Anda di halaman 1dari 33

TUGAS SENI BUDAYA KEBUDAYAAN

DAERAH PAPUA

Lagu:Apuse
Tarian:Sajojo
Disusun oleh:
-Maura Maya Angeline (Ketua Kelompok)
-Friska Novita
-Shella Lestari
Kelas:x (sepuluh)TKKR
SMKN-3 Palangka Raya
Rumah Adat

Rumah Adat Honai

Honai ialah salah dari beberapa rumah adat papua, rumah


ini bisa kita temukan di lembah atau pegunungan provinsi
papua lebih tepatnya lagi pada suku dani.
Salah satu tempat yang cukup lumayan banyak untuk
menemukan rumah ini adalah lembah wamena atau
baliem, dengan desain bangunan yang berbahan dari
kayu dan atap membentuk kerucut menjadikan sangat
unik dan mempesona.
Keunikan Rumah Adat Papua Honai
Berikut ini ada beberapa faktor yang membuat rumah
honai menjadi unik diantaranya sebagai berikut ini :
 Secara umum rumah adat honai mempunyai tinggi
bangunan kurang lebih 2,5 meter.
 Dinding rumah yang terbuat dari kayu dengan tata
letak berdiri dengan satu pintu tanpa ada satupun jendela.
 sebagai tempat Bentuk atap yang mengerucut
berbahan dasar dari jerami.
 Rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang mana lantai
satu digunakan untuk tidur sedangkan lantai dua
difungsikan bersantai bersama sanak saudara
Struktur Bangunan
Rumah honai memang terbuat dari bahan kayu dengan
atap yang membentuk kerucut dimana bahannya dari
ilalang atau jerami.
Sebenarnya rumah ini dengan sengaja dibangun dengan
kecil atau sempit bahkan tidak berjendala, namun hal ini
tidak lepas dari tujuan untuk menahan suhu udara dingin
di pegunungan papua.
Kebanyakan honai dibangun dengan tinggi 2,5 meter dan
dibagian ruang tengah dibuat tempat api unggun guna
menghangatkan diri. Bahkan rumah ini terbagi menjadi
tiga jenis yakni untuk laki-laki (honai), Perempuan (Ebei),
dan kandang babi (wamai).
Rumah honai dapat dihuni dengan 5-10 orang. Dalam satu
bangunan digunakan buat istirahat (tidur), sedangkan
bangunan yang lainnya berfungsi sebagai tempat makan
bersama, untuk bangunan ketiga biasanya digunakan
sebagai kandang hewan ternak.
Rumah Adat Rumsram

Rumsram adalah rumah adat papua yang berasal dari suku


Biak Numfor yang terletak di pulau. Tempat tinggal ini
ditujukan kaum laki-laki yang mana salah satu fungsinya
mendidik remaja dalam masa pencarian jati dirinya agar
menjadi orang yang bertanggung jawab, kuat sebagai
kepala rumah tangga.
Struktur Bangunan Rumah Adat Rumsram
Bentuk bangunan ini ialah persegi layaknya rumah
panggung, disertai beberapa ukiran sedangkan dibagian
atapnya seperti perahu yang terbalik. Simbol atap ini
menandakan bahwa sebagian besar penduduknya mata
pencahariannya sebagai nelayan. Total tinggi bangunan
antara dari 6-8 meter.
Bahan untuk membuat bangunan ini seluruhnya dari hasil
alam, seperti daun sagu, kulit kayu, dan bambu air.
Rumah rumsram terdiri dari dua lantai, lantai yang
pertama yakni berupa terbuka dan tak mempunyai
dinding. Disinilah anak laki-laki diajarkan beberapa
keahlian yang sifatnya praktis. Semacam cara berperang,
memahat, membuat perisai, membuat perahu dan berbagai
macam hal yang bermanfaat.
Rumah Adat Kariwari

Kariwari merupakan rumah adat yang berasal dari suku


tobati-enggros yang terletak atau tinggal di kawasan
danau sentani kabupaten jayapura, papua. Bangunan ini
hanya dikhususkan buat laki-laki yang sudah berusia 12
tahun.
Anak laki-laki ditempat ini dikumpulkan dan dididik
supaya mengetahui dan belajar mencari penghidupan.
Tujuannya ketika mereka sudah dewasa bisa pintar, kuat
dan kreatif.
Struktur Bangunan Rumah Adat Kariwari
Bangunan ini berbentuk limas dengan segi delapan
sedangkan dibagian atapnya berbentuk kerucut. Salah satu
keunikannya ialah kuat menahan angin yang lumayan
kencang dari berbagai arah.
Makna dari atap yang kerucut merupakan tidak lepas
kepercayaan masyarakat untuk mendekatkan diri dengan
roh leluhurnya.
Bahan-bahan material untuk membangun rumah adat ini
ada beberapa jenis yakni kulit kayu, bambu, dan daun
sagu. Kulit kayu dijadikan sebagai lantai. Bambu dibelah
lalu disusun menjadi dinding, sedangkan atapnya
menggunakan daun sagu yang ditata rapi supaya rumah
tidak bocor.
Baju Adat
1. Koteka, Pakaian Adat Laki-Laki

Di suku pedalaman asli Papua, kita akan disuguhkan


dengan pemandangan yang unik. Bukan hanya keindahan
alamnya, namun pakaian yang mereka kenakan sehari-
hari. Jika pada umumnya, seorang laki-laki menggunakan
baju dan celana yang rapi dan tertutup namun tidak
dengan laki-laki di Papua. Mereka tidak mengenakan baju
sama sekali sehingga terlihat seperti telanjang. Meski
demikian ternyata mereka mengenakan pakaian adat
Papua yang disebut koteka.
Koteka digunakan untuk menutupi bagian kemaluan laki-
laki atau alat vital. Koteka sendiri mempunyai arti
pakaian dan nama ini digunakan oleh suku di Pantai.
Uniknya, nama koteka pun sangat beragam sesuai dengan
sukunya. Misalnya suku di pegunungan Jayawijaya
menyebut koteka dengan nama holim atau horim.
Koteka terbuat dari buah labu air tua yang dikeringkan
lalu dibuang bagian dalamnya (biji dan daging buah).
Proses pengeringan labu air tua ini dimaksudkan agar
tidak cepat membusuk sehingga dapat digunakan sebagai
bahan koteka. Mereka memilih buah labu air yang tua
karena buah tersebut memiliki tekstur yang lebih keras
sehingga lebih awet dibandingkan labu air muda.
Tidak hanya itu, pemakaian koteka juga bervariasi. Ada
yang memakai koteka panjang untuk orang Yali dan dua
koteka untuk orang Tiom. Koteka memiliki bentuk
selongsong yang memanjang di bagian depannya dan
dikaitkan di pinggang sampai mengarah ke atas. Selain
itu, ukuran koteka sangat bervariasi. Semakin tinggi
kedudukan seorang laki-laki terhadap adatnya maka
semakin besar ukuran koteka yang mereka kenakan.
Mereka menggunakan koteka dalam sehari-hari tidak
hanya pada acara-acara tertentu saja. Meski begitu
terdapat beberapa perbedaan di dalamnya:
 Koteka yang dikenakan saat acara adat memiliki
ukuran yang lebih panjang dengan ukiran etnik khas
Papua.
 Koteka yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari
atau saat bekerja memiliki ukuran yang lebih pendek
dengan desain yang lebih sederhana.
 Koteka yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari
atau saat bekerja memiliki ukuran yang lebih pendek
dengan desain yang lebih sederhana.

2. Rok Rumbai, Pakaian Adat Perempuan

Jika laki-laki Papua menggunakan koteka, berbeda


dengan perempuan Papua. mereka mengenakan rok
rumbai sebagai pakaiannya. Rok rumbai ini merupakan
pakaian adat Papua perempuan yang berupa rok dan
terbuat dari susunan daun sagu kering dan digunakan
untuk menutupi sebagian tubuh bawah.
Namun, pada kenyataannya, rok rumbai tidak hanya
dikenakan oleh perempuan saja, melainkan dikenakan
pula oleh laki-laki pada acara-acara tertentu.
Sama halnya dengan pakaian adat laki-laki, perempuan
Papua juga tidak mengenakan pakaian atas. Meskipun
demikian, mereka membuat tato atau lukisan yang akan
menyamarkan tubuh bagian atas. Motif-motifnya pun
beragam dengan ciri khas Papua mengenai lingkungan
flora dan fauna.
Penggunaan rok rumbai belum lengkap jika tidak
menggunakan aksesoris yang tepat. Mereka membuat
hiasan kepala menggunakan bahan ijuk, bulu burung
kasuari dan juga daun sagu kering. Sehingga mereka akan
terlihat menawan ketika dipandang.
Senjata Yang Dimiliki Masyarakat Papua
Selain baju adat,masyarakat Papua juga memiliki senjata
yang digunakan dalam kehidupan sehari-harinya.
Terkadang senjata tersebut juga digunakan sebagai
pelengkap dalam pakaian adat yang mereka miliki.
Berikut beberapa senjata yang dimiliki oleh Papua
1.Tombak

Senjata pertama yang sering digunakan oleh masyarakat


Papua adalah tombak. Tombak ini digunakan untuk
berburu hewan dari jarak jauh. Senjata ini terbuat dari
kayu dan batu yang ujungnya tajam, bahkan ada pula
yang menggunakan tulang sebagai mata tombak. Namun
seiring dengan perkembangan jaman, mata tombak kini
dibuat dari bahan logam. Uniknya mata tombak ini diberi
bisa racun yang sangat mematikan untuk melumpuhkan
mangsa.
2. Busur Dan Anak Panah

Senjata utama masyarakat Papua adalah busur dan anak


panah. Senjata ini digunakan untuk menangkap hewan
buruan dan untuk berperang melawan musuh. Sama
halnya seperti tombak, ujung mata panah ini diberi racun.
Senjata ini terbuat dari 3 macam bahan yaitu kayu, bambu
dan tulang yang diruncingkan.
3.Pisau Belati

Berbeda dengn pisau kita yang ada di dapur. Pisau belati


hanya terdapat di daerah Papua saja. Bahan yang
digunakan untuk membuat pisau ini adalah tulang burung
kasuari sehingga senjata ini sangat berbahaya.
Penggunaannya pun berbeda, sebelum digunakan untuk
berburu, pisau ini dioleskan pada racun terlebih dahulu.
Yang mempercantik dari pisau ini yaitu adanya bulu
burung kasuari yang terdapat pada pegangan pisau.
4.Kapak

Kapak merupakan senjata masyarakat Papua yang


digunakan untuk bertani dan membuka jalan menuju
hutan. Berbeda dengan kapak pada umumnya, kapak ini
terbuat dari rotan dan mata kapaknya terbuat dari batu
yang sangat tajam

Makanan Tradisional Papua


1.Papeda
kamu tentu tau kan makanan yang satu ini? Papeda
merupakan makanan khas yang berasal dari wilayah
Indonesia timur. Nah, bahan utama dari papeda adalah
sagu. Jadi sagu diolah menjadi seperti bubur yang
berwarrna putih dan teksturnya itu lengket kayak lem.
Rasanya? Papeda ini nggak ada rasanya, alias hambar.
Biasanya papeda dimakan dengan menggunakan ikan
yang diolah menjadi makanan berkuah. Ikan yang dipakai
seperti tongkol atau mubara, dimasak menjadi ikan kuah
kuning
2.Sate Ulat Sagu

Denger namanya aja udah gimana gitu ya? Apa lagi kalau
udah tersaji dihadapan kita, entah dimakan apa enggak
tuh. Tapi makanan yang satu in jadi makanan khas lho di
daerah Papua. Kalau buat orang yang nggak biasa emang
agak aneh sih, tapi ternyata orang sana biasa aja tuh.
Ulat sagu didapatkan dari pohon sagu yang udah tua dan
lapuk. Kalau untuk masyarakat asli Papua, makan ulat
sagu itu udah biasa, bahkan nggak usah diolah dulu,
tinggal lhep.
Nah, sekarang ini ternyata ulat sagu udah diolah jadi
makanan yang lebih bisa diterima lah, nggak dimakan
langsung. Mengolahnya pun cuma ditusuk terus dibakar,
mirip sate gitu.
Kalau kamu mau mencicipi gimana rasa makanan ini,
coba aja datang ke Raja Ampat. Selain menikmati
keindahan alamnya, kamu juga bisa cobain makanan
ekstrimnya
3.Sarang Semut

Sesuai namanya, bentuk makanan khas Papua ini mirip


dengan sarang semut yang biasa ditemukan di sela-sela
bebatuan. Sarang semut merupakan sebuah tanaman yang
banyak diburu oleh wisatawan karena kandungannya yang
sangat menyehatkan. Bisa dibilang, makanan ini berupa
obat yang dapat mengobati beberapa penyakit.
.
Upacara\Tradisi
1.Upacara Tanam Sasi

Pada suku Marin, didaerah Kabupaten Merauke, terdapat


upacara Tanam Sasi yaitu sejenis kayu yang dilaksanakan
sebagai bagian dari rangkaian upacara kematian. Sasi
ditanam 40 hari setelah kematian seseorang dan akan
dicabut kembali setelah 1.000 hari. Budaya Asmat dengan
ukiran dan souvenir dari Asmat terkenal hingga ke
mancanegara. Ukiran Asmat memiliki empat makna dan
fungsi, masing-masing :
 Melambangkan kehadiran roh nenek moyang;
 Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia;
 Sebagai lambang kepercayaan dengan motif manusia,
hewan, tumbuhan dan benda-benda lain;
 Sebagai lambang keindahan dan gambaran memori
nenek moyang.
2.Upacara Kehamilan dan Kelahiran

Pada saat proses ini berlangsung, bakal generasi


penerus dijaga dengan baik agar dapat lahir dengan
selamat dengan bantuan ibu kandung. Sampai bayi
lahir maka disambut dengan upacara selamatan
secara sederhana. Prosesi tersebut dilakukan
upacara pemotongan tali pusar menggunakan
sembilu. Bayi disusui oleh ibu selama 2-3 tahun.
3.Upacara Pernikahan

Pada poin ini, kita akan berikan deskripsi mengenai


upacara adat Papua terkait pernikahan. Proses ini berlaku
bagi seorang anak laki-laki & juga anak perempuan yang
berumur 17 tahun. Perkawinan dilaksanakan oleh pihak
laki-laki usai terjadi kesepakatan dengan pihak dari
perempuan.
Umumnya didahului dengan upacara uji keberanian yaitu
membeli mempelai perempuan dengan mas kawin piring
antik. Nilai mas kawinnya ini berdasarkan nilai uang
kesepakatan perahu Johnson (merek motor penggerak
perahu suku bangsa Asmat).
Belum dapat informasi apa yang mempengaruhi sehingga
terjadi model upacara perkawinan seperti diatas.
Tempat Wisata
1.Raja Ampat

Pesona keindahan Raja Ampat memang sudah cukup


populer di kalangan wisatawan, baik dari Indonesia
maupun mancanegara. Raja ampat merupakan daerah
yang terdiri dari gugus-gugus pulau kecil dan besar yang
terbentang memperelok keindahannya. Selain gugusan
pulaunya yang indah, Raja Ampat juga memiliki ragam
kekayaan biota laut yang bisa kamu nikmati saat
menyelam
2.Teluk Cendrawasih

Teluk Cendrawasih merupakan salah satu taman nasional


di Indonesia yang diresmikan pada tahun 1993. Teluk ini
memiliki luas yang mencapai lebih dari 1,4 juta hektar
dengan 90% wilayahnya berupa air. Karena luasnya inilah
yang menyebabkan Teluk Cendrawasih sempat
dinobatkan sebagai kawasan konservasi laut terbesar di
Indonesia.
Teluk Cendrawasih sangat cocok untuk kamu jadikan
sebagai tempat diving. Pasalnya, disini terdapat ragam
flora dan fauna bawah laut yang menarik untuk kamu
lihat. Bahkan, tak jarang lho teluk ini disinggahi oleh
hewan laut berukuran besar yaitu whale shark atau hiu
paus. Selain sebagai tempat wisata, teluk ini rupanya
berfungsi juga sebagai pusat penelitian hiu paus di Papua.
3.Pantai Bosnik

Pantai Bosnik yang berada 15 km dari pusat kota Biak ini


memiliki hamparan pasir luas dengan air jernih kebiruan
dan deretan pohon kelapa yang menjadikannya sebagai
pemandangan sempurna untuk diabadikan dalam kamera
Anda.
Tempat wisata di Papua ini cocok sekali untuk bersantai
bersama keluarga. Dengan membayar 10.000 Rupiah saja,
Anda sudah bisa menikmati keindahan pantai yang
terletak di Desa Woniki ini. Selain bermain voli pantai di
pasirnya yang landai, Anda juga bisa menyewa saung
dengan harga 50.000 Rupiah dan menikmati es kelapa
muda segar juga kuliner setempat.
Alat Musik
1.Atowo

Atowo adalah salah satu alat musik tradisional dari Papua


yang kini sulit sekali ditemukan keberadaanya. Memiliki
bentuk bulat dan panjang, ukurannya kecil dan ringan.
Cara memainkannya dengan cara ditabuh atau dipukul,
cara memukulnya pun tidak sembarangan yakni memakai
teknik pukulan supaya bisa menghasilkan nada yang
seirama. Biasanya alat musik ini hanya sebagai hiburan
bagi masyarakat Papua.
2.Butshake

Butshake alat musik khas Papua memiliki suara yang khas


yaitu gemiricik. Jika dilihat cara memainkannya yaitu
dikocok dan ayunkan alat musik ini seperti alat musik
marakas, namun butshake memiliki bentuk yang
tradisional dengan memakai bahan alam.
Prinsip dari memainkan alat musik butshake ini yaitu i
suara yang diciptakan dari hasil “tabrakan” antar kenari
yang berada pada bambu tersebut. Butshake alat musik
tradisional Papua tepatnya berasal dari daerah Mayu,
Kabupatan Merauke. Butshake digunakan oleh
masyarakat Papua untuk pengiring tarian adat.
3.Tifa

Alat musik tifa berasal dari Indonesia bagian Timur yang


sudah menjadi identitas khususnya bagi masyarakat
Maluku dan Papua.
Memiliki bentuk yang unik pada alat musik tifa ini karena
disetiap ukiran yang terukur pada tubuhnya menandakan
daerah asalnya. Selain itu, bentuknya juga menyerupai
kendang, namun suara dari alat musik tifa ini didengar
lebih ringan.
Alat musik tifa terbuat dari kayu dengan bagian bawah
alat musik ini berlubang. Tifa memiliki fungsi untuk
mengiringi jenis tarian tradisional, seperti Tari Perang,
Tari Lanso, dan Tari Gatsi khas Suku Asmat.
Alat musik tifa yang terkenal di wilayah Indonesia Timur
yaitu tifa totobuang. Alat musik ini terkenal sebab banyak
dipakai dalam acara keagamaan seperti musik sawat Islam
dan beberapa perayaan umat kristiani. Ada juga jenis alat
musik dari tifa ini seperti tifa bass, tifa potong, tifa jekir,
tifa jekir potong, dan tifa dasar.
Lagu Daerah
1.Yamko Rambe Yamko

Hee yamko rambe yamko aronawa kombeHee


yamko rambe yamko aronawa kombe

Teemi nokibe kubano ko bombe koYuma no bungo


awe adeTeemi nokibe kubano ko bombe koYuma no
bungo awe ade

Hongke hongke hongke riroHongke jombe jombe


riroHongke hongke hongke riroHongke jombe jombe
riro

2. Apuse
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Arafabye aswarakwar
Arafabye aswarakwar

3.Sajojo
Sajojo, sajojoYumanampo misa papaSamuna muna
muna kekeSamuna muna muna keke

Sajojo, sajojoYumanampo misa papaSamuna muna


muna kekeSamuna muna muna keke

Kuserai, kusaserai rai rai rai raiKuserai, kusaserai rai


rai rai rai

Inamgo mikim yePia sore, piasa sore ye yeInamgo


mikim yePia sore, piasa sore ye ye

Tarian Daerah
1.Tari Awaijale Rilejale
Tari ini berasal dari daerah Sentani, kabupaten Jayapura,
provinsi Papua yang didiami Suku Sentani. Tari Awaijale
Rilejale mengambarkan keindahan alam danau sentani
pada waktu senja, ketika para warga pulang dari bekerja
dengan menaiki perahu. Para penari terdiri dari
sekelompok pria dan wanita.
Saat melakukan tariannya, mereka mengenakan pakaian
adat Papua yang disebut Pea Malo, yang terbuat dari serat
pohon Genemo, kulit kayu, dan daun sagu, serta
dilengkapi perhiasan hamboni atau kalung manik-manik.

2.Tari Sajojo

Tari Sajojo dibuat untuk mencerminkan budaya warga


Papua yang senang bergaul.
Tarian ini dapat ditarikan dengan jumlah penari yang
sangat banyak, tidak terpatok dengan jenis kelamin dan
dapat ditarikan oleh anak muda ataupun tua.
Konon, tarian ini sudah ada semenjak tahun 1990-an.
Karena gerakannya ceria, tarian ini menjadi terkenal
dengan pesat dikalangan penduduk Papua, bahkan saat
zamannya tarian ini sering dipertontokan di acara TV
nasional.
Mengapa dinamakan Sajojo?
Karena musik yang digunakan untuk mengisi tarian ini
adalah lagu Sajojo. Seperti poco-poco, selalu itu-itu saja
yang dilantunkan.
Sejarah singkatnya, tarian ini menceritakan seorang bunga
desa yang banyak diidolakan dikampungnya. Karenanya,
tarian ini masih dilestarikan hingga sekarang dan menjadi
tarian yang dicari wisatawan asing.
Kostum yang digunakan adalah kostum adat Papua.
3.Tari Yospan
Tari Yospan adalah salah satu tarian tradisional asal
Papua yang satu kategori dengan Tari Sajojo, dimana
tarian ini menandakan pergaulan masyarakat Papua.
Hal ini terlihat dengan gerakannya yang sangat energik.
Tarian ini cukup terkenal lho, dan biasa digunakan bila
ada acara-acara besar seperti upacara adat, acara seni
budaya dan upacara penyambutan.
Sejarah singkatnya, Tari Yospan adalah hasil dari
penggabungan Tari Pancar dan Tari Yosim. Gerakannya
seperti loncat-loncat, jalan-jalan, memutar dan sebagainya
terinspirasi dari pertunjukan akrobat pesawat saat zaman
penjajahan Belanda.
Sekarang, tarian ini telah mengalami berbagai perubahan
agar lebih kaya dan bervariatif.
Untuk tarian ini, tidak terpatok pada jumlah penari,
namun biasanya ditarikan secara masal dan beramai-
ramai. Musik yang digunakan adalah musik tradisional
Papua.

Sekian dari kelompok kami terimakasih atas


perhatiannya…

Anda mungkin juga menyukai