Anda di halaman 1dari 20

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Salah satunya adalah pulau Bali, setiap tahunnya ada wisatawan adiang maupan domestik yang dating mengunjungi Bali. Mereka tidak hanya tertarik pada keinfahan alamnya saja, Tetapi mereka juga tertarik pada kebudayaan masyarakat Bali yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik meskipun banyak kebudayaan asing masuk ke Bali. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk menggambarkan kebudayaan masyarakat Bali dan obyek wisata yang ada di Bali. Disamping itu penulis juga ingin mengetahui mengapi pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional dan apa yang membuat wisatawan lebih pertarik pada pulau Bali, padahal banyak pulau-pulau lain di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana keadaan umum Pulau Bali? 2. Bagaimana kebudayaan masyarakat Bali? 3. Dimana saja objek wisata alam di Bali? 4. Dimana saja objek wisata belanja di Bali?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan pulau Bali. Untuk mempraktekan teori yang didapat dari sekolah. Siswa dapat mengetahui kebudayaan masyarakat di Bali.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Umum Pulau Bali a. Letak Geografis Provinsi Bali terletak 8o0340LS 8o48LS dan 144o2553BT 115o42400BT, dengan luas wilayah 5.88,8 km2. Bali beriklim tropis dengan curah hijan sedang, Sekitar 120 mm perbulan. Musimhujan terjadi pada bulan Oktober-April dan musim kemarau terjadi pada bulan April-Oktober.

Pulau Bali terletak duisebelah timur pulau Jawa, dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara Sebelah Tmur

: :

Laut Jawa Selat Lombok Samudra Indonesia Selat Bali 3

Sebelah Selatan : Sebelah Barat :

b. Wilayah Pulau bali termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggar, Indonesia. Pulau yang luasnya 5.808,8 km2 ini ibelah dua pegunungan yang membujur dari barat ke timur, Sehingga daratan yang agak sempit disebelah utara dan daratan yang lebih luas di sebelah Selatan. Pegunungan yang sebagian besar masih tertutup oleh hutan rimba tersebut mempunyai hal yang penting dalam pandangan hidup dan kepercayaan penduduk pulau bali. Di wilayah pegunungan itulah terletak purapura yang dianggap suci oleh orang bali , seperti Pura Pulaki, Pura Batukaru, dan yang utama adalah pura Besakih di kaki gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di bali. c. Pemerintah Provinsi bali terdiri dari 8 kabupaten yaitu:

Jembaran dengan ibukota Jimbaran Tabanan dengan ibukota Tabanan Badung dengan ibukota Denpasar Gianyar dengan ibukota Gianyar Klungkung dengan ibukota Smrapura Bangli dengan ibukota Bangli Karangasem dengan ibukota Amtapura Buleleng dengan ibukota Singaraja 4

Di tambah satu kota madya yaitu Denpasar, 51 Kecamatan, 658 des, 3.568 Banjar dinas. Provinsi bali dipimpin oleh seorang gubernr, sedangkan kabupaten di pimpin oleh Bupati, dan kota madya dipimpin oleh seorang wali kota. Berikut gubernur-gubernur yang pernah menjabat di bali:

Anak Agung Bagus Satudja I Gusti Bagus Okta Anak Agung Bagus Satudja I Gusti Putu Marta Soekarmen Ida Bagus Marta I Bagus Okta I Bagus Okta Dewa made Beratha Dewa made Beratha

1950-1958 1958-1959 1959-1965 1965-1967 1967-1978 1978-1988 1988-1993 1993-1998 1998-2003 2003-2008

d. Penduduk Jumlah penduduk bali tahun 1997 berjumlah 2.903.582 jiwa terdiri dari 1.446.822 jiwa laki-laki dan 1.459.760 jiwa perempuan. Sedangkanjumlah penduduk warga negaraIndonesia keturunan berju,lah 2.906.582 jiwa. Jumlah transmigasi yang dari bali tahun 1997 yaitu 5.458 jiwa.

2.2 Kebudayaan Dan Masyarakat Bali a. Sistem kepercayaan Mayoritas masyarakat bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama, masyarakat bali yang beragama Hindu percaya adanya satu tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa yaitu Brahmana (yang menciptakan), Wisnu (yang melindung dan memelihara), dan siwa (yang merusak). Selain itu masyarakat bali juga percaya kepada berbagai Dewa yana lain yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa Wahyu (dewa angin), dan Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab Wedha.

Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunanbangunan suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura

desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di bali terdapat beriburibu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri. Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus. Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll. Keseluruhan upacara di bali dapart di kelompokan sebagai berikut : 1. Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa 2. Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh 7

3. Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran 4. Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat b. Sistem Kasta Akibat kuat agama Hindu, di Bali berlaku sistem kasta, yaitu pemisahan masyarakat berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Bali dibedakan menjadi 4 Kasta, yaitu : 1) Kasta Brahmana Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini merupakan kasta tertinggi di bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini sangat dihormati oleh masyarakat umum atau kasta dibawahnya. 2) Kasta Ksatria Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan berbagai pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-[ejabat kerajaan yang diberi wewenang untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah kekuasaan raja. Kasta Ksatria dianggap kasta yang mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang tinggi bagi orang yang ada di dalamnya. 3) Kasta Waisya Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di bali juga digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas kepemilikana tanah, sawah dan tempat tinggal.

a)

Petani Kelas Atas Petani karya atas adalah mereka yang mempunyai penghasilan atas sawah atau ladang lebih dari cukup dan bisa di gunakan untuk mencukupi dan menghidupi seluruh keluarga dan saudaranya. petani karya atas ini memiliki sawah lebih dari 5 hektar dan juga memiliki tanah pekarangan beserta halman untuk rumah tempat tinggalnya. Bagi petani karya atas, penggarapan sawah tidak dilakukan sendiri, tetapi dengan cara mempekerjakan buruh tani atau dari kasta sudra.

b)

Petani Kaya Sedang Petani golongan ini mempunyai sawah dengan luas 1-5 hektar atau mempunyai sawah cukup luas, hingga hanya dapat mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri, tetepi untuk mencukupi kebutuhan saudaranya ditangguhkan.

c)

Petani Kaya Bawah Yaitu petani yang hanya mempunyai sawah kurang dari 1 hektar. Petani ini mengolah sendiri sawah mereka, hasilnya sebagai konsumsi pribadi beserta keluarganya.

4) Kasta Sudra Kasta Sudra pada masyarakat bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang dihormati. Golongan kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah pekarangan atau rumah tempat tinggal. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian kasta di bali.

c.

Sistem Kesenian Sistem keseniandi bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian

adat bali. Tari-tarian Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat disukai oleh wisatawan. Tari Legomg merupakan tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari Kecak mengiahkan tentang Bola Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa. Beberapa rumah adat di bali antara lain gapura candi Bentar yang merupakan pintu masuk istana raja. Balai Bengong yaitu tempat peristirahatan raja beserta kori Babetelan yaitu pintu masukuntuk upacara keluarga. Pakaian adat bali pria adalah ilat kepala (destar) kain songket Saput dan sbilah Keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stangen Songket dan selendang, serta memakai hiasan bunga emas da bunga kamboja. d. Sistem Kekerabatan Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia, demikian juga dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya perkawinan. Menurut ajaran adat lama yang banyak dipemgaruhi oleh sistem klanklan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga seklan atau antara warga yang sianggap sederajat dalam kasta. Sementara perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan Bentukar (makadengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri, sebagai warga masyarakat, untuk melakukan

10

perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, perkawinan pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya. Pada umumnya pemuda di bali dapat memperoleh seorang istri dengan dua cara yaitu cara memina kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis.kedua cara tersebut merupakan adat-adat perkawinan di bali. Kedua cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kepada si gadis, guna meminang si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si gadis bahwa si gadis telah di bawa lari untuk di kawinkan. Kemudian diadakan upacara perkawinan dan kunjunga resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang tua si gadis untuk meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis. Setelah menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami istri baru menetap di rumah baru. Sebalikanya ada pula suatu adat perkawinan dimana pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.

e.

Kehidupan Sosial Masyarakat Bali 1) Banjar Merupakan bentuk kesatuan-kesatuan wilayah social yang didasarkan pada kesatuan wilayah. Kesatuan sosial tersebut diperkuat oleh kesatuan adat

11

dan upacara, upacara keagamaan yang keramat. Di daerah pegunungan, sifat keanggotaan banjar hanya terbatas pada yang lahir di wilayah banjar tersebut. Sedangkan di daerah datar, sifat keanggotaanya tidak tertutup dan terbataspada orang-orang asli yang lahir di Banjar itu. Orang dari wilayah lain atau lahir di wilayah lain dan kebatulan menetap di Banjar bersangkutan di pisahkan untuk menjadi anggota (karma Banjar) jika yang bersangkutan menghendaki. Pusat banjar adalah Bale Banjar, di mana warga Banjar bertemu pada hari-hari yang tetap. Banjar di kepalai oleh seorang kepala yang disebut kelai Banjar. Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan dari Banjar sebagai suatu komunitas, tetapi juga lapangan kehidupan beragama. Selain itu, ia juga harus memecahkan masalah yang menyangkut adat. Kadang kalian Banjar juga mengurus hal-hal yang sifatnya berkaitan dengan administrasi pemerintahan. 2) Subak Subak di bali seolah-olah lepas dari Banjar, dan mempunyai kepala sendiri. Orang yang menjadi warga Subak tidak semuanya sama dengan orang yang menjadi anggota Banjar. Warga Subak adalah oemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari bendungn-bendungan yang di urus oles suatu subjek. 3) Sekaa Dalam kehidupan masyarakat bali, ada organisasi-organisasiyang bergerak

12

dalam lapangan kehidupan yang khusus yaitu Seka. Orgsnisasi ini bersifat turun-temurun, tetepi adapula yang bersifat sementara. Ada seka yang fungsinya menyelenggarakan hal-hal atau upacara-upacara yang berkenaan dengan desa, misalnya Seka Baris (perkumpulan tari baris), Seka teruna-teruni, Seka tersebut sifatnya permanen. Dan yang bersifat sementara seperti Seka yang didirikan berdasarkan suatu kebutuhan tertentu, misalnya Seka Memula

(perkumpulan menuai), Seka Gong (perkumpulan gamelan), Seka-seka tersebut biasanya merupakan perkumpulan yang terlepas dari organisasi Banjar maupun desa. 4) Gotong Royong (Ngupoin) Meliputi aktifitas disawah (seperti menanam,menyiangi, memanen, dll) dalam sekitar rumah tangga (memperbaiki atap rumah, dinding rumah, memperbaiki sumur, dll), dalam perayaan-perayaan atau upacara-upacara yangdi adakan oleh suatu keluarga atau dalam peristiw kecelakaan dan kematian, Mgupoin antara individu biasanya dilandasi oleh pengertian bahw bantuan tenaga yang diberikan wajib di balas dengan tenaga juga. 2.3 Objek Wisata Alam Bali Sampai sekarang Bali merupakan daerah tujuan wisata yang utama di Indonesia padahal masih banyak tempat wisata lainnya di Indonesia. Bali memiliki daya tarik tersendiri sebagai daerah wisata, keindahan alam dan seni budayanya berbeda dengan negara lain. Alam pulau Bali yang bersatu dengan kehidupan masyarakatnya yang ramah tamah merupakan salah satu daya tarik

13

bagi wisatawan. Beberapa objek wisata yang ada di Bali antara lain : a. Tanah Lot

Tanah Lot merupakan sebuah objek wisata di Bali. Di Tanah Lot ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari Pura Sad kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi Pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Objek wisata Tanah Lot terletak di desa Beraban Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Di sebelah utara pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan

(melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset itu. b. Tanjung Benoa Tanjung Benoa merupakan pantai berpasir putih. Di tempat ini wisatawan disuguhi beraneka water sport, misalnya : Banana boat, para celing, diving, speed boad. Tempat ini wisatawan juga dapat berkunjung ke Pulau Penyu, yaitu sebuah pulau kecil yang terdapat berbagai macam penyu, dari ukuran yang paling kecil sampai yang paling besar. Selain itu ditempat ini wisatawan juga dapat menguji

14

diri dengan olahraga memacu adrenalin. Menurut masyarakat setempat di Pulau Penyu hidup seekor penyu berkepala manusia dan dianggap kramat oleh masyarakat Bali. Untuk dapat mencapai Pulau Penyu kita dapat menyewa perahu motor yang tersedia dengan membayar uang sewa yang lumayan menguras kantong kita sebagai pelajar, dan dengan waktu yang telah ditentukan. Selain itu Tanjung Benoa Nusa Dua juga dapat berbagai fasilitas antara lain restaurant dan hotel. c. Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal di Bali, I Nyoman Nuarta patung ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia. Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa pelindung yang mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat dikisah Garuda dan kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu. Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang mengenai jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung GWK ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan leher 60 meter.

15

d. Pantai Kuta Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Denpasar, Ibukota Bali, Indonesia. Pantai Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisatawan turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan pantai. Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran, dan tempat pemandian serta jemur diri, selain keindahan pantainya, Pantai Kuta juga menawarkan berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai menuju Pantai Legian. Pantai ini juga memiliki ombak yang sangat bagus untuk olahraga surfing, terutama bagi peselancar pemula. e. Pantai Sanur

Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancong pariwisata yang terkenal di Pulau Bali. Tempat ini letaknya persis di sebelah timur kota Denpasar, Ibukota Bali. Sanur berada di Kabupaten Badung. Pantai Sanur adalah lokasi utama untuk berselancar (surfing), ombak pantai Sanur sudah termasyhur diantara para wisata mancanegara. Tak jauh dari lepas pantai Sanur terdapat juga lokasi wisata selam (Snorkeling) karena kondisinya yang ramah, lokasi selam ini dapat digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian. Pantai ini juga dikenal sebagai sunrise beach (pantai matahari terbit) sebagai lawan dari Pantai Kuta.

16

f.

Danau Bedugul Danau ini terletak di desa Cani Kuning Kecamatan Batuniti Kabupaten

daerah tingkat dua Tabanan. Karena di kaki bukit pada ketinggian 1.240 m diatas permukaan laut, sehingga daerah tersebut mempunyai suhu cukup dingin dan suhu rata-rata pada malam hari mencapai 180C dan suhu siang hari mencapai 240C. Bedugul terletak 29 km dari kota Denpasar, menuju arah utara dengan jalan menuju Singaraja. Bedugul terletak di pegunungan di pinggir danau peretan dengan dikelilingi oleh dusun-dusun di sekitarnya, seperti taman tunda, bukit mungsu, tandi kuning dan kembang merta. Setiap satu tahun sekali di Bedugul diadakan upacara Makelem, yaitu upacara membuang sesaji berupa kambing dan angsa sebagai upacara terima kasih kepada Tuhan karena daerah ini mempunyai tanah yang subur sehingga dapat menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan. Danau Bedugul merupakan sebuah danau yang indah. Danau ini sangat luas dan udaranya sangat sejuk. Di tempat ini terdapat tempat penyewaan jet sky yang dapat digunakan untuk mengelilingi danau Bedugul. Di tempat ini terdapat pertokoan atau pusat perbelanjaan yang menjual souvenir-souvenir dan pakaian khas Bali. Bedugul juga merupakan salah satu objek wisata yang banyak diminati wisatawan. g. Art Center

Art Center merupakan bangunan yang cukup besar, bangunan ini biasa digunakan untuk pementasan seni tari kecak dan tari barong. Art Center terletak di Denpasar bagian timur.

17

Salah satu keunggulan dari Art Center ini adalah banyaknya para senimanseniman, baik yang muda atau tua dari Bali yang memerankan karya karya seni mereka. Mayoritas hasil kerajinan dari para seniman berupa kerajinan perak yang harganya sangat mahal, selain itu juga terdapat kerajinan patung yang terbuat dari kayu. h. Alas Kedaton Alas Kedaton atau sering disebut juga hutan Sangeh ini terletak di Kabupaten Badung. Hutan ini luasnya sekitar 10 Ha dan merupakan hutan cagar alam yang dilindungi. Karena di hutan ini terdapat beribu-ribu kera yang menempati hutan ini, dan juga terdapat pohon-pohon yang besar dan usianya sangat tua. Didalam hutan Sangeh terdapat 4 macam pura yang tempatnya terpisah-pisah Diantaranya yaitu : 1. Pura Pule, Pura ini terdapat di depan jalan masuk hutan Sangeh 2. Pura Tifta, pura ini berada di pinggir hutan Sangeh bagian timur. 3. Pura Melintang, pura ini terdapat tepat di tengah-tengah hutan Sangeh. 4. Pura Bukit Sari, pura ini berada di pinggir hutan Sangeh bagian barat. Apabila pengunjung memasuki hutan Sangeh, para pengunjung akan disambut oleh sekawanan kera yang mengharapkan makanan dari para pengunjung. Kerakera itu dianggap keramat dan selain kera juga terdapat kelelawar yang hidup di pohon-pohon.

18

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan Setelah menyusun karya tulis ini, penulis menyimpulkan : 1. Pulau Bali sangat terkenal di dunia internasional karena memiliki keindahan alam dan seni budaya yang sangat menarik, serta masyarakat Pulau Bali dapat bersatu dengan alam Pulau Bali. 2. Meskipun Bali banyak dimasuki oleh orang asing, tetapi masyarakat Pulau Bali dapat terus menjaga kebudayaan asli mereka. 3. Obyek-obyek wisata Pulau Bali sangat menarik dan ramai pengunjung, wisatawan tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara. 4. Pulau Bali merupakan obyek wisata alam yang sangat menawan, tidak ketinggalan pula wisata belanjanya yang menjajakan hasil seni kerajinan dari daerahnya. 5. Pulau Bali merupakan aset daerah yang dapat menambah devisa negara, karena Bali tidak pernah sepi pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.

19

3.2 Saran Setelah mengetahui hasil observasi, penulis menyarankan : 1. Hendaknya pemerintah Bali dan masyarakat Bali menjaga kebudayaan Bali yang merupakan bagian dari warisan leluhur bangsa Indonesia. 2. Mempromosikan obyek wisata yang ada di Pulau Bali agar wisatawan mancanegara datang ke Indonesia dan dapat menambah devisa negara. 3. Pemerintah Bali dan masyarakat Bali hendaknya menjaga keamanan Pulau Bali, agar wisatawan dari dalam maupun luar negeri merasa tenang jika berkunjung ke Bali.

20

Anda mungkin juga menyukai