Anda di halaman 1dari 13

KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN

BUDAYA INDONESIA

SUKU ASMAT
Presented by: Kelompok 5
ANGGOTA
KELOMPOK 5
1. FARHAN FAKHAR ATSIL 2210011006

2. MUHAMMAD CHOIRUL AKHYAR 2210011018

3. SALSABILA DWI RAMADANI 2210011019


INDIKATOR
BAHASA DAERAH KESENIAN DAERAH

PAKAIAN ADAT PERTUNJUKAN ADAT

RUMAH ADAT UPACARA ADAT

ALAT MUSIK KULINER

SENJATA TRADISIONAL
1. Bahasa Asmat Sawa

BAHASA Bahasa Asmat Sawa digunakan oleh masyarakat Kampung Sawa, Distrik
Sawaerma, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.

2. Bahasa Asmat Bets Mbup

DAERAH Bahasa dialek Bets Mbup dipakai oleh masyarakat Kampung Atsi,
Distrik Atsi, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.

3. Bahasa Asmat Safan


Dalam Bahasa Asmat Safan (Asmat Pantai) digunakan oleh etnik Asmat Safan
di Kampung Aworket, Distrik Safan, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.

4. Bahasa Asmat Sirat


Bahasa Asmat Sirat digunakan oleh masyarakat Kampung Yaosakor, Distrik Sirets,
Kabupaten Asmat, Provinsi Papua. Bahasa Asmat Sirat juga digunakan oleh
masyarakat Kampung Awok, Kaimo, Pos, Waganu I, Waganu II, Jinak, Pepera, dan
Karpis.

5. Bahasa Asmat Unir Sinau


Bahasa Asmat Unir Sirau digunakan oleh masyarakat Kampung Paar, Distrik Unir
Sirau, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
PAKAIAN RUMBAI-RUMBAI

ADAT Adalah pakaian adat suku asmat. Kaum pria


memakai hiasan kepala, rompi, celana
rumbai, dan hiasan kalung berupa gigi,
tulang hewan, dan kerang.
Sementara wanitanya memakai tutup kepala
yang dihiasi bulu cendrawasih, pakaian
berumbai, dan rok berumbai. Tidak lupa
memakai kalung dari kerang, gigi binatang
dan hiasan kaki.
RUMAH Rumah Jew
atau dikenal sebagai Rumah Bujang merupakan salah satu

ADAT rumah adat yang berasal dari Suku Asmat, khususnya dari ibu
kota provinsi Papua yaitu Agats.

Rumah Jew yang memiliki beberapa nama lain yaitu Je,Jeu,Yeu,


atau Yai ini merupakan rumah panggung berbentuk persegi
panjang yang terbuat dari kayu dan dinding beserta atapnya
terbuat dari daun pohon sagu atau pohon nipah yang telah
dianyam. Uniknya dalam Rumah Jew ini adalah sama sekali tidak
menggunakan paku melainkan menggunakan akar rotan
sebagai penghubung.
TIFA
ALAT merupakan alat musik yang mirip dengan gendang
yang merupakan alat musik khas daerah Maluku dan

MUSIK
Papua. Alat musik ini terbuat dari kayu yang dilubangi
tengahnya dengan penutup biasanya menggunakan
kulit rusa. Hal ini dimaksudkan untuk membuat bunyi-
bunyian yang indah.

Alat musik ini biasa digunakan untuk acara-acara


tertentu seperti upacara adat dan yang paling sering
dalam tari-tarian peperangan. Layaknya sebuah
genderang, tifa digunakan untuk mengobarkan
semangat masyarakat saat akan melakukan perang.
Beda dengan genderang tifa biasanya digunakan untuk
mengiringi tari-tarian yang dilakukan sebelum perang.
SENJATA Pisuwe adalah belati dari Pulau Papua. Ndam
pisuwe atau Ndam emak pisuwe adalah yang
dibuat dengan tulang femur manusia dan Pi

TRADISIONAL pisuwe adalah yang dibuat dengan


tulang burung kasuari. Sebelum penjajahan
Belanda tahun 1950-an, belati ini dibawa
oleh Suku Asmat dan hanya digunakan dalam
ritual pembunuhan.
Belati ini biasanya dihiasi dengan bulu kasuari
pada bagian gagangnya dan dihias dengan
ukiran yang menggambarkan manusia dan
hewan. Pria Papua akan mengenakan pisau ini
sebagai bagian dari pakaian adat mereka pada
saat upacara adat dengan melilitkannya di sisi
pinggang mereka.
KESENIAN TARI TOBE
merupakan tarian khas dari Suku Asmat. Tari tobe merupakan
tarian perang yang melambangkan kepahlawanan dan

DAERAH kegagahan masyarakat Suku Asmat. Tarian ini biasanya


dilakukan saat kepala suku memerintahkan untuk berperang.
Tujuannya untuk mengobarkan semangat masyarakat dalam
menghadapi perang. Hal inilah yang membuat Suku Asmat
terlihat tak pernah takut dalam menghadapi musuh mereka di
medan perang.
Seperti tari-tarian lain, tarian ini juga diiringi alat musik tifa
dan alat musik lainnya dengan lantunan lagu-lagu perang
pembangkit semangat. Masyarakat biasanya menggunakan
busana tradisional dengan menggunakan manik-manik
penghias dada, rok yang terbuat dari akar dan dedaunan
yang diselipkan pada tubuh.
PERTUNJUKAN
ADAT FESTIVAL BUDAYA ASMAT
Kegiatan Festival Budaya Asmat ini sudah ada sejak tahun 1981 dan rutin
diadakan setiap tahunnya. Berbagai kegiatan dilakukan, antara lain
menampilkan pertunjukan tarian dan musik, lelang patung, demo
membuat ukiran, lomba perahu, dan pemilihan abang none Asmat.

Salah satu tujuan diadakannya festival ini adalah mempertahankan Asmat


sebagai situs budaya dan memperkenalkan Kabupaten Asmat sebagai
tujuan wisata. Selain itu juga demi melestarikan nilai-nilai budaya suku
Asmat.
UPACARA RITUAL KEMATIAN

ADAT Dalam budaya masyarakat Suku Asmat, kematian seseorang


dianggap sebagai sesuatu yang sakral. Mereka menyebut
meninggalnya seseorang karena adanya roh jahat yang
mengganggu dan menyebabkan orang tersebut mati. Maka dari
itu, orang Asmat percaya bahwa anggota mereka yang sedang
sakit harus dibuatkan pagar dari dahan pohon nipah.
Jasad orang yang meninggal lalu akan diletakkan di atas para
atau anyaman bambu hingga membusuk. Tulang belulangnya
selanjutnya akan disimpan di atas pokok kayu. Sedangkan
tengkoraknya akan dijadikan bantal sebagai simbol kasih sayang
terhadap kerabat mereka.
KULINER
Papeda
adalah makanan yang berbahan dasar tepung sagu
memiliki rasa yang tawar. Biasanya masyarakat
Papua menambahkan sambal sebagai tambahan
agar tidak terasa tawar. Selain sambal kita juga bisa
menambahkan campuran ikan bakar atau kuah
bening. Gata–gata adalah alat yang terbuat dari
bambu biasa digunakan untuk mengonsumsi Papeda
diatas piring.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai