Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SENI BUDAYA

MENGENAL KEBUDAYAAN YANG ADA DI


MALUKU
DISUSUN OLEH :
WAHYU FEBRU ROYEN
KELAS X AKL 2
Mengenal Kebudayaan Daerah Maluku

Maluku merupakan salah satu provinsi di bagian timur Indonesia yang beribukota di
Ambon. Provinsi Maluku memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.

 Sebelah utara : Provinsi Maluku Utara


 Sebelah timur : Provinsi Papua Barat
 Sebelah selatan : Negara Timor Leste dan Australia
 Sebelah barat : Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah

Provinsi Maluku terletak pada 3°LU - 8°30' LS dan 125° - 135°BT. Provinsi Maluku
memiliki area seluas 46.914,03 km². Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan
yang terdiri atas 632 pulau besar dan kecil.

Bahasa Daerah Maluku

Bahasa Melayu Ambon adalah salah satu bentuk bahasa Melayu. Begitupula bahasa
Indonesia adalah salah satu bentuk bahasa Melayu. Sejak dahulu bahasa melayu
terdistribusi dan dipakai penutur di berbagai daerah di Indonesia dan Asia Tenggara,
sebagai berikut.

 Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Riau kepulauan, Jambi)


 Pulau Jawa (Melayu Jakarta)
 Nusa Tenggara Timur (Melayu Kupang)
 Pulau Sulawesi (Melayu Makassar)
 Maluku (Melayu Ambon, Melayu Dobo)
 Maluku Utara (Ternate)
 Malaysia, Brunei, Filipina, dan Sebagainya.

Bahasa Melayu Ambon berbeda dengan Melayu Ternate. Perbedaan bahasa Melayu ini
banyak dipengaruhi oleh faktor ekstern. Bahasa Melayu Ambon sangat berbeda dengan
suku-suku yang ada di Ternate. Bahasa Melayu Ambon mendapat banyak pengaruh dari
bahasa Melayu Makassar, kosa kata bahasa Portugis, dan Bahasa Belanda juga banyak
berpengaruh terhadap bahasa Melayu Ambon setelah negara tersebut masuk dan
menjajah di wilayah Maluk
Asitektur Tradisional Daerah Maluku

Rumah adat Baileo Nolloth termasuk salah satu dari baileo tua di pulau Saparua.
Bentuknya masih asli meskipu telah direnovasi pada tahun 1985. Baileo ini didirikan
pada tahun 1653, setelah orang-orang Nolloth turun dari negeri lama Nolloth di gunung
ke tepi pantai pada tahun 1652.

Masyarakat Maluku tengah terbagi atas dua kelompok besar, yaitu pata lima dan pata
siwa. Kelompok pata lima berada di daerah pulau Seram, sedangkan pata siwa berada di
daerah Seram Barat. Untuk dapat mengetahui kelompok masyarakat itu tergolong
dalam kelompok pata lima ataukah pata siwa , maka perlu diperhatikan jumlah tiang
yang terdapat pada sebuah suwane/ baeleo. Kalau jumlah tiang suwane 5 maka
masyarakat pemiliknya tergolong pata lima. Sebaliknya, kalau jumlahnya 9 berarti
tergolong ke dalam kelompok pata siwa.
Pakaian Tradisional Daerah Maluku

 Pakaian Tradisional Ambon

Ada beberapa contoh pakaian yang pada zaman dahulu pernah menjadi pakaian
sehari-hari yang digunakan untuk aktifitas sehari-hari. Celana kes atau hansop, yaitu
celana anak-anak yang dibuat dari bermacam-macam kain dan sijahit sesuai selera
masing-masing. Kebaya Manampal, yaitu kebaya cita berlengan hingga siku yang dijahit
dengan cara menambal beberapa potongan kain yang diatur dan disusun dengan rapi.
Selain pakaian di atas, masih ada lagi pakaian lain yang digunakan oleh para wanita
kaum pendatang dari kepulauan Lease dan telah menetap di Ambon. Mereka biasanya
mengenakan baju cele, yaitu sejenis kebaya berlengan pendek, dan bagian leher ke arah
dada terbelah sepanjang 15 cm tanpa kancing. Sementara itu, kaum pria Ambon
mengenakan pakaian yang terdiri atas baju kurung lengan pendek, celana kartou, yaitu
celana yang bagian atasnya bertali.

 Pakaian Tradisional Manimbar

Pada dasarnya pakaian adat masyarakar Manimbar kini tidak lagi digunakan pada
kehidupan mereka sehari-hari. Kalaupun ada yang memakai, itupun terbatas pada kaum
yang sudah berumur. Pakaian tersebut diantaranya kutang liman malawan, yaitu sejenis
kebaya yang berlengan pendek atau panjang, untuk bagian atas, dan bagian bawah
mengenakan kain sarung (tais maran).

Pakaian adat wanita Tanimbar terdiri atas kebaya dan kain tenun yang disebut tais
matau atau tais wangin. Sementara itu kaum pria Tanimbar memakai kemeja panjang
dan celana panjang dengan kelengkapan berupa umpan, yaitu selembar kain tenun yang
diikat di pinggang, sinune, tutuban ulu, kain penutup kepala, berhiaskan somalea.
Kesenian Tradisional Daerah Maluku

Provinsi Maluku yang dihuni beberapa suku bangsa memiliki beragam jenis tarian.
Berikut beberapa jenis tarian yang dapat ditemukan di daerah Maluku.

 Tari Cakalele
Tari Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional Maluku yang mengekspresikan
tarian perang melawan penjajah. Namun tarian Cakalele di banda diekspresikan dalam
gerak dan lagu serta kostum yang khas Bangsawan Banda. Tarian Cakalele di daerah
lain di Maluku menggunakan gerak dan lagu serta kostum perang.

 Tari Katreji
Tarian ini adalah tarian pergaulan masyarakat Maluku yang biasanya ditampilkan pada
acara-acara desa berkaitan dengan upacara pelantikan raja/ kepala desa atau pada
acara ramah tamah desa dengan tamu kehormatan yang hadir.

 Tari Orlapei
Tarian ini adalah tarian penyambutan tamu kehormatan pada acara-acara desa di
Maluku tengah. Pada umumnya menggambarkan suasana hati yang gembira seluruh
masyarakat atas kedatangan tamu kehormatan di daerahnya, dan menjadi ungkapan
selamat datang.

 Tari Mamae
Tari mamae adalah permainan tradisional yang biasanya dipertunjukkan pemuda-
pemudi desa pada hari-hari tertentu, yang diangkat dari permainan bambu gila (Tarian
Bambu gila adalah tarian khusus yang bersifat magis dari desa Suli).
 Tari Loliyana
Tari Loliyana atau tari panen lola adalah tari kreasi yang mengangkat upacara panen
lola ke dalam bentuk pertunjukan dengan berpatok tradisi dan kebudayaan masyarakat
kepulauan Teon Nila Serua.

 Tari Kabaresi
Tari Kabaresi ini diilhami oleh semangat kepahlawanan dari Martha Christina Tiahahu
yang secara filosofis berjuang untuk membela hak-hak pribumi dari kekejaman
penjajah. Tari ini digarap dalam pola lantai yang lincah dan diiringi bunyi tifa totobuang,
rebana, toleng-toleng (kentongan), dan suling bambu.

 Tari Panah
Tari panah ini mulanya berasal dari tari perang, tetapi pada perkembangannya digarap
menjadi tari penyambutan tamu di daerah Maluku Tenggara. Tarian ini menggunakan
busur dan anak panah sebagai alat yang dapat menggugah dan mengobarkan
keberanian para pria.
Tarian lainnya adalah Barong Waeapo di pulau Buru.
Alat Musik Tradisional Maluku

Setiap daerah biasanya mempunyai alat musik daerah atau yang lebih dikenal dengan
sebutan alat musik tradisional. Jenis alat musik tradisional yang dimiliki Maluku yang
biasanya digunakan untuk mengiringi berbagai kesenian daerah setempat.
Arababu

Arababu
Arababu adalah alat musik gesek jenis rebab yang terbuat dari bambu, wadah
gemanya terbuat dari kayu, bambu atau tempurung.

Gong Sedang

Gong Sedang
Gong Sedang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kuningan. Bagian depannya
dihias dengan motif 2 ekor naga yang mengandung arti kekuatan dan pengaruh motif
dari negeri Cina. Dahulu, gong berfungsi sebagai alat barter cengkeh dan pala, sebagai
cenderamata yang diberikan oleh pedagang Jawa kepada raja-raja di Maluku, alat
komunikasi, mahar dan harta kekayaan. Gong dimainkan sebagai pengiring tari-tarian
(seperti tari Cakalele). Setiap tabuhan bunyi gong memiliki makna tersendiri. Dengan
demikian, para leluhur orang Maluku secara arif tidak menutup diri terhadap pengaruh
budaya dari luar.
Gong Totoboang

Gong Totoboang
Sama seperti Gong sedang, gong Totoboang terbuat dari kuningan. Totoboang berasal
dari kata tetabuhan yang dalam terminologi bahasa Jawa berarti bermain gamelan.
Genre musik ini terdiri dari gong atau dalam bahasa Melayu Ambon disebut "totobuang"
yang ditata secara diatonik (diatonic scale), berjumlah 12 - 14 buah.

Hawaian

Hawaian
Sepintas alat musik ini mirip Gitar listrik, namun ada yang berbeda dengan alat musik
petik dari Maluku ini. Hawaian terbuat dari kayu dan logam. Hawaian termasuk alat
musik non tradisional yang terbuat dari kayu dan mempergunakan aliran listrik
sehingga fungsinya sama dengan gitar listrik. Alat musik ini mempunyai 8 dawai kawat
dan menyetelnya mempergunakan nada tinggi 3,1,6,5 (mi, do, la, so) dan nada rendah
3,1,5,1 (mi, do, sol, do. hawaian dimainkan dengan cara dipetik dengan alat pemetik
berbentuk kuku jari yang terbuat dari kulit kerang/plastik.Cara membunyikan
dawainya harus ditekan menggunakan alat khusus yang terbuat dari plat besi dan kaca
sebesar ibu jari. Gema suaranya khas, panjang, meliuk-liuk dan digunakan untuk musik
Hawaian, irama lautan teduh dan irama musik lainnya. Walaupun musik ini diadopsi
dari bangsa Eropa sejak abad ke 16 M, namun sudah menjadi bagian dari kebudayaan
Maluku. Perangkat musik hawaian terdiri dari hawaian, gitar, jukulele, rumba dan tifa.
pada perkembangannya sat ini, musik hawaian dikreasikan dengan tambahan alat
musik baru yaitu gitar bass listrik.
Idiokordo

Idiokordo
Idiokordo adalah alat musik petik yang sering disebut juga dengan nama Tatabuhan.
Bentuknya seperti siter yang memiliki senar. Dimainkan dengan cara dipetik senarnya.
Bagian utamanya terbuat dari kayu yang diukir dan dibentuk sedemikian rupa.

Jukulele

Jukulele
Jukulele adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan kulit binatang. Jukulele atau juk
termasuk alat musik petik jenis lut, berdawai 4 dan di stem dengan nada 5,1,3,6 (sol, do,
mi, la). Jukulele merupakan salah satu alat musik non tradisional Maluku. Walupun
musik ini diimpor dari bangsa Portugis sejak abad ke 15 M, namun sudah menjadi
bagian alat musik tradisional Maluku.Jukulele berfungsi sebagai pengiring musik
Hawaian, keroncong dan lain-lain. Modifikasi jukulele kayu ke tempurung kelapa
merupakan hasil masyarakat setempat.

Korno

Korno
Korno adalah alat musik yang dibuat dari rumah siput yang dinamakan fuk-fuk. Alat
musik ini dimainkan dengan cara di tiup.
Rumba

Rumba
Rumba adalah alat musik yang terbuat dari kayu dan buah labu. Rumba adalah alat
musik ritmis yang digolongkan dalam jenis perkusi. Rumba merupakan alat musik khas
Cuba, kemungkinan dibawa ke Ambon oleh pedagang Spanyol atau Portugis. Rumba
terbuat dari tempurung kelapa yang diisi dengan pasir kasar atau batu kecil-kecil dan
diberi pegangan dari kayu, kemudian digoyang-goyang mengiringi irama lagu gembira.
Rumba dimainkan secara berpasangan sebagai pengiring musik Hawaian.

Suling Melintang (Floit)

Suling Melintang adalah alat musik sejenis suling yang terbuat dari bambu. Suling
melinang sangat terkenal di daerah Maluku dengan nama Floit. Alat musik ini
dimainkan lebih dari 30 orang dalam bentuk akord suara 1,2,3,4. Cara
mempergunakannya sama dengan di dunia barat, sebab memiliki suara sopran, alto,
tenor dan bass. Suling ini merupakan alat musik impor yang mendapat pengaruh bangsa
Portugis dan Belanda yang sangat digemari masyarakat tradisional.
Alat musik ini dibuat dari seruas bambu yang salah satu ujungnya diberi penyekat
sesuai dengan diameter suling yang dilengkapi dengan 6 lubang nada dan satu lubang
tiup. Permainan musik ini ditampilkan pada saat penyambutan tamu, pengiring orkes,
resepsi, dan pengiring lagu gerejawi. Selain itu, suling dapat dipadukan dengan alat
musik tradisional lain dan alat musik modern.

Suling Paruh

Suling paruh
Suling Paruh adalah alat musik yang terbuat dari bambu. suling paruh terbuat dari
seruas bambu dengan salah satu ujungnya disumbat kayu dengan irisan miring
berbentuk paruh, yang sekaligus berfungsi sebagai celah udara untuk meniup. Terdapat
7 lubang nada pada sisi depan dan satu lubang di sisi belakang sebagai lubang jari.
Suling Paruh berfungsi untuk mengiring musik Sawat.Pola ritme suling sangat rumit,
namun kerumitan itu tidak menghasilkan karakter bunyi dari musik lain. Melodi suling
dalam musik Sawat yang mengandung berbagai ornamen mengindikasikan bahwa
leluhur Maluku memiliki cara berfikir dan pola tingkah laku yang adaptif dan tebuka.
Tahuri

Tahuri
Tahuri adalah terompet yang dikenal oleh masyarakat Maluku yang tinggal di pesisir
pantai memiliki peralatan musik yang unik; sebuah kerang yang jika ditiup bunyinya
akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya
dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah.
Pada awalnya alat musik tahuri berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan
masyarakat, antara Raja dengan staf-staf negeri. Kemudian dalam perkembangannya
tahuri juga berfungsi:

 Beberapa tata cara adat masih menggunakan Tahuri sebagai pemandu


berlangsungnya acara adat istiadat.
 Salah satu benda arkeologi.
 Salah satu alat musik tradisional masyarakat Maluku 4. Sebagai cendramata atau
souvenir baik untuk lokal maupun non lokal.

Tifa

Tifa
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku dan
Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di
lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa
Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.Tifa mirip dengan alat musik gendang
yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu yang
dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya
penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara
yang bagus dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. Setiap suku di
Maluku dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.Tifa biasanya
digunakan untuk mengiringi tarian perang dan beberapa tarian daerah lainnya seperti
tari Lenso dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang, tarian
tradisional suku Asmat dan tari Gatsi.Alat musik tifa dari Maluku memiliki nama lain,
seperti tahito atau tihal yang digunakan di wilayah-wilayah Maluku Tengah. Sedangkan,
di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu titir. Jenisnya ada yang berbentuk seperti
drum dengan tongkat seperti yang digunakan di Masjid . Badan kerangkanya terbuat
dari kayu dilapisi rotan sebagai pengikatnya dan bentuknya berbeda-beda berdasarkan
daerah asalnya.

Lagu Daerah Maluku

Jenis lagu daerah maluku sangat banyak ada yang dilantunkan pada waktu bermain,
saat upacara adat, atau untuk mengiringi jenis kesenian. Syair da irama lagu sesuai
dengan asal lagu tersebut. Contoh lagu daerah Maluku, antara lain "Ayo Mama", "Buka
Pintu", "Burung Tantina", "Goro-Gorone", "Huhatee", "Kole-Kole", "Lembe-Lembe",
"O'Ulate", "Ole Sioh", "Sopo-sopo", "dan "Tanase".

Seni Kerajinan Rakyat Maluku

Daerah Maluku mengenal jenis-jenis kerajinan rakyat, seperti seni patung, seni pahat,
seni ukir seni lukis, dan lain-lain. Seni pahat, seni ukir, kerajinan kayu, dan kerajinan
tenun tangan terdapat di daerah Maluku Tenggara. Kerajinan lainnya, yaitu anyaman
pakis (Ambon), anyaman bambu (Seram bagian Timur), gerabah (Maluku Tengah),
Kerajinan kulit kerang (Kepulauan Aru), dan Kerajinan Rotan (Ambon).
Upacara Tradisional Daerah Maluku

Seperti halnya masyarakat adat pada umumnya, masyarakat Maluku juga


melaksanakan upacara-upacara yang berhubungan dengan lingkungan hidup manusia,
yaitu kelahiran, perkawinan dan kematian. Beberapa bentuk upacara adat masyarakat
Maluku, seperti berikut ini.

 Upacara Suu Anaku pada Suku Nuaulu

Nuaulu adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Provinsi Maluku. Mereka
mendiami Pulau Seram yang terdapat di daerah Maluku Tengah. Di kalangan mereka
ada tradisi yang termasuk dalam upacara lingkaran hidup individu yaitu upacara yang
berkenaan dengan masa peralihan dari masa kandung hingga kelahiran. Upacara
tersebut dinamakan "Suu Anaku" yang berarti "Memandikan Anak".
Ada dua versi yang berkenaan dengan tujuan upacara ini. Versi yang pertama
mengatakan bahwa tujuan upacara adalah agar bayi, baik ketika masih dalam
kandungan maupun ketika lahir tidak diganggu oleh roh-roh jahat. Sebaliknya upacara
Suu Ananku bertujuan untuk menghilangkan pembawaan-pembawaan lahiriyah yang
buruk pada sang bayi.

 Upacara Tihi Huau pada Suku Nuaulu

Pada masyarakat Nuaulu terdapat suatu tradisi yang disebut dengan Tihi Huau. Tradisi
ini sangat erat kaitannya dengan kepercayaan yang mereka yakini. menurut mereka
seorang anak laki-laki maupun perempuan mudah disusupi dan sipengaruhi roh-roh
jahat. Untuk itu, perlu diadakan suatu upacara agar anak terhindar dari pengaruh
tersebut. Pemutusan pengaruh roh jahat itu disimbolkan dengan pemotongan rambut
(tihi huau). Menurut kepercayaan mereka, rambut merupakan bagian dari tubuh
manusia yang berdaya magis.Tradisi atau Adat Lainnya di Maluku yang sampai saat ini
masih dilakukan di beberapa daerah khususnya daerah pedalaman, diantaranya seperti
Buka Sesi Lompa, Antar Sotong, Pukul Sapu (Baku Pukul Menyapu), Naik Kepala Masjid,
Pela Ganding.

Senjata Tradisional Daerah Maluku


Masyarakat Maluku mengenal beberapa senjata tradisional, misalnya panah, tombak,
dan parang salawaku. Sejak zaman dahulu tombak dan panah mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat Nuaulu, khususnya untuk berburu dan
berperang.
Makanan dan Minuman Tradisional Daerah Maluku

1. Papeda

Papeda

Klikers pasti sudah pernah mendengar tentang makanan khas Maluku yang satu ini.
Namun mungkin belum tahu bentuknya seperti apa. Papeda terbuat dari bubur sagu
yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan
kunyit. Namun papeda dapat juga dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah,
ataupun ikan kue. Papeda ini memiliki tekstur yang lengket seperti lem dan rasanya
tawar. Papeda sebaiknya disantap saat masih panas. Cara menyantapnya pun cukup
unik, yaitu dengan tidak menggunakan sendok melainkan langsung diseruput dari
piringnya.

2. Ikan Kuah Pala Banda

Ikan Kuah Pala Banda


Ikan kuah pala banda merupakan kuliner asli masyarakat di Kepulauan Banda. Pulau
Banda memang dikenal karena rempah-rempahnya. Kelezatan ikan kuah pala ini sudah
dikenal sejak berabad-abad lalu. Bahkan, ikan kuah pala selalu disajikan untuk menjamu para
petinggi Belanda yang datang ke Banda. Kuah sopnya terasa sangat segar, rasa asam
bercampur dengan pedas dari buah pala. Ikan kuah pala ini biasanya disajikan dengan urap
daun papaya, ikan kakap merah bakar, dan sambal bekasang yang dibuat dari ikan cakalang
tumbuk.

3. Nasi Lapola

Nasi Lapola

Walaupun selama di sekolah kita selalu diajari bahwa makanan pokok orang Maluku adalah
sagu, tapi mereka makan nasi juga, lho! Nasi lapola adalah makanan khas Maluku yang
dimasak dengan menggunakan kacang tolo. Beras yang dimasak dengan api kecil sampai
setengah matang lalu dicampurkan dengan kacang tolo rebus, kelapa parut, dan garam, lalu
diaduk rata. Setelah itu adonan nasi lapola ini dikukus hingga matang.
4. Kohu kohu dengan kasbi rebus

Kohu-kohu dengan kasbi rebus

Kohu-kohu ini mirip sayur urap bila di Jawa. Kohu-kohu terbuat dari ikan teri basah yang
dicampur dengan tauge, terung, kacang panjang rebus dan parutan kelapa. Campuran ini lalu
dibumbui dengan perasan jeruk nipis, cabai, bawang merah, dan bawang putih. Rasanya
sangat nikmat bila disantap dengan kasbi (singkong) rebus.

5. Ikan Komu Asar

Ikan Komu Asar


Ikan komu asar ini adalah ikan cakalang yang dimasak dengan cara ditusuk dengan bamboo
lalu diasap selama kira-kira satu jam. Biasanya ikan asar dibuat dari ikan tongkol atau ikan
tuna. Ikan komu asar ini cocok disantap dengan nasi dan sambal colo-colo.

6. Sagu woku komo-komo

Sagu woku komo-komo

Satu lagi makanan khas Maluku dengan bahan dasar sagu. Cara pembuatannya: awalnya sagu
direndam dalam air dingin selama satu jam. Lalu bumbu-bumbu seperti bawang putih, serai,
dan jahe ditumis. Kemudian jeroan ikan dan air dimasukkan dan dimasak hingga matang.
Selanjutnya, bawang merah dan bawang putih ditumis hingga kecoklatan. Masukkan santan
kelapa cair dan sagu, kemudian masak hingga mengering. Tambahkan santan kental, garam,
merica, dan irisan daun bawang. Setelah matang, sagu didinginkan terlebih dahulu. Jeroan
ikan dipotong bentuk dadu. Lalu, sagu dan jeroan ikan yang telah dipotong-potong
dimasukkan ke dalam daun woka. Terakhir, bungkusan daun woka ini lalu dipanggang
dengan bara api hingga kering dan matang. Sagu woku komo-komo ini sangat cocok untuk
menjadi lauk untuk makanan utama.

7. Sambal Colo Colo

Sambal colo-colo
Sambal colo-colo ini merupakan sambal khas Ambon yang terkenal sangat pedas rasanya.
Sambal colo-colo ini telah menjadi pelengkap wajib bagi masyarakat Maluku. Sambal colo-
colo terbuat dari tomat muda, bawang merah, dan cabe rawit yang diiris tipis lalu diberi
taburan garam dan disiram jeruk nipis. Tanpa diulek. Sambal colo-colo ini juga dapat
ditambahkan dengan daun kemangi, irisan kenari mentah, atau rarobang. Dapat juga
ditambahkan kecap manis.

8. Talam Sagu Bakar

Talam Sagu Bakar

Inilah makanan khas Maluku lainnya yang terbuat dari sagu. Mula-mula, sagu direndam dan
dihaluskan. Sementara itu gula merah dimasak. Lalu, sagu dan gula merah ditiriskan dan
dicampur, lalu ditambahkan gula pasir dan diaduk hingga kental. Lalu ke dalam adonan talam
sagu bakar ini ditambahkan mentega, kacang brenebon (kacang merah), dan kenari. Setelah
itu, adonan ini dibakar hingga kering. Talam sagu bakar ini rasanya manis dengan citarasa
yang khas berkat campuran kenari dan kacang brenebon. Rasanya sangat nikmat dan cocok
disajikan cemilan.

9. Bubur Sagu Ubi

Bubur Sagu Ubi

Bubur sagu ubi merupakan makanan khas Maluku yang saya yakin sudah cukup kita kenal.
Bahkan, ini adalah salah satu makanan favorit saya. Kita semua pun pasti bisa membuatnya.
Pertama-tama, sagu lempengan direndam dalam air hingga mengembang. Setelah itu airnya
dibuang dan ditiriskan. Lalu, rebus gula merah, gula pasir dan daun pandan dalam air hingga
gula larut. Setelah itu air gula ini dicampurkan dengan sagu yang telah lunak dan ubi merah
rebus. Bubur sagu ubi yang diberi santan kental dan taburan kenari rasanya sangat lezat.

10. Kopi Sibu-sibu

Kopi sibu-sibu

Kopi sibu-sibu ini berasal dari kopi jenis robusta yang dihaluskan dengan cara tradisional.
Rasanya sangat khas karena dicampur dengan bubuk cengkeh halus dan ditaburi dengan biji
ketapang muda

Anda mungkin juga menyukai