Anda di halaman 1dari 15

HomeBudaya IndonesiaProvinsi Maluku

Kebudayaan Provinsi Maluku


 0  Unknown  Minggu, 05 November 2017  Edit this post

Kebudayaan Provinsi Maluku Maluku merupakan salah satu provinsi di bagian timur
Indonesia yang beribukota di Ambon. Provinsi Maluku memi...

 Alat Musik Tradisional dari Provinsi Yogyakarta


 88 Alat Musik Tradisional Dari Pulau Sumatera
 Senjata Tradisional Provinsi Banten

Kebudayaan Provinsi Maluku


Maluku merupakan salah satu provinsi di bagian timur Indonesia yang beribukota di
Ambon. Provinsi Maluku memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara : Provinsi Maluku Utara


 Sebelah timur : Provinsi Papua Barat
 Sebelah selatan : Negara Timor Leste dan Australia
HomeBudaya IndonesiaProvinsi Maluku

Kebudayaan Provinsi Maluku


 0  Unknown  Minggu, 05 November 2017  Edit this post

Kebudayaan Provinsi Maluku Maluku merupakan salah satu provinsi di bagian timur
Indonesia yang beribukota di Ambon. Provinsi Maluku memi...

 Alat Musik Tradisional dari Provinsi Yogyakarta


 88 Alat Musik Tradisional Dari Pulau Sumatera
 Senjata Tradisional Provinsi Banten

Kebudayaan Provinsi Maluku


Maluku merupakan salah satu provinsi di bagian timur Indonesia yang beribukota di
Ambon. Provinsi Maluku memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara : Provinsi Maluku Utara


 Sebelah timur : Provinsi Papua Barat
 Sebelah selatan : Negara Timor Leste dan Australia
 Sebelah barat : Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah
Provinsi Maluku terletak pada 3°LU - 8°30' LS dan 125° - 135°BT. Provinsi Maluku
memiliki area seluas 46.914,03 km². Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan
yang terdiri atas 632 pulau besar dan kecil.

1. Rumah Adat

R umah adat Baileo Nolloth termasuk salah satu dari baileo tua di pulau Saparua.

Bentuknya masih asli meskipu telah direnovasi pada tahun 1985. Baileo ini didirikan
pada tahun 1653, setelah orang-orang Nolloth turun dari negeri lama Nolloth di gunung
ke tepi pantai pada tahun 1652.
Masyarakat Maluku tengah terbagi atas dua kelompok besar, yaitu pata lima dan pata
siwa. Kelompok pata lima berada di daerah pulau Seram, sedangkan pata siwa berada
di daerah Seram Barat. Untuk dapat mengetahui kelompok masyarakat itu tergolong
dalam kelompok pata lima ataukah pata siwa , maka perlu diperhatikan jumlah tiang
yang terdapat pada sebuah suwane/ baeleo. Kalau jumlah tiang suwane 5 maka
masyarakat pemiliknya tergolong pata lima. Sebaliknya, kalau jumlahnya 9 berarti
tergolong ke dalam kelompok pata siwa.

2. Pakaian Adat
Bicara mengenai keragaman budaya Indonesia memang tidak akan pernah ada
habisnya. Mulai dari acara adat, makanan, tradisi, hingga pakaian adat merupakan
kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Bagi orang awam, satu suku saja memiliki
budaya yang begitu kaya dan cukup rumit untuk dipelajari, terlebih lagi seluruh suku
dan etnis yang jumlahnya bisa ribuan. 

Salah satu kebudayaan yang secara jelas dapat langsung dilihat dan menjadi ciri
khusus dari satu suku adalah Pakaian adat.Pakaian adat Maluku adalah salah satu
yang menarik untuk kita telaah lebih jauh lagi. Sebenarnya pakaian adat Maluku tidak
hanya satu jenis karena tiap wilayah di Maluku mempunyai ciri tersendiri.

Pakaian adat Maluku yang dikenal dengan nama baju cele atau kain salele adalah
pakaian adat dengan nilai estetis dan filosofis tinggi. Meski sederhana dan secara
penggunaan tidak serumit pakaian adat dari provinsi lain di Indonesia, pakaian adat
Maluku ini dianggap mewakili karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku yang
khas. Baju cele adalah baju berwarna merah terang dengan motif garis-garis emas atau
perak yang geometris. Kainnya tebal tapi tetap nyaman digunakan. Untuk wanita, baju
cele umumnya dipadukan dengan kain sarung tenun atau kebaya dengan warna yang
sama. 
Sementara bagi pria, baju cele dibentuk menyerupai jas dan dikenakan bersama
kemeja sebagai dalaman dan celana panjang formal berwarna hitam atau putih sebagai
bawahannya. Adapun untuk alas kaki, baik pria maupun wanita umumnya menjadikan
sepatu vantovel hitam sebagai pilihan utama. Khusus untuk penggunaan baju cele pada
wanita, beberapa aksesoris biasanya akan diterapkan sebagai penghias dan penambah
kecantikan. Beberapa aksesoris pakaian adat Maluku ini antara lain:

1. Konde - Konde yang digunakan wanita sebagai pelengkap pakaian adat Maluku
sebetulnya tidak berbeda dengan konde pada umumnya. Hanya saja, warna yang
khusus digunakan adalah konde berwarna emas atau perak. Dalam bahasa Maluku
konde ini dikenal dengan nama 
2. Haspel - Kak kuping. Konde umumnya dipadukan dengan 4 buah kak kuping
yang bentuknya seperti kembang. 
3. Sisir konde - Sisir konde diletakan di tengah konde berfungsi untuk menjaga
konde agar tetap rapi. 
4. Bunga Ron - Aksesoris dari bahan gabus atau papeceda ini dilingkar pada
konde. 
5. Kain Lenso - Kain lenso adalah kain saputangan yang diletakkan dan direkatkan
di pundak menggunakan temiti. Disebutkan bahwa penggunaan kain lenso pada
pakaian adat Maluku terjadi akibat pengaruh budaya Belanda.

Baju cele umumnya hanya digunakan pada saat-saat tertentu. biasanya masyarakat
adat Maluku hanya menggunakan pakaian adatnya ini pada saat upacara-upacara adat,
seperti upacara Panas Pela, upacara Cuci Negeri, atau Pelantikan Raja. Akan tetapi,
pada saat ini baju cele juga telah sering digunakan sebagai pakain resmi dalam
upacara pernikahan atau saat beribadah ke gereja. Selain baju cele, Maluku sebetulnya
memiliki beberapa pakaian adat lain yang akrab dengan kehidupan dan budaya
masyarakatnya. Beberapa pakaian adat Maluku tersebut antara lain:

1. Kebaya Putih Tangan Panjang 


Pakaian adat ini berbahan brokat dengan warna putih yang dahulu biasa dikenakan
wanita kalangan tertentu, seperti wanita kerajaan, guru, pendeta atau bangsawan.
Kebaya putih tangan panjang dilengkapi dengan beragam aksesori, seperti kancing di
tangan, kancing bagian depan, hiasan bordir di bagian belakang, kaos kaki putih, tusuk
konde (karkupeng), sanggul berbentuk bulang, serta alas kaki putih dan canela.

2. Kebaya Hitam Gereja


Kebaya hitam gereja adalah kebaya lengan panjang dari bahan brokat hitam yang
dipadukan dengan bawahan sarung dari jenis kain yang sama. Beberapa aksesoris
seperti lenso, canela hitam, dan kaos kaki putih, serta sanggul bulan lengkap dengan
haspel (tusuk konde) biasanya digunakan sebagai penambah nilai estetis. Sesuai
namanya, pakaian ini secara umum hanya digunakan sebagai pakaian ibadah gereja. 
3. Baniang Putih 
Baniang putih adalah pakaian adat Maluku tengah yang hanya dikenakan kaum pria.
Pakaian ini berupa kemeja dengan leher bundar yang dilengkapi kancing putih. Baniang
putih secara umum biasanya digunakan sebagai dalaman jas.
4. Kebaya Dansa 
Kebaya dansa adalah pakaian adat yang biasanya dikenakan saat ada pesta rakyat.
Pakaian adat Maluku yang satu ini adalah kemeja berleher bundar tanpa kancing. Kain
yang digunakan untuk membuatnya adalah jenis kain polos berkembang kecil. Beda
dengan baniang putih, kebaya dansa dapat dikenakan oleh pria maupun wanita.
5. Baju Nona Rok

Baju ini berupa kebaya putih panjang berbahan brokat halus dan rok bermotif kembang
kecil. Baju nona rok biasa digunakan lengkap dengan aksesoris berupa ikat pinggang
perak (peding), sanggul (konde bulan), tusuk konde (haspel), dan berbagai
perlengkapan lain seperti yang digunakan pada baju cale.

3. Tarian tarian Daerah


1. Tari Lenso
Tarian tradisional ini merupakan tari pergaulan dan sangat identik dengan kaum muda-
mudi. Tarian yang juga sering dipentaskan di Minahasa Sulawesi Utara ini sering
dijadikan media untuk mencari pasangan hidup. Oleh sebab itu, Tari Lenso (selendang)
sering dipentaskan di keramaian seperti acara penikahan atau tahun baru. Jumlah
penarinya biasanya berjumlah 6 sampai 10 orang. Musik pengiringnya antara lain
tambur minahasa, suling, kolintang, dan tetengkoren.

2. Tari Cakalele
Cakalele merupakan tarian perang yang dibawakan oleh pria dan perempuan secara
berpasangan. Tarian yang diiringi musik tifa (drum), suling, dan bia (kerang besar) ini
biasanya ditampilkan dalam rangka menyambut tamu atau dalam perayaan adat.
Penari pria mengenakan pakaian yang didominasi warna merah dan kuning sambil
membawa parang dan tameng (salawaku). Sedangkan penari perempuan mengenakan
pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya.

3. Tari Saureka-reka
Tari Saureka-reka atau disebut juga tari gaba-gaba (pohon sagu) mempertunjukan
kelincahan kaki menginjak di antara empat bilah pohon sagu yang dipukuli, dimulai dari
tempo lambat hingga cepat. Tarian asli Ambon ini merupakan bentuk ucapan terima
kasih dan sering ditampilkan saat acara penyambutan tamu. Tarian ini di mainkan oleh
empat pasang muda-mudi dan diiringi oleh musik tradisional seperti totobuang, tifa, dan
ukulele.

4. Tari Bambu gila


Tarian yang satu ini mengandung unsur mistis. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku
Utara. Tarian ini dibawakan oleh enam pria yang memegang batang bambu panjang
yang “hidup” setelah dibacakan mantera. Para penari akan bergerak secara dinamis
mengikuti gerakan bambu gila yang berguncang-guncang tersebut. Gerakan kompak
dari penari ini melambangkan jiwa persatuan dan gotong-royong yang tertanam dalam
budaya masyarakat Maluku.

5. Tari Poco-poco
Mungkin di antara tarian-tarian di atas tarian ini yang paling terkenal. Tari Poco-poco
adalah tarian jenis linedance yang populer sejak tahun 2000-an. Tarian ini awalnya
dikenal sebagai gerakan senam di antara lingkungan militer hingga kemudian
berkembang menjadi sebuah tarian yang digemari seluruh masyarakat Indonesia. Lagu
pengiring tarian ini juga berjudul “Poco-poco” dan diciptakan oleh pria asal Ambon yang
bernama Arie Sapulette.

4. Senjata Tradisional
1. Parang Salawaku
Parang Salawaku adalah sepasang senjata tradisional dari Maluku.Parang Salawaku
terdiri dari Parang (pisau panjang) dan Salawaku (perisai) yang pada masa lalu adalah
senjata yang digunakan untuk berperang. Di lambang pemerintah kota Ambon, dapat
dijumpai pula Parang Salawaku.Bagi masyarakat Maluku, Parang dan Salawaku adalah
simbol kemerdekan rakyat.

Senjata ini dapat disaksikan pada saat menari Cakalele, yaitu tarian yang
menyimbolkan kekuatan kaum pria Maluku. Parang di tangan kanan penari
melambangkan keberanian sementara salawaku di tangan kiri melambangkan
perjuangan untuk mendapatkan keadilan. Parang Salawaku merupakan kerajinan
tangan khas orang Maluku. Parang dibuat dari besi yang ditempa dengan ukuran
bervariasi, biasanya antara 90-100 cm. Pegangan parang terbuat dari kayu besi atau
kayu gapusa. Sementara itu, salawaku dibuat dari kayu keras yang dihiasi kulit kerang
laut.

2. Kalawai

Orang Maluku pasti tak asing dengan senjata tradisional mereka, yaitu kalawai. Kata
kalawai juga pernah disyairkan dalam lagu Bulan Pake Payong. Berikut syairnya. Kata
kalawai berasal dari bahasa daerah Maluku, khususnya daerah Maluku Tengah (Pulau
Seram, Ambon, Saparua, Haruku, Nusalaut, Buru dll). Kata kalawai berasal dari dua
suku kata, yakni kala dan wai. 

Kala memiliki arti tikam sementara wai memiliki arti air. Sehingga secara harfiah kata
“kalawai” berarti menikam air. Kalawai adalah salah satu senjata tradisional khas
daerah Maluku. Bentuk Kalawai adalah hampir mirip seperti tombak namun bentuk
Kalawai sendiri biasanya pegangannya terbuat dari buluh ataupun kayu, yang lebih
panjang dari tombak, ujung buluh tersebut kemudian di beri besi tajam, besi tersebut
harus lebih dari satu, dan di ikat melingkari buluh tersebut. Biasanya besi kalawai terdiri
dari besi yang diasah sampai menjadi tajam.

Kalawai berbeda dengan tombak, jika tombak umumnya bermata 1, kalawai umumnya
bermata 3 dan mirip dengan Trisula. Kalawai juga memiliki fungsi yang berbeda dengan
Tombak, Kalawai hanya  digunakan di lautan oleh nelayan atau biasa digunakan di
dalam air, baik di lautan maupun sungai/danau untuk menangkap hewan yang hidup
perairan dangkal maupun dalam berupa ikan, gurita, teripang, morea dan lain
sebagainya. Sementara Tombak umumnya digunakan untuk berburu di hutan dan yang
paling umum adalah berperang.

5. Suku : 
Suku dan marga yang terdapat didaerah Maluku adalah : Rana, Alifuru, Togitil, Furu
Aru, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : 
Togitil, Furu Aru, dan Ahfuru.

7. Lagu Daerah : 
Kole kole, Mande mande, Rasa Sayang  Sayange.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul  Kebudayaan
Provinsi Maluku semoga bermanfaat. Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai