Anda di halaman 1dari 15

KEISTIMEWAAN PURA TANAH LOT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bali merupakan pulau seribu Pura atau Pulau Seribu Candi, karena pura
atau candi ditemukan di semua tempat, di pintu gerbang desa, di depan
kantor-kantor pemerintah, bahkan di depan rumah penduduk. Bali juga
mempunyai beragam budaya, tradisi dan adat istiadat yang khas. Di beberapa
tempat di Bali terdapat beberapa tempat persembahyangan / Pura. Pura
tersebut digunakan sebagai tempat persembahayangan oleh penduduk di Bali
yang mayoritas beragama Hindu. Penduduk melakukan ritual tersebut secara
rutin.

Bali terbagi menjadi 52 kecamatan, yang terdiri dari 8 Kabupaten dan 1


kota Madya yaitu Denpasar. Kabupaten Tabanan adalah salah satu dari
beberapa Kabupaten yang berada di Bali yang terletak dibagian selatan Pulau
2
Bali. Luas wilayah Kabupaten Tabanan sekitar 839,33 Km yang terdiri dari
Pegunungan dan pantai, dan terbagi menjadi sepuluh kecamatan.

Selain sebagai pusat spiritual bagi umat Hindu, pura Tanah Lot
memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengan pura-pura lainnya yang ada
di Bali. Pura Tanah Lot sudah sejak lama terkenal karena keindahan
pantainya. Selain itu, Pura Tanah Lot juga memiliki keistimewaan lain,
seperti adanya ular suci. Mengingat keistimewaan-keistimewaan tersebut,
maka penulis mengangkat topic Tanah Lot sebagai objek tulisan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang
diungkapkan.

1. Bagaimanakah sejarah Pura Tanah Lot ?


2. Dimanakah lokasi Pura Tanah Lot ?
3. Apa sajakah keistimewaan yang ada di Pura Tanah Lot ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang disamapaikan di
atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai.

1. Untuk mengetahui sejarah Pura Tanah Lot.


2. Untuk mengetahui lokasi Pura Tanah Lot.
3. Untuk mengetahui keistimewaan yang ada di Pura Tanah Lot.

D. Manfaat Penulisan
Secara praktis, makalah ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak.

1. Bagi Pelajar, makalah ini dapat dijadikan acuan untuk mengenal lebih
dekat mengenai objek wisata Pura Tanah Lot.
2. Bagi pemerhati Pariwisata, makalah ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan tolok ukur wisata Pura Tanah Lot.
3. Bagi Masyarakat, makalah ini bisa dijadikan bahan referensi sebelum
mengunjungi Pura Tanah Lot.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keistimewaan
Keistimewaan adalah kewenangan khusus untuk menyelenggarakan
kehidupan beragama, adat, pendidikan, dan peran ulama dalam penetapan
kebijakan daerah. ( pasal 1 angka 8 UU Nomor 44 tahun 1999 tentang
penyelenggaraan .

B. Tanah Lot
Tanah Lot sudah dikenal sebagai obyek wisata dari tahun 1970-an.
Cuma pada saat itu infrastruktur penunjang yang sangat minim dan hanya
dikunjungi oleh wisatawan lokal pada hari-hari libur lokal seperti hari liburan
sekolah, hari raya Galungan, Kuningan atau pada saat upacara di Pura Tanah
Lot. Seiring berkembangnya sektor kepariwisataan Bali, dengan
mengandalkan suasana Sunsetnya yang menawan Tanah Lot mengalami
peningkatan pengunjung baik dari domestik maupun mancanegara.
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada
dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan
batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang
mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil
menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun
Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot,
Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai
meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben
menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia
menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan
kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke
tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya
menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara
ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor
pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3
kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa
Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Pura Tanah Lot

Tanah Lot dalam bahasa Bali berarti “Tanah di tengah lautan”, kalau kita
cermati posisi Pura Tanah Lot memang menjorok ke tengah laut. Pura ini berdiri
di atas bongkahan batu karang, dimana alam telah membentuknya sedemikian
rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang sangat indah dan unik.
Menurut legenda masyarakat Bali, Tanah Lot berasal dari segumpal
tanah yang dibawa oleh Putra Patih Gajahmada yang terjatuh di tepi pantai.
Diceritakan bahwa Patih Gajahmada dari Kerajaan Majapahit
memerintahkan putranya untuk mengembara. Sang Patih memberinya bekal
sebuah tempayan yang berisi tanah. Sang Patih berpesan agar putranya
menaburkan tanah dalam tempayan tersebut sesampainya ia di sebuah
daratan, niscaya tempat tersebut akan menjadi kekuasaannya. Akan tetapi,
sebelum sampai ke daratan tempayan tersebut terjatuh dan tanahnya tumpah
di tepi pantai. Tanah itulah yang kemudian menjadi Tanah Lot yang artinya
tanah di tengah laut.
Selain itu, ada pula cerita versi lain yang berkembang di masyarakat.
Pada masa kerajaan majapahit di jawa timur, tersebutlah seorang bhagawan
yang bernama Dang Hyang Dwi Jendra. Beliau di hormati atas pengabdian
yang sangat tinggi terhadap raja dan rakyat melalui ajaran-ajaran spiritual,
peningkatan kemakmuran dan menanggulangi masalah-masalah kehidupan.
Beliau dikenal dalam menyebarkan ajaran agama hindu dengan nama
“dharma yatra”. Di lombok beliau disebut “tuan semeru” atau guru dari
semeru, nama sebuah gunung di jawa timur.
Pada waktu beliau datang ke bali untuk menjalankan misinya pada abad
ke 15, yang berkuasa pada saat itu adalah raja dalem waturenggong yang
menyambut beliau dengan sangat hormat. Beliau mengajarkan dan
menyebarkan ajaran dharma sampai ke pelosok-pelosok pulau bali dan
banyak membangun tempat-tempat suci untuk membangun dan meningkatkan
kesadaran spiritual dan memperdalam ajaran-ajaran agama hindu.
Disebutkan pada saat beliau menjalankan “dharma yatra” di rambut
siwi, beliau melihat sinar suci dari arah tenggara dan mengikutinya sampai
pada sumbernya yang ternyata adalah sebuah sumber mata air. Tidak jauh
dari sumber mata air tersebut, beliau menemukan sebuah tempat yang sangat
indah yang disebut “gili beo” ( gili artinya batu karang, beo artinya burung)
jadi itu adalah sebuah batukarang besar berbentuk burung beo. Di tempat
inilah beliau membangun tempat untuk bermeditasi dan melakukan pemujaan
kepada dewa penguasa laut.
Beliau mulai menyebarkan ajarannya kepada penduduk setempat, yaitu
yang berada di desa beraban dimana desa tersebut di kepalai oleh seorang
pemimpin suci yang disebut “bendesa beraban sakti”.
Pada saat itu penduduk desa beraban menganut monotheisme. Dalam
waktu singkat, ajaran dang hyang nirartha yaitu tentang agama hindu telah
membuat para penduduk mulai meninggalkan ajaran monotheisme tersebut.
Begitu pula sebagian kecil pengikut bendesa beraban mulai
meninggalkannya, dan dia menyalahkan dang hyang nirartha atas hal
tersebut. Kemudian dia mengumpulkan para pengikutnya yang masih setia
dan memimpin mereka untuk mengusir dang hyang nirartha dari tempat
tersebut. Dengan kekuatan spiritual yang dimiliki oleh dang hyang nirartha,
beliau melindungi diri dari serangan bendesa beraban dengan memindahkan
batukarang besar tersebut tempat beliau bermeditasi ke tengah lautan dan
menciptakan banyak ular dengan selendangnya di sekitar batukarang sebagai
pelindung dan penjaga tempat tersebut. Kemudian beliau memberi nama “
tengah lod ” yang berarti tanah di tengah lautan.
Akhirnya bendesa beraban mengakui kesaktian dan kekuatan spritual
dari dang hyang nirartha, dan dia mulai mempelajari ajaran-ajaran yang di
ajarkan oleh orang suci tersebut, hingga menjadi pengikut setia dan ikut
menyebarkan ajaran itu kepada para penduduknya untuk bergabung
mengikuti kepercayaan tersebut. Sebelum pergi, beliau memberikan sebilah
keris suci dan sakti yang dikenal dengan nama “ ki baru gajah ” kepada
bendesa beraba. Saat ini keris tersebut distanakan di puri kediri yang sangat
dikeramatkan oleh segenap masyarakat dan diupacarai setiap hari raya
kuningan dengan berjalan kaki 11 km pulang pergi menuju pura luhur
pakendungan yang berlokasi 300 meter dari pura luhur tanah lot. Upacara
piodalan di pura tanah lot setiap 210 hari sekali yakni pada hari “ buda wage
langkir ” sesuai penanggalan kalender Bali.

B. Lokasi Pura Tanah Lot

Pura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah
kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang
pembangunannya erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha di
Pulau Bali. Objek ini bisa ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta. Di
sini ada dua pura yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas
bongkahan batu, apabila air pasang pura ini akan kelihatan dikelilingi air laut
dan satunya lagi, tepatnya di sebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah
pura yang terletak menjorok ke laut dan di atas tebing.
Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan yang
digunakan untuk tempat pemujaan dewa - dewa penjaga laut.
Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari
terbenam (sunset), biasanya para tamu akan datang pada sore hari untuk
melihat melihat keindahan matahari tenggelam.

C. Keistimewaan Pura Tanah Lot

Dimensi naturalisme mengimajinasikan bahwa eksotisme pantai Lot


adalah kekayaan dan panorama yang menggambarkan betapa alam ini penuh
warna dan aneka ragam. Dimensi humanisme seolah menandakan bahwa
alam menginduksi manusia untuk memanjakan diri, tenggelam dalam euforia
yang ditandai dengan proyek imajiner seperti mengambil foto dengan momen
istimewa dan mengambil sudut pantai yang dianggap akan mewakili
representasi diri dalam imaji fotografi. Di Pantai Tanah Lot ini, ketika
memasuki pintu gapura, anda akan menjumpai sebuah suara muski tradisional
gamelan dan nyanyian tradisional menambah lengkap bahwa Tanah adalah
humanisme kreatif yang dilengkapi hidupnya kebudayaan masyarakat Tanah
Lot. Sementara itu teosentrisme adalah gerak yang diisi oleh manusia yang
berkehendak untuk memuja, memberi persembahan pada tuhan dan menandai
proses komunikatif metafisika orang-orang Bali sekitar Pantai Lot.
Tridimensi gerak Pantai Tanah Lot memberikan makna tersendiri
karena tidak berdimensi tunggal sebagaimana kalau menikmati pantai-pantai
yang lain di Bali. Tridimensi ini menambah aspek kebermaknaan hidup kita
saat berkunjung ke Tanah Lot. Pantai Tanah Lot bisa saya sebut sebagai
bagian dari wisata religi juga.
Selain kita mampu mengambil sisi keindahan pemandangan pantai,
gelombang laut, di situ terbangun megah sebuah Pura yang berada di atas
batu karang di pinggir pantai. Untuk sampai di Pura ini, perlu untuk
menyeberangi air laut. Tidak terlalu masuk ke laut, tetapi jika pasang, kalau
kita ingin mengunjungi Pura, maka kita terpaksa sedikit menceburkan diri
dan di situ disediakan pegangan tali agar penyeberangan kita menjadi aman.
Di situ kita disadarkan sakramen dan ritual umat Hindu menyadarkan bahwa
makna pluralisme begitu realistis. Kalau saya memaknai, bahwa perbedaan
ritual dan cara-cara beribadah umat Hindu tidak saya pandang sebagai
pandangan yang bernada aneh, tetapi menyadarkan saya bahwa ketuhanan
adalah budaya dan idealisme yang mengakar dalam kesatuan multikultural.
Proyeksi keberagamaan telah ditanam manusia dalam segala diktum
humanisme. Simbol-simbol diciptakan untuk menjadi media metafora dan
dimaknai dalam keragaman konteks kebaikan, keburukan, keselamatan,
kematian dan sebagainya.
Keistimewaan Pantai Lot dilengkapi dengan mitologi setempat terkait
dengan ular suci (holy snake). Konon ular suci Tanah Lot diyakini memiliki
sejarah antropologi mitologis yang menjadi penyangga dari ancaman
kejahatan dan kerusakan. Ular suci yang ada di Pantai Lot, menurut informasi
Beli Made Panji, adalah jenis ular laut yang dikenal dengan Bungarus
candidus dengan warna cincin melingkar hitam dan putih. Ular ini menurut
dia, adalah jenis ular berbisa nomer ketiga dari jenis ular berbisa di dunia,
setelah ular kobra dari India, ular derik Australia. Kategorisasi ini sudah
pernah diteliti oleh sebuah perguruan tinggi di Indonesia, termasuk
Universitas Indonesia, UGM dan Udayana.
Ular Suci, ini diyakini sebagai juru selamat Tanah Lot. Sebuah kisah, di
saat ada seseorang yang berniat jahat di Tanah Lot, tiba-tiba ular ini datang
menghampiri pelaku yang ingin berbuat jahat. Ular suci ini menyerang orang-
orang yang akan berbuat kerusakan di Tanah Lot. Keganasan ular ini
terangkum sebagai juru selamat terhadap ancaman kerusakan, tetapi ia jinak
dan berdiam diri ketika berada di pinggir gua batu karang Pantai Lot nan
eksotik.
Setiap pengunjung Pantai Lot, bahkan bisa memegang ular berbisa ini
dengan tangan mereka tanpa khawatir serangan balik dari ular ini. Ular ini
tidak bereaksi apa-apa. Sembari ditunggui oleh pawangnya, anda bisa
memegang ular suci ini. Bagi anda yang berniat memegang ini, pawang ular
ini meminta uang seikhlasnya, minimal seribu rupiah sebagai buah dari
keinginan kita memegang ular ini. Hingga hari ini ular suci tanah lot belum
pernah menyerang para pengunjung yang ingin menyentuhnya, padahal ular
ini dikategorikan sebagai jenis ular berbisa nomer tiga di dunia.
Kepercayaan lain yang menambah unsur mitologis terhadap ular suci
adalah dengan menyentuh dan mengelus-elusnya, sembari itu anda dapat
berdoa agar keinginan dan permohonan yang selama ini belum terkabul atau
punya hajat tertentu terkait cita-cita anda. Sebuah kisah, tergantung anda
percaya atau tidak, tetapi menurut Made, itulah kenyataannya. Suatu kisah,
ada seorang guru dari Yogyakarta yang sudah lama tidak mempunyai anak,
ketika datang di Tanah Lot dan mengelus ular ini, dia berdoa untuk segera di
karuniai anak, maka dalam waktu beberapa tahun, guru ini pada akhirnya
dikaruniani seorang anak.
Selain itu, jika ada tanda-tanda alam atau bencana, ular laut ini menjadi
pertanda dan isyarat bagi masyarakat Tanah Lot. Tanda yang dapat dikenali
adalah jika masyarakat setempat melihat ada ratu atau raja ular laut yang
muncul, biasanya berwarna merah, maka kemunculan ratu ular laut ini
menjadi pertanda bahwa bencana telah datang. Bagi masyarakat sekitar,
mereka akan berdoa memberi persembahan kepada dewa-dewa agar diberi
keselamatan. Cerita ini menambah auro mitologis semakin menguat dan
semakin membuktikan kesucian yang melegitimasi sebutan holy snake.
Kepercayaan lain yang berkembang di Tanah Lot, yakni jika anda
berkunjung di pantai ini, ada dapat meminta air keramat yang diyakini bisa
menambah wajah anda awet muda. Anda bisa mengambil secukupnya, buat
untuk mencuci muka anda, dan setelah itu menurut informasi dari bapak
Made, setelah sampai di rumah, silahkan melihat wajah anda di cermin,
niscaya perubahan wajah anda bisa saja kulit wajah anda akan nampak seperti
kulit bayi, mulus, hilang kerutnya dan terpancar kembali muda.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pura Tanah Lot ini terletak di Pantai Selatan Pulau Bali yaitu di wilayah
kecamatan Kediri, Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan, yang
pembangunannya erat kaitannya dengan perjalanan Danghyang Nirartha di
Pulau Bali. Objek ini bisa ditempuh sekitar 45 menit dari kawasan Kuta.
Tanah Lot dalam bahasa Bali berarti “Tanah di tengah lautan”, kalau kita
cermati posisi Pura Tanah Lot memang menjorok ke tengah laut. Pura ini berdiri
di atas bongkahan batu karang, dimana alam telah membentuknya sedemikian
rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang sangat indah dan unik.

Menurut legenda masyarakat Bali, Tanah Lot berasal dari segumpal


tanah yang dibawa oleh Putra Patih Gajahmada yang terjatuh di tepi pantai.
Diceritakan bahwa Patih Gajahmada dari Kerajaan Majapahit memerintahkan
putranya untuk mengembara. Sang Patih memberinya bekal sebuah tempayan
yang berisi tanah. Sang Patih berpesan agar putranya menaburkan tanah
dalam tempayan tersebut sesampainya ia di sebuah daratan, niscaya tempat
tersebut akan menjadi kekuasaannya. Akan tetapi, sebelum sampai ke daratan
tempayan tersebut terjatuh dan tanahnya tumpah di tepi pantai. Tanah itulah
yang kemudian menjadi Tanah Lot yang artinya tanah di tengah laut.

Dimensi naturalisme mengimajinasikan bahwa eksotisme pantai Lot


adalah kekayaan dan panorama yang menggambarkan betapa alam ini penuh
warna dan aneka ragam. Dimensi humanisme seolah menandakan bahwa
alam menginduksi manusia untuk memanjakan diri.
B. Saran
Tanah Lot sebagai salah satu aset budaya dan salah satu tujuan
wisatawan sudah semestinya mendapat perhatian yang lebih baik dari
pemerintah daerah. Banyak hal yang harus kita jaga dan lindungi bersama di
Tanah Lot. Hal ini mengingat pentingnya keberadaan Tanah Lot sebagai
salah satu pura yang memiliki kedudukan penting bagi umat Hindu Bali.
Tentunya peran pemerintah dan masyarakat sekitar memiliki andil yang
sangat besar bagi pengelolaan Tanah Lot. Hal ini penting untuk menjaga
kesucian Tanah Lot sebagai pusat spiritual umat Hindu.
DAFTAR PUSTAKA

ml.scribd.com/doc/62241802/Makalah-Tanah-Lot

en.wordpress.com/tag/definisi-keistimewaan

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_Lot/

http://cyntiagracesella.blogspot.com/2010/03/wisata-bali-tanah-lot.html

http://bali.yogyes.com/id/places/496/

Anda mungkin juga menyukai