PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Sejarahnya
Menurut cerita rakyat Sumba, pasola berawal dari seorang
janda cantik bernama Rabu Kaba di Kampung Waiwuang.Rabu
Kaba mempunyai seorang suami yang bernama Umbu Amahu,
salah satu pemimpin di kampung Waiwuang.Selain Umbu Amahu,
ada dua orang pemimpin lainnya yang bernama Ngongo Tau
Masusu dan Bayang Amahu.Suatu saat, ketiga pemimpin ini
memberitahu warga Waiwuang bahwa mereka akan melaut.Tapi,
mereka pergi ke selatan pantai Sumba Timur untuk mengambil
padi.Warga menanti tiga orang pemimpin tersebut dalam waktu
yang
lama,
namun
mereka
belum
pulang
juga
ke
dunia,
sehingga
warga
pun
mengadakan
perkawinan mereka,
sehingga
lari.Teda
mereka
mengadakan
kawin
Gaiparona
meninggal,
muncul
kembali
di
kampung
Teda
Gaiparono.Walaupun
berhasil
ditemukan
warga
kuda,
sapi,kerbau,
dan
barang-barang
berharga
secara
lincah
sambil
melesetkan
lembing
ke
arah
menggambarkan
rasa
syukur
dan
ekspresi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sisi agama
Pasola tidak sekadar menjadi bentuk keramaian, tetapi menjadi salah satu
bentuk pengabdian dan aklamasi ketaatan kepada sang leluhur.Pasola
merupakan kultur religius yang mengungkapkan inti religiositas agama
Marapu.Pasola menjadi perekat jalinan
Pasola berasal dari kata `sola atau `hola, yang berarti sejenis
lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang
sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan. Setelah
mendapat imbuhan `pa (pa-sola, pa-hola), artinya menjadi permainan.
Jadi pasola atau pahola berarti permainan ketangkasan saling melempar
lembing kayu dari atas punggung kuda yang sedang dipacu kencang
antara dua kelompok yang berlawanan.
Pasola diselenggarakan di Sumba Barat setahun sekali pada bulan
Februari di Kodi dan Lamboya. Sedangkan bulan Maret di Wanokaka.
Pasola dilaksanakan di bentangan padang luas, disaksikan oleh segenap
warga Kabisu dan Paraingu dari kedua kelompok yang bertanding dan
oleh masyarakat umum.
Sedangkan peserta permainan adalah pria pilih tanding dari kedua
Kabisu yang harus menguasai dua keterampilan sekaligus yakni memacu
kuda dalam kecepatan super tinggi (super speed power) dan melempar
lembing (hola). Pasola biasanya menjadi klimaks dari seluruh rangkaian
kegiatan dalam rangka pesta nyale.
Skandal Janda Cantik
Menelurusi asal-usulnya, pasola berasal dari skandal janda cantik
jelita, Rabu Kaba sebagaimana dikisahkan dalam hikayat orang
Waiwuang. Alkisah ada tiga bersaudara: Ngongo Tau Masusu, Yagi
Waikareri dan Umbu Dula memberitahu warga Waiwuang bahwa mereka
hendak melaut. Tapi nyatanya mereka pergi ke selatan pantai Sumba
Timur untuk mengambil padi. Setelah dinanti sekian lama dan dicari kian
ke mari tidak membuahkan hasil, warga Waiwuang merasa yakin bahwa
tiga
bersaudara
mengadakan
pemimpin
mereka
perkabungan
itu
dengan
telah
tiada.
Mereka
belasungkawa
pun
atas
Rabu
Kaba
meminta
pertanggungjawaban
Teda
Gaiparona untuk mengganti belis yang diterima dari keluarga Umbu Dulla.
Teda Gaiparona lalu menyanggupinya dan membayar belis pengganti.
ke keluarga Kodi dan beralih status dari istri Umbu Dulla menjadi istri Teda
Gaiparona bukanlah peristiwa nikmat. Tetapi peristiwa yang sangat
menyakitkan dan tamparan telak di muka keluarga Waiwuang dan
terutama Umbu Dulla yang punya istri.
Keluarga Waiwuang sudah pasti berang besar dan siap melumat
habis keluarga Kodi terutama Teda Gaiparona. Keluarga Kodi sudah
menyadari bencana itu. Lalu mencari jalan penyelesaian dengan
menjadikan seremoni nyale yang langsung berpautan dengan inti
penyembahan kepada arwah leluhur untuk memohon doa restu bagi
kesuburan dan sukses panen, sebagai keramaian bersama untuk
melupakan kesedihan karena ditinggalkan Rabu Kaba.
Pada tempat ketiga, pasola menjadi perekat jalinan persaudaraan
antara dua kelompok yang turut dalam pasola dan bagi masyarakat
umum. Permainan jenis apa pun termasuk pasola selalu menjadi sarana
sosial ampuh. Apalagi bagi kedua kabisu yang terlibat secara langsung
dalam pasola.
Selama pasola berlangsung semua peserta, kelompok pendukung
dan penonton diajak untuk tertawa bersama, bergembira bersama dan
bersorak-sorai bersama sambil menyaksikan ketangkasan para pemain
dan ringkik pekikan gadis-gadis pendukung kubu masing-masing. Karena
itu pasola menjadi terminal pengasong keseharian penduduk dan tempat
menjalin persahabatan dan persaudaraan.
Sebagai sebuah pentas budaya sudah pasti pasola mempunyai
pesona daya tarik yang sangat memukau. Oleh karenanya pemerintah
dan seluruh warga masyarakat setempat sangat mendukung untuk
menjadikan kegiatan PASOLA sebagai salah satu `mayor event yang
pantas menjadi kekayaan budaya bangsa yang tak ternilai harganya.
BAB III
KESIMPULAN
Pasola berasal dari kata sola atau hola, yang berarti sejenis
lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda
yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan.
Setelah mendapat imbuhan `pa (pa-sola, pa-hola), artinya menjadi
permainan.Jadi pasola atau pahola berarti permainan ketangkasan
saling melempar lembing kayu dari atas punggung kuda yang
sedang
dipacu
kencang
antara
dua
kelompok
yang
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasola#Pranala_Luar
https://verykaka.wordpress.com/2008/04/14/tradisi-pasola-di-sumba-baratntt/
10
Lampiran
11
12