Anda di halaman 1dari 4

KEANEKARAGAMAN BALI

Bali atau Pulau Dewata adalah salah satu pulau terkenal di dunia. Bali terkenal dengan
keindahan alamnya. Bali merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Kecil dengan ibukota
Denpasar. Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur dan Selat Bali di sebelah barat, Laut
Bali di sebelah utara, Samudera Hindia di sebelah selatan, dan Selat Lombok di sebelah
timur.

Suku
Suku di Bali terbagi menjadi dua bagian yaitu suku Aga Bali yang merupakan penduduk asli
Bali yang sebagian besar tinggal di daerah Trunyan. Kemudian ada suku Majapahit Bali
yang merupakan penganut Hindu Bali atau keturunan Bali dari Kerajaan Majapahit. Budaya
Bali bisa dikatakan statis atau primitif, karena masyarakatnya sangat khas dalam
mempertahankan budaya leluhurnya.

Agama
Mayoritas masyarakat Bali percaya pada agama Hindu. Hindu menyumbang sekitar 95%,
sedangkan Islam, Kristen, Katolik dan Konghucu menyumbang 5%. Tujuan hidup agama
Hindu adalah mencapai keseimbangan dan ketentraman dalam hidup lahir batin. Umat
Hindu mempercayai keberadaan Tuhan dalam bentuk konseptual Trimurti, yaitu wujud
Brahmana (pencipta), wujud Wisnu (pelindung dan pemelihara) dan wujud Siwa (perusak).

Tempat yang banyak ditemui umat Hindu di Bali disebut Pura. Menurut keadaan ekonomi
masyarakat, Pura biasanya muncul dalam berbagai bentuk di rumah-rumah masyarakat
Hindu di Bali. Pada saat yang sama, tempat pemujaan leluhur disebut Sangga. Kitab suci
Hindu adalah Weda yang berasal dari India.

Upacara Adat
● Upacara Ngaben
Upacara ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali yang dipercaya
oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk menyempurnakan jenazah kembali
ke Sang Pencipta. Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yaitu: Ngaben sawa
Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana
dilakukan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung.
Sementara itu, Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih
dahulu. Terakhir, upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di
luar daerah atau yang jasadnya tidak ditemukan.
● Upacara Melasti
Upacara Melasti merupakan upacara pensucian baik untuk diri serta benda sakral
milik Pura. Dalam kepercayaan agama Hindu sumber air seperti danau, laut maupun
mata air merupakan sumber kehidupan atau tirta amerta. Dalam acara ini,
masyarakat berbondong-bondong menuju laut atau sumber air dengan berpakaian
putih serta membawa perlengkapan persembahyangan dan biasanya mengusung
pratima, benda atau patung yang disakralkan untuk dibersihkan secara sekala dan
niskala.
Tujuan dari upacara ini adalah meningkatkan bhakti pada para Dewa dan manifestasi
Tuhan serta meningkatkan kesadaran umat Hindu agar mengembalikan kelestarian
lingkungan. Jika ingin menyaksikan upacara adat ini, datanglah 3 atau 4 hari
sebelum perayaan Nyepi dilaksanakan dan menginap di hotel-hotel yang
berdekatan dengan kuil Hindu yang cukup besar seperti di Kuta atau Uluwatu.

● Hari Raya Saraswati


Hari Raya Saraswati adalah hari raya untuk merayakan ilmu pengetahuan. Pada hari
raya ini, umat Hindu Bali biasanya melakukan upacara khusus untuk memuja atau
mengagungkan Dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan di bumi
hingga membuat semua orang di dunia menjadi pintar dan terpelajar. Semua yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti buku dan kitab didoakan dalam
upacara Saraswati. Tak hanya itu, biasanya ditampilkan pula pentas tari dan
pembacaan cerita hingga semalam suntuk

● Hari Raya Galungan


Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti ‘Menang’. Sesuai dengan asal
namanya, upacara adat di Bali yang satu ini bertujuan merayakan kemenangan
melawan kejahatan. Selain itu, upacara Galungan juga digelar untuk memperingati
terciptanya alam semesta beserta isinya. Rangkaian hari raya Galungan sudah
berlangsung sekitar 25 hari sebelum hari raya Galungan. Setiap 210 hari perhitungan
kalender Bali, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan.

● Upacara Mepandes
Dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesuguh, upacara adat Mepandes
dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Dalam Upacara
Mepandes ini, 6 buah gigi taring bagian atas anak-anak yang beranjak dewasa akan
dikikis. Upacara pemotongan gigi ini digelar dengan tujuan untuk menghilangkan
nafsu buruk seperti keserakahan, kecemburuan, marah, dan sebagainya.

● Upacara Ngerupuk
Upacara Ngerupuk dilakukan tepat sehari sebelum hari Nyepi tiba dan masyarakat
wajib melakukan persembahan kepada Bhuta Kala, dengan tujuan mengusir Bhuta
Kala agar tidak menggangu kehidupan manusia saat sedang melakukan brata
penyepian. Ritual dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah serta
pekarangan dengan mesiu, dan memukul benda hingga menimbulkan suara gaduh.
Setelah ritual adat di Bali ini selesai, biasanya akan ada pawai ogoh-ogoh yang
diarak bersama obor mengelilingi kawasan tinggal warga.
● Uapacara Tumpek Landep
Tumpek Landep merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk
menyucikan senjata dan peralatan yang dimiliki, dengan sesaji dan doa-doa.
Upacara ini akan dipimpin oleh pemuka adat, dan dilakukan di Pura yang dianggap
sakral dan memiliki lokasi yang tepat.Seluruh senjata dan peralatan milik masyarakat
yang disucikan diharapkan dapat memberikan keberkahan bagi para pemilik senjata
dan peralatan tersebut.

Bahasa
Kebanyakan orang Bali berbicara bahasa Bali dan Indonesia, dan bahkan sebagian besar
orang Bali berbicara dwibahasa atau tiga bahasa. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga, dan
bahasa lain adalah bahasa utama Bali yang dibutuhkan oleh industri pariwisata. Ada 2 jenis
bahasa Bali, yaitu bahasa Aga dan bahasa Bali Majapahit, yang terakhir adalah pengucapan
bahasa Bali yang lebih kental (biasanya digunakan oleh Sudra), dan Brahmana Majapahit
adalah Brahman, Ksatrian dan Waisya.

Kesenian

● Kemasyarakatan Masyarakat Bali memiliki kesatuan hidup


yang meliputi dua pengertian desa, yaitu: desa adat dan pelayanan desa
(administratif). Keduanya merupakan kesatuan wilayah, tetapi desa adat terkait
dengan agama atau adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah unit administrasi.
Kegiatan pedesaan tradisional dipusatkan di bidang tradisi dan upacara keagamaan,
sedangkan Desa dinas terkonsentrasi pada bidang administrasi, pemerintahan dan
pembangunan.

● Kesenian Kesenian Bali tidak bisa diukur


dengan ragam kesenian yang dimilikinya. Bahkan sebagian orang Bali hidup dari
seni, seperti seni pahat, lukis, teater, tari dan musik. Seni tari dan budaya Bali
biasanya dibagi menjadi tiga kategori, antara lain seni tari perwalian atau tari yang
hanya dibawakan dalam kegiatan sakral, dan seni tari Bali atau pertunjukan yang
biasa digunakan dalam upacara-upacara, dan sering ditampilkan untuk menyambut
mereka yang datang ke Bali. Di Bali salah satu tarian yang populer di kalangan
wisatawan adalah tari Kecak dan alat musik tradisional Bali adalah Gamelan, Jegog
dan Genggong.

● Makanan Khas Makanan di Bali banyak sekali, dan


makanan Bali biasanya dimasak dengan berbagai macam bumbu, sehingga ketika
kita mencicipi makanan asli Bali, rasa dari campuran rempah-rempah tersebut
sangat kentara. Setiap daerah di Bali memiliki makanan khasnya masing-masing,
seperti masakan tradisional Padang, ayam jejeruk, ayam sate, lawar kuwir dan jukut
ares. Di kawasan Denpasar, Anda bisa menemukan ayam betutu, selai bali dan
masih banyak lagi masakan lainnya.

● Rumah Tradisional Bali Rumah adat Bali merupakan


penerapan dari filosofi keberadaan masyarakat Bali. Tiga aspek yang harus
diterapkan di dalamnya, aspek pawongan (orang yang menjadi penghuni rumah),
kelemahan (lokasi atau lingkungan) dan aspek parahyangan. Mereka yakin bahwa
motivasi hidup akan menjaga keharmonisan hubungan dalam ketiga aspek tersebut.
Oleh karena itu dalam pembangunan rumah masyarakat Bali harus memperhatikan
aspek-aspek tersebut atau yang biasa dikenal dengan Tri Hita Karana. Biasanya
bangunan atau bangunan tradisional Bali selalu penuh dengan ornamen dekoratif,
seperti ukiran yang kontras dan berwarna natural. Arsitektur rumah tradisional Bali
terbagi menjadi banyak bangunan kecil dalam satu area dan dihubungkan dengan
tembok di sekitarnya.
Selain sebagai hiasan mereka juga menjelaskan bahwa aspek tersebut memiliki arti
tertentu untuk mengungkapkan rasa terimakasih kepada penciptanya, juga sebagai
simbol ritual seperti patung.

Anda mungkin juga menyukai