Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bali dikenal sebagai daerah tujuan wisata (DTW) yang sangat populer,
tidak saja di Indonesia tetapi juga mancanegara. Citra dan identitas Bali
sebagai daerah tujuan wisata yang indah, agung, eksotis, lestari, dengan
perilaku masyarakatnya yang ramah dan bersahaja, ditopang oleh adat istiadat
dan budayanya yang mendasarkan pada prinsip keharmonisan dan
keseimbangan dengan bertumpu pada nilai-nilai Agama Hindu dan falsafah
hidup Tri Hita Karana. Kedua ajaran ini saling berkaitan, di mana agama
Hindu menjiwai falsafah Tri Hita Karana, dan sebaliknya falsafah Tri Hita
Karana mendasarkan pada ajaran agama Hindu. Pendukung kebudayaan Bali
adalah masyarakat Bali, yang dikenal sebagai etnik Bali atau orang Bali.
Sebagai sebuah etnik, orang Bali memiliki ciri identitas etnik yang melekat
pada diri dan kelompoknya.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2008: 3) mendefinisikan etnik Bali
sebagai sekelompok manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan
kebudayaan, baik kebudayaan lokal Bali maupun kebudayaan nasional. Rasa
kesadaran akan kesatuan kebudayaan Bali ini diperkuat oleh adanya kesatuan
bahasa, yakni bahasa Bali, agama Hindu, dan kesatuan perjalanan sejarah dan
kebudayaanya. Keyakinan terhadap agama Hindu melahirkan berbagai macam
tradisi, adat, budaya, kesenian, dan lain sebagainya yang memiliki
karakteristik yang khas, yang merupakan perpaduan antara tradisi dan agama.
Dalam kehidupan sehari-hari, karakteristik tersebut mewujudkan diri dalam
berbagai konsepsi, aktivitas sosial, maupun karya fisik orang Bali (Supatra
2006; Geriya, 2008).
Identitas etnik orang Bali juga tampak pada busana tradisional Bali dan
identitas ruang serta lingkungan tempat tinggal (Supatra, 2006: 88-89). Dalam
pengertian ruang dan tempat tinggal, persamaan-persamaan yang menjadi ciri
identitas etnik orang Bali mencakup kesamaan sebagai krama desa (warga
desa) dari suatu desa pakramanan (desa adat) dengan berbagai aturan yang

1
mengikatnya, yang termuat dalam Awig-awig Desa Pakraman (peraturan
tertulis desa adat) (Windia dan Sudantra, 2006; Sirtha, 2005).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Rumah Bali?
2. Apa Makanan Bali?
3. Apa Pakaian Bali?
4. Bagaimana Sejarah Bali?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui bagaimana Rumah Bali.
2. Untuk mengetahui apa Makanan Bali.
3. Untuk mengetahui apa Pakaian Bali.
4. Untuk mengetahui bagaimana Sejarah Bali.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rumah Bali
Rumah adat Bali memiliki arsitektur khusus, di mana bangunannya
memiliki struktur, fungsi, dan juga ornamen yang sudah dipakai turun-
temurun. Bahkan menurut masyarakat, bangunan rumah mereka sudah
tercantum dalam kitab suci Weda. Hunian di sana juga diibaratkan sebagai
miniatur alam semesta. Rumah adat di sana memiliki dua bagian, yaitu Gapura
Candi Bentar dan rumah hunian.
Gapura Candi Bentar ini adalah rumah adat Balinya. Ada aturan
khusus tentang pembangunan rumah adat tradisional Bali, yaitu meliputi arah,
letak bangunan, dimensi pekarangan, konstruksi bangunan, dan juga struktur
bangunan.
Semua itu disesuaikan dengan ketentuan agama setempat. Adapun
Gapura ini menjadi ciri khas utama dari rumah adat Bali. Gapura ini menjadi
tempat masuk utama ke halaman rumah dan selalu ada di setiap rumah adat
Bali. Lalu setelah melewati gapura, akan ada Pura (tempat ibadah umat
Hindu), yang terletak terpisah dari bangunan lainnya.
Selain itu, ada beberapa unsur penting pula yang harus diperhatikan
ketika membangun rumah adat Bali. Seperti adanya patokan dalam pembagian
ruang. Sejarah telah menyatakan bahwa aturan penempatan lahan diatur oleh
Kitab Weda (Asta Kosala Kosali).
Dimana rumah adat Bali menjadi miniatur alam semesta, atau Bhiana
Agung. Artinya menjadi tempat beraktivitas manusia atau Bhuana Alit.
Pembangunannya juga memiliki panduan sudut, seperti sudut timur dan utara
yang dianggap lebih suci dibanding sudut selatan dan barat.
Untuk mengetahui keeksotisan Bali lebih jauh, Anda bisa membaca
buku Gramedia berjudul Bali the Journey in Heaven on Earth atau dapatkan
dengan klik disini.

3
Rumah adat Bali juga terdiri dari beberapa macam bangunan, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Angkul-Angkul

Angkul-angkul ini menjadi bagian dari rumah adat Bali yang menjadi
pintu masuk rumah utama. Fungsinya sendiri hampir sama dengan Gapura
Candi Bentar. Namun Angkul-angkul lebih berfungsi sebagai pintu masuk.
Adapun pembeda antara angkul-angkul dengan Gapura Candi Bentar yaitu ada
pada atap yang menghubungkan kedua bangunan yang letaknya sejajar.

B. Makanan Bali
Masakan Bali adalah masakan tradisional masyarakat Bali dari pulau
Bali. Masakan Bali adalah salah satu masakan yang paling kompleks di dunia.
Menggunakan variasi yang luar biasa dari rempah-rempah, dicampur dengan
sayuran segar, daging, dan ikan. Masakan ini merupakan bagian dari masakan
Indonesia, hal ini menunjukkan tradisi asli, serta pengaruh dari masakan
daerah Indonesia lainnya, Tiongkok, dan India. Penduduk pulau yang
didominasi beragama Hindu dan tradisi kuliner yang agak berbeda dengan
daerah lain di Indonesia, dengan festival dan perayaan keagamaan termasuk
banyak makanan khusus disiapkan sebagai persembahan, serta hidangan
lainnya yang dikonsumsi secara komunal selama perayaan.
Nasi hampir selalu dikonsumsi sebagai makanan pokok disertai dengan
sayuran, daging dan makanan laut. Daging babi, ayam, buah, sayuran dan
makanan laut secara luas digunakan, tetapi seperti kebanyakan umat Hindu,
Daging sapi tidak pernah atau jarang dikonsumsi.

4
Bali adalah tujuan wisata yang populer, dan daerah ini memiliki cukup
banyak sekolah memasak dengan kursus harian untuk masakan Bali. Pasar
malam, warung, dan pedagang buah menjual makanan lokal yang lezat.
Festival termasuk makanan hiasan disiapkan sebagai bagian dari perayaan.
Sebagai daerah wisata populer, banyak makanan barat juga tersedia serta
masakan etnis regional lainnya.
1. Ayam Betutu

Menu makanan ayam betutu mungkin sudah tidak asing di telinga


kalian. Olahan ayam yang satu ini memang kerap sekali jadi favorit
masyarakat yang ingin menikmati makanan khas Bali.
Kekayaan rasa yang ditawarkan oleh menu makanan ayam betutu
adalah berasal dari keberagaman bumbu rempah yang ada di dalamnya.
Beberapa bumbu rempah yang masuk ke dalam olahan menu makanan
ayam betutu adalah seperti daun jeruk, serai, daun salam, kunyit, jahe, bawang
merah, kemiri dan rempah lainnya.

C. Pakaian Bali
1. Payas Agung
Payas agung adalah pakaian tradisional masyarakat Bali. Payas agung
ini biasanya dipakai ketika upacara pernikahan atau potong gigi. Pakaian ini
memiliki kesan mewah dan spesial, maka dari itu payas agung tidak ditujukan
untuk berbagai aktivitas.
Payas agung dikenakan bersama mahkota yang menjulang tinggi dan
kain dengan berbagai warna yang dipakai oleh pengantin perempuan.

5
Pengantin perempuan juga memakai tapih panjang yang melilit dari dada
hingga jari kaki. Kain ini lalu dilapisi oleh kemben dan kamen prada yang
menutup sampai mata kaki.

Mereka juga menggunakan riasan yang disebut srinata, lengkungan


simetris pada kening. Mahkota yang dikenakan oleh pengantin perempuan
terdiri dari bunga sandat dan juga bunga emas. Mereka juga memakai
aksesoris seperti gelang di bahu sebelah kiri dan di pinggang.

D. Sejarah Bali
Bali, dikenal juga sebagai Kepulauan Bali atau Pulau Dewata adalah
sebuah provinsi yang terletak di Indonesia. Ibu kotanya adalah Denpasar.
Provinsi Bali terletak di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Di awal
kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil yang
beribu kota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi, yakni Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2020, penduduk
provinsi Bali berjumlah 4.317.404 jiwa, dengan kepadatan 747 jiwa/km2, dan
pada akhir 2023 berjumlah 4.344.554 jiwa.
Selain terdiri dari pulau Bali, wilayah provinsi Bali juga terdiri dari
pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu pulau Nusa Penida, pulau
Nusa Lembongan, pulau Nusa Ceningan, Pulau Serangan, dan Pulau
Menjangan. Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau

6
Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia,
Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-
budayanya dan juga mitosnya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan
Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu
Pura.

Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang
perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang
kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus
1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk
menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum
perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu
menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1946, pecahlah pertempuran Puputan Margarana
yang terjadi di Uma Kaang, Desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali. Kolonel I
Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah
timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang
bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas dan
menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946, Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13
wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu
sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang
diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga
dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui
kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi

7
Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum
menjadi sebuah provinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat
mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk
Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap
pemerintah nasional di Jakarta, Bali dan banyak daerah lainnya, terjadilah
penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di
Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun
demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru tersebut sampai
dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan
Bom Bali I di kawasan pariwisata Kuta tepatnya Legian, menyebabkan
sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali
II tahun 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran.
Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena
sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri
pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.

E. Adat Istiadat Bali


1. Upacara Piodalan

Ini adalah perayaan untuk menghormati dewa pelindung pura. Setiap


pura di Bali memiliki hari perayaan yang disebut piodalan. Selama acara
ini, umat Hindu Bali memberikan persembahan kepada dewa-dewa mereka
dan mengikuti prosesi keagamaan yang penuh makna.

8
2. Upacara Melasti

Upacara Melasti dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi. Umat Hindu


Bali berkumpul di pantai untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual.
Air laut dianggap suci dan mampu membersihkan segala dosa.
3. Upacara Mapag Sembalun

Ini adalah contoh unik adat istiadat yang ada di Bali. Upacara ini
terkait dengan pertanian dan dilakukan oleh masyarakat Sembalun di
Lombok, dekat Bali. Upacara Mapag Sembalun dirayakan untuk memohon
hasil panen yang melimpah.
4. Upacara Mepandes

Merupakan upacara inisiasi dalam agama Hindu Bali. Saat seseorang


baru lahir, mereka memiliki "roh kasar." Upacara Mepandes dilakukan
untuk membersihkan roh dan menyambutnya sebagai anggota masyarakat
yang lebih tua.

9
5. Upacara Ngaben

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ini adalah upacara kremasi.


Namun, Ngaben juga memiliki sisi sosial, karena di sini orang-orang
berkumpul untuk mengenang dan merayakan kehidupan yang telah berlalu.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang
tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal suku
Asmat berarti mencerminkan segala kaunikan yang ada di suku Bali, baik
mata pencaharian, system kekerabatan, dan lainnya. Nampak bahwa suku Bali
cenderung lebih tradisional dan cenderung animisme.
Kemajemukan budaya, adat dan segala keunikan suku Bali haruslah
dijaga dan dilestarikan. Salah satu upaya yang ditempuh adalah festival
budaya dan pertunjukan kesenian lainnya yang diharap mampu melestarikan
kearifan lokal suku Bali.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun agar kedepannya makalah ini bisa
di sempurnakan lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/mengenal-rumah-adat-bali/. Diakses pada


tanggal 18 Maret 2024.
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidangan_Bali. Diakses pada tanggal 18 Maret
2024.
https://id.wikipedia.org/wiki/Payas_Agung. Diakses pada tanggal 18 Maret 2024.
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-bali/#8_Payas_Agung. Diakses
pada tanggal 18 Maret 2024.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bali. Diakses pada tanggal 18 Maret 2024.
https://www.ohbegitu.com/127/adat-istiadat-bali-memahami-kekayaan-budaya-
dan-tradisi-suku-bali

12

Anda mungkin juga menyukai