Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

KEBUDAYAAN SULAWESI DAN IRIAN JAYA

DISUSUN
OLEH :

NAMA : YOGA OBRIEN SITINJAK


KELAS : XI IPS 1
PELAJARAN : GEOGRAFI

SMA NEGERI 1 PANOMBEIAN PANEI


TAHUN AJARAN 2023
PAKAIAN ADAT
1. Pakaian Pokko

sumber foto: celebes


Pakaian Pokko adalah pakaian adat dari suku Toraja yang digunakan untuk kaum wanita.
Adapun ciri dari pakaian ini Mempunyai: lengan pendek dan warna yang cukup mencolok.
Warna dari Pakaian Pokko biasanya kuning, merah, dan putih. Warna tersebut menjadi ciri khas
dari Pakaian Pokko Sulawesi Selatan.
Pakaian Pokko ini umumnya dipakai bersamaan dengan berbagai perhiasan manik. Manik-manik
dipakai pada dada, dan ditambah dengan gelang serta ikat kepala maupun ikat pinggang yang
disebut dengan kandure.

2. Pakaian Seppa Tallung

sumber foto: celebes


Pakaian ini Mempunyai ciri khas panjang sampai menyentuh lutut. Sama seperti Pakaian Pokko,
Pakaian Seppa Tallung juga dipakai bersamaan dengan berbagai aksesoris. Aksesoris yang biasa
digunakan seperti kandaure, lipa’, gayang dan lain sebagainya.

3. Pakaian Bodo

sumber foto: celebes


Pakaian bodo Mempunyai bentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, atau setengah atas
bagian siku lengan. Hal ini sesuai dari namanya, "bodo" yang berarti pendek. Jangan salah,
pakaian ini terkenal sebagai salah satu busana tertua di dunia.
Pakaian bodo adalah pakaian adat wanita Sulawesi Selatan yang biasa dipakai pada setiap acara.
Pakaian ini sudah menjadi pakaian kebesaran bagi masyarakat setempat. Pakaian adat tersebut
juga sering dipakai dalam upacara pernikahan.

RUMAH ADAT SULAWESI


Rumah Adat Gorontalo
1. Bantayo Poboide
Rumah adat pertama dari Provinsi Gorontalo yang akan kita bahas adalah Bantayo Poboide yang
berada di Kecamatan Limboto.
Bantayo Poboide memiliki arti bangunan tempat bermusyawarah, sesuai dengan artinya rumah
adat ini digunakan untuk musyawarah.
Selain untuk musyarawah, Bantayo Poboide digunakan sebagai tempat upacara adat, pernikahan,
penerimaan tamu ngeara, dan acara adat lainnya.
2. Dulohupa

Rumah adat Dulohupa disebut juga dengan Yilada Dulohupa Lo Ulipu Hulondhalo.
Dulu bangunan ini digunakan sebagai tempat musyawarah untuk mufakat oleh masyarakat
sekitar terhadap masalah-masalah yang terjadi saat pemerintahan Kerajaan Gorontalo.
Jadi bangunan tersebut juga bisa disebut sebagai pengadilan untuk mengadili individu yang
dianggap bersalah.
Sekarang Dulohupa digunakan sebagai tempat pergelaran upacara adat seperti pagelaran budaya,
pernikahan, dan upacara adat lainnya.
Dulohupa memiliki 32 pilar kayu dasar, 2 pilar kayu utama bernama Wolihi, dan 6 pilar kayu di
bagian depan, yang berfungsi sebagai penyokong bangunan.

3. Gobel

Rumah adat Gorontalo yang satu ini tidak begitu terkenal dan jarang dibahas.
Dulu rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Kerajaan Gobel, tetapi sekarang
digunakan untuk tempat musyawarah besar rakyat, acara kenegaraan, dan acara adat.
Rumah Gobel adalah salah satu kebanggaan masyarakat Kecamatan Tapa dan Bulango Ulu,
Kabupaten Bone Bolango.
Bentuk rumah Gobel jika dilihat dari depan tidak begitu lebar, tetapi bagian rumah hingga ke
belakang cukup panjang.
Bagian depannya memiliki bentuk yang lebih tinggi daripada bagian lainnya.
ALAT MUSIK TRADISIONAL SULAWESI
1. Alat Musik Kolintang
Alat musik Kolintang merupakan salah satu alat musik tradisional dari Sulawesi. Atau lebih
tepatnya merupakan alat musik yang cukup terkenal di Minahasa, Sulawesi Utara.
Instrumen musik ini biasanya terbuat dari kayu yang ringan dan disusun secara horizontal.
Untuk dapat memainkannya dibutuhkan alat tambahan berupa tongkat pukul kecil, yang di
bagian ujungnya dibalut dengan kain atau benang. Tongkat pemukul ini disebut dengan mallet.
2. Alat Musik Salude

Salude Alat Musik Tradisional Dari Sulawesi – Photo By Gas Banter


Alat musik Salude merupakan salah satu alat musik sejenis sitar tabung. Instrumen ini
merupakan alat musik tradisional dari Sulawesi, atau tepatnya di Sulawesi bagian utara.
Salude biasa dibuat dari seruas bambu yang dilengkapi dengan dua dawai, yang berasal dari kulit
ari bambu tersebut. Pada bagian tengah bidang bambu,terdapat lubang yang berfungsi sebagai
ruang resonansi.
Cara memainkan alat musik tradisional ini dengan cara dipetik dan dipukul. Alat pemukulnya
berupa pelepah pinang yang sudah diproses sedemikian rupa .
3. Alat Musik Jalapa

Alat musik Jalapa adalah alat musik tradisional dari Sulawesi bagian selatan.
Alat ini berbentuk seperti Simbal yang terbuat dari logam kuningan. Instrumen tradisional ini
biasanya dimainkan pada setiap ada upacara adat tertentu.
Alat musik ini juga memiliki nama lain. Pada beberapa daerah, lebih dikenal dengan sebutan
Kancing-Kancing karena bentuknya yang menyerupai Kancing berukuran besar.
Masyarakat setempat sering memainkan alat musik Jalapa pada saat upacara adat tolak bala .
Sebagian dari mereka menggunakannya menjadi bagian dari proses seremoni.

MAKANAN KHAS SULAWESI


1. Coto Makassar
Salah makanan khas Sulawesi Selatan yang paling terkenal adalah Coto Makassar. Sajian
ini terbuat dari isi perut sapi (jeroan) yang direbus dalam waktu lama dengan tambahan
racikan rempah khas Indonesia.
Makanan khas Sulawesi Selatan ini biasanya dihidangkan dengan burasa atau lontong
yang dibuat dengan santan dan rempah. Pada Desember 2008, Coto Makassar menjadi
salah satu menu utama dalam penerbangan domestik Garuda Indonesia dari dan ke
Makassar.
2. Sop Konro

Sajian khas ibu kota Sulawesi Selatan yang terkenal lainnya adalah sop konro. Menu ini
sangat mudah untuk Moms temukan bahkan di luar kota Makassar.
Makanan khas Sulawesi ini dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi. Kemudian
disajikan dengan kuah berwarna cokelat dan disantap bersama ketupat.
Walaupun sajian aslinya dimasak berkuah dalam bentuk sup yang kaya rempah, tetapi
belakangan terdapat variasi kering yang disebut "Konro bakar" yaitu iga sapi bakar
dengan bumbu khas konro.

3. Jalangkote

Kuliner khas Makassar lain yang tak kalah terkenal adalah jalangkote. Kue ini
memiliki bentuk yang mirip dengan pastel, hanya saja kulitnya lebih tipis dan kering.
Kulit jalangkote menggunakan bahan dasar terigu, telur, santan, mentega, garam, dan
bahan-bahan tambahan lainnya dan dibuat tipis. Tak hanya kulit, isinya pun beda.
Jalangkote biasanya hanya diisi dengan sayur-sayuran.

BAHASA SULAWESI
Bahasa Daerah yang Banyak Dipakai di Sulawesi
Dari tabel di atas, terlihat ada beberapa bahasa daerah Indonesia yang banyak dipakai, khususnya
wilayah Sulawesi, yaitu:

1. Bahasa Melayu
2. Bahasa Jawa
3. Bahasa Bugis
4. Bahasa Bajo

Bahasa Bugis dan bahasa Bajo dominan di provinsi Sulawesi. Beda dengan bahasa Melayu dan
bahasa Jawa. Bahasa Melayu dan Bahasa Jawa bisa dibilang dominan di wilayah Indonesia.
PAKAIAN ADAT IRIAN
1. Koteka

Koteka merupakan bagian dari pakaian adat Papua yang berfungsi untuk menutupi kemaluan
penduduk pria asli Papua, sementara bagian tubuh lainnya dibiarkan terbuka sehingga nyaris
telanjang. Koteka, secara harfiah memiliki makna sebagai pakaian. Koteka juga disebut dengan
horim atau bobbe.
Koteka terbuat dari bahan kulit labu air yang telah dihilangkan biji dan buahnya. Labu air yang
dipilih harus yang sudah tua karena labu yang tua jika dikeringkan mempunyai tekstur yang
keras dan awet. Labu tua tersebut ditanam di dalam pasir atau tanah kemudian dibakar agar lebih
mudah untuk mengeluarkan biji dan buahnya. Setelah berhasil dikeluarkan biji dan buahnya,
labu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di atas perapian.

2. Baju Kurung

Baju kurung merupakan pakaian adat Papua yang digunakan oleh para wanita sebagai atasan.
Bahan dari baju kurung adalah kain beludru. Baju kurung mendapatkan pengaruh dari budaya
luar Papua dan banyak dipakai oleh perempuan di Manokwari. Anda akan menemukan wanita
Papua di Papua bagian Barat juga banyak yang mengenakan baju ini untuk acara adat.
Wanita yang mengenakan baju kurung ini memadupadankan penampilannya dengan rok rumbai.
Tidak jarang para wanita menggunakan aksesoris tambahan saat mengenakan baju kurung ini.
Hiasan rumbai bulu yang melingkar di pinggang, lengan, dan tepi leher.
3. Rok Rumbai

Rok rumbai merupakan bawahan yang menutupi bagian tubuh bawah wanita Papua. Biasanya
rumbai digunakan secara berpasangan dengan baju kurung. Rok rumbai terbuat dari bahan daun
sagu yang telah dikeringkan kemudian dirajut dengan rapi hingga membentuk sebuah rok.
Rok rumbai biasanya digunakan oleh penduduk di wilayah pegunungan tengah atau dekat pesisir
pantai. Beberapa kelompok yang masih menggunakan rok rumbai ini adalah Yapen, Sentani,
Enjros, Nafri, Biak Numfor, dan Tobati.
Meski pada umumnya rok digunakan oleh wanita, namun beberapa pria di Papua juga
mengenakan rok berumbai-rumbai ini pada saat diadakan acara adat. Meski tidak begitu banyak,
Grameds tidak perlu terkejut sewaktu melihat saat berkunjung ke Papua.
RUMAH ADAT IRIAN
1. Rumah Honai

Siapa yang tidak kenal dengan rumah ini? Di Papua, seluruh Indonesia, sudah familiar dengan
rumah Honai yang merupakan rumah adat Papua. Rumah ada Papua satu ini merupakan yang
paling dikenal dan paling sering dijadikan “duta” rumah adat Papua.
Jika ditinjau dari segi bahasa, penamaan rumah ini terdiri dari dua kata. Hun berarti laki-laki
dewasa dan Ai artinya rumah. Sehingga rumah Honai merupakan rumah yang diperuntukkan
untuk laki-laki dewasa. Dengan demikian, sebenarnya rumah Honai ini dikhususkan untuk para
laki-laki saja.

2. Rumah Ebei

Rumah Ebei memiliki bentuk yang sama dengan rumah Honai. Satu hal mendasar yang
membedakannya adalah siapa yang menempatinya. Rumah Ebei ditempati oleh para perempuan
dewasa. Namun demikian, anak laki-laki yang belum beranjak dewasa diperbolehkan tinggal di
rumah ini untuk beberapa saat. Setelah mereka dewasa, mereka diharuskan pindah ke rumah
Honai.
Kata Ebei terdiri dari dua kata, yakni Ebe dan Ai. Ebe artinya tubuh dan Ai berarti perempuan.
Secara Bahasa, rumah Ebei berarti tubuh perempuan. Maksudnya adalah perempuan merupakan
tubuh kehidupan bagi setiap orang sebelum dilahirkan di dunia.

3. Rumah Wamai

Masih rumah adat yang dibangun oleh suku Dani, rumah Wamai termasuk salah satu rumah adat
Papua. Banyaknya macam rumah yang dibangun oleh suku Dani menunjukkan bahwa suku ini
sudah mempunyai kehidupan yang terstruktur.
Sebelumnya kita sudah membahas rumah Honai khusus untuk laki-laki dewasa, rumah Ebei
khusus untuk perempuan dewasa, dan Hunila yang digunakan sebagai dapur umum. Karena
kehidupan suku Dani yang terstruktur tersebut mereka memiliki rumah tersendiri yang
difungsikan sebagai kandang hewan ternak. Beberapa hewan yang sering dimasukkan ke dalam
rumah Wamai adalah ayam, kambing, babi, dan anjing.
ALAT MUSIK TRADISIONAL IRIAN
1. Pikon

Pikon adalah alat musik yang berasal dari kata pikonane yang berarti bunyi pada Bahasa Baliem.
Pikon pada umumnya hanya digunakan atau dimainkan oleh kaum laki-laki, khususnya pada
daerah pedalaman Suku Dani.
Pikon mempunyai bunyi yang sedikit mengganggu jika tidak terbiasa mendengarkan nya
(sumbang).
Pikon digunakan pada waktu senggang atau sekedar mengisi waktu atau sarana hiburan para
kaum laki-laki setelah melakukan berburu atau bekerja seharian dan dilakukan secara bersama-
sama di rumah adat Honai.

2. Triton

Triton dimainkan dengan cara ditiup langsung oleh mulut dan ditemukan di daerah pesisir pantai
Papua.
Triton pada zaman dahulu digunakan sebagai alat untuk sarana komunikasi dan memanggil
bantuan. Namun pada masa sekarang triton digunakan hanya untuk sarana hiburan semata.

3. Yi

Yi adalah instrumen musik yang memiliki bentuk seperti suling yang terbuat dari kayu dan
bambu yang memiliki warna coklat gelap. Yi digunakan sebagai pengiring tarian adat dan suara
yang dihasilkan nya pun cukup unik.
Namun sangat disayangkan Yi pada masa sekarang sangat susah sekali ditemukan dan terbilang
langka. Walaupun Anda mencari di perpustakaan digital pun informasi dan asal-usul Yi sangat
susah ditemukan.
MAKANAN KHAS IRIAN
1. Kue Lontar

Yang paling dikenal orang sebagai salah satu kuliner khas Papua yaitu kue lontar. Jangan heran
kalau bentuknya mirip dengan pie susu atau cheesetart yang lagi hits sekarang ini. Papua sudah
lebih dulu membuat kreasi bentuk seperti ini dengan olahan susu dan gula.

2. Ikan Bakar Manokwari

Namanya saja sudah Ikan Bakar Manokawari, tentu makanan khas Manokwari, Papua ini wajib
kamu coba langsung sensasinya. Menu ini biasa ditemukan di warung-warung atau rumah makan
pinggir jalan, di mana cita rasa ikan tongkol diberi sambal khas Papua yang pedas. Dimakan
bareng nasi putih hangat pasti enak, nih!

3. Ikan Bungkus

Wah kalau kamu sudah menyantap ikan bungkus khas Papua, pasti ketagihan! Ikan ini disajikan
dengan bumbu teramat kaya akan rempahnya, sehingga terasa begitu wangi dan nikmat. Proses
pembuatannya pun cukup lama karena dibakar di atas api kecil agar semua bumbu meresap ke
dalam daging.
BAHASA DAERAH IRIAN

Persebaran bahasa-bahasa tersebut juga sangat terbatas, hanya berkisar di sekitar kelompoknya
saja. Untuk suku bangsa yang memiliki ikatan garis keturunan menggunakan bahasa yang sama
dengan dialek berbeda. Sebagai contoh bahasa Asmat memiliki beberapa dialek, seperti Asmat
Pantai Kasurarina, Asmat Tenggah, Asmat Utara, Asmat Yaosakor. Begitu juga bahasa Dani
yang terbagi atas bahasa Dani Atas, Dani Tengah, dan Dani Bawah. Dialek-dialek itu
menunjukkan perbedaan daerah mukim penuturnya. Perbedaan dialek tersebut banyak ditemui
pada kelompok suku bangsa yang memiliki populasi besar dengan persebaran yang cukup luas.

Dari sekian banyak bahasa di Provinsi Papua, bahasa yang persebarannya paling luas adalah
bahasa Biak. Bahasa Biak tidak hanya dituturkan oleh masyarakat Biak yang tinggal di
Kepulauan Biak. Namun, penuturnya menyebar sampai ke pulau pulau di sekitarnya, seperti
Pulau Yapen dan Pulau Supiori. Bahkan, wilayah daratan seperti Kota Jayapura, Nabire, dan
Sarmi juga dapat dijumpai orang-orang yang berkomunikasi dengan bahasa Biak. Oleh karena
itu, ada wacana untuk menjadikan bahasa Biak sebagai bahasa daerah Provinsi Papua.

Di wilayah Provinsi Papua juga dapat dijumpai penggunaan bahasa-bahasa daerah lain. seperti
bahasa Jawa, Padang, Bali, Madura, Ambon, Makassar, Maluku, dan Bugis. Penggunaan bahasa-
bahasa itu banyak dijumpai di wilayah perkotaan dan pesisir pantai yang banyak bermukim
suku-suku pendatang. Dari bahasa yang dituturkan akan dapat diketahui daerah asalnya.
Selanjutnya, sebagai bahasa komunikasi antarsuku di Provinsi Papua digunakan bahasa
Indonesia dialek Papua. Meskipun begitu, persebaran bahasa Indonesia belum begitu merata di
Provinsi Papua, terutama wilayah pedalaman. Tidak semua suku bangsa asli Provinsi Papua
dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik. Bahkan, ada suku-suku bangsa kecil di
pedalaman yang tidak memahami bahasa resmi negara kita. Bahasa Indonesia sering
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan para pendatang dan wisatawan yang berkunjung ke
Provinsi Papua.

Anda mungkin juga menyukai