Anda di halaman 1dari 16

kelompok 1

Objek Kajian
Sosiologi di Bali
X-11
Anggota :

Aisyah' (01)
Arrasya Akmal Musyaffa T (05)
Fadhila Adzra Hafizhah (14)
Rajendra Putra Nugraha (25)
Objek kajian sosiologi :

masyarakat
norma

interaksi
sosialisasi

nilai
1. MASYARAKAT
Merupakan sekelompok manusia yang terjalin erat karena kesamaan wilayah,
tradisi, sistem, dan hukum tertentu yang sama

Bali dikenal sebagai tempat pariwisata paling banyak dikunjungi turis, baik turis lokal
maupun turis internasional. Namun meskipun sudah sering bergaul dengan turis
internasional, kehidupan masyarakat Bali masih kental dengan aktivitas religius dan
tradisi juga adat istiadatnya masih terjaga.

Masyarakat Bali mayoritas beragama Hindu-Bali yang merupakan penggabungan atas


Hindu aliran Saiwa, Waisnawa, dan Brahma dengan kepercayaan asli suku Bali.
Hindu-Bali percaya satu Tuhan dengan konsep trimurti yang terdiri atas tiga wujud,
yakni Brahmana yang menciptakan, Wisnu yang memelihara, dan Siwa yang
merusak.
Masyarakat Hindu di Bali menerapkan sistem kasta. Terdapat 4 urutan kasta yang
dimiliki masyarakat Bali, yaitu :
1. Brahmana
Golongan ini sangat dihormati masyarakat. Orang yang termasuk dalam kasta ini
adalah mereka yang mengabdikan diri pada urusan spiritual dan pendidikan. Mereka
yang termasuk dalam kasta Brahmana adalah pandita, guru dan rohaniawan.
2. Ksatria
Golongan yang masuk dalam kasta ini adalah bangsawan, raja, prajurit, dan pegawai
pemerintahan. Umumnya, anggota kasta Ksatria yang menyelenggarakan
pemerintahan.
3. Waisya
Anggota Kasta Waisya merupakan para pedagang, pengrajin, dan buruh kelas
menengah.
4. Sudra
Kasta ini merupakan kasta terendah dalam agama Hindu. Anggotanya terdiri dari
para petani, pembantu, kuli, dan buruh kecil
Tradisi dan adat istiadat di Bali juga masih terjaga karena masyarakatnya selalu
berusaha untuk melestarikannya. Tradisi dan adat istiadat di Bali antara lain :

1. Jatakarma Samskara
Adalah upacara untuk menyambut seorang anak sebagai cetusan rasa bahagia dan
terima kasih dari kedua orang tua atas kelahiran anaknya. Upacara ini juga diyakini
untuk memberikan keselamatan pada sang bayi hingga besar.
2. Metatah
Merupakan upacara potong gigi yang dilakukan pada anak yang mulai menginjak usia
remaja. Upacara ini dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi seri
rahang atas.
3. Ngaben
Merupakan upacara pembakaran jenazah/kremasi yang dilakukan oleh umat Hindu di
Bali. Ngaben dilakukan untuk melepaskan jiwa orang yang sudah meninggal dunia
agar dapat memasuki alam atas di mana ia dapat menunggu untuk dilahirkan kembali
atau reinkarnasi.
2. INTERAKSI
Merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, ataupun
kelompok dengan kelompok

Sikap terbuka, rendah hati, dan menghindari konflik yang dimiliki oleh masyarakat
Bali di kampung Bali adalah alat yang sangat kuat bagi mereka dalam melakukan
interaksi sosial di sana. Dengan sikap tersebut, mereka bisa tetap bertahan dan
bahkan semakin berkembang. Hubungan interaksi yang terjalin antara masyarakat di
kampung Bali memiliki keterikatan antara satu dengan yang lain. Tujuan keterikatan
hubungan tersebut adalah untuk menjaga keharmonisan mereka dalam
bermasyarakat.
Masyarakat Bali memiliki sifat terbuka yang dibuktikan dengan keterbukaan mereka
terhadap turis, baik itu turis lokal maupun turis internasional. Dalam kehidupan
sehari-harinya, masyarakat bali menggunakan bahasa bali dan bahasa indonesia,
namun sebagian besar pedagang atau penyedia jasa juga mempelajari bahasa inggris
agar mereka bisa berinteraksi dengan turis internasional.

Masyarakat Hindu Bali juga sangat kompak saat melaksanakan upacara keagamaan,
tradisi maupun adat istiadat, misalnya saat tradisi pawai ogoh-ogoh masyarakat Bali
yang berprofesi sebagai pengrajin bersama-sama membuat patung ogoh-ogoh,
kemudian pada saat malam Nyepi semua masyarakat Hindu Bali keluar rumah untuk
mengarak patung ogoh-ogoh tersebut keliling desa dan kota yang kemudian nantinya
patung tersebut akan dibakar bersama-sama sebagai bentuk penyucian diri sebelum
Hari Raya Nyepi
3. NILAI
Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan masyarakat terhadap sesuatu
yang dianggap baik, luhur, dan pantas untuk perkembangan dan kebaikan hidup
bersama.

Kebudayaan Bali sesungguhnya menjunjung tinggi nilai-nilai keseimbangan dan


harmonisasi mengenai hubungan manusia dengan Tuhan(parhyangan), hubungan
sesama manusia(pawongan), dan hubungan manusia dengan lingkungan
(palemahan), yang tercermin dalam ajaran Tri Hita Karana(tiga penyebab
kesejahteraan). Apabila manusia mampu menjaga hubungan yang seimbang dan
harmonis dengan ketiga aspek tersebut maka kesejahteraan akan terwujud.
Selain nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi, dalam kebudayaan Bali juga
dikenal adanya konsep tri semaya yakni persepsi orang Bali terhadap waktu. Menurut
orang Bali masa lalu(athita), masa kini(naghata) dan masa yang akan
datang(warthamana) merupakan suatu rangkaian waktu yang tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya. Kehidupan manusia pada saat ini ditentukan oleh hasil
perbuatan di masa lalu, dan perbuatan saat ini juga menentukan kehidupan di masa
yang akan datang. Dalam ajaran hukum karma phala disebutkan tentang sebab-akibat
dari suatu perbuatan, perbuatan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik,
demikian pula sebaliknya.
4. NORMA
Merupakan segala bentuk aturan atau ketentuan berupa perintah dan larangan
yang ditetapkan berdasarkan keputusan bersama

Norma adalah pedoman dalam hidup bermasyarakat sehingga terciptalah kerukunan


seperti halnya filosofi menyama braya yang bersumber dari sistem nilai budaya dan
adat istiadat masyarakat Bali. Norma yang juga sebagai bagian dari pedoman etika
keluarga Hindu, dalam kitab Manawa Dharmasastra dijelaskan bahwa norma-norma
tersebut mempunyai dua macam menurut isinya, yaitu :
Perintah, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibatnya dipandang baik.
Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu
oleh karena akibatnya dipandang tidak baik.
Artinya norma adalah memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana seseorang
harusnya bertindak dalam masyarakat serta perbuatan-perbuatan mana yang harus
dijalankannya, dan perbuatan-perbuatan mana yang harus dihindari. Dalam
pergaulan hidup, norma tersebut juga dapat dibedakan menjadi 4 norma, yaitu :
Norma Agama
Norma Kesusilaan
Norma Kesopanan
Norma Hukum

Norma di Bali antara lain :


1. Mengikuti upacara keagamaan dengan khidmat
2. Berpakain rapi dan sopan saat berkunjung ke pura
3. Bersikap sopan kepada pemimpin pura
4. Tidak berkunjung ke pura saat sedang menstruasi
5. Tidak keluar dari rumah, bekerja, menyalakan api dan lampu saat Nyepi
6. Menjaga lisan
5. SOSIALISASI
Merupakan proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya

Subak adalah salah satu tradisi dari masyarakat Bali yang merupakan infrastuktur
irigasi dan manajemen pengairan sawah secara tradisional. Sistem irigasi ini
merupakan pola pengelolaan pengairan untuk sawah-sawah di Bali yang telah
berlangsung sejak zaman dahulu.

Keberadaan Subak merupakan manifestasi dari filosofi Tri Hita Karana yang memiliki
arti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan”. Penerapannya
didalam sistem subak yaitu :
Parhyangan yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Pawongan yaitu hubungan antara manusia dengan sesamanya.
Palemahan yaitu hubungan antara manusia dengan alam dan lingkungannya
Subak bagi masyarakat Bali tidak hanya sekedar sistem irigasi, tetapi juga merupakan
konsep kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri. Dalam pandangan rakyat Bali, Subak
adalah gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.

UNESCO sendiri telah memasukkan sistem subak sebagai salah satu warisan budaya
dunia. Namun, sistem subak kini sudah diambang kepunahan akibat alih fungsi lahan
menjadi lahan pariwisata. Untuk memperkenalkan dan melestarikan Subak yang
merupakan warisan budaya leluhur maka didirikanlah Museum Subak yang terletak di
Kabupaten Tabanan
Masyarakat Bali masih mempertahankan kebudayaan mereka, generasi muda di Bali
sudah diajarkan, dididik, dan diperkenalkan dengan budaya mereka sendiri sedari
dini, seperti :
Diperkenalkan dengan ajaran agama mereka sendiri, misalnya untuk agama hindu
generasi muda diajak sembahyang ke pura, diajak mengikuti kegiataan
keagamaan, diajarkan bagaimana mempersiapkan peralatan beribadah
Terdapat mata pelajaran lokal bahasa bali di sekolah
Terdapat ekstrakurikuler tari tradisional di sekolah
Diajarkan dan dikenalkan dengan lagu daerah seperti meyang-meyong, cening
putri ayu, ratu anom, jangi janger dll
Diajarkan tari tradisional bali seperti tari panyembrama, tari janger, tari rejang,
tari puspanjali dll
Diajarkan permainan tradisional bali seperti matumbing, sepit-sepitan, cagcag,
curig, dll
Diajak menyaksikan pertunjukkan seni dan budaya Bali.
THANK
YOU!

THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai