PENDAHULUAN
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi
(wikipedia). Budaya terbentuk dari banyak unsur yaitu sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia, sehingga
dapat dikatakan pewarisan secara genetis. Setiap orang memiliki kepribadian
yang berbeda – beda, tapi kita dapat menyesuaikannya dengan berbeda – beda
pula. Hal tersebut membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Bali merupakan pulau yang banyak sekali akan kebudayaannya. Pulau Bali
memiliki luas 5.632,6 km2 . Bali juga memiliki daya tarik serta pikat tersendiri,
mulai wisata budaya, alam dan sudah pasti wisata kulinernya. Daya tarik serta
pemikat pulau dewata sebagai destinasi wisata kelas dunia yaitu Tanah Lot
Bali. Tanah lot berasal dari kata “Tanah” yang berarti tanah dan “Lot” yang
berarti laut, jadi tanah lot bisa disebut dengan tanah atau pulau yang berada
diatas laut. Lokasi wisata yang menarik di pulau Bali ini terletak di Desa
Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Indonesia
Tanah lot berada sekitar 25 km dari kota Denpasar Bali.
Kali ini penulis akan kupas sebuah keajaiban akan keindahan alam pulau
dewata terutama pantainya yang sangat tersohor di dunia. Lokasi itu ada
sebuah tempat peribadatan umat hindu yang mayoritasnya adalah agama
masyarakat Bali itu sendiri yaitu pura. Hal tersebut membuat Bali juga
mendapat julukan Pulau Seribu Pura karena kuatnya pengaruh ajaran Hindu di
Bali.
Tanah Lot bisa dikatakan sebagai salah satu tempat wisata religi di
Bali dengan background panorama pantai dipadukan dengan pura sebagai
rumah ibadah umat Hindu yang mempesona. Terdiri dari dua pura dengan
1
lokasi berbeda, yang satu berada di atas bongkahan batu karang yaitu Pura
Tanah Lot dan satunya berada di tebing yang menjorok ke laut dan
dihubungkan dengan tebing karang yang menyerupai jembatan
melengkung,makanya populer dengan sebutan Pura Karang Bolong.
Pura Tanah Lot atau juga disebut Pura Luhur Tanah Lot adalah sebuah
tempat suci agama Hindu yang mempunyai keindahan yang natural. Pura
Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura ini memiliki ciri
khas sebagai pura yang terletak di tengah laut (terletak sekitar 50 meter dari
pantai ketika pasang). Tempat ibadah ini adalah sebuah pura Hindu yang
dibangun untuk memuja Tuhan dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa Laut
atau Dewa Baruna untuk keselamatan dan kesejahteraan dunia serta
keseimbangan antara laut dan bumi Pura Tanah Lot Bali yang posisinya tepat
berada di atas bongkahan batu karang di tengah pantai ini adalah lokasi yang
sangat sakral. Para wisatawan yang berkunjung ke kawasan pura tanah lot ini
dilarang dan tidak diperbolehkan untuk memasuki lokasinya. Hal tersebut
dilakukan untuk menjaga kesucian salah satu tempat beribadah umat hindu di
Bali, juga karena pura tanah lot diyakini tempat bersemayamnya dewa laut,
karena lokasinya sangat dekat dengan pantai.
Selain itu wisatawan yang berkunjung dapat melihat Pura Tanah Lot
seakan-akan mengapung diatas laut hal itu terjadi saat air sedang pasang. Lain
ketika air sedang laut surut, dibawah pura ada lubang-lubang yang kecil
semacam gua yang dihuni sejumlah ular ekor pipih yang berwarna hitam
berbelang kuning. Katanya, ular ini ialah pengawal pura dan mempunyai racun
3 kali lebih berbisa daripada ular kobra. Ular-ular tersebut relatif jinak dan
tidak menyerang kecuali bila di usik. Apabila ingin menjelajahi keindahan
pura, ada baiknya untuk datang pada sore hari, sebab biasanya air laut sedang
surut. Sementara pada pagi hari, air laut kerap kali pasang sehingga wisatawan
tidak bisa mencapai pelataran pura. Namun, apabila sedang bulan purnama,
pada sore hari pun air laut biasanya tetap pasang.
2
keramat, sehingga tidak semua orang boleh menjamah ruang pemujaan di
dalamnya. Hanya umat Hindu yang akan bersembahyang atau melakukan ritual
agama saja yang diperbolehkan memasuki tempat pemujaan. Akan tetapi, para
pengunjung tak usah kecewa, sebab di sekitar pura masih ada dua daya tarik
lainnya, yaitu sumber air tawar dan ular suci.
Salah satu daya tarik upacara adat tanah lot adalah mempunyai banyak
ragam upacara adat yang salah satunya yaitu upacara adat dari agama Hindu
yaitu disebut”Odalan”. Pura merupakan tempat ibadah agama Hindu. Sebuah
pura dianggap lahir pada saat "ngenteg linggih," dalam bahasa sansekerta
disebut "Khumbha Abhisekam." Dalam pengertian kita yang awam, pada saat
itulah Ida Betara mulai melinggih di pura ini. Secara tattwa dapat dijelaskan,
pada saat itulah pura diberikan tenaga kehidupan, prana dan jiwa, roh oleh
Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi. Dan setelah itu Pura menjadi pusat kehidupan
ritual dan spiritual kita. Sebelum ngenteg linggih, pura tidak lebih dari
tumpukan, batu bata, semen pasir dan besi beton. Benda-benda materi yang
akan hancur oleh waktu. Sama halnya dengan tubuh kita. Sebelum dimasuki
oleh jiwa, badan kita hanyalah tumpukan darah, daging dan tulang. Benda-
benda materi yang juga lenyap oleh waktu. Tapi setelah dimasuki oleh jiwa
atau atman, badan ini manjadi hidup dan lahir ke dunia. Setiap kelahiran selalu
disambut dengan kebahagiaan. Di Bali, pura terdapat pada masing-masing
keluarga atau banjar (istilah orang Bali untuk menyebut desa).
3
yang bukan penduduk Bali. Sebagai generasi penerus bangsa kita harus
menjaga dan merawat kekayaan budaya Indoesia. Walaupun kita bermacam –
macam budaya, bukan berarti penghalang keutuhan, tapi justru dengan adanya
keanekaragaman budaya sebagai pemersatu bangsa Indonesia.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. PEMBATASAN MASALAH
Dari uraian diatas, agar masalah dapat fokus perlu adanya pembatasan
masalah, adapun pembatasannya sebagai berikut :
1. Ditinjau dari etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta
yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti keliling,
banyak, berkali – kali, berputar – putar, dari – dan ke-, sedangkan wisata
berarti perjalanan, berpergian (to travel)
2. Prof.Hunziker dan Prof. Krafft
Pariwisata adalah keseluruhan gejala dihubungan dengan tinggal dengan
orang asing di suatu tempat, dengan ketentuan bahwa mereka kesana tidak
4
untuk melakukan suatu aktivitas menghasilkan uang baik permanen
ataupun sementara.
3. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayyah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi ( budi atau akal ) diartikan
sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia
(wikipedia)
4. Wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya
untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari
kunjungan itu. Instruksi Presiden No. 9/1969
5. Obyek Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang
untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. (Pengantar Ilmu Pariwisata,
Drs. Oka A. Yoeti, 1985).
6. Pura Tanah Lot atau juga disebut Pura Luhur Tanah Lot adalah sebuah
tempat suci agama Hindu yang mempunyai keindahan yang natural,
berdiri di tepi pantai di atas sebuah batu karang laut yang kokoh dan kuat.
7. Odalan atau disebut juga piodalan pada hakikatnya adalah peringatan hari
kelahiran (hari jadi) sebuah pura, semacam perayaan ulang tahun kalau
pada manusia.
8. Upacara Odalan diselenggarakan dengan tujuan agar para umat selalu
ingat kepada para penciptanya, agar mau memberikan kontribusi untuk
masyarakat, bangsa dan negara.
9. Upacara Piodalan termasuk dalam upacara Dewa Yadnya, Dewa Yadnya
bermakna upacara korban /persembahan suci yang tulus ikhlas sebagai
rasa bakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dan
seluruh manifestasi- Nya.
10. Upacara Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Sang Hyang
Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) dengan segala manifestasinya lewat
sarana pemerajan, pura, kahyangan, saat hari- hari tertentu.
D. RUMUSAN MASALAH
Penulis berharap hasil penulisan ini nantinya dapat memberikan manfaat –
manfaat sebagai berikut :
5
1. Bagaimana kondisi alam di Bali ?
2. Apa saja unsur – unsur budaya di Bali ?
3. Apa saja wisata yang didapat di Tanah Lot ?
4. Apa yang menjadi daya tarik Pura Tanah Lot bagi wisatawan lokal
maupun asing ?
5. Menurut sejarah, bagaimana asal – usul Pura Tanah Lot ?
6. Apa yang membuat sakralnya Pura Tanah Lot ?
7. Apa saja larangan di Pura Tanah Lot ?
8. Apa yang dimaksud upacara piodalan ?
9. Bagaimana tata cara melakukan upacara piodalan ?
10. Apa saja tingkatan piodalan ?
6
BAB II
METODOLOGI PENULISAN
A. TUJUAN PENULISAN
A.1 Tujuan Umum
a) Untuk mengetahui kondisi alam Bali
b) Untuk mengetahui unsur – unsur budaya di Bali
c) Untuk mengtahui wisata apa saja yang diapat di Tanah Lot
d) Untuk Untuk mengetahui apa yang menjadi daya tarik Pura Tanah Lot
bagi wisatawan lokal maupun asing
e) Untuk mengetahui asal – usul Pura Tanah Lot
f) Untuk menambah wawasan tentang budaya di Indonesia
g) Untuk tugas kenaikan kelas
7
Objek wisata Tanah Lot terletak di desa Beraban Kecamatan
Kediri, Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Di sebelah
utara pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing
yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan
dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal
sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset),
turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset
itu.
2. TANJUNG BENOA
Tanjung Benoa merupakan pantai berpasir putih. Di tempat ini
wisatawan disuguhi beraneka water sport, misalnya : Banana boat, para
celing, diving, speed boad. Tempat ini wisatawan juga dapat berkunjung
ke Pulau Penyu, yaitu sebuah pulau kecil yang terdapat berbagai macam
penyu, dari ukuran yang paling kecil sampai yang paling besar. Selain itu
ditempat ini wisatawan juga dapat menguji diri dengan olahraga memacu
adrenalin.
8
Garuda dan kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan
pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari
perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
4. PANTAI KUTA
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di
sebelah selatan Denpasar, Ibukota Bali, Indonesia. Pantai Kuta terletak di
Kabupaten Badung.
Pantai ini juga memiliki ombak yang sangat bagus untuk olahraga
surfing, terutama bagi peselancar pemula.
5. DANAU BEDUGUL
Danau ini terletak di desa Cani Kuning Kecamatan Batuniti
Kabupaten daerah tingkat dua Tabanan. Karena di kaki bukit pada
ketinggian 1.240 m diatas permukaan laut, sehingga daerah tersebut
9
mempunyai suhu cukup dingin dan suhu rata-rata pada malam hari
mencapai 180C dan suhu siang hari mencapai 240C.
6. PANTAI PANDAWA
Selain untuk tujuan wisata dan olahraga air, pantai ini juga
dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut karena kontur pantai yang
landai dan ombak yang tidak sampai ke garis pantai. Cukup banyak
10
wisatawan yang melakukan paralayang dari Bukit Timbis hingga ke
Pantai Pandawa.[2]
7. PURA ULUWATU
Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan
batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan
Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga
dari 9 mata angin. Pura ini pada mulanya digunakan menjadi tempat
memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia
menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga
dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang
Nirartha, yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri
perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di
tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.[1]
11
olahraga selancar, bahkan even internasional seringkali diadakan di sini.
Ombak pantai ini terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat selancar
selain keindahan alam Bali yang memang amat cantik.
12
Arsiteknya adalah R.M. Soedarsono dan istana ini dibangun secara
bertahap. Komplek Istana Tampaksiring terdiri atas empat gedung utama
yaitu Wisma Merdeka seluas 1.200 m dan Wisma Yudhistira seluas 2.000
m dan Ruang Serbaguna. Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira adalah
bangunan yang pertama kali dibangun yaitu pada tahun 1957.
Pada 1963 semua pembangunan selesai yaitu dengan berdirinya Wisma
Negara dan Wisma Bima.
C. METODE PENULISAN
Dalam Penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa
metode guna mempermudah dalam memperoleh data dan informasi.
C.1. Metode Pustaka
Melalui metode ini,penulis mendapatkan data yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya dilapangan melalui berbagai
sumber tertulis untuk mencari informasi yang dibutuhkan.
C.2. Metode Browsing
Melalui metode ini,penulis mendapatkan informasi dan data
melalui jalur internet guna menambah data yang diperoleh juga
mendapatkan berbagai gambar yang dapat mendukung dan
menambah data untuk kelengkapan karya tulis ini.
C.3.Metode Observasi
Yaitu metode yang dilaksanakan dengan mengamati atau
melihat secara langsung kejadian, peristiwa maupun obyek-obyek
tertentu yang menjadi bahan Observasi. Bila dilihat dari
keterlibatan penulis dalam menggunakan metode ini maka jenis
Observasi yang di pakai adalah ” CONTROLLED
OBSERVATION ” sedangkan kalau dilihat dari cara pengamatan
jenis yang dipakai adalah ” PENGAMATAN BERSTRUKTUR.
C.4.Metode Interview
Yaitu metode yang dilaksanakan dengan bertanya jawab dan
mewawancarai terhadap responden atau Informen secara
langsung, bentuk Interview yang dipakai adalah ”
STANDARTDIZED INTERVIEW ” karena penulis dalam
13
melakukan wawancara dengan menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan yang telah direncanakan atau disusun sebelumnya dan
pertanyaannya berbentuk ” OPEN INTERVIEW ”
D. SISTIMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
14
E.3 Kesenian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
15
BAB III
16
Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan
serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan
daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan
tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan
terjadinya perang sampai titk darah penghabisan atau perang puputan yang
melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya.
Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun
Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para
gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan
pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan
budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu seorang
perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang
kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus
1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan
kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini
ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata
Jepang.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13
wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu
sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang
diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga
dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui
kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi
17
Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi
sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom
Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202
orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga
terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian
tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar
korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali
menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
B. KEADAAN ALAM
Bali sebagai daerah pariwisata Indonesia bagian tengah sebagai salah satu
tujuan wisata yang memiliki potensi alam, manusia dan kebudayaan. Keadaan
alam menampakkan suatu panorama alam yang indah dan ideal. Hutan yang
hijau, sungai, sawah, gunung, danau, serta pantai pasir hitam dan putih
merupakan perpaduan alam, manusia dan kebudayaan Bali yang unik
berlandaskan kondisi estetika yang ideal dan saling menghormati sama dengan
yang lain.
18
B.1 GEOGRAFI
19
Batas pulau Bali :
20
Arah aliran sungai umumnya ke selatan atau ke utara dengan batas
pemisah aliran airnya membujur arah barat-timur sejalan dengan
penyebaran-penyebaran pegunungan/gunung air yang berjajar arah barat-
timur pula. Sungai yang mengalir ke selatan bersifat permanen dan yang
ke utara bersifat intermitten dan ephemeral. Empat danau kaldera
terbesar yang terdapat didaerah ini, yaitu ; danau Batur (47 juta m3),
danau Bratan (27 juta m3), danau Buyan (31 juta m3) dan danau
Tablingan (9 juta m3).
a. Zone Selatan
Geologi
21
Geomorfologi
Hidrologi
Iklim
Kedaan tanah
22
· Aluvial berasal dari endapan laut
· Terra rosa (mediteran)
· Regosol dari bahan induk pasir antai
· Letosol dari bahan induk breksi aliran lava, bahan
erupsi gunung api tua Bratan dan Buyan.
Penggunaan Lahan
Kependudukan.
b. Zone Tengah
Geologi
Geomorfologi
23
Bratan. Berlereng curam dan banyak kenampakan danau tektonik
seperti danau Batur, Kintamani dan Bedugul.
Hidrologi
Iklim
Keadaan tanah
Kependudukan
24
c. Zone Utara
Geologi
Geomorfologi
Hidrologi
25
B.2 DEMOGRAFI
26
selanjutnya disebut dengan the windows of opportunity yang biasanya
hanya terjadi pada kurun waktu 1 sampai 2 dekade karena adanya transisi
demografi dan hanya satu kali waktu. Bloom et al (2003; dalam Pool,
2004) mengidentifikasi tiga mekanisme terpenting yang terkandung di
bonus demografi, yaitu (1) penyediaan tenaga kerja , tidak hanya dilihat
dari jumlah, distribusi umur, dan peresebarannya, melainkan dari kualitas
dan keahlian yang didukung salah satunya oleh penididkan yang
memadai, (2) tabungan, dan (3) modal manusia. Kemudian Bongaart
(2001; dalam Adioetomo, 2005) menambahkan faktor peranan
perempuan memerankan peranan penting di bonus demografi. Semua
mekanisme ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintah (policy
environment)(Bloom et al , 2003; dalam Pool, 2004).
27
Dengan menggunakan data proyaksi yang di keluarkan oleh
Bapennas, BPS, dan UNFPA tahun 2005 dapat diketahui bahwa rasio
ketergantungan terendah yang dialami Provinsi Bali terjadi pada tahun
2019 yaitu sebesar 40,84% . Setelah pada Tahun 2019 berada pada nilai
terendah, kemudian meningkat lagi di Tahun 2020 kemudian menjadi
42,2% pada Tahun 2025. Pada masa inilah terjadi the windows of
opportunity.
Pada kondisi ini umumnya pendapatan yang diperoleh penduduk usia
produktif, yang biasanya digunakan penduduk usia muda seperti
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya, dapat dialihkan pada investasi
untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Dan umumnya pada kondisi
seperti ini, perempuan memiliki lebih banyak kesempatan untuk
memasuki dunia kerja (Hausmann, 1999)
28
ketergantungannya, karena penduduk usia produktif tersebut akan
bekerja dan berpenghasilan. Namun, jika hal ini tidak dibarengi dengan
penciptaan lapangan pekerjaan, maka penduduk usia produktif ini akan
mejadi pengangguran.
29
sosial dan kesehatan yang memadai, sehingga memungkinkan mereka
menabung. Tabungan ini oleh masyarakat akan dimanfaatkan untuk
kemudian meningkatkan perekonomian dan pembangunan.
30
Peran serta perempuan, peran serta perempuan tidak dapat
dilepaskan kaitannya dengan pengendalian kelahiran dan perencanaan
keluarga, dalam hal ini program keluarga berencana. Bali pernah menjadi
provinsi dengan keberhasilan program KB tinggi. KB di Bali masuk
kedalam hukum babad sehinga sebagian besar wanita hindu saat itu
mengikuti program ini. Keberhasilan program KB ini lah yang
menyebabkan Bali mampu memiliki rasio ketergantungan 44,9% di
Tahun 2000. Oleh karena itu, program ini haruslah dipelihara agar
terciptanya the windows of opportunity pada tahun 2019 akan terjadi.
31
C. BIDANG SOSIAL
C.1 SISTIM KEMASYARAKATAN
32
kepariwisataan. Pertanian merupakan matapencarian pokok masyarakat
dan sebagian besar masyarakat baliadalah petani. Jenis pertanian meliputi
pertanian sawah danperkebunan. Didalam system pertanian di bali subak
memegangperanan yang sangat penting.
E. BIDANG BUDAYA
E.1 KEPERCAYAAN
Sebagian besar masyarakat di Bali menganut agama Hindu yang
memiliki kerangka dasar meliputi tiga hal yaitu tatwa (filsafat), tata susila,
dan upacara. Agama hindu berdasarkan pada kitab suci Wedha, yang
keseluruhannya dihimpun dalam empat samhita, yaitu Reg Wedha
Samhita, Sama Wedha Samhita, Yayur Wedha Samhita, dan Atharwa
Wedha Samhita. Pada hakikatnya ajaran agama hindu adalah panca cradha
yang artinya lima keyakinan , yaitu:
a. Widi Cradha adalah keyakinan terhadap Sang Hyang Widhi atau
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Atma Cradha adalah keyakinan akan adanya atman atau jiwa pada
setiap makhluk.
c. Karma Phala Cradha adalah keyakinan terhadap hukum
perbuatan.
d. Purnabhawa Cradha adalah keyakinan terhadap adanya reinkarnasi
atau kelahiran kembali setelah kematian.
e. Moksa Cradha adalah keyakinan terhadap moksa yaitu
kebahagiaan yang kekal abadi.
Ketika Agama Hindu masuk ke Bali, masyarakat Bali saat itu telah
menganut kepercayaan kepada roh suci leluhur, adanya penguasa alam,
dan gunung-gunung yang dianggap suci. Agama Hindu yang memiliki
keyakinan (Sraddha) yang sama dengan kepercayaan setempat, yakni
Pitrapuja (pemujaan kepada roh suci leluhur) mudah saja diterima oleh
masyarakat Bali saat itu. Dan hal tersebut berlangsung hingga saat ini.
Kedatangan Agama Hindu ke Bali tidak mengubah kepercayaan setempat
33
tetapi memberikan pencerahan dengan lebih mengembangkan kepercayaan
setempat.
Pemujaan kepada penguasa tertinggi masyarakat Terunyan yakni
Da Tonta berupa arca batu megalitik, dipermulia dengan menempatkan
kata Bhattara pada nama sebelumnya dan kemudian disemayamkan pada
bangunan Meru. Hal ini dapat diketahui antara lain dari prasasti Terunyan
yang berasal dari 818 Saka (896 M), isinya tentang pemberian ijin kepada
nanyakan pradhana dan bhiksu agar membangun sebuah kuil untuk Hyang
Api di desa Banua Bharu. Prasasti lainnya berasal dari tahun 813 Saka
(891 M) isinya tentang pemberian ijin kepada penduduk desa Turuñan
untuk membangun kuil bagi Bhatara Da Tonta. Oleh karena itu mereka
dibebaskan dari beberapa jenis pajak, tetapi mereka ini dikenakan
sumbangan untuk kuil tadi. Beberapa jenis pajak harus dibayar setiap
bulan Caitra dan Magha, pada hari kesembilan (mahanavami). Bila ada
utusan raja datang menyembah (sembahyang) pada bulan Asuji, mereka
harus diberi makanan dan sebagainya (Sartono, 1976:136). Dalam prasasti
itu juga menyebutkan haywahaywan di magha mahanavami (Goris,
1954:56). Dalam bahasa Bali dewasa ini kata mahaywahaywa (dari kata
mahayu-hayu) berarti merayakan. Haywahaywan di magha mahanavami
berarti perayaan Magha Mahanavami. Di India Mahanavami identik
dengan Dasara yakni hari pemujaan ditujukan kepada para leluhur
(Dubois, 1981:569).
Swami Sivananda (1991:8) mengidentikkan Dasara dengan
Durgapuja yang dirayakan dua kali setahun, yakni Ramanavaratri atau
Ramanavami pada bulan Caitra, dan Durganavaratri atau Durganavami
pada bulan Asuji (September-Oktober). Perayaan ini disebut juga Wijaya
Dasami atau Sraddha Wijaya Dasami (hari pemujaan kepada leluhur dan
perayaan kemenangan selama sepuluh hari). Hari raya ini di Bali
(dirayakan dua kali dalam setahun) dikenal dengan nama Galungan yang
hakekatnya adalah Durgapuja atau Sraddha Vijaya Dasami (hari pemujaan
kepada leluhur dan perayaan kemenangan selama sepuluh hari) yang
dirayakan secara besar-besaran sejak Gunapriyadharmapatni di-dharma-
34
kan sebagai Durgamahisasuramardhini di pura Kedharma Kutri,
Blahbatuh, Gianyar5.Beberapa hari raya Hindu di India dipribhumikan ke
dalam bahasa lokal antara lain Ayudhapuja di Bali disebut Tumpek
Landep, Pasupatipuja disebut Tumpek Uye, dan Sankarapuja disebut
Tumpek Pengarah. Yatra disebut Melis, Makiyis, atau Melasti dan
beberapa persembahan seperti puja disebut daksina, jajan dari beras
berlobang di India selatan disebut Kalimaniarem, di Bali disebut
Kaliadrem6 dan sebagainya. Karena adanya persamaan dalam keyakinan
dengan religi prasejarah, maka masyarakat Bali saat itu tidak kesulitan
dalam memeluk Agama Hindu yang ajarannya telah terdokumentasi dalam
bentuk tulisan atau dibawa oleh para pandita.
E.2 BAHASA
Bahasa Bali adalah wahana budaya vocal masyarakat Bali, bahasa
perolehan pertama (bahasa ibu) masyarakat Bali. Bahasa itu juga salah
satu unsur budaya nasional bangsa Indonesia. Bagi rakyat Bali selain
berfungsi sebagai alat komunikasi vocal, juga berfungsi sebagai penunjuk
identitas rakyat Bali.
Penutur bahasa Bali adalah masyarakat Bali dengan perkiraan
jumlah tiga juta orang. Mereka berdiam terutama di wilayah Provinsi Bali.
Di bebrapa wilayah Indonesia di luar Provinsi Bali, penutur bahasa Bali
terdapat pula di Lombok Barat, di beberapa tempat transmigran orang Bali
di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Sumbawam dan Timor Timur.
Penutur bahasa Bali umumnya penganut agama Hindu seperti yang dianut
oleh masyarakat penutur bahasa Bali di wilayah Bali pada umumnya.
Bahasa Bali sangat menarik sejumlah peneliti, baik peneliti asing, maupun
peneliti bangsa Indonesia. Peneliti bangsa Indonesia terutama peneliti
penutur bahasa Bali yang umumnya berdomisili di Bali.
· Struktur Bahasa Bali
Struktur bahasa Bali yang menyangkut system fonologi, morfologi,
dan sintakis sudah banyak diteliti oleh peneliti-peneliti, baik peneliti asing
maupun peneliti bangsa Indonesia.
35
Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti
“kekuatan”,dan “Bali” berarti “Pengorbanan” yang berarti supaya kita
tidak melupakan kekuatan kita,supaya kita selalu siap untuk berkorban.
Bahasa Bali adalah sebuah bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan
lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini terutama
dipertuturkan di pulau Bali, pulau Lombok bagian barat, dan sedikit di
ujung timur pulau jawa. Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan
penggunaannya,misalkan ada yang disebut Bali Alus, Bali Madya, dan
Bali Kasar. Yang halus dipergunakan untuk bertutur formal misalnya
dalam pertemuan di tingkat Desa adat, meminang wanita, atau antara
orang berkasta rendah dengan berkasta lebih tinggi. Yang madya
dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan
bawahannya, sedangkan yang kasar dipergunakan bertutur ole orang kelas
rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan dengan abdi
dalemnya. Di Lombok bahasa Bali terutama dipertuturkan di sekitar kota
Mataram, sedangkan di pulau Jawa bahasa Bali terutama dipertuturkan di
beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Selain itu bahasa Osing, sebuah
dialek Jawa khas Banyuwangi juga menyerap banyak kata-kata Bali,
Misalkan sebagai contoh kata osing yang berarti “tidak” diambil dari
bahasa Bali tusing, Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta
jiwa.
36
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa Agama Hindu masuk ke
Bali pada mulanya melalui media bahasa Sanskerta kemudian sejak
pemerintahan Mahendradattagunapriyadharmapatni (permaisuri raja
Dharmodayana Varmedeva), maka bahasa Jawa Kuno menggantikan
media berbagai susastra Hindu dan hal ini tampak pengaruhnya terhadap
bahasa Bali dewasa ini. Dalam mantra stuti masih menggunakan bahasa
Sanskerta.
37
19 Jari Driji Jeriji
20 Tangan Asta Lima
21 Makan Dhahar Ngajeng
22 Cantik Ayu Jegeg
23 Ganteng Bagus Kenthir
24 Cantik banget Ayu tenan Jegeg meketek-ketek
25 Maaf Ngapura Ampura
E.3 KESENIAN
Sistem ini (kesenian Bali) walaupun tidak bisa dirunut asalnya
secara pasti namun adanya pertunjukkan wayang kulit yang oleh Brandes
disebut sebagai kesenian asli Indonesia, di India selatan kita jumpai seni
yang disebut Kathakali yang mirip dengan wayang kulit yang dipentaskan
baik malam maupun siang hari (seperti wayang lemah), demikian pula
pementasan cerita Ramayana, dan Bhimakumara seperti disebutkan dalam
prasasti Jaha di Jawa Tengah bersumber kepada Ramayana dan
Mahabharata yang di India disebut Ramalila dan Mahabharatalila atau
Krishnalila. Beberapa tari lepas di Bali tampak seperti Bharatnatyam di
India. Dalam seni arsitektur, struktur bangunan yang disebut Meru dapat
dijumpai di Nepal dan di India utara7.
1) Seni Bangunan
Seni bangunan nampak pada bangunan candi yang banyak terdapat
di Bali, seperti Gapura Candi Bentar.
2) Seni Tari
Tari tradisional Bali antara lain tari sanghyang, tari barong, tari
kecak, dan tari gambuh. Tari modern antara lain tari tenun, tari nelayan,
tari legong, dan tari janger.
38
3) Pakaian daerah
a. Gelung (sanggul)
b. Sesenteng (kemben songket)
c. Kain wastra
d. Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
e. Selendang songket bahu ke bawah
f. Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
g. Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki
sebagai pelengkap.
4) Rumah Adat
39
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali
(bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan,
layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
40
BAB IV
Di dalam perjalanan suci ini Dang Hyang Nirartha sangat menikmati dan
kagum dengan keindahan pesisir pantai selatan Bali dengan keindahan yang
alami yang sangat menarik. Beliau membayangkan bagaimana kebesaran Ida
Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) telah menciptakan dunia
dan beserta isinya untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam hati Beliau terbisik bahwa tugas seluruh makhluk hidup di dunia
41
khususnya manusia untuk berterima kasih dan menjaga apa yang telah
diciptakan-NYA.
42
Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban Sakti
sebelum Beliau melanjutkan perjalanan suci nya (Keris adalah sebuah belati
asimetris khas dari Indonesia yang dipakai sebagai senjata dan juga objek
spiritual, keris sering dianggap memiliki kekuatan magis. Awal keris dikenal
atau dibuat pada sekitar abad 1360 Masehi dan mungkin menyebar dari pulau
ke pulau di seluruh Asia Tenggara). Keris yang diberikan kepada Bendesa
Beraban Sakti disebut Jaramenara atau keris Ki Baru Gajah, sampai sekarang
keris itu disimpan dengan baik dan sucikan di Puri Kediri. Pada saat itu
DangHyang Nirartha menyarankan kepada masyarakat untuk membuat pura
(parahyangan) di Tanah Lot karena menurut getaran suci dan bimbingan
supranatural Beliau di tempat ini adalah sebuah tempat yang sangat baik
untuk memuja Tuhan, dari tempat ini kemudian masyarakat bisa menyembah
kebesaran Tuhan dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa Laut untuk
keselamatan dan kesejahteraan dunia.
Terdapat 8 pura suci yang ada disekitar area Tanah Lot, masing-masing
dengan fungsi dan tujuan sendiri.
1. Pura Penataran - berlokasi di bagian utara dari Pura Tanah Lot, pura
untuk memuja Tuhan dan manifestasi-NYA untuk kebahagiaan dan
kesejahteraan.
2. Pura Penyawang - berlokasi di bagian barat dari Pura Penataran, ini
adalah tempat alternatif untuk bersembahyang karena pada saat air laut
pasang orang-orang yang ingin bersembahyang tidak bisa naik dan masuk
ke Pura Tanah Lot.
3. Pura Jero Kandang - berlokasi sekitar 100 meter di sebelah barat Pura
Penyawang, pura ini dibangun untuk memohon kepada Tuhan agar
diberikan kesejahteraan dan keselamatan bagi ternak dan tanaman.
4. Pura Enjung Galuh - berlokasi dekat dengan Pura Jero Kandang, pura ini
dibangun untuk memuja Dewi Sri untuk kesuburan tanah dan pertanian.
5. Pura Batu Bolong - berlokasi sekitar 100 meter disebelah barat Pura
Enjung Galuh, pura ini digunakan pada saat upacara Melasti atau upacara
penyucian.
43
6. Pura Batu Mejan - berlokasi kurang lebih 100 meter pada bagian barat
Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan juga disebut Pura Beji. Beji berarti
mata air dalam bahasa Bali, masyarakat percaya bahwa air suci dari mata
air ini bisa menyucikan segala sesuatu dari keburukan atau unsur-unsur
negatif.
7. Monumen Tri Antaka - Monumen ini dibuat untuk menghormati 3
pahlawan Bali, yaitu: I gusti Ketut Kereg, I Wayan Kamias dan I Nyoman
Regug, yang telah berperang untuk mempertahankan pulau Bali dari
penjajah tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada
Juni 1946 di kawasan Tanah Lot.
8. Pura Pakendungan - Berlokasi di bagian Barat kira-kira 300 meter dari
Pura Tanah Lot. Di Pura Pekendungan inilah tempat dimana Dang Hyang
Nirartha bermeditasi dan juga ditempat inilah keris sakti Jaramenara
diberikan kepada Bendesa Beraban Sakti.
Pada tahun 1980, bagian pinggir karang Pura Tanah Lot terkikis karena
mengalami abrasi dan menjadikan area di tempat suci ini berbahaya bagi
keselamatan pengunjung dan pemedek (Pemedek: orang-orang yang ingin
bersembahyang di pura). Maka dilakukanlah proyek yang didukung oleh
pemerintah Jepang dan Jerman untuk menanggulangi hal ini dan untuk
menjaga pura yang bersejarah ini agar tetap berdiri kokoh di atas batu karang
laut.
Pura yang lainnya yang terdapat di Kabupaten Tabanan
Ulun Danu Beratan: Pura Di Atas Danau Bratan Bedugul Bali
Alas Kedaton: Pura Sakral Di Tengah Hutan Monyet/Kera Bali
Pura Batukaru: Tempat Suci di Lereng Gunung Batukaru Bali
B. KESAKRALAN UPACARA PIODALAN
44
dipercaya dapat memberikan keselamatan dan mengabulkan doa orang yang
menyentuhnya.
Di sekitar areal pura terdapat sumber air tawar yang terletak di sisi utara
Pura Tanah Lot, padahal Pura ini terletak di atas pantai. Air suci ini disebut
Tirta Pabersihan, banyak umat dan pengunjung yang menggunakan air ini
untuk penyucian secara niskala.
Tanah Lot adalah obyek wisata Bali yang sangat terkenal. Pemandangan
yang indah di kala matahari terbenam membuat pura ini banyak dikunjungi
oleh para wisatawan. Letaknya ada di desa Beraban, kecamatan Kediri,
kabupaten Tabanan, di barat daya pulau Bali, kirakira 30 menit dari Kuta. Di
Tanah Lot terdapat dua pura, Pura Tanah Lot yang terletak di atas sebuah
batu karang besar yang berada di tengah pantai. Di sebelahnya terdapat satu
pura lagi yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut.
Seperti pura lainnya, pura Tanah Lot juga memiliki odalan (hari raya)
yang dirayakan setiap 210 hari sekali, yaitu setiap “Buda Cemeng Langkir”,
berdekatan dengan hari raya Galungan dan Kuningan. Pada saat odalan,
seluruh umat Hindu dari segala penjuru Bali akan datang untuk
bersembahyang, begitu juga wisatawan akan banyak yang datang untuk
menyaksikan upacara dan keindahan Tanah Lot, akan tetapi wisatawan tidak
diijinkan untuk memasuki bagian utama (”Utama Mandala”) pura Tanah Lot,
kecuali yang masuk untuk bersembahyang. Hal ini dilakukan untuk tetap
menjaga kesucian pura Tanah Lot.
Tanah Lot sebuah objek wisata di Bali yang menawarkan keindahan alam
saat matahari terbenam. Keunikan Pura Tanah Lot ialah tempatnya yang
terletak di tengah laut kira-kira 300 meter dari bibir pantai, terdapat juga batu
karang yang di tengahnya terdapat gua besar.
Kata Tanah Lot terdiri dari kata “Tanah” yang diartikan sebagai batu
karang, “Lot”atau “Lod” berarti laut. Jadi Tanah Lot dimaksudkan yaitu
45
tanah yang ada di tengah laut. Pura Tanah Lot didirikan pada abad ke-15 oleh
Pedanda (pendeta) Hindu bernama Bawu Rawuh atau Danghyang Nirartha
yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Danhyang Niratha dalam
perjalanannya untuk menyebarkan agama Hindu dari tanah Jawa pada abad
ke-16. Sebelum memberikan petunjuk untuk mendirikan pura di tempat ini,
beliau merasakan adanya getaran-getaran kesucian dan mendapatkan
kesempurnaan bathin.
Salah satu daya tarik upacara adat tanah lot adalah mempunyai banyak
ragam upacara adat yang salah satunya yaitu upacara adat dari agama Hindu
yaitu disebut”Odalan”. Upacara odalan sangat menarik untuk dilihat dan
dibahas karena di dalamnya terdapat keindahan-keindahan yang tidak biasa
dilihat oleh orang yang bukan penduduk Bali. Berdasarkan hal di atas,
maka kami mengangkat judul Odalan Sebagai upacara adat di tanah lot.
Odalan atau disebut juga piodalan pada hakikatnya adalah peringatan hari
kelahiran (hari jadi) sebuah pura, semacam perayaan ulang tahun kalau pada
manusia. Upacara odalan termasuk upacara yang disakralkan msayarakat
Bali. Pura merupakan tempat ibadah agama Hindu. Sebuah pura dianggap
lahir pada saat "ngenteg linggih," dalam bahasa sansekerta disebut "Khumbha
Abhisekam." Dalam pengertian kita yang awam, pada saat itulah Ida Betara
mulai melinggih di pura ini. Secara tattwa dapat dijelaskan, pada saat itulah
pura diberikan tenaga kehidupan, prana dan jiwa, roh oleh Tuhan, Ida Sang
Hyang Widhi. Dan setelah itu Pura menjadi pusat kehidupan ritual dan
spiritual kita. Sebelum ngenteg linggih, pura tidak lebih dari tumpukan, batu
bata, semen pasir dan besi beton. Benda-benda materi yang akan hancur oleh
waktu. Sama halnya dengan tubuh kita. Sebelum dimasuki oleh jiwa, badan
kita hanyalah tumpukan darah, daging dan tulang. Benda-benda materi yang
juga lenyap oleh waktu. Tapi setelah dimasuki oleh jiwa atau atman, badan
ini manjadi hidup dan lahir ke dunia. Setiap kelahiran selalu disambut dengan
kebahagiaan. Di Bali, pura terdapat pada masing-masing keluarga atau banjar
(istilah orang Bali untuk menyebut desa).
46
Upacara Odalan diselenggarakan dengan tujuan agar para umat selalu
ingat kepada para penciptanya, agar mau memberikan kontribusi untuk
masyarakat, bangsa dan negara.
Terakhir tentang waktu (dauh inti atau dauh ayu) dari pelaksanaan odalan
itu, dapat ditentukan berdasarkan saringan dari pertemuan Panca Dauh dan
47
Asta Dauh, tergantung dina (hari) dan kala (siang atau malam). Misalnya
untuk odalan yang jatuh pada hari Saniscara, maka dauh inti (waktu terbaik)
di kala siang adalah pukul 11.30 – 12.42, sedangkan di kalau malam pukul
22.18 – 23.30. Di luar waktu dauh inti itu apalagi sampai kelewatan, maka
“tegak odalan” di pura tersebut sudah bergeser ke hari lain atau moment
odalan saat itu tidak lagi berada di saat yang tepat (terbaik).
Odalan besar memiliki siklus yang lebih lama. Setiap pura keluarga dan
pura banjar memiliki waktu perayaan odalan yang berbeda. Biasanya Odalan
kecil dialakukan setiap enam bulan sekali. Sedangkan Odalan besar bisa
dipersiapkan selama bertahun-tahun. Hal ini terjadi karena pada Odalan besar
memerlukan dana yang besar pula, sehingga pelaksanaannya tidak sesering
Odalan kecil. Suatu hal yang wajar apabila kita melihat upacara adat yang
berlangsung tiap dasawarsa ini berlangsung dengan meriah.
48
1. Latar belakang yang mendorong adanya upacara piodalan bersumber
kepada ajaran Catur Marga:
a. Bhakti Marga.
b. Jnana Marga.
c. Karma Marga.
d. Raja Yoga Marga.
2. Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi
Waça dengan segala manifestasinya lewat sarana pemerajan, pura,
kahyangan, dengan nglinggayang atau ngerekayang (ngadegang) dalam
hari- hari tertentu.
3. Kata piodalan berasal dan kata wedal yang artinya ke luar, turun atau
dilinggakannya dalam hal ini Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala
manifestasinya menurut hari yang telah ditetapkan untuk pemerajan, pura,
kahyangan yang bersangkutan. Piodalan disebut juga petirtayan, petoyan,
dan puja wali.
Pola Upakara/ Upacara
49
Setiap yadnya (upacara agama) hendaknya dilaksanakan dengan dasar
hati yang suci, tulus ikhlas dradha matwang, tiaga dana, berlandaskan Tri
Kaya Parisudha.
Peringatan:
BHAKTI MARGA
Bhakti Marga adalah usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan
jalan sujud bakti kepada Tuhan. Dengan sujud dan cinta kepada Tuhan
Pelindung dan Pemelihara semua makhluk, maka Tuhan akan menuntun
seorang Bhakta, yakni orang yang cinta, bakti dan sujud kepada- Nya untuk
mencapai kesempurnaan. Dengan menambah dan berdoa mohon
perlindungan dan ampun atas dosa- dosanya yang pernah dilaksanakan serta
mengucap syukur atas perlindungannya, kian hari cinta baktinya kepada
Tuhan makin mendalam hingga Tuhan menampakkan diri (manifest) di
hadapan Bhakta itu.
Karma Marga berarti jalan atau usaha untuk mencapai Jagadhita dan
Moksa dengan melakukan kebajikan, tiada terikat oleh nafsu hendak
mendapat hasilnya berupa kemasyhuran, kewibawaan, keuntungan, dan
sebagainya, melainkan melakukan kewajiban demi untuk mengabdi, berbuat
50
amal kebajikan untuk kesejahteraan umat manusia dan sesama makhluk.
Selain itu Karma Marga berhampiran inti ajarannya dengan Bhakti Marga,
yaitu mengarahkan segala usaha, pengabdian kebijaksanaan, amal dan
pengorbanan itu bukan dari dirinya sendiri melainkan dari Tuhan.
1. JNANA MARGA
Jnana Marga ialah suatu jalan dan usaha untuk mencapai jagadhita dan
Moksa dengan mempergunakan kebijaksanaan filsafat (Jnana). Di dalam
usaha untuk mencapai kesempurnaan dengan kebijaksanaan itu, para arif
bijaksana (Jnanin) melaksanakan dengan keinsyafan bahwa manusia adalah
bagian dari alam semesta yang bersumber pada suatu sumber alam, yang di
dalam kitab suci Weda disebut Brahman atau Purusa.
51
2. RAJA YOGA MARGA
Raja Yoga Marga ialah suatu jalan dan usaha untuk mencapai Jagadhita
dan Moksa melalui pengabdian diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa yaitu
mulai berlangsung dan berakhir pada konsentrasi.
Dalam arti yang lebih luas yoga ini mengandung pengertian tentang
pengekangan diri. Dengan pengendalian diri yang ketat, tekun dalam yoga,
maka persatuan Atman dengan Brahman akan tercapai.
52
tak tampak dan kekal itulah harus menjadi tujuan utama supaya tidak lagi
mengalami penjelmaan ke dunia, tetapi mencapai tempat Brahman yang
tertinggi.
Jika kita selalu ingat kepada Brahman, berbuat demi Brahman maka tak
usah disangsikan lagi kita akan kembali kepada Brahman. Untuk mencapai
ini orang harus selalu berusaha, berbuat baik sesuai dengan ajaran agamanya.
Kitab suci telah menunjukkan bagaimana caranya orang melaksanakan
pelepasan dirinya dari ikatan maya agar akhirnya Atman dapat bersatu
dengan Brahman (suka tan pawali duka), sehingga penderitaan dapat dikikis
habis dan tidak lagi menjelma ke dunia ini sebagai hukuman, tetapi sebagai
penolong sesama manusia, sebagai AWATARA.
BRAHMAN (Keyakinan terhadap Tuhan)
1. Agama Hindu mendidik umatnya untuk yakin akan adanya
kemahaagungan Sang Hyang Widhi Wasa. Tuhan merupakan sumber segala
yang ada di alam ini baik yang tampak nyata maupun yang abstrak (sekala –
niskala).
• Tuhan berada di mana- mana dan mengatasi segala keadaan, ada tanpa
diadakan atau ada karena mengadakan dirinya sendiri (Wibhu Sakti),
• Maha Pencipta (Krya Sakti), dan maha mengetahui segala- galanya (Jnana
Sakti).
• Brahman adalah Maha Esa, oleh karena itu agama Hindu adalah
Monotheisme.
Dalam menguasai alam semesta Tuhan Yang Maha Esa dikenal dalam
berbagai manifestasi sesuai fungsi dan kemahakuasaan- Nya dalam nama
“Dewa” (Dewa berasal dari kata Sanskerta DIW- Sinar).
Reg Weda Mandala I Sukta 164, mantra 46:
EKAM SAT WIPRA BAHUDA WADANTI, AGNIM YAMAM
MATARISWANAM. Tuhan itu hanya satu adanya, oleh para Resi disebutkan
dengan berbagai nama seperti: AGNI, YAMA, MATARISWAN.
Upanishad IV.2.1.
EKAM EWA ADWITYAM BRAHMAN Tuhan itu hanya satu tidak ada
duanya.
53
Narayana Upanishad.
NARAYANAD NA DWITYO ‘ASTI KASCIT. Narayana tidak ada dua- Nya
yang hamba hormati.
Banyak gelar lagi yang dipersembahkan oleh umat Hindu kepada Tuhan
Yang Maha Esa sebagai:
• Sang Hyang Parameswara (Raja Termulia),
• Parama Wisesa (Maha Kuasa),
• Jagad Karana (Pencipta Alam) dan lain- lainnya.
54
4 hana Prapti ngaranya Kesaktian Tuhan yang disebut Prapti Prapti berasal
dari “Prapta” yang artinya tercapai. Prapti berarti segala tempat tercapai
oleh- Nya, ke mana Ia hendak pergi di sana Ia telah ada.
5 hana Prakamya ngaranya Kesaktian Tuhan yang disebut Prakamya
Prakamya berasal dari kata “Pra Kama” berarti segala kehendak- Nya
selalu terlaksana atau terjadi.
6 hana Isitwa ngaranya Kesaktian Tuhan yang disebut Isitwa Isitwa berasal
dari kata “Isa” yang berarti raja, Isitwa berarti merajai segala- galanya,
dalam segala hal paling utama.
7 hana Wasitwa ngaranya Kesaktian Tuhan yang disebut Wasitwa Wasitwa
berasal dari kata “Wasa” yang berarti menguasai dan mengatasi. Wasitwa
artinya paling berkuasa.
8 hana Yatrakamawasayitwa ngaranya Kesaktian Tuhan yang disebut
Yatrakamawasayitwa Yatrakamawasayitwa berarti tidak ada yang dapat
menentang kehendak dan kodrat- Nya.
C. TINGKATAN PIODALAN
55
- Sesayut Sidakarya
- Sesayut Sidapurna
- Sesayut Ibu sugih
- Pekumel
- Prayascita
- Arak,berem,asep
- Canang, kwangen, bunga
56
- Sesayut sri sedana
- Sesayut gunung Raun
- Penyeneng gede
- Gebogan buah
- Gebagab jajan uli, begina
- Jajan seserodan
- Gebogan jajan basah
- Gebogan ajengan dilengkapi dengan ulamnya
- Pekumel bhatara
- Lis
- Prayascita
- Canang, bunga, kwangen
- Arak, berem, air, tirta asep dan pasepan
- Canang, pasucian
- Segehan
57
- Pregembal dan tatakannya
- Tempeh mesrobong
- Paso masrobong
- Pepletikan
- Sayut banten
- Pengambyan
- Peras
- Sodan + tipat kelanan
- Dapetan
- Penyeneng
- Udel
- Kurenan
- Guru
- Pengiring
- Pengapit
- Ancak
- Bingin
- Ungang
- Tagog
- Bulakan
- Pancoran
- Pengebek
- Tebasan Giri Kencana Muka
- Tebasan Betel Tingal
- Tebasan Merta Sari
- Sesayut Sidakarya
- Sesayut Sida Purna
- Sesayut Ibu sugih
- Sesayut Munggah Tapa
- Sesayut Ider Buana
- Sesayut Pegoyan
- Sesayut Mertha Dewa
58
- 1 soroh penyeneng gede
- 1 bh jerimpen
- 1 soroh lis senjata
- 1 pekumel
- 1 soroh prayascita
- 1 gebogan jaja uli, begina, tape, satuh dll
- 1 dulang jajan seserodan
- 1 gebogan jajan basah, lapis , bikang, bantal dll
- 1 gebogan buah-buahan
- 1 pajeg rayunan/ulam ebat-ebatan dan rerasmen dalam takir-takir
- Canang, bunga, kwangen
- Arak,berem, air dan asep
- Segehan
- Ulam banten (hiasan sesate yg ditusukkan pada 1 bh kelapa yg masih
ada sabutnya)
Banten di panggungan
- Tingkat Udel Kurenan
- 1 sorohan
- 3 soroh sesayut
- 1 buah penyeneng gede
59
- Canang aturan
60
- 1 tumpeng tunjang langit
- 1 soroh banten guling
- 1 tunggul ulam bebangkit
- 1 soroh gelar sanga
- 2 soroh pengebek
- 2 soroh sayut banten
- 2 soroh pengambyan
- 2 soroh peras
- 2 soroh sodan + tipat kelanan
- 2 soroh dapetan
- 2 soroh penyeneng
- 2 soroh banten guru
- 2 soroh banten udel
- 2 soroh banten kurenan
- 2 soroh banten pengapit
- 2 soroh banten pengiring
- 1 soroh banten ancak
- 1 soroh banten bingin
- 1 soroh banten ungang
- 1 soroh banten tagog
- 1 soroh banten bulakan
- 1 soroh banten pancoran
- Tebasan Giri Kencana Muka
- Tebasan Betel Tingal
- Tebasan Mertha Sari
- Tebasan Gunung Raun
- Sayut Sidakarya
- Sayut Sida Purna
- Sayut Ibu Sugih
- Sayut Pagoyan
- Sayut Sri Sedana
- Sayut Candra Geni
61
- 1 soroh penyeneng gede
- 1 jrimpen
- 1 gebogan buah-buahan
- 1 gebogan jaja
- 1 tamas jajan saserodan
- 1 gebogan jajan basah
- 1 pajeg rayunan dan ulam ebat-ebatan
- 1 soroh lis senjata
- 1 soroh pekumel
- 1 soroh prayascita
- Canang, bunga, kwangen, bija, tirta
- Segehan
62
Banten dihadapan Ida Sulinggih mapuja
- 1 soroh suci
- 1 tamas seserodan
- 1 soroh pejati dg sesari
- 1 besek buah-buahan
Dihaturkan sesudah selesai upacara
63
BAB V
PENUTUP
A KESIMPULAN
1. Pura Tanah Lot atau juga disebut Pura Luhur Tanah Lot adalah sebuah
tempat suci agama Hindu yang mempunyai keindahan yang natural. Pura
Tanah Lot merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura ini memiliki
ciri khas sebagai pura yang terletak di tengah laut (terletak sekitar 50 meter
dari pantai ketika pasang).
2. Para pelancong yang berkunjung ke Pura Tanah Lot hanya diperbolehkan
memasuki pelataran pura. Bahkan, bagi wanita yang sedang haid/datang
bulan dilarang untuk memasuki pura. Hal ini karena tempat tersebut
dianggap keramat, sehingga tidak semua orang boleh menjamah ruang
pemujaan di dalamnya. Hanya umat Hindu yang akan bersembahyang atau
melakukan ritual agama saja yang diperbolehkan memasuki tempat
pemujaan.
3. Odalan atau disebut juga piodalan pada hakikatnya adalah peringatan hari
kelahiran (hari jadi) sebuah pura, semacam perayaan ulang tahun kalau pada
manusia.
4. Upacara Odalan diselenggarakan dengan tujuan agar para umat selalu ingat
kepada para penciptanya, agar mau memberikan kontribusi untuk
masyarakat, bangsa dan negara.
5. Peringatan Odalan ditentukan berdasarkan perhitungan sasih atau wewaran
terutama memadukan sapta wara dan panca wara serta wuku. Jika
didasarkan atas perhitungan sasih maka umumnya selalu di kaitkan dengan
saat datangnya bulan sempurna (purnama). Sehingga odalan atau piodalan
yang berdasarkan sasih selalu mangambil saat purnama.
64
B. KESAN dan PESAN
1. Ikatan keluarga di Bali yang sangat kuat, seharusnya dapat dijadikan sebagai
contoh kepada suku atau masyarakat lain, sehingga mereka akan selalu ingat
dan menghargai leluhur mereka. Dengan ikatan keluarga yang sangat kuat
niscaya konflik akan dapat sedikit berkurang.
65
DAFTAR PUSTAKA
http://farnema.blogspot.co.id/2015/06/odalan-sebagai-upacara-adat-di-tanah-
lot_6.html
http://mawavi.blogspot.co.id/
https://www.facebook.com/KokonutSuitesHotel/posts/340381702705288
http://bebantenan.blogspot.co.id/2010/09/banten-piodalan-dewa-yadnya.html
https://dharmavada.wordpress.com/2009/10/05/upacara-dan-upakara-
piodalan-sederhana/
http://balinesetradition.blogspot.co.id/2013/12/tradisi-adat-bali-
piodalan.html
http://ferrycute87.blogspot.co.id/2012/09/jenis-jenis-upakara-piodalan-
alit_28.html
http://disbud.badungkab.go.id/pura-luhur-tanah-lot
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-
instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-8#q=upacara+piodalan
http://hendrisblog.blogspot.co.id/2009/02/demografi-bali.html
https://www.google.co.id/search?q=BALI&oq=BALI&aqs=chrome..69i57j0l5
.2072j0j8&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-
8#q=struktuR+TOPOGRAFI+pulau+bali
66
LAMPIRAN
67
68
69
70
71
72
73
74