Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul


Dalam menyusun karya tulis ini, penulis sengaja memilih judul
“Kemegahan Garuda Wisnu Kencana Di Pulau Dewata” sebagai bahan topik
utama dengan alasan sebagai berikut :
1. Penulis mengagumi kemegahan patung GWK.
2. Penulis tertarik ingin mengetahui objek wisata yang ada di Bali, khususnya
GWK.
3. Untuk mengkaji lebih detail tentang sesuatu yang berada di balik
kemegahan GWK.
B. Tujuan Penulisan
Penulis menyusun karya tulis ini dengan tujuan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian akhir nasional
SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2013-2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mengekspresikan keindahan alam dan kemegahan GWK di Bali dan
kehidupan penduduk dan kebudayaan di Bali.
b. Memperbesar rasa cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsa akan
kekayaan alam dan budaya yang dimiliki.
c. Menyebarluaskan kemegahan GWK di Bali dan kebudayaan di Bali
yang beraneka ragam, sehingga pulau ini merupakan salah satu upaya
untuk menarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan yang tersedia, juga dikarenakan
keterbatasan penulis menulis ulasan Garuda Wisnu Kencana seperti pembaca
inginkan. Maka dari itu dalam penyusunan karya tulis ini penulis membatasi
permasalahannya tentang “Kemegahan Garuda Wisnu Kencana di Pulau
Dewata”. Serta untuk memudahkan penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini
dan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi karya tulis ini.
D. Metode Pengumpulan Data
Adapun beberapa cara yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data-
data yang diperlukan. Dalam karya tulis ini menggunakan metode sebagai berikut:

1
2

1. Metode Observasi (Penelitian)


Penulis melakukan pengamatan langsung ke objek wisata GWK untuk
mengetahui keadaan sesungguhnya. Dengan menggunakan metode ini,
penulis mendapatkan data yang sifatnya jelas dan nyata.
2. Metode Interview (Wawancara)
Penulis melakukan tanya jawab dengan pemandu wisata tentang objek-
objek wisata di Bali untuk dijadikan bahan penyusunan karya tulis.
3. Metode Kepustakaan (Studi Pustaka)
Dalam pemenuhan informasi untuk karya tulis, penulis juga mencari
data-data atau sumber yang berasal dari majalah dan surat kabar serta
internet yang berhubungan dengan Pulau Bali dan GWK.
E. Sistematika
Dalam penyusunannya, karya tulis ini terurai dari berbagai bab. Untuk lebih
lengkapnya karya tulis ini berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, meliputi : Alasan Pemilihan Judul, Tujuan
Penelitian, Pembatasan Masalah, Metode Pengumpulan Data,
Sistematika.
BAB II Keadaan Umum, meliputi : Sekilas Tentang Pulau Bali,
Kebudayaan Daerah Bali, Keadaan Penduduk, Objek Wisata Pulau
Bali.
BAB III Garuda Wisnu Kencana, meliputi : Sejarah GWK, Spesifikasi
GWK, Inspirasi GWK, Tempat Rekreasi GWK, Dampak GWK
BAB IV Penutup, meliputi : Kesimpulan dan Saran-saran.

BAB II
KEADAAN UMUM PULAU BALI

A. Sekilas Tentang Pulau Bali


Island of Paradise demikianlah sebutan orang-orang asing untuk Pulau Bali.
Luas Pulau Bali kira-kira 5.606 kilometer persegi. Dari luas Pulau Bali tersebut,
8,14 hektar dipergunakan untuk hutan dan sisanya untuk tempat tinggal dan tanah
garapan. Provinsi Bali terdiri dari Pulau Bali, Pulau Nusa Penida dan Pulau
Cemengan.
Pulau Bali terdiri dari 1 kotamadya, 8 kabupaten, 50 kecamatan dan 612
desa. Kabupaten tersebut terdiri dari :
1. Kabupaten Jembrana, beribukota di Negara
2. Kabupaten Tabanan, beribukota di Tabanan

2
3

3. Kabupaten Badung, beribukota di Denpasar


4. Kabupaten Gianyar, beribukota di Gianyar
5. Kabupaten Buleleng, beribukota di Singaraja
6. Kabupaten Klungkung, beribukota di Amapura
7. Kabupaten Karang Asem, beribukota di Karang Asem
8. Kabupaten Bangli, beribukota di Bangli
Letak Pulau Bali dibedakan atas :
a. Secara Geografis
Secara geografis Pulau Bali terletak diantara 7,540 LS sampai 8,30 LS
dan 114,260BT sampai 115,430 BT. Wilayahnya mencapai 145 kilometer
dari barat sampai ke timur. Sedangkan dari utara sampai selatan panjang
wilayahnya mencapai 90 kilometer dari Singaraja sampai Nusa Dua.
b. Secara Klimatologi
Secara klimatologi Pulau Bali terletak di daerah equator yaitu 23,5 0LU
sampai 23,50LS.

c. Secara Maritim
Secara maritim Pulau Bali diantara Pulau Jawa dan Pulau Lombok dan
batas-batasnya sebagai berikut :
- Batas sebelah utara : Laut Jawa
- Batas sebelah barat : Selat Bali
- Batas sebelah timur : Selat Lombok
- Batas sebelah selatan : Samudra Indonesia

B. Kebudayaan Daerah Bali


Pulau Dewata dengan masyarakatnya yang masih mempunyai kepercayaan
terhadap pura. Daerah ini terbanyak menyimpan upacara-upacara dibuat yang
unik dan menarik. Dengan keindahan alam, kebudayaan dan keistimewaan hidup
penduduknya, maka Pulau Bali menjadi daerah wisata yang terkenal di dunia. Di
bali sistem perairannya disebut Subak dan sistem pertanian yang digunakan
adalah sistem terasering.
Suku Bali sering diidentifikasikan dengan keseniannya. Kesenian Bali
membuat masyarakat Bali dikenal tidak hanya di dalam negeri saja, namun juga
terkenal sampai ke luar negeri.
Kebudayaan Bali masih banyak mengambil tema pewayangan dan
kemurnian sifat Hindu-Jawa. Kebudayaan Bali merupakan perpaduan antara :
1. Kebudayaan Hindu dari India
2. Kebudayaan Hindu Jawa dari Majapahit
3. Kebudayaan Animisme

3
4

Kebudayaan dan kesenian Bali tumbuh dengan subur bersama dengan


ragam. Setiap ada upacara keagamaan di pura disertai dengan gamelan, tari-tari
dan nyanyian. Tari-tarian yang terkenal adalah Tari Barong, Tari Jager, Tari
Kecak, dan lain-lainnya.
Menurut kepercayaan masyarakat Bali yang pada umumnya beragama
Hindu ada tiga dewa tertinggi yaitu :
a. Wujud Brahmana yang artinya menciptakan
b. Wujud Wisnu yang artinya melindungi serta memelihara
c. Wujud Syiwa yang artinya melebur segala yang ada
Nama anak-anak di Bali biasanya dengan sebutan menurut urutan-urutan
kelahiran, yaitu :
1. Anak pertama dengan sebutan Ngurah, Wayan, Putu dan Gede
2. Anak kedua dengan sebutan Made
3. Anak ketiga dengan sebutan Nyoman
4. Anak keempat dengan sebutan Ketut
Upacara-upacara yang dilakukan masyarakat di Bali antara lain sebagai
berikut :
1. Upacara Ngapel
Upacara Ngapel adalah upacara yang dilakukan untuk memenuhi syarat
dalam membuat topeng kayu.
2. Upacara Tambang Waluh
Upacara Tambung Waluh adalah upacara yang dilaksanakan untuk
menyambut hari raya Galungan. Keunikan dari upacara ini adalah terletak
pada perayaannya yang khusus dilakukan oleh anak-anak kecil yang
berusia 12 tahun memutari desa sambil berteriak-teriak.
3. Upacara Ngaben
Upacara Ngaben adalah upacara pemakaman yang dilakukan dengan
cara membakar mayat. Hal itu bertujuan agar proses kembalinya roh orang
yang sudah meninggal ke tempat asalnya lebih cepat.
4. Upacara di Trunyan
Upacara pemakaman yang dilakukan dengan cara mayat manusia hanya
diletakan di sebuah batu gilang dengan maksud untuk dipersembahkan
pada Dewa Bayu.

C. Keadaan Penduduk
Penduduk Pulau Bali berjumlah 3.686.665 jiwa (Biro Pusat Statistik : 2012),
dan terbagi menjadi bermacam-macam suku.
Adapun suku yang terbesar yaitu :

4
5

1. Suku Bali Asli (Bali-Aga)


Mendiami daerah-daerah pedalaman pegunung seperti : Sidapata,
Tigawasa, Sembilan, Cempaga, Pedawa di Kabupaten Buleleng dan
Karang Asem. Mereka masih memegang kuat tradisi nenek moyang
mereka, namun dalam perkembangannya mereka menjadi sangat
terbelakang. Suku Bali-Aga mempunyai budaya yang kuat, tetapi budaya
yang khas itu sekararang mulai terpengaruhi budaya luar, yaitu budaya
barat, suku Bali-Aga umumnya bermatapencaharian sebagai petani
tradisional.
2. Suku Bali Majapahit
Umumnya mereka mendiami daerah daratan seperti : pedesaan yang
tidak terlalu terpencil dan daerah perbatasan antara desa dan kota. Mereka
ada yang beragama Islam dan ada pula yang beragama Hindu, dan taraf
hidupnya lebih maju dari suku Bali-Aga. Mereka bermata pencaharian
sebagai pedagang, wiraswasta, buruh, petani yang sudah maju.

D. Objek Wisata Pulau Bali


Bali merupakan pusat pariwisata Indonesia bagian tengah yang terkenal
dengan Pulau Dewata. Kebudayaan masyarakat Bali yang mendukung
kepariwisataan yang ada di Bali. Panorama alamnya yang sangat indah sperti
gunung-gunung, danau, peninggalan-peninggalan purbakala yang dilatarbelakangi
oleh agama Hindu.
Adapun objek wisata yang terkenal di Pulau Bali antara lain :
1. Pantai Sanur
Pantai Sanur terletak di timur kota Denpasar kira-kira 17 kilometer dari
kota Denpasar. Di pantai Sanur kita bisa menikmati pantai yang berpasir
hitam dan putih.

2. Pantai Nusa Dua


Objek wisata Nusa Dua yang dulunya dikembangkan oleh BTDC (Bali
Tourism and Development Council) badan swasta yang mengembangkan
daerah Nusa Dua, di tahun 1980 adalah daerah yang tidak berpotensi
sebagai objek wisata, tetapi setelah dikembangkan oleh BTDC sekarang
Nusa Dua menjadi daerah primadona bagi wisatawan, dengan pantai yang
pasirnya berwarna putih dan hotel berbintang lima berderet di pantai.

5
6

3. Pantai Kuta
Pantai Kuta memiliki ombak yang sangat disukai oleh para Surfer. Pagi
main selancar, malam pergi ke PUB, kuta tidak pernah sepi pada malam
harinya, live music, karaoke, dan lain-lain. Toko-toko berderet disepanjang
jalan di Kuta, kebanyakan menjual pernak-pernik surfing ataupun barang-
barang kerajinan. Hotel berbintang juga ada di sini, yang terkenal yaitu
Hard Rock Beach Club. Kuta terletak 11 kilometer sebelah selatan
Denpasar dan dapat dicapai dengan mudah menggunakan transportasi
umum.

4. Danau Bedugul
Danau Bedugul merupakan suatu kawasan pariwisata yang terletak pada
ketinggian kira-kira 1.240 meter di atas permukaan laut. Daerah ini sangat
sejuk dan suhu udara 18o celcius pada malam hari dan 24o celcius pada
siang hari. Denpasar-Bedugul-Alas Kedaton-Tanah Lot merupakan suatu
jalur perjalanan yang sangat menyenangkan dari Denpasar menuju
Bedugul. Bedugul adalah daerah pegunungan yang dingin dimana
pemandangan alam yang indah serta tempat rekreasi air dan lain-lain.

BAB III
KEMEGAHAN GARUDA WISNU KENCANA

A. Sejarah Garuda Wisnu Kencana


Pada awal mulanya berawal dari begawan yang mempunyai dua istri. Istri
pertama bernama Dewi Kaldu dan istri kedua bernama Dewi Winata. Dari kedua
istri tersebut tidak mempunyai anak, tetapi kedua istri begawan tersebut

6
7

dianugerahi dua bilah telur. Kemudian Dewi Winata memilih telur pertama, telur
tersebut berisi dua anak. Lalu Dewi Kaldu memilih telur kedua, telur tersebut
berisi seratus anak.
Setelah beberapa hari kemudian, telur milik Dewi Kaldu menetas berupa
ular. Dan Dewi Winata pun merasa iri karena telur milik Dewi Winata belum
menetas. Sehingga Dewi Winata memecahkan salah satu telurnya dengan paksa
dan telur tersebut menetas berupa burung. Burung tersebut diberi nama burung
Jatayung. Karena belum saatnya menetas atau dalam istilahnya prematur burung
Jatayung hanya hidup dua puluh dua hari dan akhirnya meninggal. Dewi winata
merasa sedih lalu akhirnya telur yang satunya ditetaskan pada waktunya.
Kemudian telur itu menetas berupa burung. Burung tersebut diberi nama burung
Garuda.
Dewi Winata dan Dewi Kaldu membuat suatu perjanjian yang berisi jika
yang kalah harus mengurus keseratus anak Dewi Kaldu. Dan pada akhirnya dewi
Winata kalah dan harus mengurus keseratus anak Dewi Kaldu. Dewi Winata
merasa diperbudak dengan Dewi Kaldu. Dan untuk membebaskan Dewi Winata,
putra Dewi Winata yang bernama Garuda harus mengambil air suci Dewa Wisnu,
dengan syarat Garuda harus menjadi wahana Dewa Wisnu. Kemudian Garuda
menyetujuinya.
Dan akhirnya Dewi Winata terbebas dari ancaman Dewi Kaldu. Tetapi,
sayangnya putranya harus menjadi Wahana Dewa Wisnu. Untuk mengenang
pengorbanan Garuda kepada Ibunya, tempat tersebut diberi nama Garuda Wisnu
Kencana (GWK) yang menjadi objek wisata terkenal di Pulau Bali.
B. Spesifikasi Garuda Wisnu Kencana
Salah satu mahakarya yang luar biasa, pemikiran dari I Nyoman Nuarta
salah satu dosen di ITB, ingin menciptakan mahakarya yang tidak terlupakan,
bahkan maha karya tersebut siap bersaing di dunia Internasional, yaitu “Garuda
Wisnu Kencana”.
Terletak diatas dataran tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan wisata
di pesisir selatan Bali, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park adalah jendela seni
dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama

7
8

yang sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit dari Pelabuhan Udara
dan kurang dari satu jam dari lokasi perhotelan utama, GWK menjadi salah satu
tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi
ataupun kunjungan santai bahkan kunjungan spiritual.
Dari ketinggian lokasi GWK, kita akan melihat hamparan pemandangan
pulau Bali bagian selatan. Terlihat bagaimana laut mengapit Bali, disebelah kiri
juga nampak bandara Ngurah Rai dengan pesawat turun naik, kemudian Kuta,
Jimbaran. Disisi kanan terlihat Nusa Dua, Tanjung Benoa, dan tentu saja
pemandangan kota Denpasar. Mega proyek yang rencananya selesai dalam 10 th
(1995-2005) mengalami kemacetan dan baru terlihat perkembangannya beberapa
tahun yang lalu, sekarang baru terbentuk kepala dan setengah badan Dewa Wisnu
beserta Kepala Burung Garuda. Tahun 2009 tangan Dewa Wisnu sudah dikirim ke
Lokasi GWK. Rencananya jika semua komponen sudah terkirim, lokasinya akan
dipindah ke tempat yang sudah ditentukan. Saat itulah semua komponen akan di
satukan dan membentuk Patung Garuda Wisnu Kencana seperti replica yang
sudah disiapkan.
Garuda Wisnu Kencana nampaknya merupakan mega proyek terbesar di
Bali yang sedang dibangun. Areal GWK mempunyai luas keseluruhan sekitar 200
hektare. Di areal yang luar biasa luas ini nantinya patung GWK sebagai andalan
utama kawasan wisata itu akan berdiri dengan kokoh. Patung Dewa Wisnu
rencananya akan dibangun dengan posisi sedang menunggang Garuda. Tinggi
patung itu sendiri diperkirakan sekitar 75 meter dan akan diletakkan di atas
fondasi setinggi 70 meter. Dengan demikian, total tingginya akan mencapai 146
meter. Garudanya sendiri diperkirakan punya lebar bentangan sayap sebesar 66
meter. Kesemuanya secara total mempunyai berat sekitar 4000 ton.
Patung itu nanti juga akan dilapisi emas di bagian-bagian tertentu. Hingga
kini, biaya yang sudah dihabiskan mencapai lebih dari Rp 30 miliar. Bentangan
sayap “burung Garuda” itu benar-benar menakjubkan karena mencapai panjang 66
meter. Saking besarnya, GWK bisa dilihat dari jarak 20 kilometer. Dengan tinggi
patung yang seperti itu ditambah pula letak semua bangunan di GWK sendiri yang
dibangun di atas perbukitan yang punya ketinggian 300 meter di atas permukaan

8
9

laut, maka GWK akan bisa terlihat dari kejauhan. Bahkan dari Bandara Ngurah
Rai, GWK akan bisa terlihat jelas oleh siapa saja yang baru mendarat di sana.
Sebaliknya dengan ketinggian posisi seperti itu, maka dari kawasan GWK, kita
bisa melihat jelas dan menikmati pemandangan matahari terbenam di sekitar
Jimbaran yang berpasir putih.
Pembangunan GWK ini memang benar-benar layak disebut mega proyek.
Bahkan tinggi kuping burung garuda lebih besar dari tinggi manusia dewasa. Sulit
dibayangkan bentuk burung garuda ini secara keseluruhan kalau nantinya sudah
benar-benar jadi.
Dibuat dengan menggunakan bahan berupa campuran tembaga dan
kuningan yang pada bagian tertentu akan dilapisi dengan mozaik emas. Kemilau
emas yang terkena sinar matahari nantinya dapat terlihat dari kuta, Sanur, Nusa
Dua, hingga Tanah Lot. Lebih eksotis lagi, GWK akan menjadi pemandangan
pertama saat pesawat turun di Bandara Ngurah Rai Denpasar. Suatu saat GWK
akan mampu menjadi ikon baru bagi Bali, dan juga bagi Indonesia.

C. Inspirasi Pembuatan GWK


Pembangunan patung Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung
Garuda terinspirasi dari kisah Adi Parwa. Dari kisah ini yang diambil adalah
episode Garuda yang memberikan kesetiaan dan pengorbanannya untuk
menyelamatkan ibunya dari belenggu perbudakan. Hal itu dilakukannya dengan
mengabdi kepada Dewa Wisnu, menjadi kendaraan bagi sang Dewa.
Wisnu - Simbol Hindu yang melambangkan kekuatan utama pemelihara
alam semesta yang mendominasi kawasan ini. Diwujudkan sebagai patung
berukuran raksasa terbuat dari kuningan dan tembaga dengan ketinggian mencapai
22 meter, menjadikan figur ini sebagai perwujudan modern sebuah kebudayaan
dan tradisi kuno. Wujud yang menyertainya adalah Garuda - seekor burung besar
yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu sebagai perlambang kebebasan sekaligus
pengabdian tanpa pamrih.
Gapura Batu - beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25 meter yang
berdiri kokoh yang akan ditatah dengan berbagai ornamen yang diambil dari kisah

9
10

dramatis Ramayana yang menjadi sumber inspirasi seni pertunjukan Bali. Pahatan
ukiran latar belakang relief bercorak seni pahat pewayangan (Kayon atau
Gunungan) yang sangat khas Bali dan Jawa .
Nilai yang dapat kita petik dari Dewa Wisnu adalah sifat Dewa Wisnu yang
mengabdi tanpa pamrih dan memelihara dunia. Kita sebagai generasi penerus
bangsa harus meneladani sifat dari Dewa Wisnu dan garuda yang merupakan
lambang Negara kita. Kita juga bisa memetik nilai dari burung tersebut, kegigihan
burung tersebut dalam bertahan hidup.

D. Tempat Rekreasi di GWK


GWK yang merupakan milik Swasta ini mempunyai beberapa tempat
rekreasi di antaranya:
1. Wisnu Plaza
Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita
sementara merupakan bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu Kencana
patung Wisnu.
Pada waktu tertentu, akan ada beberapa kinerja tradisional Bali dengan
megah patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena lokasinya yang tinggi, kita
dapat melihat panorama sekitarnya. Patung Wisnu, sebagai titik pusat dari Wisnu
Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur di dekatnya suci yang katanya
tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau.
Parahyangan Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat
air berada, yang secara historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut
sebagai berkat dengan kekuatan magis yang kuat untuk menyembuhkan
penyakitnya dan meminta para dewa hujan selama musim kemarau. Karena
lokasinya di tanah tinggi (di atas bukit), fenomena alam ini dianggap orang suci
dan lokal diyakini itu menjadi air suci.

2. Street Theater

10
11

Street Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya
Garuda Wisnu Kencana. Di sini kita dapat menemukan banyak toko dan restoran
di satu tempat dan dimana semua perayaan terjadi.
Kita bisa mendapatkan souvenir Bali dan merchandise GWK khususnya di
GWK Souvenir Shop dan Bali Art Market. Kita bahkan dapat menemukan spa
Bali dan produk aromaterapi di toko ini.
Pada beberapa kali sehari, kita dapat menikmati belanja dan makan sambil
ditemani kinerja Bali khususnya seperti barong, rindik dan parade.

3. Lotus Pond
Lotus Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK)
dan Taman Budaya, kemungkinan besar di Bali. Dengan demikian, Lotus
Pond adalah tempat yang tepat dan hanya untuk mengadakan acara outdoor skala
besar.
Selama bertahun-tahun, GWK telah dipercaya untuk skala besar diadakan,
baik nasional maupun internasional, acara di Lotus Pond seperti konser musik,
pertemuan internasional, partai besar. Lotus Pond adalah tempat yang unik
dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda di latar belakang.
Lotus Pond berawal dari teratai. Teratai adalah simbol utama keindahan,
kemakmuran, dan kesuburan. Wisnu juga selalu membawa bunga teratai di
tangannya dan hampir semua dewa dari dewa Hindu yang duduk di teratai atau
membawa bunga.
Beberapa fakta menarik adalah bahwa tanaman teratai tumbuh di air,
memiliki akar dalam ilus atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara di atas.
Dengan demikian, teratai melambangkan kehidupan manusia dan juga bahwa
kosmos.
Akar teratai tenggelam dalam lumpur merupakan kehidupan material.
Tangkai melewatkan melalui air melambangkan eksistensi di dunia astral. Bunga
mengambang di atas air dan membuka ke langit adalah emblematical
spiritual sedang.

11
12

4. Indraloka Garden
Taman ini diberi nama Indraloka setelah surga Dewa Indra karena pandang
panorama yang indah. Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling favorit
di Garuda Wisnu Kencana untuk mengadakan pesta kecil menengah,
pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat pemandangan Bali dari
atas Indraloka Garden.

5. Amphitheatre
Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus
dengan akustik yang dirancang dengan baik. Setiap sore Kita bisa menonton tari
Kecak yang terkenal dan gratis yaitu sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA.
Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian daerah lainnya.
6. Tirta Agung
Tirta Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda
juga dapat mengunjungi patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda
Wisnu Kencana yang terletak di dekatnya.

E. Dampak positif dan negatif pembangunan GWK


Keberadaan kawasan wisata Garuda Wisnu Kencana akan memberikan
banyak dampak positif bagi masyarakat Bali, khususnya untuk masyarakat yang
berada di sekita kawasan wisata ini. Kehadiran wisatawan tentu saja merupakan
peluang usaha yang harus dimanfaatkan. Penjualan pernak-pernik, kerajinan khas
Bali, dan segala bentuk pertunjukan kesenian merupakan bukti bahwa masyarakat
Bali masih konsisten untuk melestarikan seni dan budaya Bali yang telah
diwariskan oleh leluhur masyarakat Bali itu sendiri. Garuda Wisnu Kencana
Cultural Park akan menjadi satu-satunya tempat dimana budaya, tradisi, dan adat-
istiadat yang telah berumur ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dapat menyatu
dengan teknologi global yang berkembang saat ini.
Adapun tujuan dan manfaat didirikannya Garuda Wisnu Kencana antara lain :
1. Tujuan utamanya adalah ”Culture Park” yaitu sebagai tempat pertukaran
kebudayaan seluruh dunia

12
13

2. Dapat menambah tingkat perekonomian masyarakat daerah sekitar


Garuda Wisnu Kencana.
3. Dapat menambah penghasilan daerah.
4. Sebagai objek wisata terbaru di Bali yang dapat menjadi kebanggaan
5. Sebagai simbol misi penyelamat dunia.
6. Sebagai pusat pendidikan bagi masyarakat Indonesia.
GWK juga bisa merugikan rakyat karena proyek – proyek ambisius yang
akhirnya mangkrak di tengah jalan merupakan buntut dari kurang tegasnya proses
dan mekanisme yang dilalui mulai dari perencanaan hingga proses pembuatan
patung GWK.
Apalagi dalam penggarapan proyek besar ini peran serta masyarakat sangat
berpengaruh vital. Khususnya masyarakat yang berada di sekitar wilayah
pembangunan patung GWK ini yang paling merasakan dampaknya pembangunan
ini belum terselesaikan hingga sekarang. Misalnya kerusakan lingkungan
termasuk pengaruhnya terhadap sosial budaya masyarakat setempat

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesempatan penulis menguraikan tentang berbagai hal mengenai keadaan
Pulau Bali dan Taman Wisata Garuda Wisnu Kencana, maka di akhir penyusunan
karya tulis ini, penulis menyampaikan beberapa kesimpulan :
1. Bali merupakan pusat pariwisata Indonesia bagian tengah yang terkenal
dengan sebutan Pulau Dewata.

13
14

2. Kebudayaan Bali masih banyak mengambil tema pewayangan dan


kemurnian sifat Hindu-Jawa.
3. Patung GWK mempunyai tinggi 146 meter dan berat 4000 ton. Jika
pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana selesai, maka patung ini
akan memecahkan rekor patung tertinggi di dunia dan mengalahkan
patung liberty di Newyork Amerika serikat.
4. Dalam pembangunan ini dilatar belakangi oleh cerita seorang anak yaitu
seekor burung Garuda dan Wisnu, maka untuk mengenang cerita tersebut
seorang seniman dari Bali merancang sebuah patung garuda dan wisnu,
dan akhirnya kini menjadi sebuah objek wisata Garuda Wisnu Kencana

B. Saran
Setelah penulis melakukan pengamatan ke objek wisata secara langsung,
maka penulis akan menyampaikan beberapa saran yang ada hubungannya dengan
Taman Wisata Garuda Wisnu Kencana. Beberapa saran antara lain :
1. Supaya pembangunan Patung GWK segera diselesaikan.
2. Diharapkan khususnya dalam hal ini Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
dan Yayasan Garuda Wisnu Kencana, serta bagi masyarakat pada
umumnya dapat bekerja sama dengan baik, serta mendukung dengan
adanya pembangunan ini dengan baik.
3. Hendaknya pemerintah Bali dan masyarakat menjaga kebudayaan Bali
yang merupakan bagian dari warisan leluhur bangsa Indonesia.
4. Mempromosikan obyek wisata yang ada di Pulau Bali agar wisatawan
mancanegara datang ke Indonesia dan dapat menambah devisa negara.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

__.Garuda Wisnu Kencana. http://id.wikipedia.org/wiki/Garuda_Wisnu_Kencana.


diakses 21 September 2013.

Ayoeti , Oka. 1998. Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta : Balai Pustaka.

Dibyo, Drs. H. Sugimo. 1980. Geografi dan Kependudukan Untuk Kelas II.
Jakarta : Widya Duta.

Sarong, Frans (2003). Mengukir Bukit Kapur Ungasan Menjadi Taman


Budaya. Kompas Cyber Media.

15
16

Shadily, Hassan. 1991. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru – Van
Hoeve.

Soemarno. 2000. Kepariwisataan Indonesia. Surabaya : Departemen


Kepariwisataan.

Sutomo, Anton. 1995. Geografi Pariwisata. Solo : CV Aneka.

Diakses 27 September.

16

Anda mungkin juga menyukai