Anda di halaman 1dari 5

Pakaian Adat suku Irian Jaya/ papua

Pakaian Adat Papua


Pakaian adat pria dan wanita di Papua secara fisik mungkin anda akan berkesimpulan bahwa
pakaian tersebut hampir sama bentuknya. Mereka memakai baju dan penutup badan bagian
bawah dengan model yang sama. Mereka juga sama-sama memakai hiasan-hiasan yang sama,
seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manikmanik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Bentuk pakaian yang terlukis di sini
merupakan ciptaan baru. Biasannya tak lupa dengan tombak/panah dan perisai yang dipegang
mempelai laki-laki menambah kesan adat Papua.
Pakaian Adat Papua
Pakaian Adat Papua
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau
bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua
Nugini atau East New Guinea. Burung endemik Tanah Papua
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, sehingga sering disebut
sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), gerakan separatis yang
ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan
kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands NieuwGuinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga
1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan
tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun
2002.

1. Koteka adalah pakaian untuk menutup kemaluan laki-laki dalam budaya


penduduk asli pulau Papua.

Koteka sebenarnya bukan merupakan pakaian penutup kemaluan yang barangkali


diidentikan dengan celana dalam oleh Ensiklopedia Bebas-Wikipedia Bahasa
Indonesia tetapi koteka adalah pakaian itu sendiri bagi masyarakat pribumi
Pengunungan Tengah Papua.
Secara harfiah, kata ini bermakna pakaian, berasal dari bahasa Mee.[1] Suku Dani
yang hidup di Lembah Baliem-Wamena-Kabupaten Jayawijaya menyebut pakaian
tradisional laki-laki ini dengan nama holim atau horim. Selanjutnya setiap suku
masyarakat pribumi Pegunungan Tengah mempunyai nama sendiri.big-koteka
Koteka dibuat dari tumbuhan yang buahnya agak mirip dengan tumbuhan
mentimun atau ketimun. Namun buah koteka agak panjang. Bangkali yang agak
tepat adalah kulit buah labu mini dan besar(Lagenaria siceraria), setelah kulit buah
tersebu sudah tua dan kulitnya sudah agak keras.
Orang Mee menyebutnya bobbe. Bobbe biasanya di tanam di kebun atau di
halaman rumah. Proses pembuatannya, bobbe dipetik (biasanya yang sudah tua)
kemudian dimasukkan kedalam pasir halus. Di atas pasir halus tersebut dibuat api
yang besar. Setelah panas kulit bobbe akan lembek dan isinya akan mencair, lalu
biji-biji beserta cairan akan keluar dari dalam ruas bobbe. Setelah itu, bobbe
digantung (dikeringkan) di perapian hingga kering. Setelah kering dilengkapi
dengan anyaman khusus dan siap pakai sebagai koteka

Makanan khas irian jaya


1. Papeda Khas Papua

Papeda khas papuaini adalah makanan yang berupa bubur sagu khas Papua, makanan ini
biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Makanan
khas papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar. Di
dalam makanan ini terdapat serat yang banyak, rendah kolesterol dan bernutrisi.
2. Ikan Bungkus Khas Papua

Ikan bungkus khas papua ini dibuat dari dua bahan yaitu ikan laut dan daun talas sebagai bahan
untuk membungkusnya. Bumbu khasnya rempah yang digunakan pun hanya garam untuk
memberikan rasa asin dan untuk menghilangkan getah pada daun talas yang digunakan. Bahan
dan bumbunya sedikit dan cara membuatnya pun sangat sederhana dan mudah. Dalam
pembuatanya pertama bersihkan ikan kemudian dimasukkan kedalam daun talas dan ditutup.
terakhir dibakar diatas api kecil hingga masak. Kalau sudah masak ya diangkat dan langsung
disajikan saat hangat.
3. Aunu senebre Khas Papua

Aunu senebre ini dibuat dari bahan dasar ikan teri nasi yang dicampur dengan irisan daun talas.
Makanan ini memiliki tekstur yang tidak kering. Daun talas yang diiris juga menambah rasa
gurih dari aunu senebre. Di Papua makanan khas ini biasanya disantap dengan sepiring papeda
atau umbu-umbian.
4. Ikan Bakar Manokwari Khas Papua

Ikan bakar manokwari ini merupakan makanan khas masyarakat manokwari, Papua. Ikan bakar
ini biasanya menggunakan ikan tongkol. Kalau biasanya, Anda menemuki ikan bakar dengan
bumbu kecap. Dalam penyajian makanan ini cukup berbeda dengan daerah lainya. Ikan bakarini
mempunyai rasa yang gurih ditambah dengan siraman sambal
5. Sate Ulat Sagu Khas Papua

Yang terakhir Yaitu sate ulat khas papua, sate ini ber bahan dasar ulat sagu sebesar jempol orang
dewasa ini biasanya diambil dari hutan. Ulat ini dihasilkan dari pohon sagu yang batangnya
dibiarkan hingga membusuk. Ulat sagu dapat dimakan mentah ataupun dimasak. Agar terasa
mantab, masyarakat Papua biasanya mnyantap ulat sagu bakar sebagai camilan. Rasanya kenyal,
gurih dan juga tinggi protein lo, bagi anda yang ke papua silahkan mencicipinya ya..

Anda mungkin juga menyukai