Anda di halaman 1dari 28

SUKU DANI

Suku Dani adalah salah satu suku asli yang mendiami tanah Papua. Suku
ini diketahui tinggal di pedalaman wilayah pegunungan dan lembah Papua.
"Suku Dani merupakan suku tertua yang mendiami Lembah Baliem
Mata Pencaharian Suku Dani

kebanyakan masyarakat Pegunungan Tengah Papua hidup dengan bertani


secara tradisional. Mereka menanam ipere, sejenis umbi jalar sebagai
tanaman utama. Suku Dani juga menanam umbi-umbian lainnya di ladang.
Sebagian lainnya juga menanam sayur-sayuran, seperti sawi, kol, jeruk,
dan buah merah. Selain dikonsumsi sendiri, beberapa penduduk juga
menjual hasil pertanian ke kota setelah dipanen.

Agama dan keyakinan suku Dani


Masyarakat suku Dani menyebut diri mereka sendiri sebagai nit baliemega
yang berarti "kami orang Baliem". Sementara itu, suku Dani lebih suka
disebut sebagai orang parim. "Sebagian besar suku Dani memeluk agama
Kristen Protestan, namun tidak bisa lepas dari adat istiadatnya sebagai
penganut kepercayaan roh-roh orang yang sudah meninggal. Perpaduan
dari dua keyakinan tersebut dapat dilihat dari upacara adat yang dilakukan
oleh masyarakatnya. Mereka masih secara rutin melakukan ritual-ritual
penghormatan terhadap roh leluhur.

Tradisi pemotongan jari suku Dani


suku Dani memiliki cara yang cukup ekstrim dalam menunjukkan duka cita
atas kematian orang terdekat. "Suku Dani melambangkan rasa sedihnya
bukan hanya dengan menitikkan air mata melainkan juga dengan
memotong jari-jari mereka," tulis Putro dan Nadira. Pemotongan jari wajib
dilakukan jika ada anggota keluarga atau kerabat terdekat seperti ayah, ibu,
adik dan kakak yang meninggal. Tradisi ini disebut dengan tradisi niki
paleg. Selain sebagai ungkapan duka cita, pemotongan jari juga diartikan
oleh suku Dani sebagai pencegah datangnya malapetaka. Musibah tersebut
dipercaya bisa saja merenggut nyawa anggota keluarga lainnya.
Pemotongan dapat dilakukan pada semua jari kecuali ibu jari. Biasanya,
bagian yang dipotong adalah dua ruas jari.

Pakaian Adat Suku Dani


Pakaian pria
pakaian adat dari masyarakat Dani adalah koteka atau holim. Koteka
berfungsi menutupi alat vital. Koteka untuk kaum pria di suku ini terbuat
dari labu China atau kalabasah berbentuk runcing. Pemakaian koteka juga
memiliki makna yang berbeda. Jika koteka dikenakan secara tegak lurus
berarti pemakainya adalah pria yang masih perjaka. Koteka yang dikenakan
miring ke kanan artinya si pemakai memiliki status sosial yang tinggi atau
bangsawan. "Miring ke kiri, melambangkan pria dewasa golongan
menengah dan menunjukkan pemakainya keturunan panglima perang,"

Pakaian Wanita belum menikah


Pakaian Wanita Sudah menikah

Ada dua jenis pakaian adat perempuan suku dani, yaitu yokal dan sali.
Yokal dipakai oleh kaum wanita (yang sudah menikah), dibuat dari kulit
pohon. Warna yokal biasanya menyolok berupa cokelat tanah dan
kemerahan, bentuknya seperti anyaman dililitkan melingkar memanjang
dan dililit melingkar pinggang, hingga menutup bagian pinggul wanita
hingga bagian paha.
Sedangkan sali dipakai oleh gadis atau perempuan Papua yang belum
menikah. Warna Sali hanya terdiri dari satu warna saja yakni warna cokelat.
Sali mirip seperti rok wanita tapi terbuat dari bahan kulit kayu atau daun
sagu kering. Bagian dalam lebih panjang dari bagian luar. Cara
memakainya adalah dengan melilitkan ke pinggang dan diikat dengan
simpul.
Rumah Adat Suku Dani

Membangun rumah dari kayu dengan atap berbentuk kerucut. Rumah ini
disebut rumah honai. Atap rumah honai terbuat dari jerami atau ilalang.
Tumpukan jerami atau ilalang di atap tersebut bisa mencapai 2,5 meter.
"Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak memiliki jednela. Tujuannya
untuk menahan hawa dingin. Ruah honai terbagi dalam tiiga macam, yaitu
untuk laki-laki atau disebut honai, untuk wanita yang disebut ebei, dan
kandang babi yang disebut wamai. Rumah honai biasanya dihuni oleh lima
sampai sepuluh orang. Rumah honai pada umumnya terbagi atas dua
tingkat. Kedua lantai tersebut dihubungkan dengan tangga dari bambu.
Suku Dani membuat perapian di dasar lantai rumah untuk penerangan.
Mereka membuat tungku dengan menggali tanah di dasar rumah.
Tarian Suku Dani
Tari Perang bercerita tentang perempuan yang diculik pemuda dari
kampung lain. Lalu mereka berperang untuk mengambil kembali
perempuan itu. Akhirnya, sang perempuan diambil kembali. Tentu saja,
tombak, panah, dan aksesoris perang lainnya dapat Anda lihat di sini.

RITUAL BAKAR BATU SUKU DANI


Bakar Batu adalah ritual yang dilakukan oleh suku-suku Papua yang
tinggal di pegunungan. Bakar batu biasanya dirayakan untuk upacara
pernikaha, kematian, hingga menyambut para turis.
Keunikannya, mereka membakarnya dengan batu dan api yang berasal dari
gesekan bambu, kayu, dan jerami. Lalu beragam bahan makanan
dipanggang di atasnya.
Makanan Khas Suku Dani
Papeda adalah makanan khas berbahan dasar sagu. Bentuknya mirip bubur, tapi
teksturnya lebih kental dan lengket. Makanan tradisional ini banyak ditemui Papua
Bagi masyarakat di Papua, papeda bukan sekadar makanan. Bahkan, papeda
dihormati dan disakralkan karena kerap dihidangkan dalam upacara-upacara adat.
Salah satunya, papeda kerap disajikan dalam upacara Watani Kame. Upacara itu
digelar sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Nantinya, bagi relasi
yang banyak membantu pada upacara Watani Kame akan mendapat papeda.
Bahasa Suku Dani
1.Sub keluarga Wano di Bokondini

2.Sub keluarga Dani Pusat yang terdri atas logat Dani Barat

dan logat lembah Besar Dugawa.

3.Sub keluarga Ngalik & Ndash

Bahasa suku Dani termasuk keluarga bahasa non-austronesia

dan bahasa Papua tengah (secara umum)


SUKU
ASMAT
Suku Asmat adalah salah satu suku yang berada di Provinsi Papua. Masyarakat Suku
Asmat punya beragam kebudayaan yang masih kental dan dilestarikan hingga saat ini.

Budaya suku Asmat yang sangat terkenal adalah tradisi mengukir. Bahkan keindahan
buah tangan mereka sudah diakui sampai ke mancanegara. Hingga saat ini, suku
Asmat percaya keahlian mengukir yang mereka miliki berasal dari salah satu dewa
bernama Fumeripitsy yang turun ke bumi.

Sistem Kepercayaan

Roh-roh dan Kekuatan Magis:

-Roh Setan

-Roh-roh kekuatan magis dan Ilmu sihir


Sistem Kekerabatan Suku Asmat
-Keluarga Inti Monogamy dan Kandung Poligami,

-Keluarga Luas Uxorilokal (keluarga yang telah menikah berdiam di rumah


keluarga dari pihak istri),

-Keluarga Ovunkulokal (keluarga yang sudah menikah berdiam di rumah


keluarga istri pihak ibu).

Pemotongan tali pusar menggunakan sembilu, terbuat dari bambu, sang bayi
akan di beri asi hingga berusia 2-3 tahun.

Upacara Kelahiran Suku Asmat


Upacara Perkawinan Suku Asmat
-Adat Virokal

-Perkawinan Poligini

-Tinis

-Persem

-Mbeter

Bayi meninggal -> dianggap biasa (tidak sedih) Orang dewasa meninggal ->
menangis berhari-hari

Upacara Kelahiran Suku Asmat


Tarian Khas Suku Asmat

Tari Tibe merupakan tarian khas Suku Asmat yang juga dikenal sebagai tari
perang. Tarian ini dulunya dilakukan untuk menambah semangat prajurit ketika
ada perintah untuk berperang. Seiring perkembangannya, tari Tibe mulai
digunakan untuk menyambut tamu sebagai bentuk penghargaan.

Dulu -> memanas–manasi dan memancing suasana musuh agar siap berperang.

Sekarang -> pengangkutan bahan makanan.

Ritual Pembuatan & Pengukuhan


Perahu Lesung
Senjata Tradisional Suku Asmat
Alat Musik Khas Suku Asmat

Fuu merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup pada bagian yang
berlubang atau terbuka. Selain digunakan untuk memanggil penduduk, alat
musik ini juga biasa digunakan untuk mengiringi tari-tarian khas Papua
khususnya masyarakat Suku Asmat, Kabupaten Merauke.

Makanan Khas Suku Asmat


Makanan pokok orang Asmat adalah sagu. Hampir setiap hari mereka makan
sagu yang dibuat jadi bulatan-bulatan yang dibakar dalam bara api. Kegemaran
lain adalah makan ulat sagu yang hidup di batang pohon sagu, biasanya ulat
sagu dibungkus dengan daun nipah, ditaburi sagu, dan dibakar dalam bara api.
Seni ukir Asmat lahir dari upacara keagamaan. Ukiran suku Asmat yang bersifat
naturalis memiliki beragam motif, mulai dari patung manusia, panel, perisai
perahu, tifa, telur kasuari sampai ukuran tiang.

Seni Ukir Suku Asmat


Keadaan Geografis

Kabupaten Asmat terletak antara 40 – 70 Lintang Selatan dan 1370 -1400 Bujur
Timur. Kabupaten Asmat merupakan salah satu kabupaten dari Provinsi Papua
yang terletak di bagian selatan Papua, Kabupaten Asmat memiliki luas 23.746
km2 atau 7,44 persen dari luas Provinsi Papua.

Pada bagian utara, Kabupaten Asmat berbatasan dengan Kabupaten Nduga dan
Kabupaten Yahukimo, sedangkan di bagian selatan berbatasan dengan Laut
Arafuru dan Kabupaten Mappi. Sebelah barat berbatasan dengan Laut Arafuru
dan Kabupaten Mimika, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Boven Digoel dan Kabupaten Mappi.

Ditinjau dari topografinya, seluruh wilayah di Kabupaten Asmat merupakan


suatu hamparan yang terletak pada ketinggian antara 0 – 100 meter dari
permukaan laut.

Letak Geografis Suku Asmat

Letak Geografis Suku Dani


Suku Dani dikenal juga sebagai suku yang menghuni Lembah Baliem yang
terletak di pegunungan tengah Papua. Ketinggian lembah ini berada 1.650
meter di atas permukaan laut (mdpl). Suku ini dikenal karena pria-nya
mengenakan koteka. Istilah Dani berasal dari 'Ndani, yang berasal dari bahasa
Moni yang berarti 'Sebelah Timur Matahari Terbit'. Suku Moni tinggal di
pegunungan sebelah barat Lembah Baliem. Istilah ndani ini mereka gunakan
untuk menyebut orang atau masyarakat yang tinggal di sebelah timur wilayah
mereka.

Bahasa Khas Suku Asmat


Bahasa Asmat adalah sebuah bahasa Papua dari rumpun bahasa Asmat-
Kamoro. Bahasa ini dituturkan oleh suku Asmat di Kabupaten Asmat, Papua
Selatan, Indonesia. Bahasa Asmat terdiri atas dialek Pantai Casuarina, Asmat
Tengah, Asmat Utara dan Yaosakor

Suku Asmat juga dikenal dengan adanya tradisi mengawetkan jasad orang yang
telah meninggal atau dikenal dengan sebutan mumifikasi. Namun ini hanya
berlaku bagi kepala suku atau kepala adat. Jasad pemimpin adat yang telah
dijadikan mumi kemudian akan dipajang di depan rumah adat Suku Asmat.

Anda mungkin juga menyukai