lagu Diru Diru Nina menggambarkan sebuah
doa. Doa tersebut dipanjatkan supaya masyarakat memiliki
kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi segala tantangan.
32
Lirik lagu Diru Diru Dina:
Diru diru Nina o... wa...
Sawape diru Nina
Nina o...
Diru diru Nina o... wa...
Sawape diru Nina
Nina o...
Amai yenusi rumape siripe...a
Sawape diru Nina, Nina o...
Amai yenusi rumape siripe...a
Sawape diru Nina, Nina o...
Diru diru Nina o... wa...
Sawape diru Nina
Diru diru Nina o... wa...
Sawape diru Nina
Nina o...
Amai yenusi rumape siripe...a
Sawape diru Nina, Nina o...
Amai yenusi rumape siripe...a
Sawape diru Nina, Nina o...
Amenya akenya
Amenya akenya
Dinoyo dan Seno
Datousa sesega
Dinoyo dan Seno
Datousa sesega
Amenya Ba akenya ba
Dinoyo dan Seno

33
Datousa sesega
Dinoyo dan Seno
Datousa sesega
Amenya ba akenya ba
7. Wemir Wonda
"Wemir Monda" adalah salah satu lagu daerah dari Papua
yang patut disorot dalam konteks kekayaan budaya di
Indonesia.
Dengan menggunakan Bahasa Biak, lagu daerah Papua ini
terdiri dari lirik lagu yang merupakan warisan budaya Papua
yang kaya.
Lirik lagu "Wemir Monda" bukan hanya sekadar rangkaian
kata, tetapi juga sebuah jendela ke dalam dunia yang
mempesona, dengan potret budaya dan alam Papua yang
memikat.
Dengan eksplorasi yang lebih mendalam terhadap makna dan
pesan yang tersirat dalam "Wemir Monda", kita dapat
mengapresiasi sepenuhnya pentingnya melestarikan warisan
budaya melalui lirik lagu ini.
Lirik lagu Wemir Wonda:
Insose wakyar aya bake
Indiri farem wos mumaba
Insose yaswar au yaswar kaku
Wemir monda sye wemir monda
Insose waswar aya bake
Indiri wawos ra diriandi
Ayama yaswar au yaswar au kaku
Wemir monda sye wemir monda

34
Wos kukofen ro yendi sare Marandan kubena ro siser
befawawi
Suser bramin ro ras nauwara Inema kuna nabe swar apepen
Yaswar au yaswar kaku
Wemir monda sye wemir monda
8. Paik Akori
"Paik Akori", sebuah lirik lagu daerah Papua yang penuh
dengan keindahan dan kearifan lokal, menghadirkan nuansa
kaya budaya yang merentang dari pegunungan hingga pantai
yang memikat.
Dengan melodi yang mengalun seperti angin sepoi-sepoi di
hutan dan lirik yang sarat makna, lagu ini mengajak
pendengarnya untuk merenung tentang koneksi manusia
dengan alam serta pentingnya menjaga harmoni antara manusia
dan lingkungan sekitarnya.
Dalam setiap baitnya, "Paik Akori" mengisahkan cerita leluhur,
kehidupan sehari-hari, dan semangat kebersamaan yang
melekat erat dalam budaya Papua.
Dengan begitu, lagu ini tidak hanya sebuah ungkapan seni,
tetapi juga sebuah jendela yang membuka wawasan kita
terhadap kekayaan budaya yang ada di ujung timur Indonesia.
Lirik lagu Paik Akori:
Pasi barekna paik akori, paik beyun yaswar muraro
Ras beyun yabe sonai yamam sup rik nadairo
Yarir yaburo bubes ayena, sarai ayena yendisarena
Be sup amberi murem ma mbarek knam fafawawi
Yor fa sinan kamasan rwama ya besoruya
Insa yasari yamnis kabarek, sondui kabarek
Insa yakaber raso yakaber
35
Be burbes bosen saprop ayena
Yom ma yaker yanap yamundo mob ayena
Yor fa sinan kamasan rwama ya besoruya
Insa yasari yamnis kabarek, sondui kabarek
Insa yakaber raso yakaber
Be burbes bosen saprop ayena
Yom ma yaker yanap yamundo mob ayena

36
BAB 5: Makanan Tradisional Khas Papua
Dari ujung timur Indonesia yang dikenal dengan keelokan
alamnya yang sangat memukau, adatnya yang kental ternyata
menyimpan ragam makanan khas Papua yang unik patut untuk
Anda kenal dan coba. Rata-rata, makanan khas Papua dibuat
dengan alam terbaik dari tanah ini sehingga memiliki rasa yang
khas dan tradisional.
Papua menjadi salah satu kawasan Indonesia Timur, yang
dikenal banyak menghasilkan makanan khas yang unik dan
punya rasa lezat. Pasalnya, hidangannya kerap diolah dengan
rempah dan bahan-bahan lokal yang segar dan tradisi masakan
yang khas.

1. Papeda

Papeda terbuat dari sagu


yang dimasak hingga
kental. Biasanya Papeda
disajikan dengan ikan
kuah kuning yang
dibumbui dengan kunyit,
juga dilengkapi dengan sayuran.

37
Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem
dengan rasa yang tawar. Tetapi akan terasa nikmat saat
dipadukan dengan kuah masakan ikan serta sayur.
2. Udang Selingkuh

Kuliner khas Papua yang satu ini memiliki nama yang unik
yaitu udang selingkuh.
Dinamakan udang
selingkuh karena
memiliki bentuk tubuh
udang namun memiliki
capit seperti kepiting.
Jenis udang ini
merupakan udang air tawar yang bisa ditemukan di Sungai
Baliem, Kabupaten Jayawijaya. Udang jenis ini memiliki cita
rasa dan tekstur yang berbeda dari udang pada umumnya.
Dagingnya berserat, sedikit lembut dan rasanya manis seperti
daging lobster. Udang selingkuh biasanya dihidangkan dengan
dimasak atau digoreng. Bersama itu dimakan dengan bunga
pepaya atau tumis kangkung.
3. Martabak Sagu
Martabak sagu adalah
makanan khas Fakfak, Papua
Barat, yang dibuat dengan
bahan-bahan yang sangat
sederhana. Rasa dari
martabak sagu khas Papua
manis dan gurih.

38
Makanan ini biasanya di sajikan sebagai kudapan untuk
menyambut tamu oleh masyarakat Papua, khususnya oleh
masyarakat Papua Barat.
4. Eurimoo
Eurimoo adalah kudapan yang berasal dari Timika, Papua yang
penampilannya mirip
dengan klepon di Jawa.
Bedanya, eurimoo
dibuat dari bahan dasar
pisang, tepung sagu dan
kelapa parut tanpa isian
gula merah. Kue ini
biasanya disajikan
sebagai makanan penutup atau camilan. Selain itu, kue eurimoo
juga sering disajikan pada saat i pesta pernikahan, khitanan dan
jenis pesta lainnya.
Proses pembuatan eurimoo adalah dengan cara diirebus dan
karena menggunakan tepung sagu makan menghasilkan tekstur
kue yang kenyal dan gurih.
5. Ikan Bakar Manokwari

ikan bakar Manokwari


adalah kuliner khas Papua
lain yang mengandung
ikan. Sesuai dengan
namanya, hidangan ini
berasal dari Manokwari,
sebuah kota di Papua
Barat.
39
Makanan khas Papua Barat ini menggunakan ikan tenggiri.
Yang membuat hidangan ini istimewa adalah cabai yang hanya
bisa dimakan di Papua. Berbeda dengan ikan bakar lainnya di
Indonesia, ikan bakar Manokwari tidak diolesi dengan kecap
manis dan memiliki rasa yang sangat pedas dari cabai.
6. Sagu Lempeng

Sagu Lempeng adalah


olahan roti yang terbuat
dari sagu, kacang, kelapa
dan gula. Bentuknya
seperti lempengan-
lempengan dengan
tekstur yang renyah.

Masyarakat Papua biasanya mengkonsumsi sagu lempeng


bersama dengan teh atau kopi. Aslinya rasa sagu lempeng ini
adalah tawar, namun saat ini telah dimodifikasi untuk
menambahkan berbagai varian rasa.
7. Sate Ulat Sagu

sate ulat sagu adalah hidangan yang sangat umum ditemukan di


Papua. Namun, hidangan
ini belum tentu dapat
dinikmati oleh semua orang

40
karena sangat unik dan berbeda dari hidangan lain yang
melibatkan ulat di dalamnya.
Ulat sagu dikumpulkan dari pohon sagu yang sudah tua dan
lapuk. Kemudian, ulat sagu tersebut diletakkan di atas batang
bambu untuk disangrai atau dibakar.
Meskipun terdengar aneh dan unik, makanan ini cukup sering
disantap oleh masyarakat Papua sebagai jajanan.
8. Anuve Habre

Anuve Habre atau Aunuve


Habre adalah makanan
tradisional yang berasal dari
Papua yang berupa olahan
dari ikan Cakalang. Sama
halnya dengan Aunu Senebre
yang menggunakan daun talas, Anuve habre juga
menggunakan daun talas sebagai pembungkusnya. Sekilas
tampilan masakan ini mirip dengan Botok, namun yang
membedakan adalah daun pembungkus, bumbu dan bahan
utama yang digunakan.
Proses pembuatan Anuve habre adalah dengan cara membaluri
ikan cakalang dengan asam jawa dan didiamkan. Ada yang
menambahkan garam dan ada yang tidak saat proses
pembaluran tadi. Setelah bumbu diperkirakan meresap, ikan
dibungkus menggunakan daun talas dan dikukus. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan makanan ini adalah
potongan ikan cakalang dan daun talas yang digunakan
haruslah dilayukan terlebih dahulu untuk memudahkan
membungkus adonan ikan cakalang.
41
Selain ikan Cakalang, Anuve habre juga bisa menggunakan
ikan tuna atau ikan tongkol.
9. Aunu Senebre

Aunu Senebre adalah


hidangan khas Papua yang
umumnya dibuat dengan
ikan teri. Untuk hidangan
ini, ikan teri digoreng
dengan nasi kemudian
dicampur dengan daun
talas yang sudah dipotong kecil-kecil. Bahan yang membuat
hidangan ini menjadi enak adalah daun talasnya.
Bagi sebagian orang, hidangan ini mungkin akan terasa agak
terlalu kering. Hidangan ini hanya dapat dimakan dengan
Papeda. Tekstur Papeda yang kenyal akan mengimbangi rasa
kering dari hidangan ini. Selain itu, makanan ini merupakan
cara yang bagus untuk makan dua hidangan tradisional Papua
sekaligus.
10. Norohombi

Norohombi merupakan makanan tradisional yang sangat


populer di Papua. Proses pembuatan norohombi dimulai
dengan pengambilan sagu dari pohon sagu lokal. Setelah itu,
sagu direndam dalam air
dan diolah menjadi
adonan kental yang
elastis. Adonan tersebut
42
kemudian dibentuk menjadi bentuk norohombi atau belah
ketupat, seringkali diletakkan di atas daun pisang. Selanjutnya,
norohombi dimasak dengan cara dikukus atau direbus hingga
matang. Hidangan norohombi sering disajikan dalam berbagai
acara dan perayaan di Papua, dan merupakan bagian penting
dari budaya dan identitas masyarakat setempat. Rasanya yang
kenyal dan teksturnya yang unik membuat norohombi menjadi
salah satu makanan favorit di wilayah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1:
indonesiabaik.id. 2022. Papua, Pulau Terluas di Indonesia.
https://indonesiabaik.id/infografis/papua-pulau-terluas-di-
indonesia. Diakses pada 26 Februari 2024 .
Umam. 2021. Sosial Budaya Pakaian Adat Papua Jenis,
Keunikan, dan Filosofinya.
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-papua/ diakses
pada 26 Februari 2024.

BAB 2:
Umam. 2021. Sosial Budaya Pakaian Adat Papua Jenis,
Keunikan, dan Filosofinya.
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-papua/ diakses
pada 26 Februari 2024.
BAB 3:
43
Evanda. 2023. 7 Tarian Daerah Papua: Jenis-Jenis dan
Penjelasannya. https://www.gramedia.com/best-seller/tarian-
daerah-papua/ diakses pada 26 Februari 2024.
Fahri Zulfikar. 2021. 15 Tarian Papua Beserta Asal
Daerahnya. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5648795/15-tarian-papua-beserta-asal-daerahnya/
amp#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=17090948483170&referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com diakses pada 26 Februari 2024.
RomaDecade. 2024. TARI PAPUA : Sejarah, Properti, Asal,
Gerakan dan Pola Lantai. https://www.romadecade.org/tari-
papua/#!. Diakses pada 26 Februari 2024.
MISS BULOK. 2024. Tarian Papua.
https://budayalokal.id/tarian-papua/. Diakses pada 26 Februari
2024.
BAB 4:
Gea Yustika. 2023. 7 Lagu Daerah Papua Paling Populer,
Ajarkan pada Si Kecil!.
https://www.orami.co.id/magazine/lagu-daerah-papua?
page=all. Diakses pada 26 Februari 2024.
Pricilia. 2023. 8 Lagu Daerah Papua yang Menarik
Didengarkan, Ini Lirik, Arti, dan Maknanya.
https://mediaindonesia.com/humaniora/621702/8-lagu-daerah-
papua-yang-menarik-didengarkan-ini-lirik-arti-dan-maknanya.
Diakses pada 26 Februari 2024.
BAB 5:
44
Kholida Qothrunnada. 2023. 10 Makanan Khas Papua yang
Unik, Banyak yang dari Bahan Sagu.
https://www.detik.com/sulsel/kuliner/d-6829752/10-makanan-
khas-papua-yang-unik-banyak-yang-dari-bahan-sagu. Diakses
pada 26 Februari 2024.
Gea Yustika. 2024. 9 Makanan Khas Papua yang Unik dan
Lezat, Coba Yuk, Moms!.
https://www.orami.co.id/magazine/makanan-khas-papua-ingin-
coba-moms. Diakses pada 26 Februari 2024.

45

Anda mungkin juga menyukai