Anda di halaman 1dari 5

Makalah Manifestasi Ragam Budaya Indonesia

Pakaian Adat Maluku

Oleh:
Ariobimo Enggartiasti

Fairuz Salsabila

Fitria Uzmarina

Monica Lurianti

Putia Anggitaning Kinasih

Putri Andhita

Zakiyah Sartika
Propinsi Maluku yang dikenal secara internasional dengan sebutan Moluccas dan
Molukken merupakan propinsi tertua di Indonesia. Secara geografis propinsi yang beribukota di
Ambon ini berbatasan langsung dengan Pulau Irian dan Pulau Sulawesi. Seperti daerah lain di
Indonesia, masyarakat Maluku juga memiliki pakaian adat tradisional yang terkenal dengan
motif garis-garis geometri atau kotak-kotak kecil yang diperoleh dari anyaman benang beraneka
ragam seperti warna merah, coklat, marun, dan sebagainya. Dalam tradisi masyarakat Maluku,
pada umumnya pakaian adat hanya digunakan untuk menghadiri acara-acara tertentu seperti
pernikahan, upacara adat dan lain-lain.

Pakaian adat Maluku yang dikenal dengan nama baju cele atau kain salele adalah pakaian
adat dengan nilai estetis dan filosofis tinggi. Meski sederhana dan secara penggunaan tidak
serumit pakaian adat dari provinsi lain di Indonesia, pakaian adat Maluku ini dianggap mewakili
karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku yang khas.
Baju cele adalah baju berwarna merah terang dengan motif garis-garis emas atau perak yang
geometris. Kainnya tebal tapi tetap nyaman digunakan. Untuk wanita, baju cele umumnya
dipadukan dengan kain sarung tenun atau kebaya dengan warna yang sama. Sementara bagi pria,
baju cele dibentuk menyerupai jas dan dikenakan bersama kemeja sebagai dalaman dan celana
panjang formal berwarna hitam atau putih sebagai bawahannya. Adapun untuk alas kaki, baik
pria maupun wanita umumnya menjadikan sepatu vantovel hitam sebagai pilihan utama.

Khusus untuk penggunaan baju cele pada wanita, beberapa aksesoris biasanya akan diterapkan
sebagai penghias dan penambah kecantikan. Beberapa aksesoris pakaian adat Maluku ini antara
lain:

1. Konde.
Konde yang digunakan wanita sebagai pelengkap pakaian adat Maluku sebetulnya tidak
berbeda dengan konde pada umumnya. Hanya saja, warna yang khusus digunakan adalah
konde berwarna emas atau perak. Dalam bahasa Maluku konde ini dikenal dengan nama
Haspel.

2. Kak kuping.
Konde umumnya dipadukan dengan 4 buah kak kuping yang bentuknya seperti kembang.

3. Sisir konde.
Sisir konde diletakan di tengah konde berfungsi untuk menjaga konde agar tetap rapi.

4. Bunga Ron.
Aksesoris dari bahan gabus atau papeceda ini dilingkar pada konde.

5. Kain Lenso.
Kain lenso adalah kain saputangan yang diletakkan dan direkatkan di pundak
menggunakan temiti. Disebutkan bahwa penggunaan kain lenso pada pakaian adat
Maluku terjadi akibat pengaruh budaya Belanda.

Baju cele umumnya hanya digunakan pada saat-saat tertentu. biasanya masyarakat adat Maluku
hanya menggunakan pakaian adatnya ini pada saat upacara-upacara adat, seperti upacara Panas
Pela, upacara Cuci Negeri, atau Pelantikan Raja. Akan tetapi, pada saat ini baju cele juga telah
sering digunakan sebagai pakain resmi dalam upacara pernikahan atau saat beribadah ke gereja.

Selain baju cele, Maluku sebetulnya memiliki beberapa pakaian adat lain yang akrab dengan
kehidupan dan budaya masyarakatnya. Beberapa pakaian adat Maluku tersebut antara lain:

1. Kebaya Putih Tangan Panjang

Pakaian adat ini berbahan brokat dengan warna putih yang dahulu biasa dikenakan wanita
kalangan tertentu, seperti wanita kerajaan, guru, pendeta atau bangsawan. Kebaya putih tangan
panjang dilengkapi dengan beragam aksesori, seperti kancing di tangan, kancing bagian depan,
hiasan bordir di bagian belakang, kaos kaki putih, tusuk konde (karkupeng), sanggul berbentuk
bulang,serta alas kaki putih dan canela.

2. Kebaya Hitam Gereja

Kebaya hitam gereja adalah kebaya lengan panjang dari bahan brokat hitam yang
dipadukan dengan bawahan sarung dari jenis kain yang sama. Beberapa aksesoris seperti lenso,
canela hitam, dan kaos kaki putih, serta sanggul bulan lengkap dengan haspel (tusuk konde)
biasanya digunakan sebagai penambah nilai estetis. Sesuai namanya, pakaian ini secara umum
hanya digunakan sebagai pakaian ibadah gereja.

3.BaniangPutih

Baniang putih adalah pakaian adat Maluku tengah yang hanya dikenakan kaum
pria. Pakaian ini berupa kemeja dengan leher bundar yang dilengkapi kancing
putih. Baniang putih secara umum biasanya digunakan sebagai dalaman jas.

4. Kebaya Dansa
Kebaya dansa adalah pakaian adat yang biasanya dikenakan saat ada pesta rakyat.
Pakaian adat Maluku yang satu ini adalah kemeja berleher bundar tanpa kancing. Kain yang
digunakan untuk membuatnya adalah jenis kain polos berkembang kecil. Beda dengan baniang
putih, kebaya dansa dapat dikenakan oleh pria maupun wanita.

5. Baju Nona Rok

Dan terakhir adalah baju nona rok. Baju ini berupa kebaya putih panjang berbahan brokat
halus dan rok bermotif kembang kecil. Baju nona rok biasa digunakan lengkap dengan aksesoris
berupa ikat pinggang perak (peding), sanggul (konde bulan), tusuk konde (haspel), dan berbagai
perlengkapan lain seperti yang digunakan pada baju cale.

Benefit dari Pakaian Adat Maluku :

Kelebihan dari Baju cele :

 Kebaya Putih Tangan Panjang dan Kain Silungkang Kebaya putih tangan panjang;
kebaya ini terbuat dari kain brokar warna putih dan memakai kancing pada tangan kebaya
dan kebaya pakai kancing peniti emas.

Kekurangan dari Baju Cele :

 Mudah kusut, mudah luntur dan butuh perawatan khusus agar bisa tahan lama.
 Jika digunakan terlalu lama, bahan baju cele juga dapat menimbulkan bau tidak sedap
karena menyerap keringat.

Cost dari Pakaian Adat Maluku

Menurut kelompok kami, harga yang diberikan kepada wisatawan atau konsumen yang ingin
membeli pakaian adat maluku ini Rp 135.000 – Rp 400.000 / pakaian nya. Wisatawan sudah
dapat semua pakaian adat tersebut jika berminat untuk membeli.

Anda mungkin juga menyukai