Anda di halaman 1dari 4

Papua Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang telah dimekarkan dari provinsi Papua pada 2022.

Ibu
kota provinsi ini berada di Kabupaten Merauke, tepatnya di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Salor yang terletak di
Distrik Kurik sekitar 60 km dari Kota Merauke.

Ukiran Asmat

Suku Asmat terkenal dengan seni ukirnya yang sudah mendunia. Ukiran Asmat memiliki berbagai
motif seperti alam, makhluk hidup, dan kehidupan sehari-hari. Orang Asmat menganggap bahwa
ukiran tidak hanya merupakan karya seni tetapi bagian dari ritual religius mereka sebagai
penghubung dengan leluhur. Ukiran Asmat terbuat dari bahan lokal seperti kayu besi dan kayu pala
hutan. Salah satu ukiran Asmat yang terkenal adalah Tiang Bisj atau Bis yang berukuran lebih dari
3 meter. Tiang ini terdiri dari figur-figur yang disusun bertingkat. Figur tersebut melambangkan
arwah leluhur yang terbunuh oleh musuh. Bagian paling atas tiang diberi hiasan seperti sayap.
Rumah adat

Kelompok suku di Papua Selatan memiliki rumah adat masing-masing, misalnya rumah Jew Suku
Asmat dan rumah tinggi Suku Korowai. Rumah adat Suku Korowai memiliki keunikan karena
dibangun di atas pohon sekitar 4,5 meter dari tanah. Budaya ini adalah respons Suku Korowai untuk
menghadapi geografi wilayah mereka yang diapit sungai besar sehingga sering mengalami banjir.
Struktur utama dari bangunan ini adalah pohon dengan batang dan akar yang kuat kemudian di
bagian pinggir diberi tiang penyangga tambahan. Rotan digunakan sebagai tali sambungan antar
kayu. Atap bangunan terbuat dari rangka kayu yang ditutupi daun sagu sedangkan lantainya terbuat
dari rangka kayu yang ditutupi kulit kayu atau nibung.

Senjata tradisional

Salah satu senjata tradisional di Papua Selatan adalah pisau belati bernama pisuwe. Senjata ini
diambil dari tulang paha manusia atau tulang burung kasuari, dan bulunya menghiasi hulu belati
tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah busur dan panah. Busur tersebut dari
bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu
atau tulang kanguru. Busur dan panah umumnya dipakai untuk berburu atau berperang.
Perahu lesung

Karena geografi Papua Selatan berupa rawa-rawa dan dilewati sungai besar, banyak suku yang
menggunakan perahu lesung sebagai alat transportasi sehari-hari. Salah satu suku yang
menggunakan perahu lesung adalah Suku Asmat. Perahu lesung dibuat dengan membuat rongga di
tengah batang pohon yang utuh dan terkadang dihiasi dengan ukiran. Perahu ini didayung oleh
orang banyak dengan posisi berdiri. Pada zaman dahulu, perahu ini juga digunakan Suku Asmat
dalam tradisi pengayauan mereka yang membuat suku ini cukup ditakuti. Warga Asmat
beramai-ramai menuju kampung yang jauh menggunakan perahu kemudian membantai
penghuninya.

Tarian Adat

Tarian "Mbis" atau "Tari Patung Mbis" adalah tarian tradisional yang berasal dari suku Asmat di
Papua Selatan. Dalam tarian ini, penari menggambarkan gerakan-gerakan yang menggambarkan
kehidupan sehari-hari, seperti memancing, berburu, atau memanjat pohon. Tarian ini sering diiringi
oleh musik tradisional dan dilakukan dalam rangka upacara adat atau perayaan budaya.
Suku

Suku Asmat adalah salah satu suku pribumi yang tinggal di wilayah pedalaman Papua, Indonesia.
Mereka terkenal dengan keahlian seni ukir kayu mereka dan gaya hidup tradisional yang berbasis
pada perburuan, memancing, dan pertanian kecil-kecilan. Suku Asmat juga dikenal dengan
kebudayaan yang kuat, termasuk dalam hal upacara adat dan kepercayaan spiritual. Tradisi mereka
telah menarik perhatian dunia seni dan antropologi, terutama melalui karya seni ukir kayu mereka
yang unik dan beragam.

Alat Musik

Tifa adalah jenis drum tradisional yang berasal dari Papua. Alat musik ini terbuat dari kayu dan
kulit binatang yang direntangkan di salah satu ujungnya. Tifa dimainkan dengan cara dipukul
dengan tangan atau alat pemukul lainnya. Alat musik ini memiliki peran penting dalam berbagai
upacara adat, pertunjukan seni, dan acara budaya di Papua dan sekitarnya. Tifa sering digunakan
untuk mengiringi tarian dan nyanyian tradisional serta dalam berbagai upacara keagamaan dan
kebudayaan. Bentuk dan ukuran tifa dapat bervariasi tergantung pada tradisi lokal dan kegunaannya
dalam konteks budaya masyarakat yang menggunakan alat musik ini.

Anda mungkin juga menyukai