TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
3.2 SEJARAH
Menurut legenda, Pura Tanah Lot dibangun oleh seorang Brahmana suci yang
bernama Danghyang Nirartha atau disebut juga Ida Pedanda Sakti Wawu Rauh atau
Danghyang Dwijendra pada abad ke 16. Beliau datang dari Blambangan, Jawa
Timur, ke Bali untuk menyebarkan dan menguatkan ajaran agama Hindu. Beliau
mengadakan perjalanan suci (dharmayatra) dengan berjalan menyusuri pantai selatan
pulau Bali mulai dari daerah barat sampai ke daerah timur.
Dalam perjalanan tersebut, akhirnya beliau sampai pada sebuah pantai di daerah
Tabanan, yang tidak jauh dari desa Baraban. Di tempat ini Danghyang Nirartha
membangun pura dan menyebarkan agama Hindu. Pada saat itu penguasa Tanah Lot,
Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai
meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh
Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Beliau menyanggupi dan
sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan
Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura
disana.
Di kawasan Pantai Pura Tanah Lot juga terdapat Ular Suci dan Air Suci. Menurut
legenda masyarakat setempat, Ular Suci berawal dari Saci Dewi yang turun ke bumi
hendak berbelanja di pasar dekat alas kendung (saat ini dekat dengan pura
pakendungan) pada saat itu Saci Dewi dalam keadaan mengandung. Setelah
berbelanja di pasar tiba – tiba beliau merasa perutnya sakit dan berusaha beristirahat
di suatu tempat. Sementara itu ada seseorang yang bernama Kaki Tua yang
memperhatikan beliau dan merasa kasihan melihat seorang gadis sedang yang
kesakitan. Kaki Tua menghampiri Saci Dewi dan membantunya dengan penuh
keprihatinan. Selang beberapa waktu akhirnya gadis itu melahirkan dua anak
buncing. Bayi yang lahir pertama adalah perempuan dan yang kedua adalah laki- laki
yang di beri nama Rare Cili Roro yang kemudian dititipkan kepada Kaki Tua
tersebut. Kemudian di suatu hari anaknya itu meminta hadiah rumah kepada ibunya
dan akhirnya dibangunlah sebuah pura alas kedung untuk Rare Cili Roro laki dan
Pura Tanah Lot untuk Rare Cili Roro perempuan. Dan Ular Suciyang berada di Tanah
Lot berasal dari potongan – potongan sabuk stagen yang merupakan hadiah dari Saci
Dewi untuk Rare Cili Roro perempuan, ular tersebut bertugas untuk menjaga dan
melindungi Rare Cili Roro perempuan. Sedangkan Air Suci memiliki kedalaman
sampai lima meter dengan pemandangan di sekitarnya yang sungguh luar
biasa.Disebut Goa Air Suci karena menurut masyarakat sekitar goa ini bisa
mengalirkan air suci yang berasal dari tengah laut. Di dalam goa ini terdapat sebuah
patung dengan tinggi lebih kurang setengah meter berwujud Ida Pedanda Danghyang
Dwijendra. Sosok ini merupakan seorang pendeta yang tengah melakukan pemujaan
di lokasi ini
3.3 KEISTIMEWAAN
1. Pulau Karang
Tanah Lot merupakan tempat ibadah umat Hindu yang terletak di atas sebuah batu
karang besar. Untuk bisa melihat keindahan Pura Luhur Tanah Lot, kamu bisa
berjalan kaki saat air sedang surut. Namun, saat air pasang, jalan tersebut akan
tertutup air sehingga membuat Tanah Lot terlihat seperti sebuah pulau karang yang
indah di tengah laut dari kejauhan.
Di atas “pulau karang” tersebut, berdiri dua pura yang berada di dua lokasi berbeda.
Satu pura yang dikenal dengan Pura Luhur Tanah Lot terletak di atas bongkahan batu
karang besar. Pura ini dibangun untuk memuja Tuhan, yaitu Dewa Laut demi
memohon keselamatan dan kesejahteraan dunia, serta keseimbangan antara laut dan
bumi. Di sebelah baratnya, terdapat Pura Batu Bolong yang terletak di atas tebing
yang menjorok ke laut. Pura ini digunakan umat Hindu untuk menggelar upacara
Melasti atau upacara keagamaan lainnya.