Anda di halaman 1dari 18

1.

Papua
Secara astronomis, Pulau Papua terletak di posisi 0º 20' Lintang Selatan (LS) sampai 10º
42' LS dan membentang dari 131º Bujur Timur (BT) hingga 151º BT. Pulau Papua yang
memiliki luas 785,753 km2 ini didiami ratusan suku bangsa. Provinsi Papua beribukota di
Jayapura. Provinsi Papua sebelumnya bernama Irian Jaya yang mencakup seluruh Tanah
Papua bekas Nugini Belanda. Ibu kota Papua berada di Kota Jayapura, yang berbatasan
langsung dengan negara Papua Nugini.

a. Maskot Provinsi Papua


Sama halnya dengan Provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Papua juga memiliki
maskot. Maskot Papua terdiri dari flora dan fauna khas. Maskot Flora khasnya
adalah Buah Merah, sedangkan maskot Fauna khasnya adalah Burung
Cendrawasih.

b. Suku-Suku di Papua
Beberapa suku yang mendiami Provinsi Papua dalam populasi yang cukup besar
adalah
Suku Asmat yang hidup di pesisir dan pedalaman hutan, Suku Dani di wilayah
pegunungan, Suku Amungme, Suku Lani, Suku Muyu, Suku Korowai, Suku
Bauzi, Suku Huli, Suku Ansus, Suku Ayamaru, Suku Hatam, Suku Empur, dll

c. Bahasa di Papua
Beberapa bahasa yang digunakan oleh masyarakat Provinsi Papua dalam
berkomunikasi di kehidupan sehari sehari yaitu Bahasa Dani, Bahasa Abinom,
Bahasa Lani, Bahasa Ambani, Bahasa Anasi, Bahasa Ansus, Bahasa Asmat,
Bahasa Bauzi, Bahasa Bayono, Bahasa Awyu, Bahasa Bagusa, Bahasa Komoro,
Bahasa Korowai, Bahasa Tobati, Bahasa Sentani, Bahasa Hatam, dll

d. Agama dan Kepercayaan.


Berdasarkan data kependudukan masyarakat, mayoritas dari penduduk Provinsi
Papua merupakan pemeluk agama Kristen dengan persentase angka mencapai
70%, Selain agama Islam, agama lainnya yang dianut oleh Masyarakat Papua
adalah Katolik dengan persentase 15%, lalu Islam, Hindu, Buddha, Konghucu,
serta beberapa aliran Kepercayaan masyarakat setempat.

e. Pakaian Adat
Salah satu hal yang menjadi ciri khas dari Provinsi Papua adalah Pakaian
Adatnya, beberapa jenis pakaian Adat yang terdapat di Provinsi Papua adalah:
 Koteka, koteka sendiri artinya adalah Pakaian. Koteka terbuat dari labu air
Dan berfungsi sebagai penutup kemaluan dari penduduk laki-laki.
 Baju Kurung, baju Kurung merupakan baju yang dikenakan oleh
masyarakat Wanita Papua sebagai atasan, baju Kurung terbuat dari
beludru. Baju Kurung ini biasa dikenakan pada saat acara adat
berlangsung.
 Rok Rumbai, rok Rumbai dikenakan berpasangan dengan baju Kurung,
rok Rumbai terbuat dari bahan daun sagu yang terlah dikeringkan lalu
dirajut sehingga membentuk sebuah rok.
 Pakaian Sali, pakaian yang hanya boleh dikenakan oleh para gadis.
Bahannya berwarna coklat sehingga terlihat menarik, dan beberapa
aksesoris Rumbai.

f. Rumah Adat
Rumah adat yang terdapat di Provinsi Papua antara lain adalah:
 Rumah Honai, Dinding bangunan ini membentuk lingkaran, yang terbuat
dari kayu-kayu kuat dan tersusun sejajar. Biasanya, rumah Honai hanya
dilengkapi oleh satu pintu tanpa jendela dengan ketinggian 2,5 meter dan
lebar 5 meter.Atap rumah Honai terbuat dari tumpukan daun sagu, jerami,
dan ilalang yang uniknya membentuk kerucut tumpul. Hal ini bertujuan
untuk membuat rumah tetap hangat, serta mencegah air hujan langsung
turun masuk ke rumah. Sesuai namanya, Honai memiliki arti khusus.
‘Hun’ berarti laki-laki, serta ‘ai’ berarti rumah. Maka tidak heran bahwa
rumah ini khusus untuk laki-laki, terutama yang sudah dewasa.
 Rumah Kariwari dari suku Tobati, Kariwari merupakan rumah adat Papua
yang didiami oleh suku Tobati-Enggros. Rumah adat ini memiliki bentuk
atap segi delapan, yang bertingkat tiga dan dipercaya mampu menjaga
rumah dari cuaca dingin, terutama saat angin kencang. Lantai pertama
berfungsi sebagai tempat untuk melatih parah remaja laki-laki agar siap
menjadi laki-laki dewasa, yang bertanggung jawab, terampil, dan kuat.
Lantai kedua berfungsi sebagai tempat pertemuan para kepala adat untuk
membicarakan hal penting. Sedangkan lantai ketiga, khusus menjadi
tempat sembahyang kepada Tuhan dan leluhur. Selain itu, bentuk atap
rumah Kariwari juga melambangkan kedekatan dengan sang pencipta atau
dengan leluhur yang sudah mendahului mereka. Tidak heran bila rumah
Kariwari sering menjadi tempat pendidikan dan ibadah.
 Rumah Jew, Suku Asmat terkenal memiliki banyak anggota suku. Tidak
heran bila rumah adat suku Asmat atau yang dikenal dengan sebutan Jew,
memiliki bentuk yang besar dengan ukuran panjang 15 meter dan lebar 10
meter. Biasanya, rumah adat ini memanfaatkan akar-akar rotan pilihan
untuk menyatukan kayu pondasi rumah. Rumah adat Jew juga sering
disebut sebagai rumah bujang karena hanya boleh ditinggali laki-laki yang
belum menikah. Anak laki-laki yang belum berumur 10 tahun dan wanita
tidak boleh masuk ke dalamnya.

g. Tarian Daerah
Beberapa tarian tradisional yang terdapat di daerah Papua antara lain yaitu:
 Tari Suanggi, Tari Suanggi merupakan Tari Adat tradisional yang berasal
dari Papua. Tarian ini memiliki nuansa magis karena menceritakan tentang
seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya karena sang istri menjadi
korban anggi-anggi atau jejadian. Kemudian sang istri menjadi
gentayangan. Oleh sebab itu, sang suami melakukan sebuah ritual dengan
tujuan mendoakan istrinya agar tenang dan tidak menggangu warga
sekitar. Latar belakang inilah yang menjadi inspirasi terciptanya Tari
Suanggi.
 Tari Awaijale Rileijale, Tari Adat Awaijale Rilejale berasal dari Suku
Sentani Papua Barat. Tari Adat ini mengambarkan keindahan alam danau
Sentani pada waktu senja, ketika para warga pulang dari bekerja dengan
menaiki perahu. Para penari terdiri dari gabungan sekelompok pria dan
Wanita.
 Tari Aluyen, Tari saat upacara adat berlangsung
 Tari Musyoh, Tari Musyoh adalah Tari Adat tradisional yang dianggap
sakral oleh masyarakat papua. Pasalnya, tarian ini mirip dengan Tari
Suanggi yaitu sama-sama bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat
yang meninggal akibat kecelakaan. Karena masyarakat Papua sadar bahwa
apabila seseorang meninggal akibat kecelakaan, maka arwahnya tidak
tenang.
 Tari Sajojo, Lagu Sajojo menceritakan tentang seorang perempuan cantik
yang ada di desa dan banyak diidamkan oleh para laki-laki. Walaupun
tarian ini tidak memiliki makna yang sama dengan isi lagu Sajojo, namun
gerakannya penuh keceriaan mengikuti tema lagu Sajojo. Tari Sajojo
biasanya dipentaskan di berbagai acara, misalnya acara adat, budaya,
ataupun hiburan.
 Tari Arini, Tari untuk pembebasan anak dari gangguan jin

h. Alat Musik Tradisional


Beberapa jenis alat musik tradisional yang terdapat di Provinsi Papua yaitu
 Atowo, Atowo merupakan alat musik tradisional Papua yang memiliki
bentuk seperti tabung dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Atowo
terbuat dari kayu dan biasanya pada sisi bagian luar dihiasi dengan ukiran.
Atowo adalah alat musik pukul yang saat ini cukup sulit untuk ditemukan
keberadaannya. Atowo dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan
teknik pukulan tertentu untuk menghasilkan irama yang sesuai.
 Kecapi mulut, Kecapi mulut adalah salah satu jenis alat musik tiup
tradisional Papua. Kecapi mulut terbuat dari bahan bambu dan berasal dari
suku Dani di wilayah lembah Baliem.Kecapi mulut dimainkan dengan
cara
menjepit bibir pada bagian tertentu. Kemudian kecapi mulut ditiup sambil
menarik bagian tali dari alat musik ini sehingga penggunanya dapat
mengatur nada yang dihasilkan.
 Tifa, Alat musik tradisional dari Papua selanjutnya adalah Tifa. Secara
kebudayaan, Tifa merupakan salah satu alat musik asli Papua yang cukup
populer karena sering digunakan pada pertunjukan seni.
Tifa adalah jenis alat musik pukul yang batang tubuhnya terbuat dari kayu.
Biasanya masyarakat suku Sentani membuat tifa menggunakan batu matoa
yang sudah dilubangi pada bagian dalamnya.
 Triton, Selain kecapi mulut, Triton juga merupakan jenis alat musik tiup
tradisional di tanah Papua. Triton terbuat dari kulit kerang dan biasanya
ditemukan di wilayah Yapen, Waropen, Wondama, Biak dan Nabire.
Triton dimainkan dengan ditiup dan menutup salah satu sisi kulit kerang.
Suara yang dihasilkan cukup keras mengingat triton dulunya biasa
digunakan oleh orang Papua untuk memanggil masyarakat sekitar agar
berkumpul.
 Eme, Eme merupakan jenis alat musik pukul yang secara bentuk memiliki
kemiripan dengan Atowo. Hanya saja eme memiliki tempat pegangan
khusus pada salah satu sisiny.Eme sering terlihat digunakan oleh Suku
Kamoro di Papua. Eme biasanya dimainkan sebagai sarana hiburan atau
biasa juga dimainkan pada acara-acara adat Suku Kamoro.
 Yi yang mirip seperti suling, dll

i. Senjata Tradisional
Senjata Tradisional yang terdapat di Provinsi Papua juga sangat beragam,
beberapa di antaranya yang digunakan oleh masyarakat yaitu:
 Pisau Belati Papua, Pisau Belati Papua merupakan senjata tradisional
Papua memiliki ukuran yang kecil. Bentuk dari pisau tersebut sangat unik,
yakni dengan adanya rumbai-rumbai pada gagang senjatanya. Senjata ini
biasanya digunakan untuk menyayat atau memotong pada saat melakukan
perburuan binatang yang ada di hutan. Sehingga, meskipun binatang yang
dihadapi adalah binatang buas seperti buat, maka masyarakat tidak akan
takut. 
 Parang Papua, Parang Papua merupakan senjata tradisional yang berasal
dari Papua Barat. Parang Papua tersebut merupakan lambang dari kuat dan
ulatnya seorang laki-laki dalam berumah tangga. Masyarakat setempat
menyebutnya dengan nama “jalowy”. 
 Tombak Tradisional Papua, Tombak Tradisional Papua merupakan senjata
yang dapat digunakan untuk pertempuran atau perguruan. Biasanya
tombak juga sering digunakan oleh masyarakat Papua sebagai properti
dalam tarian Tombak biasanya terbuat dari bahan dasar yang mudah
dijumpai di alam, yakni Kayu yang digunakan  untuk membuat gagang,
sedangkan batu kali yang akan dipertajam dan digunakan sebagai mata
ombak. .

 Badik, Badik adalah senjata tradisional yang berasal dari Bugis, Makassar.
Tetapi senjata tersebut menjadi senjata tradisional Papua setelah
masyarakat Papua mulai mengenal dunia luar. Senjata Badung mempunyai
bentuk yang pendek seperti pisau, tetapi ada mitos yang mengatakan
bahwa senjata tersebut dipercaya telah memiliki kegunaan atau
keampuhan yang dikenal dari gaya pada badik

 Alat tusuk dari tulang kuskus Papua, yang digunakan oleh Suku Bauzi
 Kapak Batu Khas Papua, Kapak merupakan senjata tradisional yang
menjadi ikon dari wilayah Irian Jaya. Senjata ini masih bisa kita temui,
karena masih banyak masyarakat yang menggunakan alat tersebut dalam
aktivitas sehari-hari. Cara merakit kapak juga tergolong mudah yakni
dengan mengikat satu potong dari batu-batuan kepada kayu yang nanti
akan dijadikan sebagai alas untuk pegangan. Pada zaman dahulu,
masyarakat Papua akan menggunakan kapak batu sebagai alat untuk
menebang pohon dan juga membuat sagu. 

j. Makanan Khas
Salah satu hal yang juga menarik dari Provinsi Papua adalah makanan khasnya
yang sangat unik, beberapa diantaranya adalah
 Papeda, salah satu makanan khas Papua yang paling ikonik dan terkenal.
Makanan ini biasa menjadi makanan pokok, sebagai sumber karbohidrat.
Padeda memiliki tekstur kental, padat dengan rasa tawar. Makanan ini
terbuat pohon sagu yang diperas, disaring dan dimasak. Selain langsung
dari pohon sagu, papeda juga bisa dibuat dari tepung sagu.
 Ulat Sagu, Masyarakat suku Kamaro meyakini bahwa ulat sagu adalah
makanan yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Umumnya ulat
sagu banyak di temukan di batang sagu yang tua atau lapuk. Oleh
masyarakat setempat, makanan dengn bahan utama ulat sagu disebut
manggia.
 Sagu Lempeng, Rasa dari makanan unik khas Timur ini pada awalnya
tawar. Namun belakangan sudah mulai bervariasi dengan gula untuk
mendapatkan cita rasa manis. Serta dimodifikasi dengan penambahan
bahan-bahan seperti kacang, kelapa dan gula ke dalam komposisinya.
Teksturnya keras dan bisa dinikmati dengan dicampur atau dicelupkan ke
air supaya lebih lunak.
 Ikan Kuah Kuning, Ikan kuah kuning biasanya disantap dengan papeda.
Dengan cita rasa yang kuat, ikan kuah kuah kuning cocok dengan papeda
yang memiliki rasa yang tawar. Biasanya ikan yang digunakan adalah
tongkol atau ikan jenis lain baik ikan tawar atau pun ikan laut. Sajian ini
terlihat segar dengan warna kuning dari penggunaan kunyit serta
penggunaan bumbu rempah lainnya. Ikan kuah kuning yang ada di Papua
juga mirip dengan sajian makanan khas Ambon.
 Ikan Bungkus,
 Udang Selingkuh, Udang selingkuh adalah hidangan yang sering dijumpai
di Wamena. Udang ini memiliki habitat di Sungai Baliem. Diberi nama
udang selingkuh karena udang ini memiliki capit seperti kepiting. Udang
selingkuh sendiri sebenarnya termasuk jenis lobster air tawar yang
termasuk golongan crayfish atau udang karang.
 Kue Lontar, dll

2. Papua Barat
Papua Barat (disingkat Pabar; dahulu Irian Jaya Barat) adalah sebuah
provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau Papua. Wilayah Papua Barat
mencakup Semenanjung Bomberai dan Wandamen. Ibukota provinsi ini terletak
di Manokwari.

a. Maskot Provinsi Papua Barat


Sama halnya dengan Provinsi di Indonesia lainnya, Provinsi Papua Barat juga
memiliki maskot, maskot dari Provinsi Papua Barat terdiri dari Maskot Flora
Khas Dan maskot Fauna khas. Maskot Flora Khas dari Papua Barat adalah Matoa,
sedangkan untuk fauna khas nya adalah Burung Cendrawasih Merah.

b. Suku-Suku di Papua Barat.


Suku-Suku di Papua Barat yaitu Asmat, Dani, Amungme. Populasi masing-
masing suku tersebar di berbagai daerah. Contohnya, suku Arfak mendiami
wilayah pegunungan Arfak dari pemukman Manokwari sampai Bintuni. Suku
Doteri merupakan kelompok yang berpindah-pindah di Pulau Numfor di daerah
pesisir pemukiman Wondama. Kelommpok suku lain yang tinggal di daerah ini
adalah suku Kuri, Simuri, Irarutu, Moscona, Mairasi, Kambouw, Onim, Sekar,
Maibrat, Tehit, Imeko, Moi, Tipin, Maya dan Biak.

c. Bahasa di Papua Barat


Beberapa bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Papua Barat dalam
berkomunikasi di kehidupan sehari-hari yaitu Bahasa Abun, Bahasa Abun Gili,
Bahasa Abun Ji, Bahasa As, Bahasa Ambel, Bahasa Air Matoa, Bahasa Irarutu,
Bahasa Matbat, Bahasa Hatam, dll.

d. Agama dan Kepercayaan.


Berdasarkan data kependudukan masyarakat, mayoritas dari masyarakat Provinsi
Papua Barat merupakan pemeluk agama Kristen dengen persentase mencapai
angka 54%, adapun agama lainnya yang dipeluk oleh masyarakat Papua Barat
lainnya yaitu Islam dengan persentase 30%, lalu Katolik, Hindu, Buddha,
Konghucu, dan beberapa aliran kepercayaan masyarakat lokal.

e. Pakaian Adat
Beberapa jenis pakaian adat yang terdapat di Provinsi Papua Barat antara lain
yaitu:
 Pakaian Serui, pakaian ini kurang lebih sama dengan Provinsi Papua, pada
kepala menggunakan hiasan buku Burung Cendrawasih Dan Kasuari,
menggunakan rok Rumbai sebagai bawahan, dan beberapa aksesoris, dan
corak pada dada.
 Pakaian Adat Ewer, berupa Rok Rumbai yang terbuat dari dsun sagu ya g
telah dikeringkan, pakaian ini dikenakan baik laki-laki dan perempuan
dengan penutup dan aksesoris lainnya
 Koteka atau Horim, yang terbuat dari labu air dan digunakan untuk
melindungi kemaluan lelaki, pakaian ini ditentang dengan kampanye
antikoteka.
 Pakaian Adat Yokal

f. Rumah Adat
Rumah adat yang terdapat di Provinsi Papua Barat antara lain adalah:
 Rumah honai. Rumah yang memiliki struktur bangunan 2 lantai dan
terbuat dari kayu dengan atap yang berbentuk kerucut. Kerucut yang
terbuat dari jeramidan ilalang. Selain Rumah honai,
 Rumah Kaki Seribu dari Suku Arfak, Rumah kaki seribu atau juga
dikenal sebagai Mod Aki Aksa merupakan rumah adat milik suku
Arfak yang berada di Papua Barat. Bangunan ini memiliki tiang
pondasi yang sangat banyak sehingga terlihat mirip dengan hewan
kaki seribu. Sekilas terlihat seperti rumah panggung, tetapi rumah adat
ini tidak memiliki ruang memadai di bagian bawahnya. Rumah adat
Kaki Seribu terbuat dari kayu, yang saling menyilang secara vertikal.
Sedangkan secara horizontal, kayu tersebut akan saling mengikat. Atap
bangunan terbuat dari rumput ilalang dan lantai rumah terbuat dari
anyaman rotan.

g. Tarian Daerah
Beragam jenis tarian tradisional yang terdapat di Provinsi Papua Barat
diantaranya adalah:
 Tari Yospan, yang merupakan gabungan dari dua kebudayaan dan dengan
ciri khas berupa gerakannya yang kaku, serta ditampilkan dalam acara
adat besar.
 Tari Musyoh, Tari Musyoh adalah Tari Adat tradisional yang dianggap
sakral oleh masyarakat papua. Pasalnya, tarian ini mirip dengan Tari
Suanggi yaitu sama-sama bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat
yang meninggal akibat kecelakaan. Karena masyarakat Papua sadar bahwa
apabila seseorang meninggal akibat kecelakaan, maka arwahnya tidak
tenang.
 Tari Suanggi, Tari Suanggi merupakan Tari Adat tradisional yang berasal
dari Papua. Tarian ini memiliki nuansa magis karena menceritakan tentang
seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya karena sang istri menjadi
korban anggi-anggi atau jejadian. Kemudian sang istri menjadi
gentayangan. Oleh sebab itu, sang suami melakukan sebuah ritual dengan
tujuan mendoakan istrinya agar tenang dan tidak menggangu warga
sekitar. Latar belakang inilah yang menjadi inspirasi terciptanya Tari
Suanggi
 Tari Sajojo, Lagu Sajojo menceritakan tentang seorang perempuan cantik
yang ada di desa dan banyak diidamkan oleh para laki-laki. Walaupun
tarian ini tidak memiliki makna yang sama dengan isi lagu Sajojo, namun
gerakannya penuh keceriaan mengikuti tema lagu Sajojo. Tari Sajojo
biasanya dipentaskan di berbagai acara, misalnya acara adat, budaya,
ataupun hiburan.
 Tari Selamat Datang, tarian untuk pembukaan suatu acara, Tarian Selamat
Datang bisa dilakukan oleh penari wanita dan pria. Tarian ini merupakan
salah satu kebanggaan masyarakat Papua Barat karena memiliki gerakan
yang enerjik dan mengandung niliai-nilai estetika didalamnya.
 Tari Perang, dll.

h. Alat Musik Tradisional


Beberapa jenis alat musik yang masih dimainkan oleh masyarakat Papua Barat
yaitu:
 Yi, Yi. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup. Dari sisi bentuk, Yi
memiliki kemiripan dengan suling. Hanya saja Yi terlihat lebih tebal dan
lubang angin pada bagian bawah lebih besar dari suling pada umumnya.
Yi terbuat dari bahan kayu dan bambu berwarna coklat gelap. Yi
menghasilkan suara yang cukup unik dan biasa digunakan untuk
mengiringi tarian-tarian adat.
 Triton yang juga dimainkan dengan cara ditiup dan terbuat dari bahan
cangkamg kerang
 Tifa yang dimainkan dengan cara dipukul
 Pikon yang dimainkan dengan cara ditiup, Pikon merupakan alat musik
tradisional khas dari suku Dani di Papua. Pikon terbuat dari bambu yang
memiliki ruas dan bambu yang berongga. Alat musik ini berbentuk
lonjong namun ukurannya cukup kecil. Alat musik pikon biasanya
dimainkan
oleh para pria suku Dani. Pada bagian tengah pikon terdapat seutas tali
yang dipasang dengan kencang dan terikat pada sepotong lidi yang
menjadi alat pembuat getaran.
 Guoto, Guoto merupakan alat musik tradisional Papua, atau lebih
tepatnya dari Papua Barat. Guoto terbuat dari bahan kayu dan kulit lembu.
Guoto masuk dalam jenis alat musik petik.Guoto memiliki beberapa senar
yang terikat pada bagian atas dan bawah batang tubuhnya. Pada bagian
tengah terdapat lubang kecil yang berfungsi untuk membuat suara yang
dihasilkan dapat stabil.

i. Senjata Tradisional
Beberapa senjata tradisional yang digunakan oleh masyarakat di Provinsi Papua
Barat yaitu diantaranya:
 Tombak, senjata Papua yang digunakan dalam kegiatan berburu, Senjata
yang sering digunakan oleh masyarakat Papua adalah tombak. Alat ini
digunakan untuk memburu hewan. Tombak digunakan untuk melakukan
serangan kepada hewan dari jarak yang jauh. Tombak asal Papua terbuat
dari kayu dan batu yang ujungnya sangat tajam, selain itu terkadang ujung
tajam ini menggunakan tulang.

 Panah dan busur, yang digunakan dalam kegiatan berburu dan perang,
Anak panahnya terbuat dari kayu dengan mata panahnya yang terbuat dari
tulang (kangguru) yang sudah diruncingkan. Sedangkan busurnya yang
terbuat dari kayu rumi dengan seutas tali yang terbuat dari rotan.
Sedangkan, mata panahnya biasanya dibubuhi cairan beracun yang
berasal dari getah tumbuhan hutan yang berguna untuk menambah efek
luka.
 Pisau Belati, senjata yang terbuat dari tulang burung kasuari yang dioles
oleh racun, Pisau belati milik masyarakat di Papua sangat berbeda dengan
pisau pada umumnya, di mana pisau ini hanya terdapat di daerah Papua
saja. Bahan dasar untuk membuat pisau ini adalah tulang burung kasuari.
 Kapak Batu, Senjata Parang, dll

j. Makanan Khas
Hal lainnya yang menarik dari Provinsi Papua Barat adalah makanan khasnya
yang kaya akan rasa gurih, beberapa diantaranya adalah
 Papeda, merupakan makanan berupa bubur sagu khas Papua yang
biasanya disajikan dengan mubara atau ikan tongkol bumbu kunyit.
Papeda menjadi makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Papua
dan Maluku yang dibuat dengan cara menekok Pohon Sagu atau Rumbai.
Setelah diolah Papeda akan berbentuk menyerupai lem dan sedikit lengket
dengan rasa yang hambar. Meskipun demikian Papeda mengandung cukup
serat, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan nutrisi yang tinggi.
 Ikan Kuah Kuning, Ikan kuah kuning biasanya disantap dengan papeda.
Dengan cita rasa yang kuat, ikan kuah kuah kuning cocok dengan papeda
yang memiliki rasa yang tawar. Biasanya ikan yang digunakan adalah
tongkol atau ikan jenis lain baik ikan tawar atau pun ikan laut. Sajian ini
terlihat segar dengan warna kuning dari penggunaan kunyit serta
penggunaan bumbu rempah lainnya. Ikan kuah kuning yang ada di Papua
juga mirip dengan sajian makanan khas Ambon
 Keladi tumbuk, Keladi Tumbuk merupakan kuliner khas Papua yang
dibuat dari Keladi atau Talas yang disajikan bersama ikan bakar. Keladi
Tumbuk dibuat dengan cara merebus keladi hingga matang kemudian
ditumbuk hingga halus. Selanjutnya keladi yang telah halus dicampur
dengan kelapa parut, garam, dan gula. Kuliner ini biasanya disajikan
sebagai menu tambahan di meja makan acara keluarga, syukuran, pesta
adat, atau perayaan lainnya. 
 Ikan Cakalang Asar, Ikan Cakalang Asar pada dasarnya hampir sama
dengan Ikan Cakalang Asap. Perbedaannya terletak dari proses
pengasapannya, jika pengasapan dilakukan dengan meletakkan ikan diatas
bara api secara horizontal. Sedangkan pengasarkan dilakukan dengan
meletakkan ikan secara diagonal disisi bara yang menghasilkan asap. 
 Ikan Bungkus,
 Kue Lontar, Sepintas kue lontar hampir menyerupai dengan pie susu yang
ditemukan di daerah lain. Tak ada hubungannya denga tanaman lontar,
penamaan lontar konon berasal dari serapan Bahasa Belanda yaitu londtart
yang bermakna kue bundar. Bagian dalam jue lontar bertekstur sangat
lembut, sedangkan bagian luarnya renyah. Beberapa kota di Papua
menjajakan kue lontar sebagai makanan khas dan oleh-oleh bagi para
pelancong yang datang berkunjung ke Papua.
 Manisan Pala, dll

3. Papua Barat Daya


Provinsi Papua Barat Daya sendiri memiliki ibu kota di Kota Sorong. Provinsi Papua
Barat Daya secara wilayah mencakup Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten
Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Tambrauw, dan Kabupaten
Mamberamo. Meskipun provinsi ini bernama Provinsi Papua Barat Daya, tetapi provinsi
ini terletak di bagian barat laut Pulau Papua.

a. Maskot Papua Barat Daya


Sama halnya dengan Provinsi lainnya di Indonesia, Papua Barat Daya juga
memiliki maskot, maskot Papua Barat Daya juga terbagi menjadi Flora Khas Dan
Fauna Khas. Flora khas dari Provinsi Papua Barat Daya kurang lebih sama seperti
Papua Barat yaitu Matoa dan Fauna Khasnya yaitu Kakatua Raja atau Burung
Cendrawasih.

b. Suku-Suku Papua Barat Daya


Populasi masyarakat di Provinsi Papua Barat Daya terdiri dari beberapa suku,
diantaranya adalah Suku Abun, Suku Ayamaru, Suku Moi, Suku Matbat, dan
Suku Biak Karon, dll.

c. Bahasa di Papua Barat Daya


Secara garis besar, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Papua Barat Daya
dapat dibagi menjadi 2, yaitu Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa
daerah, beberapa bahasa daerah yang terdapat di Provinsi Papua Barat Daya
adalah Bahasa Abun, Bahasa Melayu Papua, Bahasa Ambel, Bahasa Ayamaru,
Bahasa Ma’ya, Bahasa Moi, Bahasa Tehit, dll.

d. Agama dan Kepercayaan


Mayoritas dari masyarakat di Provinsi Papua Barat Daya merupakan pemeluk
agama Kristen Protestan, adapun agama lain yang dianut oleh masyarakat Papua
Barat Daya lainnya adalah Islam, Katolik, Hindu, dan Buddha, serta beberapa
aliran kepercayaan lainnya.

e. Pakaian Adat
Beberapa jenis pakaian adat yang terdapat di Provinsi Papua Barat Daya antara
lain yaitu:
 Koteka atau Holim, yang merupakan pakaian khusus kaum laki laki yang
terbuat dari labu air Dan berfungsi sebagai penutup kemaluan laki-laki.
 Pakaian Sali, pakaian yang hanya dikenakan oleh gadis
 Rok Rumbai, yang terbuat dari daun sagu yang telah dikeringkan lalu
dirajut membentuk sebuah rok
 Pakaian Serui, Hiasan kepala dari buku Cendrawasih dan Kasuari, serta
beberapa aksesoris lainnya yang rumbai

f. Rumah Adat
Beberapa jenis rumah adat yang terdapat di Provinsi Papua Barat Daya yaitu
 Rumah honai. Rumah yang memiliki struktur bangunan 2 lantai dan
terbuat dari kayu dengan atap yang berbentuk kerucut. Kerucut yang
terbuat dari jeramidan ilalang. Selain Rumah honai,
 Rumah Kaki Seribu dari Suku Arfak, Rumah kaki seribu atau juga
dikenal sebagai Mod Aki Aksa merupakan rumah adat milik suku
Arfak yang berada di Papua Barat. Bangunan ini memiliki tiang
pondasi yang sangat banyak sehingga terlihat mirip dengan hewan
kaki seribu. Sekilas terlihat seperti rumah panggung, tetapi rumah adat
ini tidak memiliki ruang memadai di bagian bawahnya. Rumah adat
Kaki Seribu terbuat dari kayu, yang saling menyilang secara vertikal.
Sedangkan secara horizontal, kayu tersebut akan saling mengikat. Atap
bangunan terbuat dari rumput ilalang dan lantai rumah terbuat dari
anyaman rotan
 Rumah Ebei, Rumah Hunila, dll

g. Tarian Daerah
Beberapa jenis tarian daerah yang banyak dipentaskan oleh masyarakat Papua
Barat Daya diantaranya adalah
 Tari Musyoh, Tari Musyoh adalah Tari Adat tradisional yang dianggap
sakral oleh masyarakat papua. Pasalnya, tarian ini mirip dengan Tari
Suanggi yaitu sama-sama bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat
yang meninggal akibat kecelakaan. Karena masyarakat Papua sadar bahwa
apabila seseorang meninggal akibat kecelakaan, maka arwahnya tidak
tenang.
 Tari Suanggi, Tari Suanggi merupakan Tari Adat tradisional yang berasal
dari Papua. Tarian ini memiliki nuansa magis karena menceritakan tentang
seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya karena sang istri menjadi
korban anggi-anggi atau jejadian. Kemudian sang istri menjadi
gentayangan. Oleh sebab itu, sang suami melakukan sebuah ritual dengan
tujuan mendoakan istrinya agar tenang dan tidak menggangu warga
sekitar. Latar belakang inilah yang menjadi inspirasi terciptanya Tari
Suanggi
 Tari Sajojo, Lagu Sajojo menceritakan tentang seorang perempuan cantik
yang ada di desa dan banyak diidamkan oleh para laki-laki. Walaupun
tarian ini tidak memiliki makna yang sama dengan isi lagu Sajojo, namun
gerakannya penuh keceriaan mengikuti tema lagu Sajojo. Tari Sajojo
biasanya dipentaskan di berbagai acara, misalnya acara adat, budaya,
ataupun hiburan.
 Tari Selamat Datang, tarian untuk pembukaan suatu acara, Tarian Selamat
Datang bisa dilakukan oleh penari wanita dan pria. Tarian ini merupakan
salah satu kebanggaan masyarakat Papua Barat karena memiliki gerakan
yang enerjik dan mengandung niliai-nilai estetika didalamnya.
 Tari Perang, dll.

h. Alat Musik Tradisional


Beberapa jenis alat musik tradisional yang banyak dimainkan oleh penduduk
setempat adalah Guoto yang dimainkan dengan cara dipetik pada bagian
senarnya, Triton yang dimainkan dengan cara ditiup, Tifa yang dimainkan dengan
cara dipukul, dll

i. Senjata Tradisional
Beberapa jenis senjata tradisional yang terdapat di Provinsi Papua Barat adalah
Pisau Belati, Kapak Batu, Kapak, Parang, Tombak, dan Busur serta panah.

j. Makanan Khas
Beberapa macam makanan khas yang terdapat di Provinsi Papua Barat antara lain
adalah Papeda dan Ikan Kuah Kuning, Kue Lontar, Ikan Cakalang Asar, Ikan
Bungkus, Keladi Tumbuk, Ikan Bungkus, dll.

4. Papua Selatan
Papua Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang telah dimekarkan dari
provinsi Papua. Ibu kotanya berada di Kota Merauke. Papua Selatan berada di dataran
rendah yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini.

a. Maskot Papua Selatan


Provinsi Papua Selatan memiliki maskot yang terdiri dari flora khas Dan fauna
khas, maskot Flora khasnya adalah Buah Merah, sedangkan maskot Fauna
Khasnya adalah Burung Cendrawasih.

b. Suku-Suku Papua Selatan


suku-suku di tepian sungai dan pantai seperti Suku Marind,
Suku Asmat, Kombay,
Koroway, Muyu maupun suku-suku lainnya. Suku-suku di Papua Selatan
termasuk dalam wilayah adat Anim Ha. Didominasi oleh Suku Marind

c. Bahasa di Papua Selatan


Secara garis besar, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Papua Selatan untuk
berkomunikasi di kehidupan sehari-hari adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi dan Bahasa daerah, beberapa bahasa daerah yang terdapat di Papua Selatan
adalah Bahasa Marind, bahasa Asmat, bahasa Kombay, bahasa Koroway, dll

d. Agama dan Kepercayaan


Berdasarkan data kependudukan masyarakat, mayoritas dari masyarakat Papua
Selatan merupakan pemeluk agama Kristen, adapun agama lainnya yang dianut
oleh masyarakat Papua Selatan lainnya adalah Katolik, Islam, Hindu, Buddha,
Dan beberapa aliran kepercayaan masyarakat setempat.
e. Pakaian Adat
Beberapa jenis pakaian adat yang terdapat di Provinsi Papua Selatan adalah
Koteka atau Holim yang digunakan sebagai penatap kemaluan laki-laki, Pakaian
Sali, Pakaian Serui, Baju Kurung, Baju Kain Rumput, Rok Rumbai, dll.

f. Rumah Adat
Untuk rumah adat, ada hal unik yaitu adanya sebuah rumah bujang yang disebut
gotad. Rumah itu akan ditinggali oleh kaum lelaki sejak masa remaja sampai
akhirnya menikah dan keluar. Di sekitar rumah gotad akan ada beberapa rumah-
rumah keluarga yang disebut juga dengan nama oram aha atau rumah kaum
perempuan. Ukuran rumah ini juga lebih kecil dan akan ditinggali oleh para
perempuan.

g. Tarian Daerah
Beragam jenis tarian tradisional yang terdapat di Provinsi Papua Selatan adalah
Tari Suanggi, Tari Sajojo, Tari Musyoh, Tari Arini, Tari Awaijale Rileijale, Tari
Yospan, Tari Pengku Sagu, Tari Seka, Tari Tumbu Tanah, Tari Nasimar, Tari
Afaitaneng, dll.

h. Alat Musik Tradisional


Beberapa jenis alat musik tradisional yang terdapat di Provinsi Papua Selatan
adalah Atowo yang berbentuk seperti tabung besar dan dimainkan dengan cara
dipukul, Kecapi Mulut yang dimainkan dengan cara ditiup menggunakan mulut,
Tifa yang dimainkan dengan cara dipukul, Triton yang dimainkan dengan cara
ditiup, dll.

i. Senjata Tradisional
Beberapa jenis senjata Tradisional yang terdapat di Provinsi Papua Selatan adalah
Kapak Batu, Pisau Tusuk, Pisau Belati, Tombak, dan Panah.

j. Makanan Khas
Salah satu hal yang juga menarik dari Provinsi Papua Selatan adalah makanan
khasnya yang sangat unik, beberapa diantaranya adalah Papeda, Ulat Sagu, Sagu
Lempeng, Ikan Kuah Kuning, Ikan Bungkus, Udang Selingkuh, Kue Lontar, dll.

5. Papua Tengah
Papua Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang dimekarkan dari provinsi Papua
pada tahun 2022. Ibukotanya berada di Kota Nabire. Di sebelah utara, Papua Tengah
berbatasan dengan Kabupaten Waropen, Kabupaten Mamberamo Raya, dan Teluk
Cendrawasih. Di sebelah timur, Papua Tengah berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya,
Nduga, Tolikara, dan Asmat. Di sebelah selatan, Papua Tengah berbatasan dengan Laut
Aur, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kaimana dan Kabupaten
Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat.
a. Maskot Papua Tengah
Provinsi Papua Tengah memiliki maskot yang juga terdiri dari flora khas Dan
fauna khas. Maskot Flora Khas dari Provinsi Papua Tengah adalah Buah Merah,
sedangkan maskot Fauna Khasnya adalah Cendrawasih Kasuari.

b. Suku-Suku di Papua Tengah


Suku yang mendiami Provinsi Papua Tengah mayoritas adalah suku Mee,
Adjarian. Suku lainnya yang bermukim di wilayah Mee Pago atau Provinsi Papua
Tengah adalah suku damal, dani, moni, dan nduga.

c. Bahasa di Papua Tengah


Secara garis besar, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Papua Tengah dalam
berkomunikasi di kehidupan sehari-hari yaitu Bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi dan bahasa daerah. Bahasa daerah nya antara lain adalah Bahasa Dani,
Bahasa Mee, Bahasa Moni, Bahasa Nduga, Bahasa Damal, Bahasa Asmat, dll.

d. Agama dan Kepercayaan


Berdasarkan data kependudukan masyarakat, mayoritas dari penduduk Provinsi
Papua Tengah adalah Kristen, adapun agama lainnya yang dianut oleh masyarakat
Papua Tengah lain adalah Islam, Katolik, Hindu, Buddha, dan aliran kepercayaan
lokal.

e. Pakaian Adat
Beberapa jenis pakaian adat dari Provinsi Papua Tengah adalah Koteka atau
Holim yang dikenakan sebagai penutup kemaluan laki-laki, Pakaian Serui,
Pakaian Sali, Pakaian Yokal, Baju Kurung, Baju Kain Rumput, Rok Rumbai, dll.

f. Rumah Adat
Beberapa jenis rumah adat yang terdapat di Provinsi Papua Tengah adalah Rumah
Honai yang terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut, Rumah Adat
Karapao yang berbentuk persegi panjang, Rumah Adat Jew, dll

g. Tarian Daerah
Beberapa jenis tarian daerah yang dapat ditemui di Provinsi Papua Tengah adalah
Tari Suanggi, Tari Sajojo, Tari Musyoh, Tari Selamat Datang, Tari Arini, Tari
Seka, Tari Pengkur Sagu, Tari Tumbu Tanah, dll

h. Alat Musik Tradisional


Beberapa jenis alat musik tradisional yang terdapat di Provinsi Papua Tengah
yaitu Atowo yang berbentuk seperti tabung besar dan dimainkan dengan cara
dipukul, kecapi mulut yang dimainkan dengan cara ditiup, Tifa yang dimainkan
dengan cara dipukul, Triton yang juga dimainkan dengan cara ditiup, lalu Eme
yang kurang lebih sama seperti Atowo, Dan Yi yang mirip seperti suling, dll
i. Senjata Tradisional
Beberapa jenis Senjata Tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat Papua
Tengah antara lain adalah Pisau Belati, Panah dan Busur, Tombak, Kapak Batu,
Pisau Tusuk, dll.

j. Makanan Khas
Hal lainnya yang menarik dari Provinsi Papua Tengah adalah makanan khasnya
yang kaya akan rasa rempah yang gurih, beberapa diantaranya adalah Papeda dan
Ikan Kuah Kuning, keladi tumbuk, Ikan Cakalang Asar, Ikan Bungkus, Kue
Lontar, Manisan Pala, dll

6. Papua Pegunungan
Papua Pegunungan adalah provinsi pertama dan satu-satunya di Indonesia yang tidak
berbatasan dengan perairan laut. Provinsi Papua Pegunungan berlokasi di Pegunungan
Jayawijaya bagian timur. Provinsi ini beribukota di Jayawijaya.

a. Maskot Papua Pegunungan


Sama halnya seperti Provinsi lainnya di Indonesia, Papua Pegunungan memiliki
maskot yang terdiri dari flora khas dan fauna khas. Maskot flora khas dari Papua
Pegunungan adalah Matoa dan Buah Merah, sedangkan fauna khasnya adalah
Cendrawasih dan Kasuari.

b. Suku-Suku di Papua Pegunungan


Populasi yang terdapat di Provinsi Papua Pegunungan terdiri dari beberapa suku
yaitu Suku Arfak, Suku Hatam, Suku Bougb, Suku Meiyah, Suku Moilei, Suku
Dani, Suku Biak Karon, dll.

c. Bahasa di Papua Pegunungan


Secara garis besar, bahasa yang digunakan oleh masyarakat Papua Pegunungan
dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi dan bahasa daerah, beberapa bahasa daerah yang digunakan adalah
Bahasa Arfak, Bahasa Hatam, Bahasa Dani, Bahasa Meiyah, dll.

d. Agama Dan Kepercayaan


Berdasarkan data kependudukan masyarakat, mayoritas dari masyarakat Provinsi
Papua Pegunungan merupakan pemeluk agama Kristen, adapun agama lainnya
yang dianut oleh masyarakat Papua Pegunungan adalah Katolik, Islam, Buddha,
Hindu, dan aliran kepercayaan lainnya.

e. Pakaian Adat
Beberapa jenis pakaian adat tradisional yang digunakan oleh masyarakat Papua
Pegunungan adalah Koteka atau Holim, Pakaian Sali yang hanya dikenakan oleh
gadis Papua, Pakaian Yokal yang hanya dikenakan oleh ibu, Pakaian Serui, Rok
Rumbai, dll.

f. Rumah Adat
Hal yang menarik dari Provinsi Papua Pegunungan salah satu ya adalah Rumah
Adat, Rumah Adat yang terdapat di Provinsi Papua Pegunungan adalah Rumah
Honai yang terbuat dari kayu dengan atap dari tumpukan daun sagu dan jerami.
Selain Rumah Honai, terdapat pula Rumah Kaki Seribu, Rumah Kariwari, dll.

g. Tarian Daerah
Beberapa jenis tarian daerah yang terdapat di Provinsi Papua Pegunungan antara
lain adalah Tari Suanggi, Tari Sajojo, Tari Selamat Datang, Tari Musyoh, Tari
Arini, Tari Seka, Tari Pengkur Sagu, Tari Tumbu Tanah, dll.

h. Alat Musik Tradisional


Beberapa jenis alat musik tradisional yang terdapat di Provinsi Papua Pegunungan
adalah Atowo yang berbentuk seperti tabung besar dan dimainkan dengan cara
dipukul, Kecapi Mulut yang dimainkan dengan cara ditiup menggunakan mulut,
Tifa yang dimainkan dengan cara dipukul, Triton yang dimainkan dengan cara
ditiup, dll.

i. Senjata Tradisional
Beberapa jenis Senjata Tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat Papua
Pegunungan antara lain adalah Pisau Belati, Panah dan Busur, Tombak, Kapak
Batu, Pisau Tusuk, dll.

j. Makanan Khas
Hal lainnya yang menarik dari Provinsi Papua Pegunungan adalah makanan
khasnya yang kaya akan rasa gurih, beberapa diantaranya adalah Papeda dan Ikan
Kuah Kuning, keladi tumbuk, Ikan Cakalang Asar, Ikan Bungkus, Kue Lontar,
Manisan Pala, dll

Anda mungkin juga menyukai