Anda di halaman 1dari 30

Geografi :

Suku Bali / Bali Aga:

Bag 1 :

1. Daya tarik (jika dijadikan obyek wisata)sertai gambar/foto/video

Daerah wisata Bali memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Hingga saat ini, Pulau
Bali masih menjadi salah satu destinasi wisata Indonesia yang menarik wisatawan lokal maupun
internasional.

keindahan alam Bali masih menjadi daya tarik yang sama kuatnya dengan keragaman
budayanya.

Dari segi masyarakatnya, Bali didiami oleh suku bangsa Bali. Suku ini terbagi dua, yaitu
masyarakat Bali Aga dan masyarakat Bali Majapahit.

Bali Aga berarti Bali pegunungan atau disebut Bali asli. Sedangkan Bali majapahit mendiami
daerah dataran rendah di bagian selatan Pulau Bali.

Suku Bali adalah suku bangsa mayoritas di pulau Bali, yang menggunakan bahasa Bali dan
mengikuti budaya Bali. Menurut hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, ada kurang lebih 3,9
juta orang Bali di Indonesia. Sekitar 3,3 juta orang Bali tinggal di Provinsi Bali dan sisanya
terdapat di Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Lampung, Bengkulu dan daerah penempatan
transmigrasi asal Bali lainnya.

Keunggulan Objek Alam

Bali dianugerahi alam yang indah dan bervariatif, mulai dari pantai, laut, sungai, danau, gunung,
dan hutan. Semua objek alam tersebut berpotensi menjadi objek wisata.

Salah satu objek wisata alam yang menarik di Bali, yaitu pantai. Pulau Dewata ini sangat
terkenal dengan keindahan pantainya. Contohnya, Pantai Kuta dan Pantai Sanur yang sering
dikunjungi wisatawan.

Selain itu, terdapat juga Tanjung Benoa Bali yang menjadi tempat wisata untuk melakukan
beraneka olahraga dan rekreasi air. Misalnya, snorkeling, parasailing, dan diving.

Objek wisata alam lain yang menarik, yakni keindahan panorama Gunung Batur dan Danau
Batur. Letaknya berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Di sebelah barat Danau Batur terdapat tempat wisata penting lainnya, yaitu Bedugul. Tempat
tersebut memiliki kawah dan danau dengan pepohonan yang menghijau.

Keunggulan Objek Budaya


Objek wisata yang tidak kalah menarik, yaitu budaya masyarakatnya. Kehidupan masyarakat
Bali sangat erat dengan agama Hindu. Setiap upacara keagamaannya memiliki ritual yang sangat
khas. Pura merupakan tempat ibadah umat Hindu dan tersebar di seluruh pelosok Bali. Oleh
karena itu, Bali juga memiliki julukan Pulau Seribu Pura. Di antara pura yang menarik, yaitu
Pura Besakih, Pura Tanah Lot, dan Pura Uluwatu.

Sebagai desa tujuan wisata yang utama di Indonesia, berbagai desa di Bali juga berkembang
menjadi desa wisata. Adapun desa wisata yang menarik di Bali ialah Desa Baha dan Desa
Trunyan.

Selain objek budaya yang berupa bangunan, Bali juga terkenal dengan keseniannya. Contohnya,
seni tari, seni lukis, seni rupa, dan berbagai upacara adat atau upacara keagamaan.

https://kumparan.com/kabar-harian/daya-tarik-daerah-wisata-bali-mulai-dari-keindahan-alam-hin
gga-keragaman-budaya-1wnjR4zcUC7

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Bali

2. Menjabarkan karakteristik sosial secara umum suku bangsa tersebut

Kehidupan sosial masyarakat di Bali dan kebudayaannya sangatlah lekat yang terpengaruh oleh
Agama Hindu, namun sebagai kearifan lokal dijelaskan bahwa Agama Hindu yang berkembang
di Bali dalam sejarah dan raja kerajaan Bali oleh Senopatih Ardi Senggoro Macan dalam
artikelnya di Fb disebutkan sudah bercampur dengan unsur budaya asli.

Selain itu, masyarakat Bali juga mengenal dewa-dewa setempat, seperti dewa air dan dewa
gunung (di Jawa kiranya sejajar dengan krama Desa Adat). Di bawah desa, mereka juga memuja
roh nenek moyang dan cikal bakal. Upacara penghormatan leluhur disebut Pitra Yadnya.

https://sejarahharirayahindu.blogspot.com/2015/10/kehidupan-sosial-budaya-masyarakat-bali.ht
ml

3. Menjelaskan karakteristik kondisi geografisnya secara umum tentang suku bangsa


tersebut

● Terbentang di tengah-tengah Pulau Bali adalah pegunungan yang memanjang dari barat
ke timur. Sepanjang pegunungan ini ada beberapa gunung yang merupakan puncaknya
yaitu Gunung Merbuk (1.386 m), Gunung Patas (1.414 m), Gunung Watukaru (2.276 m),
Gunung Pahen (2.069 m), Gunung Penggilingan (2.098 m), Gunung Batur (1.717 m),
Gunung Agung (3.140 m), dan Gunung Seraya (1.174 m). Gunung Batur dan Gunung
Agung adalah gunung berapi yang masih aktif.

Dibagian selatan Pulau Bali terdapat semenanjung bukit yang tingginya 202 m.
Sedangkan Pulau Nusa Penida yang merupakan perbukitan kapur dan puncak tertinggi
yaitu 529 m.
Di tengah-tengah Pulau Bali terdapat tiga buah danau, masing-masing Danau Beratan
dengan luas ± 370 ha, Danau Tamblingan dengan luas ± 110 ha. Di sebelah timur terdapat
danau yang ber kepundan yaitu Danau Batur, luasnya ± 1.718,75 ha.

Dari pegunungan yang memanjang ini mengalirlah sungai-sungai kea rah selatan dan
utara tetapi yang ke selatan lebih panjang daripada yang ke utara. Sungai-sungai ini ada
yang bersifat permanen yang mengalirkan air sepanjang tahun dan ada yang bersifat
intermittent yang hanya mengalirkan air pada musim hujan saja.

http://mesaenimerosis.blogspot.com/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html

4. Menampilkan peta suku bangsa yang telah dipilih

Bag 2 :

1. Memberikan 1 Contoh sistem religi

Kepercayaan Terhadap Penjelmaan Tuhan Kepercayaan kepada Tuhan dalam agama Hindu
disebut Brahman. Kalimat Brahman dalam bahasa Hindu lama (Sanskerta) yaitu nama bagi
Tuhan yang wujud dengan sendirinya, Maha Esa dan Maha Kuasa yang bersifat azali.
Masyarakat Bali menyebut Tuhan dengan nama Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan berbagai
penjelasannya.. Salah satu penjelmaan Ida Sanghyang Widhi Wasa adalah sebagai Dewa
Matahari (Surya Sewana). Di Bali dikenal satu bait sastra yang intinya digunakan sebagai slogan
lambang negara Indonesia, yaitu “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Manggrua”, yang
bermakna meskipun berbeda namun tetap satu jua, tiada duanya. Pandangan ini merupakan
bantahan terhadap penilaian sementara orang bahwa agama Hindu memuja banyak Tuhan.
Upacara Melasti, Dilakukan setiap tahun sekali sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi
di Bali, upacara Melasti bertujuan sebagai penyucian diri bagi penduduk pemeluk agama Hindu.
Selama upacara adat di Bali yang diadakan tiga sampai empat hari menjelang Nyepi ini, para
penduduk mendatangi beberapa sumber mata air sakral seperti danau, mata air, dan laut yang
dipercaya menyimpan mata air kehidupan dan menyucikan diri dengan mengambil tirta amertha
(keabadian). Pada saat upacara adat di Bali satu ini berlangsung, pemangku Hindu akan
memercik air suci ke kepala setiap penduduk agar membersihkan semua kotoran dan hal buruk
dalam tubuh sehingga jiwa dan raga kembali suci. Untuk menjadi bagian dalam acara adat ini,
kamu bisa memilih menginap di hotel-hotel yang berdekatan dengan kuil Hindu besar sekitaran
daerah Kuta atau Uluwatu.

2. Memberikan 1 Contoh Sistem Pengetahuan

Melalui media bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno masyarakat Bali memiliki berbagai sistem
pengetahuan yang bersumber dari Agama Hindu dan budaya India, antara lain sistem pengobatan
(ausadha), pembangunan rumah (hastakosalakosali dan hastabhumi) dan lain-lain.
Banjar atau bisa disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-kesatuan sosial yang
didasarkan atas kesatuan wilayah.

Kesatuan sosial tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar dikepalai
oleh kelian banjar yang bertugas sebagai menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan
sosial dan keagamaan,tetapi sering kali juga harus memecahkan soal-soal yang mencakup hukum
adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.

Bag 3 :

1. Memberikan 1 Contoh Sistem kesenian


Kesenian Bali merupakan salah satu daya tarik besar yang membuat Bali dicintai banyak sekali
wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.

Sistem ini (kesenian Bali) walaupun tidak bisa dirunut asalnya secara pasti namun adanya
pertunjukkan wayang kulit yang oleh Brandes disebut sebagai kesenian asli Indonesia, di India
selatan kita jumpai seni yang disebut Kathakali yang mirip dengan wayang kulit yang
dipentaskan baik malam maupun siang hari (seperti wayang lemah), demikian pula pementasan
cerita Ramayana, dan Bhimakumara seperti disebutkan dalam prasasti Jaha di Jawa Tengah
bersumber kepada Ramayana dan Mahabharata yang di India disebut Ramalila dan
Mahabharatalila atau Krishnalila. Beberapa tari lepas di Bali tampak seperti Bharatnatyam di
India. Dalam seni arsitektur, struktur bangunan yang disebut Meru dapat dijumpai di Nepal dan
di India utara.
Contoh :

1. Tari Kecak

Tari kecak merupakan pertunjukkan seni khas Bali yang menggabungkan drama dan tari. tari
Kecak memiliki makna berupa kisah Ramayana. Tari Kecak menggambarkan kisah penculikan
Dewi Sinta oleh Rahwana, kemudian Rama berusaha membebaskan istrinya tersebut dengan
berbagai cara.

Keunikan tari Kecak adalah ditampilkan tanpa iringan alat musik. Sepanjang tarian, para penari
yang berjumlah sekitar 70 orang akan duduk melingkar sambil melantunkan 'cak cak cak', yang
kemudian menjadi asal-usul nama tari Kecak. Tari Kecak sendiri diinisiasi oleh dua tokoh yakni
Wayan Limbak yang merupakan penari Bali dan Walter Spies, seorang seniman lukis asal Jerman
yang ingin menyajikan kisah Ramayana dalam bentuk tarian.

Posisi lingkaran tersebut menggambarkan pasukan kera yang dipimpin oleh Dewa Hanoman
membantu Rama ketika melawan Rahwana demi membebaskan Dewi Sinta. Tarian ini sejatinya
memiliki makna dan filosofi yang berkaitan dengan agama Hindu. Tetapi tarian ini juga boleh
dipertunjukkan sebagai hiburan dan menjadi salah satu pertunjukan favorit turis.

2. Memberikan 1 Contoh Teknologi

Di Bali terdapat sekitar 1.482 subak dan subak abian sekitar 698 subak merupakan salah satu
lembaga tradisional yang merupakan satu kesatuan para pemilik atau penggarap sawah yang
menerima air irigasi dari satu sumber air di bendungan tertentu. subak adalah satu kesatuan
ekonomi, sosial dan keagamaan. Jenis kendaraan di Bali antara lain : Dokar, kendaraan
menggunakan kuda sebagai penarik ojek, taksi sepeda motor, bemo, melayani antar kota, taksi,
bus dan lain-lain

Bag 4 :

1. Menarik kesimpulan dari ekonomi kreatif bidang pariwisata ( Something to do , buy


, see )

Seperti yang kita ketahui ekonomi kreatif di Bali berkembang sangat pesat salah satunya di
bidang wisata. Karena Bali terkenal dengan alamnya yang indah bukan hanya pantai tapi juga
bangunan dan kebudayaan yang menarik hati wisatawan lokal maupun mancanegara. Tempat
suci serta alamnya yang indah sangat mendukung bali sebagai dinasti wisata spiritual kelas
dunia. Dalam 5 tahun terakhir bali telah berkembang sebagai wisata spiritual.
Something To Do :
- Rafting , Berwisata sambil mencari tempat rafting di Bali memang sangatlah mudah.
Seperti yang diketahui,

Bali merupakan salah satu tempat yang memiliki banyak sekali potensi wisata, baik
wisata alam maupun wisata buatan yang sangat sayang jika dilewatkan. Saking
banyaknya tempat wisata di wilayah ini, tidak heran jika Bali menjadi icon wisata di
Indonesia yang sudah sangat terkenal hingga penjuru dunia.

Dari banyaknya wisata yang tersedia di Bali, rafting menjadi salah satu kegiatan favorit
para wisatawan yang suka aktivitas menatang. Rafting sendiri merupakan sebuah
olahraga air tawar, dimana para pengunjungnya akan di ajak untuk mengarungi aliran
sungai yang tentu sangat menantang. Bagi Anda yang suka olahraga rafting, berikut
rekomendasi tempt untuk rafting di Bali yang sangat luar biasa.

Something To Buy :
- Menjadi destinasi wisata yang sangat populer, wisatawan yang pergi ke Bali selalu ingin
membeli sesuatu untuk mengingat waktu mereka di pulau itu, dan ada begitu banyak
oleh-oleh atau barang bagus untuk dibeli di Bali, Harga barang yang terjangkau di Bali
memastikan para shopaholic akan bersenang-senang jika Anda tahu apa yang harus dibeli
dan dari mana membelinya. Dari perhiasan buatan tangan hingga tenun ikat dan batik,
hingga kopi dan cokelat Bali yang terkenal, selalu ada sesuatu untuk semua orang di sini.
Pada artikel ini, kami akan fokus pada apa yang harus dibeli di Bali.

Batik merupakan salah satu ciri fashion ala Indonesia dengan beragam motif dan juga makna di
dalamnya. Saat ini ada banyak macam batik dan hampir setiap daerah memiliki corak khas
masing-masing. Misalnya saja batik Bali, yang merupakan salah satu icon khas dari turis untuk
dibawa ke asalnya masing-masing. Perkembangan batik Bali juga terhitung sangat cepat. Ini
karena permintaan dari peminatnya yang semakin tinggi dari dalam dan luar negeri. Pada
awalnya masyarakat Bali membuat batik secara kelompok atau individual dengan pola yang
diturunkan oleh leluhur atau kreasi sendiri. Sehingga batik Bali tulis ini pun berkembang secara
lokal saja dan karena prosesnya lama jadi tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Kemudian,
baru pada tahun 1970 barulah diperkenalkan teknik cap dengan peralatan tradisional atau manual
oleh Pande Ketut Krisna.

Batik Singo Barong


Seperti namanya, motif batik Bali ini ditandai dengan kehadiran corak kepala barong yang khas
dengan seringai serta taring tajamnya. Tampilan menyeramkan dari makhluk mitos bernama
Barong ini, ketika diimplementasikan dalam bentuk karya batik hasilnya cantik dan unik. Tidak
heran jika motif ini menjadi yang paling banyak dicari dan menjadi ikon khas setelah
mengunjungi Bali. Apalagi batik Bali ini memiliki makna kekuatan, keperkasaan dan penolak
hal-hal buruk bagi pemilik atau pemakainya.

Something To See :
- Bali merupakan kota yang memiliki keindahan alam yang indah, jadi jelas banyak sekali
pilihan pilihan tempat / destinasi wisata yang bisa kunjungi dan nikmati contohnya adalah
: Pura, Bali adalah pulau yang didominasi Hindu yang dihiasi dengan beberapa pura yang
benar-benar menakjubkan, jadi ikuti kereta musik budaya dan kunjungi beberapa. Satu
yang tidak boleh dilewatkan adalah Pura Tanah Lot, sebuah pura laut yang bertengger di
bebatuan yang menghadap ke laut – menakjubkan saat matahari terbit atau terbenam.
Favorit kami lainnya termasuk Ulun Danu Beratan (pura terapung di tengah danau) dan
Pura Besakih yang menjulang ke langit.

B.) Sej Minat :


1. Cari teori demokrasi dan budaya

Demokrasi :
- Secara etimologi, kata demokrasi berasal dari Bahasa Yunani “demos” berarti rakyat, dan
“kratos” yang berarti kekuasaan atau berkuasa. Dengan demikian demokrasi artinya
pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan
dijalankan langsung oleh mereka atau wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem
pemilihan bebas. Demokrasi merupakan asas dan sistem yang paling baik di dalam sistem
politik dan ketatanegaraan kiranya tidak dapat dibantah. khazanah pemikiran dan pra
reformasi politik diberbagai negara sampai pada satu titik temu tentang ini: demokrasi
adalah pilihan terbaik dari berbagai pilihan lainya.

Demokrasi dan Demokrasi Pancasila adalah dua konsep yang terkait namun memiliki perbedaan
dalam konteks Indonesia. Berikut adalah hubungan antara keduanya:

Demokrasi: Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan berada di tangan rakyat.
Dalam demokrasi, warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan politik, baik melalui pemilihan umum, partisipasi dalam organisasi politik, maupun
melalui kebebasan berekspresi dan berkumpul. Prinsip dasar demokrasi adalah kebebasan,
kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Demokrasi Pancasila: Demokrasi Pancasila adalah konsep demokrasi yang berlandaskan pada
ideologi Pancasila, dasar negara Indonesia. Pancasila adalah ideologi yang terdiri dari lima sila,
yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Demokrasi Pancasila menggabungkan
prinsip demokrasi dengan nilai-nilai Pancasila, yang mencakup aspek agama, persatuan, dan
keadilan sosial.
Hubungan antara demokrasi dan Demokrasi Pancasila adalah bahwa Demokrasi Pancasila adalah
implementasi konsep demokrasi di Indonesia yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Ini berarti
bahwa dalam konteks Indonesia, demokrasi dijalankan dengan mengacu pada nilai-nilai
Pancasila, seperti persatuan, keadilan sosial, dan ketuhanan yang diakui dalam berbagai agama.
Dalam praktiknya, Demokrasi Pancasila mencerminkan adaptasi dan kontekstualisasi demokrasi
di Indonesia sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
Konsep ini mencerminkan upaya untuk mencapai demokrasi yang berlandaskan pada kearifan
lokal dan memperhatikan kekhasan budaya Indonesia.

BAB II TEORI DEMOKRASI, NEGARA HUKUM DAN ETIKA A. Teori Demokrasi 1.


Pengertian Demokrasi Secara etimologi, kata demokrasi beras

Budaya :
- Teori kebudayaan adalah usaha konseptual untuk memahami bagaimana manusia
menggunakan kebudayaan untuk melangsungkan kehidupannya dalam kelompok,
mempertahankan kehidupannya melalui penggarapan lingkungan alam dan memelihara
keseimbangannya dengan dunia supranatural.

2. Sejarah dari budaya (akar budayanya/awal mula)

Sejarah budaya Bali memiliki akar yang kaya dan panjang, dipengaruhi oleh berbagai peristiwa
sejarah, migrasi, serta pertukaran budaya. Berikut adalah ikhtisar singkat mengenai sejarah
budaya Bali:

Periode Prasejarah: Bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia telah tinggal di Bali sejak
zaman prasejarah, sekitar 4.000-2.000 SM. Pada periode ini, masyarakat Bali masih hidup dalam
pola kehidupan pemburu-pengumpul dan pertanian sederhana.

Pengaruh Hindu-Buddha: Pada abad ke-1 M, pengaruh Hindu dan Buddha dari India mulai
masuk ke Bali melalui perdagangan dan penyebaran agama. Agama Hindu-Buddha membawa
pengaruh yang kuat dalam seni, arsitektur, serta sistem kepercayaan dan praktik keagamaan.
Kerajaan Bali Kuno: Pada abad ke-10 hingga ke-14, Bali diperintah oleh beberapa kerajaan
Hindu-Buddha yang penting, seperti Kerajaan Warmadewa dan Kerajaan Gelgel. Pada masa ini,
seni dan arsitektur Bali berkembang pesat, termasuk pembangunan kuil-kuil yang megah seperti
Pura Besakih.
Penyebaran Agama Islam: Pada abad ke-15, pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia,
termasuk Bali. Meskipun sebagian penduduk Bali memeluk Islam, mayoritas penduduk tetap
mempertahankan keyakinan Hindu mereka. Periode Kolonial: Pada abad ke-19, Belanda
memasuki Bali dan menjadikannya bagian dari Hindia Belanda. Penjajahan Belanda berlangsung
hingga tahun 1942 ketika Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II. Kemerdekaan dan
Perkembangan Budaya: Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Bali menjadi bagian
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada periode ini, seni dan budaya Bali terus
berkembang dan menjadi daya tarik pariwisata yang signifikan.

https://www.atmago.com/berita-warga/asal-usul-sejarah-pulau-bali_a2d85a5a-f6c9-4a2c-abd1-a7
2d7c6456e8

Sejarah :

3. Keberlanjutan dari budaya itu sampai masa kini

Budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur, jika dilestarikan sampai sekarang ini tentu akan
menjadi sebuah tradisi unik, seperti yang kita banyak temukan di wilayah Indonesia termasuk
juga Bali, warisan atau peninggalan budaya masa lampau tersebut, yang banyak berasal dari
warisan Bali kuno.

Budaya dan tradisi yang diwariskan tersebut terkadang menjadi salah salah satu cara hidup
sekelompok masyarakat yang masih tradisional dan menjadi sesuatu hal yang sangat menarik
untuk diketahui, tidak hanya bagi wisatawan, bahkan juga bagi warga lokal.
Sejumlah tradisi unik yang disuguhkan menjadi sebuah atraksi dan sebagai suguhan bagi
wisatawan yang liburan ke pulau Bali. Budaya serta tradisi unik tersebut masih bisa berkembang
dan dilestarikan sampai sekarang ini sangat berkaitan dengan keyakinan masyarakat akan ritual
atau prosesi yang terbungkus dalam sebuah tradisi.

Masa Kini: Saat ini, budaya Bali tetap menjadi aset penting dalam identitas Bali. Pariwisata
menjadi sektor ekonomi yang penting, di mana budaya Bali seperti tari, musik, seni rupa, dan
kehidupan adat terus menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal dan internasional. Sejarah
budaya Bali sangat dipengaruhi oleh faktor agama, migrasi, dan interaksi dengan budaya lainnya.
Budaya Bali yang kaya dan beragam terus berkembang dan menjadi bagian integral dari
kehidupan masyarakat Bali hingga saat ini.

4. Dinamika demokrasi di dalam budaya masyarakat sesuai lokalitasnya (peristiwa


yang ada di setiap waktunya)
Dinamika demokrasi dalam budaya masyarakat Bali juga mengalami perubahan dan evolusi
seiring waktu. Berikut adalah beberapa peristiwa yang mencerminkan dinamika demokrasi
dalam budaya masyarakat Bali berdasarkan waktu:

Sistem Pemerintahan Desa Adat: Bali memiliki sistem pemerintahan desa adat yang unik dan
kuat. Setiap desa di Bali memiliki struktur organisasi yang melibatkan kepala desa, komite adat,
dan lembaga-lembaga lokal lainnya. Keputusan dalam hal-hal penting diambil melalui
musyawarah dan konsensus. Dinamika demokrasi terjadi dalam konteks desa adat, di mana
partisipasi masyarakat lokal penting dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tata
kelola desa, upacara adat, dan perlindungan warisan budaya.

Perubahan Sosial dan Politik: Bali juga mengalami perubahan sosial dan politik yang
mempengaruhi dinamika demokrasi dalam budaya masyarakatnya. Misalnya, pada era modern,
Bali menjadi tujuan pariwisata yang populer, yang membawa pengaruh baru dalam dinamika
sosial dan ekonomi masyarakat. Perkembangan pariwisata juga mempengaruhi pola pengambilan
keputusan, termasuk dalam hal pelestarian budaya, pengelolaan lingkungan, dan distribusi
sumber daya.

Pemilihan Kepala Desa: Pemilihan kepala desa adalah salah satu contoh dinamika demokrasi
dalam budaya masyarakat Bali. Pemilihan kepala desa dilakukan secara periodik dan melibatkan
partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpin lokal mereka. Proses pemilihan ini
merupakan ajang untuk masyarakat menyampaikan aspirasi mereka dan mempengaruhi arah
pembangunan desa serta kebijakan publik.

Peran Organisasi dan Komunitas: Organisasi dan komunitas di Bali juga memiliki peran
penting dalam dinamika demokrasi budaya masyarakat. Organisasi budaya, seni, atau lingkungan
memainkan peran dalam melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan pelestarian budaya, seni, lingkungan, dan isu-isu sosial lainnya. Masyarakat
Bali terlibat dalam diskusi, pertemuan, dan kegiatan kolaboratif melalui organisasi dan
komunitas untuk memperjuangkan kepentingan mereka.

Dinamika demokrasi dalam budaya masyarakat Bali sangat dipengaruhi oleh sistem
pemerintahan desa adat, perubahan sosial dan politik, pemilihan kepala desa, serta peran
organisasi dan komunitas dalam melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Setiap
lokalitas di Bali dapat memiliki dinamika yang sedikit berbeda, namun demokrasi dalam budaya
Bali mencerminkan semangat partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam mengelola
kehidupan lokal mereka.

5. Ide dasar budaya masyarakat dalam kaitannya dengan pancasila


Dalam definisi kebudayaan di atas terdapat tiga konsep penting yang perlu dijabarkan lebih
lanjut. Konsep yang dimaksud mencakup konsep : (1) sistem nilai, (2) tindakan, dan (3) hasil
karya. Sistem nilai, tindakan, dan hasil karya sesungguhnya merupakan tiga wujud dari
kebudayaan. Kebudayaan dalam wujud sistem nilai (atau sering pula disebut kebudayaan dalam
wujud idea), antara lain mencakup nilai, norma, aturan, hukum, dan adat-istiadat.

Kebudayaan Bali sesungguhnya merupakan ekspresi dari hubungan interaksi orang Bali dengan
lingkungannya. Dalam kosmologi orang Bali, lingkungan dibedakan atas dua macam, yakni
lingkungan sekala (nyata) dan lingkungan niskala (tidak nyata). Lingkungan sekolah meliputi
lingkungan sosial (masyarakat) dan lingkungan fisik (alam sekitarnya). Sedangkan Lingkungan
niskala merupakan lingkungan spiritual yang dihuni oleh kekuatan-kekuatan supernatural atau
adikodrati yang diyakini dapat menimbulkan pengaruh positif maupun negatif terhadap
kehidupan manusia. Ekspresi dari interaksi antara orang Bali dengan lingkungan spiritual
(niskala) melahirkan sistem religi lokal atau “agama Bali” yang di dalamnya mencakup emosi
atau sentimen keagamaan, konsepsi tentang kekuatan-kekuatan dan mahluk-mahluk gaib,
upacara ritual keagamaan, fasilitas keagamaan, kelompok atau komunitas keagamaan. Dalam
Perkembangan selanjutnya keberadaan religi lokal tersebut bercampur dengan unsur-unsur
agama Hindu yang disebabkan oleh adanya proses perjumpaan kebudayaan pada masa lampau. 5
Ekspresi dari interaksi antara orang Bali dengan lingkungan sosial antara lain melahirkan Basa
Bali (Bahasa Bali), norma-norma, peraturan-peraturan, hukum (sima, dresta, awig-awig),
pranata-pranata sosial seperti pranata kekerabatan (nyama, braya, dadia, soroh), dan pranata
kemasyarakatan (sekeha, banjar, desa, gumi) dan sebagainya. Ekspresi dari interaksi orang Bali
dengan lingkungan fisik antara lain melahirkan sistem pengetahuan tentang alam (seperti
penanggalan sasih, pawukon, pranata mangsa), sistem subak, dan lain sebagainya.

Salah satu wilayah yang memiliki banyak tradisi adalah Bali. Mungkin kita tidak asing lagi
dengan upacara Ngaben atau Melasti. Tapi tradisi di Bali bukan hanya itu. Masih banyak tradisi
lain yang menarik untuk disaksikan, salah satunya adalah Ngayah.

Ngayah adalah tradisi di Bali berupa gotong royong. Menurut Kamus Bali Indonesia (1990), kata
ngayah secara harfiah dapat diartikan melakukan pekerjaan tanpa mendapat upah.

Kegiatan ini adalah kewajiban sosial, utamanya untuk pemeluk Hindu. Orang-orang yang boleh
ikut dalam Ngayah tidak akan dipandang latar belakang ataupun status sosialnya. Mereka semua
bisa berkontribusi selama berniat tulus.

Dalam tradisi Ngayah yang merupakan kegiatan di lingkup hubungan vertikal dengan Tuhan,
terdapat kandungan nilai-nilai Pancasila juga di dalamnya.

Pada saat melakukan Ngayah, ada keyakinan bahwa segala yang mereka lakukan dengan
ketulusan akan memperoleh pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan ini menjiwai
Pancasila sila pertama.
Selain itu, masyarakat yang melakukan Ngayah sifatnya sukarela, tanpa paksaan dari siapa pun.
Kegiatan ngayah ini berlandaskan ketulusan untuk menguatkan persatuan. Kemudian
kegiatannya juga berjalan sesuai aturan yang telah disepakati bersama lewat musyawarah dan
mufakat masyarakat Bali.

Dan yang terakhir, semua yang terlibat dalam kegiatan Ngayah mendapatkan perlakukan setara
dan adil, tidak ada perbedaan satu sama lain.

https://kumparan.com/viral-food-travel/tradisi-ngayah-asal-bali-yang-mengandung-nilai-pancasil
a-1yfHGVqNdw7/full

https://repositori.unud.ac.id/protected/storage/upload/repositori/ID3_1962111819880310012508
1404810makalah-kebudayaan-bali.pdf

C.) Ekonomi :

1. Menjelaskan mengenai pengertian Tenaga Kerja, jenis Tenaga Kerja, fungsi dan
tujuan penyusunan APBN / APBD serta sumber-sumber penerimaan

Tenaga Kerja :

Tenaga kerja yang dimaksud disini didefinisikan sebagai setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan yang menghasilkan barang dan/atau jasa yang berguna bagi dirinya sendiri ataupun
masyarakat secara umum.

https://disnakertrans.bantenprov.go.id/Berita/topic/306#:~:text=Tenaga%20kerja%20yang%20di
maksud%20disini,sendiri%20ataupun%20masyarakat%20secara%20umum.

Jenis Tenaga Kerja :

tenaga Kerja Menurut Sifat :


Berdasarkan sifatnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua, yakni tenaga kerja jasmani dan juga
tenaga kerja rohani.

1. Tenaga Kerja Jasmani


Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan ototnya
untuk bekerja. Contohnya adalah kuli, buruh, dan tukang bangunan.

2. Tenaga Kerja Rohani


Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kemampuan otaknya
untuk bekerja. Biasanya mereka merupakan pekerja di bidang formal. Contohnya adalah guru,
dokter, dan direktur.

Fungsi :

APBN dan APBD itu kan disusun supaya sasaran pembangunan dalam jangka waktu satu tahun
dapat tercapai.

1. Fungsi Otorisasi
Fungsi ini menjadi dasar untuk negara/daerah dalam pelaksanaan pendapatan dan
pengeluaran pada tahun yang direncanakan.

2. Fungsi Perencanaan
APBN/APBD dibuat sebagai pedoman untuk merencanakan kegiatan pada tahun anggaran
yang direncanakan.

3. Fungsi Pengawasan
Nah, APBN/APBD juga menjadi pedoman untuk menilai apakah penyelenggaraan kegiatan
tersebut sudah sesuai dengan ketentuan atau belum?

4. Fungsi Alokasi
Fungsi ini dapat dikatakan sebagai penyediaan barang publik (sektor pembangunan).
APBN/APBD kan bersumber dari pajak, nah dialokasikan deh untuk membangun sarana umum
yang nantinya bisa memacu pertumbuhan ekonomi. Contohnya apa? Yaaa, paling mudah sih
adanya pembangunan MRT (Mass Rapid Transit).

5. Fungsi Distribusi
Artinya, dana yang akan digunakan itu nggak boleh terpusat di satu sektor atau daerah
saja. Memang sih, saat ini masih terjadi ketimpangan atau prinsip keadilan belum dijalankan
secara maksimal. Tapi, lambat laun di kemudian hari nanti, teman-teman kita yang ada di Papua,
bisa saja merasakan transportasi massal seperti Commuter Line atau bahkan MRT.
6. Fungsi Stabilisasi
Adanya APBN/APBD dapat menstabilkan keadaan ekonomi. Contohnya begini, ketika harga
barang dan jasa naik, pemerintah akan menaikkan pajak. Nah, dengan begitu jumlah uang yang
beredar akan berkurang dan harga-harga bisa normal kembali.

Sumber Penerimaan :
Bagian yang satu ini bisa dilihat dari perubahan dalam berbagai komponen pendapatan. Untuk
pemerintah daerah yang ada di Indonesia masalah pendapatan utamanya berasal dari tiga sumber
sebagai berikut:

● Pendapatan asli daerah


● Pajak dan retribusi
● Transfer dari pusat

Perlu diingat lagi untuk rata-rata sumber pendapatan pemerintah daerah lebih didominasi oleh
dana perimbangan, sekitar 80-90%. Maka dari itu, untuk sumber pendapatan pemda dalam
kondisi dependable atau ketergantungan.

https://klikpajak.id/blog/apbn-dan-apbd/
https://www.ruangguru.com/blog/kenapa-apbn-apbd-penting#:~:text=APBN%2FAPBD%20dibu
at%20sebagai%20pedoman,pada%20tahun%20anggaran%20yang%20direncanakan.

2. Menyajikan unsur Budaya yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan


APBN/APBD (minimal 4 unsur)

Sistem mata pencaharian :


Subak: Subak adalah sistem pengelolaan irigasi tradisional di Bali yang berbasis pada prinsip
gotong royong. Subak melibatkan petani-petani dalam pengelolaan sumber daya air dan
pemeliharaan sawah. Hal ini menunjukkan pentingnya kerja sama dan ketenagakerjaan dalam
pertanian Bali.

Sistem Kesenian :
Tari Kecak adalah tarian tradisional yang berasal dari Bali, Indonesia. Tarian ini terkenal karena
paduan suara yang kuat dan gerakan yang dinamis, yang melibatkan sejumlah penari yang duduk
melingkar dan mengangkat tangan sambil menyanyikan "cak" secara berulang-ulang. Pengaruh
Tari Kecak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat bervariasi, tergantung pada prioritas dan
kebijakan pemerintah setempat. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan pengaruhnya:

1. Promosi Pariwisata: Tari Kecak merupakan atraksi budaya yang populer di Bali dan
menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pemerintah daerah dapat mengalokasikan sebagian
anggaran APBD untuk mempromosikan Tari Kecak sebagai bagian dari pariwisata
daerah. Ini dapat mencakup pengembangan materi promosi, partisipasi dalam pameran
pariwisata, atau kegiatan promosi lainnya yang mendukung pertumbuhan sektor
pariwisata.
2. Pelatihan dan Pengembangan Seni: Pemerintah daerah dapat mengalokasikan dana dari
APBD untuk program pelatihan dan pengembangan seni Tari Kecak. Hal ini bertujuan
untuk memastikan kelangsungan dan kualitas tarian ini. Dana tersebut dapat digunakan
untuk mendukung pelatihan penari, guru tari, dan musisi yang terlibat dalam Tari Kecak.
Selain itu, dana juga dapat digunakan untuk mengadakan workshop, seminar, atau
pertunjukan tari yang melibatkan komunitas seni setempat. Pemeliharaan dan
Pengembangan
3. Warisan Budaya: Tari Kecak merupakan bagian dari warisan budaya Bali yang perlu
dipelihara dan dilestarikan. Pemerintah daerah dapat mengalokasikan sebagian anggaran
APBD untuk pemeliharaan, dokumentasi, atau restorasi Tari Kecak. Anggaran ini dapat
digunakan untuk menjaga kualitas dan autentisitas tarian, merawat kostum dan properti
yang digunakan dalam pertunjukan, atau menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk
pertunjukan tari. Pengembangan
4. Ekonomi Kreatif: Tari Kecak juga dapat berkontribusi pada sektor ekonomi kreatif.
Pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran APBD untuk mendukung
pengembangan industri kreatif terkait Tari Kecak, seperti produksi dan distribusi rekaman
suara, pembuatan kostum dan aksesori, atau pengembangan tur dan pertunjukan Tari
Kecak yang lebih luas. Dengan demikian, anggaran dapat digunakan untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan para pelaku seni dan budaya yang terlibat.

Sistem Religi :
Penyelenggaraan upacara adat: Bali memiliki banyak upacara adat yang melibatkan
masyarakat dalam persiapan dan pelaksanaannya. Misalnya, upacara melaspas (membersihkan)
sebuah rumah atau upacara pernikahan. Persiapan dan pelaksanaan upacara adat memerlukan
kerja sama dan kontribusi dari berbagai pihak, termasuk pemangku adat, dukun, perajin, dan
masyarakat setempat. Upacara adat adalah bagian integral dari budaya Bali dan membutuhkan
partisipasi aktif dari berbagai pihak dalam masyarakat.

Semua unsur budaya Bali ini juga berhubungan dengan APBN/APBD (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dalam konteks pembangunan
dan pelestarian budaya. Pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk mendukung kegiatan
pertanian subak, pelestarian keris dan kerajinan lokal, pengembangan seni pertunjukan
tradisional, serta dukungan pada upacara adat dan kegiatan budaya lainnya.

Penyelenggaraan upacara adat dapat memiliki pengaruh terbatas terhadap Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama
pada tingkat daerah. Berikut ini adalah beberapa pengaruh yang mungkin terjadi:

- Pembiayaan Infrastruktur: Pemerintah daerah dapat mengalokasikan sebagian


anggaran APBD untuk membangun atau memperbaiki infrastruktur yang terkait dengan
penyelenggaraan upacara adat. Ini mungkin meliputi pembangunan atau perbaikan tempat
ibadah, balai adat, atau lokasi lain yang digunakan untuk upacara adat. Anggaran ini
dapat digunakan untuk pembangunan fisik, perawatan, atau perbaikan infrastruktur yang
dibutuhkan oleh komunitas adat.

- Promosi dan Pariwisata: Penyelenggaraan upacara adat yang unik dan menarik dapat
menjadi daya tarik pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisata ke daerah tersebut.
Pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran APBD untuk promosi pariwisata
yang melibatkan upacara adat sebagai bagian dari strategi pemasaran. Ini dapat mencakup
pengembangan materi promosi, partisipasi dalam pameran pariwisata, atau kegiatan
promosi lainnya yang mendukung pertumbuhan sektor pariwisata daerah.

- Pengembangan Kebudayaan dan Pendidikan: Pemerintah daerah dapat


mengalokasikan dana dari APBD untuk program pengembangan kebudayaan dan
pendidikan adat. Ini dapat mencakup program pelatihan seni tradisional, pendidikan
tentang budaya dan adat istiadat kepada generasi muda, atau kegiatan pengembangan
kebudayaan lainnya yang mendukung pelestarian upacara adat. Anggaran ini dapat
digunakan untuk mendukung lembaga budaya, kelompok seni tradisional, atau
proyek-proyek yang terkait dengan pengembangan kebudayaan adat.
- Pemeliharaan Warisan Budaya: Pemerintah daerah dapat mengalokasikan sebagian
anggaran APBD untuk pemeliharaan warisan budaya, termasuk upacara adat. Ini dapat
mencakup kegiatan konservasi, dokumentasi, atau restorasi benda-benda budaya yang
terkait dengan upacara adat. Anggaran ini juga dapat digunakan untuk mengadakan
kegiatan pemeliharaan dan revitalisasi budaya yang melibatkan komunitas adat.

Penting untuk dicatat bahwa alokasi anggaran untuk penyelenggaraan upacara adat dapat
bervariasi di setiap daerah, tergantung pada prioritas dan kebijakan pemerintah setempat. Upaya
pelestarian dan pengembangan upacara adat juga melibatkan partisipasi dan sumbangan
masyarakat serta komunitas adat.
3. Menganalisa 4 unsur budaya terhadap fenomena tenaga kerja (masalah TK) dan
penyusunan APBN/APBD

Sistem Mata Pencaharian :


Subak adalah sistem pengelolaan irigasi tradisional di Bali yang melibatkan komunitas petani
dalam pengaturan dan pembagian air untuk pertanian. Meskipun tidak langsung terkait dengan
fenomena tenaga kerja (masalah TK) dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Subak dapat memiliki
pengaruh terhadap aspek-aspek berikut:

1. Peningkatan Produktivitas Pertanian: Subak berperan penting dalam mengatur


penggunaan dan pembagian air untuk pertanian. Dengan adanya sistem pengelolaan air
yang efisien, petani dapat mengoptimalkan hasil panen dan produktivitas pertanian
mereka. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan produksi pangan, keberlanjutan
pertanian, dan potensi peningkatan lapangan kerja di sektor pertanian.
2. Pemberdayaan Petani: Subak melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pengelolaan air dan pengambilan keputusan terkait pertanian. Dalam konteks ini,
pemerintah dapat mengalokasikan anggaran untuk pemberdayaan petani, seperti program
pelatihan keterampilan pertanian, penyediaan sarana dan prasarana pertanian, atau
pengembangan kelompok-kelompok tani. Dengan meningkatkan keterampilan dan akses
petani terhadap sumber daya, mereka dapat menjadi lebih mandiri secara ekonomi dan
dapat memberikan dampak positif pada peningkatan kesempatan kerja di sektor
pertanian.
3. Peningkatan Ekonomi Lokal: Subak dapat berdampak pada peningkatan ekonomi lokal
karena pertanian adalah sektor utama dalam perekonomian di daerah yang memiliki
Subak. Dalam rangka menyusun APBD, pemerintah dapat mempertimbangkan alokasi
anggaran untuk mendukung pengembangan pertanian, misalnya melalui program
pengembangan pertanian berkelanjutan, penyediaan bantuan teknis, pemasaran produk
pertanian lokal, atau peningkatan infrastruktur pertanian. Langkah-langkah ini dapat
memberikan kontribusi pada peningkatan lapangan kerja di sektor pertanian dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
4. Pelestarian Budaya dan Pariwisata: Subak juga memiliki nilai budaya dan menjadi
daya tarik pariwisata di Bali. Penyusunan APBD dapat mempertimbangkan alokasi
anggaran untuk pelestarian Subak sebagai warisan budaya dan pengembangan pariwisata
berkelanjutan. Dengan demikian, pemerintah dapat mempromosikan dan memperkuat
sektor pariwisata yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata
dan sektor terkait lainnya. Penting untuk dicatat bahwa pengaruh Subak terhadap
fenomena tenaga kerja dan penyusunan APBN/APBD mungkin tergantung pada konteks
lokal, kebijakan pemerintah setempat, dan kondisi sosial-ekonomi yang ada.
Sistem Kesenian :
Tari kecak : Tari Kecak sendiri tidak memiliki keterkaitan langsung dengan fenomena tenaga
kerja (masalah TK) atau penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Namun, secara lebih luas, kita dapat melihat beberapa aspek terkait yang mungkin
mempengaruhi fenomena tenaga kerja dan penyusunan APBN/APBD. Berikut adalah beberapa
aspek yang dapat diperhatikan:

1. Dampak Ekonomi: Tari Kecak merupakan salah satu atraksi budaya yang populer di Bali
dan berkontribusi pada sektor pariwisata. Pertumbuhan sektor pariwisata dapat
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Tari Kecak dapat memberikan
kesempatan kerja langsung bagi para penari, musisi, dan guru tari. Selain itu,
pertumbuhan pariwisata juga dapat memberikan dampak positif pada industri pendukung
seperti restoran, transportasi, dan penginapan, yang juga dapat menciptakan lapangan
kerja.
2. Pengembangan Ekonomi Kreatif: Tari Kecak juga dapat menjadi bagian dari sektor
ekonomi kreatif. Pemerintah dapat melihat potensi ekonomi kreatif yang dimiliki oleh
Tari Kecak dan mengalokasikan anggaran untuk mendukung pengembangan industri ini.
Hal ini dapat mencakup pelatihan, peningkatan kualitas produksi rekaman suara dan
video, promosi, dan pengembangan produk-produk kreatif terkait Tari Kecak. Dalam hal
ini, peningkatan investasi dan pengembangan ekonomi kreatif dapat memberikan dampak
positif pada penciptaan lapangan kerja dan pengembangan keterampilan tenaga kerja di
sektor ini.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran
dalam APBN/APBD untuk pelatihan, pendidikan, dan pengembangan keterampilan
terkait Tari Kecak. Ini dapat melibatkan pelatihan penari, guru tari, musisi, dan perancang
kostum serta dukungan dalam bentuk workshop, seminar, atau program pendidikan
lainnya. Dengan meningkatkan kualitas dan keterampilan para pelaku Tari Kecak,
pemerintah dapat mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten dan memiliki daya saing
dalam bidang ini.
4. Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Penyusunan APBN/APBD dapat mencerminkan
komitmen pemerintah untuk memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan
dan pengembangan Tari Kecak. Ini dapat dilakukan dengan mengalokasikan dana untuk
program-program pemberdayaan masyarakat lokal, pelatihan kewirausahaan,
pembentukan koperasi, atau pengembangan kelompok-kelompok seni dan budaya yang
terkait dengan Tari Kecak. Dengan demikian, partisipasi masyarakat lokal dalam industri
ini dapat ditingkatkan, dan mereka dapat mendapatkan manfaat ekonomi yang lebih besar
dari aktivitas seni dan budaya mereka.

Sistem Religi :
Penyelenggaraan upacara adat : dapat memiliki pengaruh terhadap fenomena tenaga kerja
(masalah TK) dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Berikut adalah analisis terkait:

1. Potensi Peningkatan Pariwisata: Upacara adat sering kali menjadi daya tarik bagi
wisatawan yang ingin mengalami budaya dan tradisi lokal. Penyelenggaraan upacara adat
yang konsisten dan berkualitas dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata
dan potensial untuk menciptakan lapangan kerja di sektor tersebut. Pemerintah dapat
mengalokasikan anggaran untuk mempromosikan upacara adat sebagai atraksi pariwisata
yang lebih luas, termasuk pemasaran, pengembangan infrastruktur, dan pelatihan bagi
para pelaku industri pariwisata.
2. Peluang Keterlibatan Komunitas Lokal: Penyelenggaraan upacara adat sering
melibatkan komunitas lokal dalam persiapan dan pelaksanaannya. Hal ini dapat
memberikan peluang kerja bagi masyarakat setempat, terutama dalam hal persiapan
acara, pembuatan dekorasi, pembuatan pakaian adat, dan dukungan logistik lainnya.
Dalam penyusunan APBN/APBD, pemerintah dapat mempertimbangkan alokasi
anggaran untuk pelatihan keterampilan dan pendukung logistik kepada masyarakat lokal,
sehingga mereka dapat terlibat secara aktif dalam penyelenggaraan upacara adat dan
mendapatkan manfaat ekonomi.
3. Pemeliharaan dan Pelestarian Budaya: Penyelenggaraan upacara adat memiliki peran
penting dalam pemeliharaan dan pelestarian budaya lokal. Pemerintah dapat
mengalokasikan anggaran dari APBN/APBD untuk penelitian, dokumentasi, dan
pemeliharaan kebudayaan, termasuk upacara adat. Anggaran ini dapat digunakan untuk
mendukung kegiatan penelitian, pelatihan, dan dokumentasi budaya, yang pada
gilirannya dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata, pendidikan, dan
pengembangan seni dan budaya.
4. Pendukung Ekonomi Kreatif: Upacara adat juga dapat menjadi sumber inspirasi dan
kesempatan untuk mengembangkan industri ekonomi kreatif. Pemerintah dapat
mempertimbangkan alokasi anggaran untuk mendukung pengembangan produk-produk
kreatif terkait upacara adat, seperti kerajinan tangan, tekstil tradisional, seni rupa, dan
produk-produk turutannya. Ini dapat mendorong pertumbuhan sektor ekonomi kreatif,
menciptakan lapangan kerja, dan memberikan nilai tambah pada kekayaan budaya lokal.

4. Membuat kesimpulan terkait budaya nasional berdasar unsur yang dibahas


minimal 75 Kata
Berdasarkan unsur-unsur yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa budaya Bali
merupakan warisan budaya yang kaya dan kompleks. Subak sebagai sistem pengelolaan
irigasi tradisional menunjukkan pentingnya kerja sama dan ketenagakerjaan dalam
pertanian Bali. Keris sebagai senjata tradisional Bali memiliki nilai simbolis dan
keagamaan, mencerminkan keterampilan tinggi dan kerajinan lokal. Barong dan Rangda
dalam tarian tradisional Bali menekankan kerja sama dan kolaborasi dalam seni
pertunjukan. Selain itu, penyelenggaraan upacara adat melibatkan partisipasi aktif dari
berbagai pihak, mencerminkan semangat komunitas dan pelestarian budaya. Budaya Bali
mencerminkan kearifan lokal dan dapat didukung oleh alokasi dana APBN/APBD untuk
pelestarian dan pengembangan budaya yang berkelanjutan.

D.) Sosiologi :

1. Mendeskripsikan dengan sangat baik suatu masyarakat dengan struktur sosial dan
keragaman budayanya (jelaskan bentuk budayanya)

Masyarakatnya , cewek cowok apa aja , suku agama apa aja ( keseluruhan dalam bentuk
persen )

Di Bali, mayoritas penduduknya menganut agama Hindu Bali. Namun, terdapat juga minoritas
dari agama-agama lainnya.

Perkiraan persentase penduduk Bali berdasarkan agama adalah sebagai berikut:


Hindu Bali: 86,75% (mayoritas)
Islam: 10,08%
Kristen: 2,46%
—Protestan (1,64%) —Katolik (0,82%)
Buddha: 0,67%
Konghucu : 0,01 %
Agama lainnya: Sekitar 1%

Harap dicatat bahwa persentase ini bersifat perkiraan dan dapat berubah seiring waktu. Penting
untuk mencatat bahwa Bali memiliki konteks agama yang unik, dengan Hindu Bali yang
memiliki karakteristik dan praktik yang berbeda dari Hinduisme di wilayah lain di Indonesia
maupun di India.

● Total 4.287.193
● Kepadatan 747/km2 (1,930/sq mi)
Gender :
Laki - Laki : 597.802
Wanita : 590.708
Mata Pencaharian :
Namun, di Bali, mata pencaharian utama didominasi oleh sektor pariwisata, pertanian,
perdagangan, dan kerajinan tangan. Pariwisata menjadi sektor ekonomi terbesar di Bali,
dengan ribuan wisatawan yang mengunjungi setiap tahunnya. Pertanian juga memainkan peran
penting, terutama dalam produksi padi, buah-buahan, sayuran, dan kopi. Selain itu,
perdagangan dan kerajinan tangan, seperti pembuatan kain tradisional, ukiran kayu, perak, dan
patung, juga merupakan mata pencaharian yang signifikan di Bali. Seiring dengan
perkembangan ekonomi dan perubahan sosial, komposisi mata pencaharian di Bali dapat
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk informasi yang lebih rinci dan akurat
mengenai persentase mata pencaharian di Bali, disarankan untuk merujuk pada sumber data
yang terpercaya, seperti statistik resmi atau lembaga penelitian yang berwenang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bali#Budaya
https://jeparakab.bps.go.id/backend/images/Penduduk-Ketenagakerjaan-ind.png
Suatu masyarakat dengan struktur sosial yang baik dan keragaman budayanya yang kaya
adalah masyarakat yang beragam dan inklusif. Masyarakat ini memiliki berbagai kelompok
sosial yang saling berinteraksi dan saling mendukung. Struktur sosial yang baik mencerminkan
adanya keteraturan, koordinasi, dan saling ketergantungan antarindividu dan kelompok dalam
masyarakat.

Dalam masyarakat ini, budaya memainkan peran penting dalam menggambarkan identitas dan
cara hidup masyarakat tersebut. Keragaman budaya tampak dalam berbagai aspek kehidupan,
seperti bahasa, agama, adat istiadat, seni, dan tradisi. Budaya ini mencerminkan sejarah,
kepercayaan, dan nilai-nilai masyarakat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk
budaya dalam masyarakat yang beragam ini dapat berupa:

Sistem Bahasa dan Komunikasi: Masyarakat ini mungkin memiliki beberapa bahasa yang
digunakan oleh kelompok etnis atau regional yang berbeda. Selain itu, ada pula bentuk
komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh, gerakan, atau simbol-simbol yang khas bagi
kelompok budaya tertentu.
Sistem Religi: Masyarakat ini mungkin memiliki beragam agama atau kepercayaan yang
dianut oleh anggotanya. Setiap agama atau kepercayaan memiliki praktik, ritual, dan sistem
nilai yang khas.

Kesenian: Masyarakat ini memiliki ragam seni visual seperti lukisan, patung, seni pahat, seni
tekstil, dan arsitektur yang mencerminkan kreativitas dan identitas budaya. Seni ini sering kali
mengandung makna simbolis dan menceritakan cerita atau mitos budaya. Musik dan tarian
juga
adalah bagian penting dalam budaya masyarakat ini. Mereka memiliki berbagai jenis musik
tradisional, instrumen musik, dan tarian khas yang menjadi ekspresi seni dan hiburan. Kuliner
dan Pakaian: Masyarakat ini memiliki kekayaan kuliner dengan masakan tradisional yang unik
dan bervariasi, menggunakan bahan lokal dan resep turun-temurun. Selain itu, masyarakat ini
juga memiliki pakaian tradisional yang mencerminkan identitas budaya dan sering digunakan
dalam upacara adat atau acara penting.
Dalam kesimpulannya, masyarakat dengan struktur sosial yang baik dan keragaman
budayanya yang kaya adalah masyarakat yang memperlihatkan pluralisme, toleransi, dan
penghormatan terhadap perbedaan. Masyarakat ini mampu mempertahankan dan menghargai
warisan budaya mereka sambil mempromosikan inklusivitas, dialog antarbudaya, dan
kehidupan harmonis bersama.

2. Menyajikan hasil identifikasi berbagai perbedaan (misalnya: SARA) dalam satu


komunitas masyarakat dan penjelasannya sebagai kesetaraan dengan sangat baik.
7 unsur budaya ( 4 aja ) , sama misalnya sistem kebahasaan ini bahasanya dipake yg
mana sama budaya mana

Kesenian apa yang menganut apa nari nya apa aja ( cari sebanyak banyaknya )

Sistem Adat dan Adat Istiadat: Sistem adat dan adat istiadat di Bali berperan penting dalam
menjaga kesetaraan dan harmoni sosial. Prinsip-prinsip adat, seperti musyawarah, kekeluargaan,
dan gotong royong, menjadi landasan dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik.
Sistem adat ini memastikan bahwa keputusan yang diambil melibatkan partisipasi semua pihak
yang terkait dan memperhatikan kepentingan bersama.

Perbedaan di Bali tidak hanya dihargai, tetapi juga dijadikan kekuatan yang memperkaya
kehidupan sosial masyarakat. Masyarakat Bali mengakui pentingnya harmoni dan saling
menghormati dalam menjaga keberagaman. Dengan demikian, perbedaan di Bali berkontribusi
pada menciptakan kesetaraan, menghormati keragaman, dan memelihara harmoni sosial di pulau
tersebut.

1. Sistem Teknologi

Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang sistem pengairan yaitu sistem subak
yang mengatur pengairan dan penanaman di sawah sawah. Dan mereka juga sudah mengenal
arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai Feng Shui.
Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki
senjata tradisional yaitu salah satunya Keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan
bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan
binatang berbisa.

2. Sistem Bahasa
Di Bali, terdapat beberapa jenis bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat lokal. Berikut
adalah beberapa contoh bahasa daerah yang ada di Bali:

Bahasa Bali: Bahasa Bali adalah bahasa daerah utama yang digunakan oleh suku Bali di pulau
ini. Bahasa Bali memiliki dialek yang berbeda di berbagai wilayah di Bali, seperti dialek Bali
Aga di daerah Tenganan, dialek Bali Mula di daerah Bangli, dan dialek Bali Basa Bali di daerah
Orang-orang yang menggunakan Bahasa Bali biasanya adalah suku Bali, yang merupakan
penduduk asli dan mayoritas di pulau Bali. Kebudayaan Bali memiliki pengaruh Hindu-Bali
yang kuat, dan Bahasa Bali merupakan bahasa yang digunakan dalam upacara keagamaan, tradisi
adat istiadat, seni, sastra, dan komunikasi sehari-hari di masyarakat Bali. Oleh karena itu,
penggunaan Bahasa Bali biasanya terkait dengan identitas budaya Bali dan orang-orang yang
terhubung erat dengan kehidupan dan tradisi Bali.

Bahasa Sasak: Di wilayah Nusa Penida, yang merupakan bagian dari Provinsi Bali, terdapat
komunitas suku Sasak. Bahasa Sasak, yang juga digunakan di Lombok, memiliki persamaan
dengan bahasa Bali, tetapi juga memiliki ciri khasnya sendiri. Bahasa Sasak digunakan oleh
orang-orang dari suku Sasak yang merupakan suku asli Pulau Lombok, yang terletak di sebelah
timur Bali.

meskipun Bahasa Bali adalah bahasa daerah utama di Bali, variasi bahasa daerah lainnya juga
digunakan oleh masyarakat yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda. Namun, penting
untuk dicatat bahwa bahasa Indonesia juga umum digunakan di Bali sebagai bahasa resmi dan
sebagai bahasa komunikasi yang luas.

3. Sistem Kesenian.

Bali terkenal dengan seni dan budayanya yang kaya. Seni tradisional seperti tari, musik, seni
rupa, dan kerajinan tangan menjadi sarana ekspresi bagi individu-individu di Bali. Melalui seni,
perbedaan dihargai dan diwujudkan dalam karya-karya yang indah. Hal ini menciptakan ruang
untuk apresiasi, pemahaman, dan dialog antara individu-individu dengan latar belakang budaya
yang berbeda.

Sistem ini (kesenian Bali) walaupun tidak bisa dirunut asalnya secara pasti namun adanya
pertunjukkan wayang kulit yang oleh Brandes disebut sebagai kesenian asli Indonesia, demikian
pula pementasan cerita Ramayana, dan Bima Kumara seperti disebutkan dalam prasasti Jaha di
Jawa Tengah bersumber kepada Ramayana dan Mahabharata yang di India disebut Ramalila dan
Mahabharata Lila atau Krishna Lila.

Beberapa tari lepas di Bali tampak seperti Bharatanatyam di India. Dalam seni arsitektur, struktur
bangunan yang disebut Meru dapat dijumpai di Nepal dan di India utara

1) Seni Bangunan : Seni bangunan nampak pada bangunan candi yang banyak terdapat di Bali,
seperti Gapura Candi Bentar.

2) Seni Tari : Tari tradisional Bali antara lain tari sanghyang, tari barong, tari kecak, dan tari
gambuh. Tari modern antara lain tari tenun, tari nelayan, tari legong, dan tari janger.

Tari Barong :
Interaksi antar orang Bali dengan lingkungan spiritual disebut dengan niskala dan melahirkan
sistem religi lokal atau “agama Bali”. Di dalamnya meliputi emosi atau sentimen keagamaan,
konsepsi tentang kekuatan-kekuatan, mahluk-mahluk gaib, upacara ritual keagamaan, fasilitas
keagamaan, dan kelompok atau komunitas keagamaan. Oleh sebab adanya proses perjumpaan
kebudayaan pada masa lampau, maka dalam perkembangan selanjutnya keberadaan religi lokal
bercampur dengan unsur-unsur agama Hindu.

Tari Barong biasanya ditampilkan oleh penari-penari yang berasal dari suku Bali itu sendiri.
Tarian ini menjadi bagian integral dari kebudayaan Bali dan dilakukan oleh komunitas seniman
dan penari Bali yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam seni tari Bali.
Meskipun ada kemungkinan penampilan Tari Barong oleh penari dari latar belakang kebudayaan
lain di Bali atau di luar Bali, dalam konteks tradisional, Tari Barong biasanya ditarikan oleh
penari-penari yang merupakan bagian dari suku Bali, yang telah mempelajari dan mewarisi seni
tari dan budaya Bali dari generasi ke generasi.

4. Sistem Religi

Filosofi Tri Hita Karana: Bali memiliki filosofi Tri Hita Karana yang menjadi landasan nilai
dalam kehidupan masyarakatnya. Konsep ini menekankan keseimbangan dan harmoni antara
manusia, alam, dan Tuhan. Dalam praktiknya, filosofi ini mendorong individu-individu di Bali
untuk hidup secara seimbang, saling menghormati, dan menjaga harmoni dengan lingkungan dan
sesama manusia.

Masyarakat Bali sebagian besar menganut agama Hindu- Bali. Mereka percaya adanya satu
Tuhan dengan konsep Trimurti yang terdiri atas tiga wujud, yaitu:
a. Brahmana : menciptakan;Wisnu : yang memelihara;
b. Siwa : yang merusak.
c. Atman : roh yang abadi.
d. Karmapala : buah dari setiap perbuatan.
e. Punarbawa : kelahiran kembali jiwa.

Tempaura Kahyangan Jagat Dan Dang Kahyangan Jagat


Tempat suci ini menjadi penyungsungan jagat oleh seluruh umat Hindu di Bali, tergolong umum
tempat memuja Tuhan sesuai dengan segala prabhawa ataupun manifestasi-Nya, bangunan suci
tersebut tersebut menempati 8 penjuru mata angin termasuk 1 pura di tengah-tengah, sehingga
tuhan yang berstana di masing-masing pura dikenal dengan sebutan Dewata Nawa Sanga, tempat
suci tersebut diantaranya;

1. Pura Besakih – Timur Laut / Ersanya – sebagai stana Dewa Sambu – Sakti: Maha Dewi –
senjatanya Trisula – warna biru – aksara sucinya Wa.
2. Pura Lempuyang – Timur / Purwa – sebagai stana Dewa Iswara – sakti: Uma Dewi –
senjatanya Bajra – warna putih – aksara sucinya Sa.
3. Pura Goa Lawah – Tenggara / Genya – sebagai stana Dewa Maheswara – Sakti : Laksmi
Dewi – senjatanya Dupa – warna merah muda – aksara sucinya Na.
4. Pura Andakasa – Selatan / Daksina – sebagai stana Dewa Brahma – Sakti : Dewi
Saraswati – senjatanya Gada – warna merah – aksara sucinya Ba.
5. Pura Uluwatu – Barat Daya / Noritya – sebagai stana Dewa Rudra – Sakti : Dewi Santani
– senjatanya Moksala – warna Jingga – aksara sucinya Ma.
6. Pura Batukaru – Barat / Pascima – sebagai stana Dewa Mahadewa – Sakti : Dewi Saci –
senjatanya Nagapasa – warna Kuning – aksara sucinya Ta.
7. Pura Puncak Mangu – Barat Laut/ Wayabya – sebagai stana Dewa Sangkara – Sakti :
Dewi Rodri – senjatanya Angkus – warna hijau – aksara sucinya Si.
8. Pura Ulun Danu – Utara / Uttara – sebagai stana Dewa Wisnu – Sakti : Dewi Sri –
senjatanya Cakra – warna hitam – aksara sucinya A.
9. Pura Besakih – Tengah / Madya – sebagai stana Dewa Siwa – Sakti : Uma Dewi
(Parwati) – senjatanya Padma – Panca Warna (brumbun) – aksara sucinya I dan Ya.

Selain Kahyangan Jagat juga dikenal juga istilah Dang Kahyangan Jagat, pura Dang Kahyangan
Jagat dibangun tersebut dibangun sebagai tempat pemujaan dan penghormatan terhadap
guru-guru suci untuk menghormati jasa-jasa seorang pandita.

Sejumlah pura Dang Kahyangan Jagat tersebut diantaranya Rambut Siwi berkaitan dengan
perjalanan rohani Dang Hyang Nirartha yang meletakkan sehelai rambutnya sehingga bernama
Rambut Siwi, pura Silayukti sebagai tempat moksanya Mpu Kuturan, Tanah Lot, Ponjok, Pulaki
tidak lepas dari kedatangan Danghyang Nirartha ke Bali. Dan banyak lagi tempat suci lainnya
yang dikelompokkan sebagai Dang Kahyangan Jagat.

2. Pura Kahyangan Tiga

Dalam setiap desa adat atau desa pakraman di Bali terdapat 3 buah tempat suci utama yang
dinamakan dengan Pura Kahyangan Tiga, yaitu Pura Desa tempat stana dewa Brahma, Puseh
Stana Dewa Wisnu dan Dalem stana Dewa Siwa.

3. Pura Swagina

Pura di Bali ini dikelompokkan berdasarkan fungsinya, berdasarkan kesamaan dalam sebuah
mata pencaharian atau sebuah pekerjaan seperti Pura Melanting untuk para pedagang, Subak,
Bedugul, Ulun Suwi dan Ulun Carik untuk para petani, ada juga tempat suci pura pada sebuah
perkantoran, perusahaan ataupun hotel.

4. Pura Kawitan
Dibangun berdasarkan asal-usul dalam satu garis keturunan atau wit sehingga dikenal dengan
nama Kawitan, bangunan suci dalam kelompok ini seperti Sanggah (pemerajan) yang ada dalam
rumah masing-masing, Dadia, Paibon, Panti dan Pedarman yang ada di Besakih.

3. Memberikan 2 contoh/fakta harmoni sosial dalam keragaman budaya di suatu


tempat disertai dengan gambar/video

A. Tradisi Ngejot
Ngejot merupakan tradisi memberi makanan kepada tetangga di Bali, yang dilakukan
juga menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tradisi Ngejot juga dilakukan umat
Hindu saat Hari Raya Galungan, Nyepi, dan Kuningan. Tradisi ini juga berlaku untuk
umat Kristiani saat Natal. Tradisi ini menjadi wujud toleransi dan kerukunan antar umat
beragama di Bali.

Ngejot adalah istilah dalam bahasa Bali yang berarti 'memberi'. Makanan dalam tradisi
Ngejot disebut enjotan. Sesuai dengan artinya, tradisi ini dilakukan dengan memberi
makan kepada tetangga sebagai ungkapan rasa terima kasih.

Tradisi Ngejot menjadi simbol kerukunan, kekeluargaan, dan tali persaudaraan antar umat
beragama di Bali. Tradisi Ngejot diwariskan secara turun temurun serta dipercaya telah
ada sejak ratusan tahun yang lalu.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/30/210615878/tradisi-ngejot-di-bali-memberi-m
akanan-ke-tetangga-jelang-idul-adha.

B. Nyepi, Ramadan bersamaan: Momen toleransi beragama di Bali


Dua agama di Indonesia merayakan hari besarnya bersamaan; ketika umat Hindu pada Rabu
merayakan Nyepi, umat Islam melakukan salat Tarawih pertama untuk mengawali ibadah puasa
Ramadhan esok harinya.
Bali, pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, merayakan Tahun Baru Saka 1945
yang tahun ini jatuh pada Rabu (22/3), dengan menghentikan segala aktivitas, termasuk bekerja,
bepergian, yang berarti juga tidak menggunakan kendaraan, tidak menyalakan listrik, selama 24
jam hingga Kamis pagi.
Jatuhnya perayaan besar keagamaan pada hari yang sama ini jarang terjadi mengingat bulan suci
Ramadan tanggalnya bergeser setiap tahun karena mengikuti kalender Islam, demikian juga
Nyepi yang umumnya jatuh pada bulan Maret namun pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya
karena mengikuti kalender Saka Hindu.
Muslim, yang merupakan mayoritas penduduk di Indonesia tetapi minoritas di Bali, menjalankan
salat Tarawih pada Rabu malam ini hanya di rumah atau dengan berjalan kaki menuju masjid
terdekat untuk menghormati umat Hindu yang sedang menjalankan Nyepi.
https://www.benarnews.org/indonesian/berita/nyepi-ramadan-bersamaan-toleransi-beraga
ma-di-bali-03222023121956.html

4. Menganalisa dengan sangat baik proses terjadinya harmoni sosial dalam


masyarakat setempat

Bali telah dikenal sebagai provinsi yang cinta damai, namun ini bukan jaminan bahwa Bali
adalah juga provinsi bebas konflik dalam hal masyarakat dan pluralitasnya.
Kearifan lokal adalah bagian dari budaya Bali yang berfungsi sebagai konsep dasar sehingga
menjaga dan membangun hubungan sosial yang kuat untuk menyingkirkan potensi konflik.
Gagasan “menyama braya” sesuai dengan nilai budaya damai dan bisa menjadi modal sosial
untuk membangun ketahanan masyarakat.

Pemangku kepentingan merupakan elemen penting untuk merumuskan strategi pencegahan


konflik. Pemangku kepentingan juga memanfaatkan “menyama braya” untuk tetap menjaga
stabilitas sosial terhadap rasisme, selain itu berfungsi sebagai tindakan pencegahan dalam
mencapai masyarakat yang damai dan harmonis.

Proses terjadinya harmoni sosial dalam suku Bali melibatkan beberapa faktor juga seperti
budaya, agama, dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat Bali. Berikut adalah analisis yang
mendalam tentang proses tersebut:

1. Agama Hindu sebagai landasan moral: Agama Hindu merupakan agama mayoritas di
Bali dan menjadi landasan moral dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Ajaran
Hindu mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, saling menghormati, dan menjaga
keseimbangan dalam hubungan sosial. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar harmoni
sosial di antara suku Bali.
2. Sistem gotong royong: Prinsip gotong royong memiliki peran penting dalam
membangun harmoni sosial di masyarakat Bali. Gotong royong adalah praktik saling
membantu dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat Bali sering
kali berkumpul untuk bekerja bersama dalam upacara keagamaan, persiapan perayaan,
atau pembangunan infrastruktur desa. Praktik gotong royong ini memperkuat rasa
kebersamaan dan saling ketergantungan di antara anggota masyarakat Bali.
3. Adat dan kebiasaan lokal: Suku Bali memiliki sistem adat yang kuat yang dijalankan
oleh setiap desa atau kelompok masyarakat. Sistem adat ini mencakup aturan dan
norma-norma yang mengatur hubungan sosial, tata cara berinteraksi, dan penyelesaian
konflik. Melalui adat dan kebiasaan lokal, masyarakat Bali memperoleh panduan untuk
berperilaku dengan baik dan menghormati satu sama lain, sehingga tercipta harmoni
sosial di antara mereka.
4. Seni dan budaya: Seni dan budaya Bali, seperti tari, musik, dan seni rupa, juga berperan
penting dalam membentuk harmoni sosial. Seni dan budaya menjadi medium untuk
mengungkapkan identitas dan memperkuat rasa persatuan di antara masyarakat Bali.
Pertunjukan seni dan festival budaya di Bali seringkali melibatkan partisipasi dan
kolaborasi antara berbagai kelompok masyarakat, sehingga memperkuat ikatan sosial dan
harmoni di antara mereka.
5. Penghargaan terhadap perbedaan: Masyarakat Bali memiliki penghargaan yang kuat
terhadap perbedaan dan keragaman. Meskipun mayoritas menganut agama Hindu, Bali
juga menjadi tempat tinggal bagi minoritas agama seperti Islam, Kristen, dan Buddha.
Masyarakat Bali mampu hidup berdampingan dengan damai dan saling menghormati
perbedaan agama, budaya, dan kepercayaan. Toleransi ini merupakan faktor penting
dalam memelihara harmoni sosial di Bali. Secara keseluruhan, proses terjadinya harmoni
sosial dalam suku Bali melibatkan agama Hindu sebagai landasan moral, praktik gotong
royong, sistem adat dan kebiasaan lokal, seni dan budaya, serta penghargaan terhadap
perbedaan. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan saling memperkuat satu sama lain,
membentuk kerangka sosial yang harmonis di masyarakat Bali.
6.
https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/DRK/article/view/69
HARMONI SOSIAL DI TENGAH PLURALITAS BERBANGSA DAN BERNEGARA

Anda mungkin juga menyukai