Makalah
disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Komunitas,
Dosen Pengampu Ibu Muslikah, S.Pd, M.Pd
Disusun oleh :
Rizqa Harmiliya
(1301413014)
Kartikaningsih
(1301413027)
Rika Ardiyanti
(1301413030)
(1301413046)
Sonia Marda
(1301413049)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dukungan sosial dari sudut pandang psikologi komunitas
merupakan suatu proses spesifik berlangsung dalam kehidupan komunitas,
berupa suatu jaringan sosial dibentuk oleh orang-orang yang selanjutnya,
fenomena dukungan sosial bila dianalisis menggunakan pendekatan
struktural saja, maka kita akan cenderung mengabaikan sumber daya
penting lainnya yaitu orang-orang yang tidak memberi dukungan.Terdapat
lima fungsi utama dari dorongan sosial, yaitu fungsi material, emosional,
harga diri (esteem), informasional, dan pendampingan. Dukungan material
adalah nama lain dari instrumental support.
Oford (1992) memilah dukungan sosial kedalam 2 komponen
utama, yaitu: dukungan intrumental dan dukungan emosional. Dukungan
instrumental berupa kegiatan pertolongan dalam bentuk pertolongan dan
bantuan materi, sifatnya nyata dan kasat mata. Mencakup berbagai
kegiatan mulai dari mengasuh bayi, membantu pekerjaan orang tua,
bantuan keuangan membantu perbaikan kerusakan rumah menyediakan
tenaga jaga malam (ronda), bantuan pertama pada kecelakaan, bantuan
perawatan dan sebagainya. Sebagai contoh berbagi kegiatan yang sering
diberikan untuk menolong orang-orang berpenghasilan rendah serta pada
orang anjut usia. Dukungan emosional adalah fungsi yang memberi
warna pada bantuan dalam bentuk pengekspresian emosi. Dukungan
emosional
mencakup
pemberian
dorongan,
semangat,
perhatian,
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa itu Jaringan Sosial?
2. Sebutkan tentang struktur, isi dan fungsi dari Jaringan Sosial?
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber daya sosial adalah topik yang penting dalam kajian psikologi
komunitas. Suatu sumber daya sosial yang mampu menggerakkan dan
mengarahkan perubahan pada masyarakat, khususnya pada kelompok-kelompok
masyarakat (komunitas) dengan beraneka karakteristik. Sumber daya sosial yang
dimaksud terdiri dari dua golongan utama yaitu: dukungan sosial (social support)
dan dan kekuasaan (power).
A. Social Support (Dukungan Sosial)
1. Jaringan Sosial
Dukungan sosial bertujuan untuk membantu seseorang mencapai
kebahagiaan. Konsep seting perilaku dari Barker (1968,1978) menjelaskan
bahwa perilaku seseorang dalam sebuah seting tersebut, bukan dari
perilaku menetap dari perilaku masing-masing individu saling berinteraksi.
Unit terkecil atau simpul dari jaringan sosial tersebut adalah hubungan
(interaksi) antara 2 orang (dayad).
Tolsdorf (dalam Orford, 1992) membedakan antara struktur, fungsi
dan kandungan jaringan sosial, seperti terlihat dalam tabel berikut:
Struktur
Besar/luas jaringan
Kepadatan jaringan
Isi/Kandungan
Fungsi
Kepadatan hubungan
Fungsi ke dalam
Keragaman hubungan
Fungsi keluar
Anggota
pertalian
Hubungan asimetri
keluarga
Jumlah
hubungan Fungsi
kebanyak
pertalian keluarga
orang
Kepadatan fungsi
Jumlah
hubungan
fungsi
penghargaan
adalah
kekuasaan
seseorang
memberi
sesuatu
yang
tidak
legitimasi
adalah
kekuasaan
Ng
(1980)
dalambuku
the
social
psychology
of
power
menjelaskankekuasaansebagaikemampuanseseorangdalamberinteraksiuntuk
mempengaaruhi orang lain agar melakukansesuatusesuaidimaksudkannya.
Wrong
(1979,
dalamOrford,
1992)
membuatbatasantentangkekuasaanberdasarkanfugsiseseorangdalammempengaruhi
orang
lain.
Iamengakuiketidaksetaraandalamhubungantersebut,
KB(
agar
Contoh
orang
:penyuluhanpertanian,
keluargaberencana),
peragaanalat-
orang
laindenganmaksudtertentu,
dengansengajadikemassedemikianrupasehingga orang-orang lain
sering
kali
tidakmenyadarimaksudtersebut,
bahkantidakmengetahuisiapa
orang
sebenernyabermaksudmempengaruhimereka.
propaganda
partaipolitik,
yang
Contohnya
reklamemobilataupemasangan
:
label
hargabarangdipasarswalayan.
4. Authority
Otoritasadalahsuatukekuasaan
yang
diakuimelekatpadadiriseseorang,
yang
adalahkekuasaanuntuk
memberipenghargaan.
3) Legitimate
Legitimate
merupakanwewenang
yang
diperolehseseorangberdasarhukum.
4) Competent
Competent samadengankekuasaankeahlian,
dan
personal samadengankekuasaanrujukan.
5) Personal
Merupakan suatu bentuk kekuasaan yang berupa
pengaruh yang didasarkan oleh rujukan atau pemilikan
sumber daya atau ciri pribadi yang diinginkan seseorang.
C. Coping
Adalah respon individual dalam menanggulangi perubahan hidup
dikenal dengan nama perilaku coping (coping behavior), yaitu mekanisme
yang digunakan individu dalam menghadapi dan mengatasi masalah.
Coping behavior, dalam pengertian yang sama sering ditulis dalam satu
kata disingkat dengan coping. Coping banyak dipengaruhi oleh lingkungan
sosial budaya sekitar individu.
Dua macam coping dapat digunakan dalam mengatasi masalah
adalah :
1. Problem-focused coping
Merupakan cara mengatasi masalah yang memfokuskan
pada masalah itu sendiri (active coping). Terdapat dua bentuk dari
problem focused coping ini, yaitu:
a. Bentuk kognitif (problem focused kognitif)
Coping
dalam
bentuk
kognitif
biasanya
dan
membuat
keputusan
berdasarkan
mendapatkan
hasil
yang
terbaik,
seseorang
dapat
atau
nasehat
dan
meningkatkan
kualitas
hubungan interpersonal
b. Antisocial coping
Dalam hal ini seseorang berperilaku agresif, kurang
memerhatikan orang lain, berperilaku implusif dan tidak
memperhatikan dampak dari tingkah lakunya bagi orang
lain.
Mekanisme coping
merupakan
konsep
penting
didalam
dalam
memahami
hubungan
antara
individu
dengan
komunitas.
Menurut Shumaker dan Brownell (1984, dalam Duffy dan
Wong, 2000), social support sebenarnya dapat diindentifikasikan
sebagai pertukaran sumber daya antara dua orang, ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan penerima sumber daya tersebut.
Social support dalam bentuk hubungan interpersonal melipiuti
perhatian, bantuan, dan informasi mengenai diri seseorang dan
lingkungan. Dengan kata lain social support merupakan sumber
dari usaha yang dilakukan seseorang untuk mencari dukungan
emosional diluar dirinya untuk menjaga kesehatan mental dirinya.
Dukungan emosional merujuk pada kenyamanan dan kepedulian
dalam hubungan interpersonal.
Dukungan sosial sangat diperlukan ketika seseorang
menghadapi masalah. Ada tiga bentuk dukungan sosial yang
mengarah pada problem-focused coping:
a. Berupa
dukungan
dan
pemberian
semangat
(encouragement)
Dukungan atau dorongan dapat diperoleh dari
keluarga atau teman dekat.
b. pemberian informasi, petunjuk
atau
pengetahuan
(informational)
Informasi merupakan dukungan yang diberikan
lewat nasehat atau bimbingan menekankan aspek kognitif
daripada aspek emosional.
c. Berupa dukungan nyata (tangible)
Merupakan
dukungan
sosial
yang
diberikan
membina
dan
mempertahankan
hubungan
membentuk
tujuan,
membuat
strategi
empati
dan
analisis
sosial.
Empati
adalah
Kemampuan
adanya
membentuk
sosial
support
jaringan
sosial,
dan
dapat
memanfaatkannya
kompetensi
sosial
guna
memberi
selanjutnya
pertolongan
adalah
jenis
kemampuan
berkolaborasi
(Botvin
&
Tortu,
1988;
dan
menyelesaikan
perselisihan
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Barker, R. (1978). Behavior Settings. Dalam R.Barker & Associates,
Habitats, environments, and human behavior. San Fransisco:
Jossey-Bass.
Dalton, J. H., Elias, M.J., & Wandersman, A. (2001). Community
psychologi: Lingking individuals and communities. Belmont:
Wadsworth.
Ng, S. (1980). The social psychology of power. London: Academic Press.
Orford, J. (1992). Community psychology: Theory and practice. West
Sussex: John Wiley & Sons.
Wrong, D. (1979). Power: Its forms, bases, and uses. Oxford: Basil
Blackwell.
Istiqomah, W., Dicky, C.P., & Erita, N. (2013). Psikologi Komunitas:
Universitas Indonesia: Jawa Barat.