Anda di halaman 1dari 5

• BAHASA

Bahasa Bali adalah salah satu bahasa daerah di negara Indonesia yang dipelihara dengan baik
oleh masyarakat penuturnya, yaitu etnis Bali. Bahasa Bali dipakai secara luas sebagai alat
komunikasi dalam berbagai aktivitas di dalam rumah tangga dan di luar rumah tangga yang
mencakupi berbagai aktivitas kehidupan sosial masyarakat Bali. Oleh karena itu, bahasa Bali
merupakan pendukung kebudayaan Bali yang tetap hidup dan berkembang di Bali.
Keberadaan bahasa Bali memiliki variasi yang cukup rumit karena adanya sor-singgih, yang
bergantung pada pembicara, dengan siapa Anda berbicara, dan apa yang Anda bicarakan.
Secara umum variasi bahasa Bali dapat dibedakan menjadi variasi temporal, regional dan
sosial. Dimensi temporal bahasa Bali menunjukkan sejarah dan perkembangan bahasanya,
meski dalam arti yang sangat terbatas. Secara temporal bahasa Bali dibedakan atas Bali Kuno
yang sering disebut Bali Mula atau Bali Aga, Bali Tengahan atau Kawi Bali, dan Bali Kepara
yang sering disebut Bali Baru atau Bali Modern.

• SISTEM PENGETAHUAN
Pendidikan pada masyarakat bali sudah bisa dikatakan maju dengan dibangun banyak nya
sekolah, baik TK, SD, SMP, SMA,Universitas. Materi dan pembelajaran nya juga sama
dengan daerah-daerah yang lain. Tetapi yang membedakan adalah bahasa daerah nya. Ada
juga sistem pengetahuan yang bisa dikatakan sudah berkembang yaitu masyarakat bali bisa
memanfaatkan sumber daya ada di sekitarnya. Menjadikan masyarakat bali bisa kreatif dan
inovatif untuk mengelola sumber daya nya melalui pengetahuan. Salah satu yang bisa kita
lihat dari masyarakat Bali yaitu persawahan yang ada disekitar pedesaan di bali. Sejak dahulu
semua petani yang persawahan nya di airi oleh saluran irigasi yang menjadi satu kelompok
kerja irigasi atau dalam satu subak. merupakan organisasi petani dalam hal pengairan sawah
yang berada di desa-desa bali. Selain pengairan sawah subak juga mengatur penanaman benih
yang siap untuk ditanam
• Sistem dan organisasi kemasyarakatan Bali
Didalam suku Bali terdapat sistem dan organisasi kemasyarakatan yang biasa disebut dengan
Banjar, Banjar sudah ada sejak jaman dahulu. Banjar memiliki prinsip utama yaitu saling
memberi dan menerima. Organisasi ini seperti halnya sistem RT/RW pada masyarakat
Indonesia modern. Banjar sebelumnya dikenal dengan nama Subak, yang merupakan suatu
organisasi kemasyarakatan yang berperan sebagai wadah bagi para petani di pulau Bali untuk
bermusyawarah bersama sama dan membahas atau mengelola sistem pengairan sawah dalam
bercocok tanam. Subak mengatur sistem pengairan agar tidak timbul berbagai masalah seperti
perebutan sumber air atau masalah pertanian yang lain seperti hama dan lain sebagainya.
Selain itu organisasi ini biasanya juga mengadakan upacara di pura Subak, serta membantu
anggota yang sawahnya panen.
Jenis-jenis Banjar : Banjar Dinas Fungi dari Banjar Dinas lebih mengarah ke urusan
administrasi seperti membuat KTP, Kartu Keluarga, atau urusan birokrasi yang lain. Banjar
Dinas diketuai oleh kelian dinas. Banjar Adat Banjar Adat lebih berfungsi untuk menangani
urusan-urusan sosial seperti upacara perkawinan krama banjar, upacara-upacara keagamaan,
serta saat adanya kematian. Banjar Adat dimetuai oleh kelia
• Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologi meliputi alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan
dan jamu-jamuan, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, serta alat-alat
transportasi (Koentjaraningrat, 1990: 343). Disini, peralatan hidup dan teknologi yang
digunakan masih terbilang sederhana.
Alat produksi
Alat produksi adalah alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan, mulai dari alat sederhana
seperti batu tumbuk untuk menumbuk terigu, sampai yang agak kompleks seperti alat untuk
menenun kain (Koentjaraningrat, 1990: 345). Dengan kata lain, alat produksi adalah benda
yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Alat produksi yang disebutkan dalam Lejak
adalah minyak kacang, batu api, dan daun lontar, kita dapat melihat bahwa orang Bali pada
zaman dahulu belum mengenal lampu ataupun korek api, melainkan hanya lampu kacang dan
batu api. Mereka juga belum mengenal kertas seperti yang saat ini kita gunakan, melainkan
hanya daun lontar. Selain itu, belum ada sampo yang diproduksi sebagai pencuci rambut.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan minyak bekas rendaman kembang (Soe, 1935: 23).
Senjata
Meskipun Lejak bukan merupakan novel yang bercerita tentang peperangan, kita dapat
menemukan beberapa jenis senjata di dalamnya, yaitu keris, tombak dan golok. dapat kita
lihat bahwa di antara ketiganya, tombak dan golok digambarkan sebagai senjata yang
cenderung lebih berfungsi sebagai alat membela diri, sementara keris hanya digunakan
sebagai aksesoris pelengkap pakaian sehari-hari.
Makanan
Dari Lejak, kita dapat melihat bahwa makanan yang terbilang khas di kalangan masyarakat
Bali adalah babi guling, yang dimasak untuk merayakan harihari penting seperti perayaan
Galungan.
Pakaian
Pakaian yang digambarkan dalamLejak adalah sarung dan ikat kepala untuk pria, serta
sarung dan kain tenun untuk wanita,
Tempat Berlindung
Tempat berlindung dan perumahan yang dapat kita temukan adalah rumah yang terbuat dari
batu (bukan bata seperti umumnya yang kita lihat saat ini

• Mata pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Bali pada umumnya sangat beranekaragam. Mata pencaharian
tersebut meliputi pekerjaan sebagai : petani, pengrajin, nelayan pedagang berbagai jasa
khususnya bidang kepariwisataan. Pertanian merupakan mata pencarian pokok masyarakat
bali. Usaha pertanian lain adalah perkebunan yang menghasilkan kelapa, topi, cengkeh,
kapok, jambu mete, dan tembakau. Jenis mata pencaharian lain adalah industri rumah tangga,
nelayan, perdagangan, dan pariwisata. Sebagian besar penduduk Bali menggantungkan
hidupnya dari sektor pariwisata karena memang daerah ini merupakan tujuan utama
pariwisata bagi wisatawan asing dan domestik. Sebagian juga memilih menjadi seniman.
Dalam hal pertanian sawah, mereka membedakan menjadi dua macam sistem penanaman,
yaitu sistem tulak sumur dan sistem kerta masa. Lingkup pekerjaan pertanian yang menjadi
tanggung jawab bersama di kalangan petani itu, misalnya memperbaiki saluran air, berburu
tikus, mengaktifkan upacara, dan lain-lain. Untuk aktivitas semacam ini peranan dari
organisasi yang disebut subak. Subak adalah organisasi petani dalam hal pengairan sawah
yang berada di desa-desa seluruh Bali. Dalam setiap desa ada beberapa subak yang
anggotanya tidak harus warga desa setempat. Subak mempunyai pengurus yang diketuai oleh
klian subak, yang membawahi sejumlah klian tempek yang mengurus bidang administratif,
sejumlah pekaseh yang mengurus pembagian air, memelihara irigasi, membersihkan saluran.
• Sistem religi dan upacara keagamaan
: # Pembahasan (tidak masuk ppt) Brahmana sendiri merupakan nama bagi Tuhan yang
wujud dengan sendirinya, Maha Esa dan Maha Kuasa yang bersifat kekal. Masyarakat bali
biasa menyebutnya Sang Hyang Widhi. Sang Hyang Widhi merupakan tuhan yang maha esa,
sama seperti islam. Selain itu, dewa dewa yang biasanya disembah oleh masyarakat hindu
bali ialah penjelmaannya dari Sang Hyang Widhi tersebut seperti,Dewa Brahmana,Dewa
wisnu, dan Dewa siwa dan masih banyak lagi. Dari ketiga dewa diatas dapat dikatakan
sebagai konsep Trimurti yang berarti penyatuan ketuhanan yang memiliki aturan alam
semesta memiliki 3 fase yaitu penciptaan,pemeliharaan atau penjagaan,dan pemusnahan. Di
setiap pura penganut agama Hindu terdapat patung yang menggambarkan Tri Murti. Selain
itu, agama hindu juga memiliki arti filosofis Tri Hita Karana sebagai jalan menuju
kesempurnaan hidup yang teridiri dari tuhan,alam semesta,dan manusia. Upacara Keagamaan

# Pembahasan (tidak di masukan ppt)


Agama Hindu menggariskan pelaksanaan Yadnya dalam lima bagian yang di sebut “Panca
Yadnya” yaitu :
Dewa Yadnya
Merupakan persembahan dan pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi, dan umumnya
dilaksanakan di berbagai pura,sanggah pamerajan.
Pitra Yadnya
Merupakan penghormatan terhadap leluhur,orang tua dan keluarga yang telah meninggal,
yang melahirkan,memelihara, dan memberi warna dalam satu lingkungan kehidupan
keluarga. Masyarakat hindu meyakini bahwa semua yang telah meninggal sudah sesuai
karma yang di bangun semasa hidup dan segera menuju kesatuan dengan Sang Hyang Widhi
Rsi Yadnya
Persembahan dan penghormatan kepada parabijak, pendeta, dan cerdik pandai, yang
telahmenetapkan berbagai dasar ajaran Agama Hindudan tatanan budi pekerti dalam
bertingkah laku. Manusa Yadnya/pengorbanan suci manusia proses untuk memelihara,
menghormati,dan menghargai diri sendiri beserta keluarga inti (suami,istri,anak). Perjalanan
manusia Bali dilakukan berbagai prosesi mulai di kandungan hingga kematian.
Bhuta Yadnya
Prosesi persembahan dan pemeliharaan spiritual terhadap kekuatan dan sumber daya alam
semesta. Karena agama hindu menggariskan bahwa manusia dan alam semesta di bentuk dari
unsur unsur yang sama atau satu, yaitu disebut “Panca Maha Bhuta”, terdiri dari akasa(ruang
hampa), bayu (udara), teja (panas), apah (zatcair), dan pertiwi (zat padat). Karena manusia
memiliki kemampuan berpikir (idep) maka manusialah yang wajib memelihara alam semesta
termasuk makhluk hidup lainnya (binatang dan tumbuhan). Karena itu agama hindu memiliki
banyak dewa seperti dewa hujan,dewa matahari,dewa candra,dewa paryania, dan masih
banyak lagi

• Kesenian
dalam suku bali memiliki berbagai macam-macam dan juga memiliki ciri-ciri khas yang
berbeda yang dapat kita jumpai di sekitar Bali antara lain rumah adat,tarian adat, alat musik,
pakaian adat,dan kerajinan Contoh kesenian antara lain
1.Pakaian adat
A Baju Safari
Baju safari bukan berarti baju yang dikenakan saat bersafari di hutan atau sabana ya,
detikers. Baju safari di sini merupakan baju adat Bali yang bisa digunakan oleh pria. Warna
baju ini umumnya putih sebagai lambang kebersihan dan kesucian. Bentuknya seperti kemaja
dengan kerah dan kancing serta saku di kanan dan kiri dekat pinggang. Baju safari termasuk
salah satu unsur busana yang termasuk bagian Manusa Angga atau busana dari leher ke
pinggang.
B Kebaya
Jika laki-laki mengenakan Manusa Angga berupa kemaja atau safari, maka perempuan
mengenakan kebaya. Kebaya yang digunakan biasanya berwarna putih dengan lengan
panjang atau lengan tiga perempat untuk menunjukkan kesopanan. Kebaya sendiri
sebenarnya bukan berasal dari Bali saja, tetapi merupakan salah satu pakaian adat yang kerap
digunakan di Bali. Masyarakat Bali umumnya memakai kebaya untuk acara-acara penting
seperti ritual keagamaan, hari raya, atau pernikahan. Mengutip I Dewa Ayu Sri Suasmini
dalam MUDRA Jurnal Seni Budaya, kebaya saat ini mulai mengalami perubahan dalam hal
desain maupun bahan karena perkembangan teknologi informasi dan industri pariwisata.
2. Tarian adat
Tari Kecak merupakan salah satu seni tari nusantara terkenal yang berasal dari Bali. Seni tari
ini biasanya dipertunjukkan secara massal oleh puluhan, bahkan ratusan penari laki-laki yang
duduk secara melingkar. Dinamakan tari Kecak, karena pada saat irama musik dimainkan,
para penari akan mengangkat dan menggerakkan kedua lengannya sambil menyerukan kata
“cak ke cak ke cak”. Para penari akan mengenakan kostum bermotif poleng (kotak-kotak
putih hitam), mirip dengan pola papan catur.
3. Rumah adat
Bale Sepakat
Bale Sekapat adalah bagian dalam rumah adat Bali yang berfungsi sebagai tempat bersantai
seluruh anggota keluarga. Keunikan rumah adat Bali ini adalah adanya empat buah tiang
yang berfungsi sebagai penyangga dan atapnya berbentuk pelana. Keunikan rumah adat Bali
ini adalah adanya empat buah tiang yang berfungsi sebagai penyangga dan atapnya berbentuk
pelana. Dengan adanya bangunan ini, diharapkan agar memiliki hubungan keluarga yang
lebih akrab dan harmonis.
4. Alat musik
RINDIK
Rindik merupakan salah satu alat musik Bali yang dipukul dan terbuat dari bambu. Alat
musik tradisional ini memiliki lima nada dasar pada bilah bambunya dan cara memainkannya
dengan memukulnya dengan palu khusus. Rindik sering digunakan dalam tradisi joged
bumbung yang merupakan seni di mana seorang penari wanita mengajak salah satu penonton
pria untuk menari bersama. Selain itu, alat ini sering digunakan sebagai pelengkap resepsi
pernikahan dan penyambutan tamu. Instrumen ini memiliki sejarah panjang. Singkatnya, alat
musik ini adalah angklung reyog kerajaan Majapahit, yang dibawa ke Bali oleh invasi
kerajaan Demak. Orang-orang Majapahit yang tiba di Bali pada waktu itu mengalami
kesulitan merakit gamelan berisi angklung karena sudah mengalami pergerakan dan
kerusakan. Angklung tidak dapat dibentuk dengan cara ini, tetapi tetap mengeluarkan suara,
jadi angklung ini adalah Rindik. Nama Rindik berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti
ditempatkan dengan rapi dan memiliki sedikit celah. Instrumen ini dimainkan oleh dua
hingga lima orang, dengan masing-masing pemain memiliki peran khusus. Dua memainkan
Rindik dan sisanya memainkan suling dan gong puru. Awalnya, Rindik digunakan sebagai
alat hiburan petani ladang dan sebagai musik latar untuk menghibur masyarakat “Shirogen
Bunbun”. Namun, semakin lama Rindik telah digunakan sebagai pengiring acara seperti
pernikahan, resepsi dan penyambutan tamu.
5. Kerajinan
KAIN BALI Bali juga mempunyai berbagai macam jenis kain yang khas. Kamu dapat
menemukan kain songket, batik, gringsing, endek, gedongan, hingga prada. Kain songket,
endek, dan batik merupakan kain yang populer di kalangan para wisatawan. Untuk membeli
berbagai macam kain tersebut cukuplah mudah. Kamu dapat menemukan kain-kain tersebut
di pasar tradisional hingga online shop

Anda mungkin juga menyukai