Anda di halaman 1dari 10

KONFLIK SOSIAL

Mata Kuliah Sistem Sosial dan Budaya Indonesia


Dosen Pengampu Drs. H.Sunardi, S.Pd.,MM.

DI SUSUN OLEH :
ELISAH (3102211003)
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

UNIVERSITAS BANTEN JAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN EKKONOMI DAN KESEHATAN
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
KONFLIK SOSIAL

1. Pengertian Konflik Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah percekcokan,


perselisihan, dan pertentangan. Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota
masyarakat yang bersifat menyeluruH dalam kehidupan. Konflik berasal dari kata kerja
latin "configere". Artinya saling memukul. Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih. Di mana salah satu pihak berusaha ingin
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya. Konflik sering kali berubah menjadi
kekerasan terutama ada upaya-upaya dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh oleh oleh pihak yang berkaitan.
Karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta
menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial politik. Dalam kamus umum
bahasa Indonesia yang disusun Poerwadarminta (1976), konflik berati pertentangan atau
percekcokan. Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun
fisik antara dua belah pihak berseberangan. Dalam masyarakat terdapat kelompok-
kelompok sosial yang beraneka ragam. Keberagaman tersebut dapat menimbulkan
terjadinya konflik sosial yang dapat berdampak pada terganggunya keteraturan hidup
masyarakat.
A. Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli

Pengertian Konflik Sosial Menurut Para Ahli


 Menurut Taquiri dan Davis, konflik adalah warisan kehidupan sosial yang terjadi dalam
berbagai keadaan sebagai akibat dari bangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi,
dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih secara terus-menerus.
 Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas status dan
merupakan bagian dari masyarakat yang akan selalu ada, sehingga apabila ada
masyarakat maka akan muncul konflik.
 Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara dua
pihak untuk berusaha memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan.
 Menurut Robbins, konflik adalah proses sosial dalam masyarakat yang terjadi antara
pihak berbeda kepentingan untuk saling memberikan dampak negatif, artinya pihak-
pihak yang berbeda tersebut senantiasa memberikan perlawanan.
 Menurut Alabaness, konflik adalah keadaan masyarakat yang mengalami kerusakan
keteraturan sosial yang dimulai dari individu atau kelompok yang tidak setuju dengan
pendapat dan pihak lainnya sehingga mendorong terjadinya perubahan sikap, perilaku,
dan tindakan atas dasar ketidaksetujuannya.
B. Macam-Macam Konflik
1. Konflik Interpersonal
Konflik yang ada di antara dua orang disebut konflik interpersonal. Konflik berada di
luar setiap orang (karena itu menjadi awalan 'inter-') dan hanya ada di antara dua
orang. Konflik antar pribadi dapat dilihat setiap kali dua orang tidak setuju pada suatu
topik.
2. Konflik Intrapersonal
Mengingat awalan 'intra-' berarti berasal dari dalam, Anda dapat melihat bahwa konflik
intrapersonal adalah ketika Anda merasa berkonflik tentang pikiran atau tindakan Anda
sendiri. Mungkin Anda selalu memberi tahu orang-orang bahwa mereka harus membantu
tunawisma dan kemudian, ketika Anda melihat seorang tunawisma di jalan, Anda menjadi
takut dan berbalik.  Putusnya kata-kata dan tindakan Anda dapat menyebabkan kekacauan
internal. Konflik intrapersonal selalu merupakan pertarungan psikologis bagi orang yang
mengalaminya. Meskipun konflik intrapersonal bisa jadi sulit, penyelesaiannya
menghasilkan pemahaman yang lebih kuat tentang diri Anda.
3. Konflik Antarkelompok
Konflik antar kelompok berkaitan dengan konflik yang terjadi di antara kelompok-
kelompok orang yang terkonsolidasi. Jenis konflik ini terjadi terus-menerus selama
kampanye politik yang memanas. Bukan hanya dua kandidat yang berkonflik, tetapi individu
yang sangat mengidentifikasi dengan satu atau yang lain mungkin terlibat dalam benturan
ide dan ideologi.
 
4. Konflik Antar Kelas
Konflik antar kelas terjadi saat individu maupun kelompok berada pada tingkatan
kelas masyarakat secara vertikal yang berbeda. Misalnya seperti antara buruh pabrik
dengan pendiri pabrik yang menuntut kenaikan upah dan sebaliknya.

5. Konflik Ras
Konflik ras / etnis adalah proses dasar dalam kehidupan sosial dan dapat bersifat
merusak dan kohesif. Dalam beberapa situasi, ini dapat merusak bagi beberapa kelompok
dan bertindak sebagai kekuatan kohesif bagi yang lain. Kelompok ras dan etnis dapat
menjadi sumber dan hasil dari dua wajah konflik sosial, bertindak sebagai penanda batas
antara kelompok yang melihat diri mereka berbeda dalam kepentingan dan nilai mereka
dari kelompok lain.
Contoh konflik ras adalah ras kulit putih dan kulit berwarna yang masih banyak menjadi
pemantik berbagai konflik masa kini.
 
6. Konflik Keluarga
Konflik ini terjadi di dalam internal keluarga yang disebabkan karena beberapa faktor
seperti kecemburuan, maupun faktor ekonomi. Contohnya saja beberapa anggota keluarga
memperebutkan harta waris yang merasa bahwa bagian yang didapat tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan. Akibatnya konflik dalam keluarga tidak dapat dihindari.
2. Teori Untuk Memahami Konflik Sosial
A. Teori – Teori Konflik Sosial
Teori – teori utama mengenai sebab – sebab konflik dan sasarannya antara lain :
1.Teori Hubungan Masyarakat
Menanganggap bahwa konflik di sebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, tidak
percayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.
2. Teori Kebutuhan Manusia
Menganggap bahwa konflik yang berakar di sebabkan oleh kebutuhan dasar manusia
(fisik, mental, dan sosial). Yang tidak dipenuhi atau dihalangi. Hal yang menjadi inti
pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan otonomi.
3. Teori Negosiasi Prinsip
Mengaggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan
perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.
4. Teori Identitas
Berasumsi bahwa konflik di sebabkan oleh identitas yang terancam, yang sering
berakar pada hilangnya sesuatu atau prnderitaan masalau yang tidak di selesaikan.
5. Teori Kesalahan Antar Budaya
Berasumsi bahwa konflik di sebabkan oleh keetidak cocokan dalam cara-cara
komunikasi di anatara berbagai budaya yang berbeda.
6. Teori Transformasi Konflik
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang
muncul sebagai masalah sosial, budaya, dan ekonomi.

B. Teori Konflik Menurut Para Ahli


1. Teori Konflik Menurut Lewis A. Coser
Menurut Lewis A. Coser, konflik yang terjadi di masyarakat dikarenakan adanya
kelompok lapisan bawah yang semakin mempertanyakan legitimasi dari keberadaan
distribusi sumber-sumber langka. Coser menilai bahwa konflik tidak selalu bersifat negatif,
namun konflik dapat mempererat dan menjalin kerukunan dalam suatu kelompok.
2. Teori Konflik Menurut Karl Marx
Karl Marx memiliki pandangan tentang konflik sosial sebagai pertentangan kelas.
Masyarakat yang berada dalam konflik dikuasai oleh kelompok dominan. Adanya pihak yang
lebih dominan muncul pihak yang berkuasa dengan pihak yang dikuasai. Kedua pihak
tersebut memiliki kepentingan yang berbeda atau bertentangan sehingga dapat
menimbulkan konflik.
3. SUMBER KONFLIK

Semua orang yang hidup berdampingan di lingkungan masyarakat, sudah pasti tidak
menginginkan adanya konflik.  Namun, tidak semudah yang kita bayangkan bahkan
kehidupan ini tidak akan pernah terjadi konflik antar individu, kelompok, dan masyarakat
lebih luasnya.  Konflik terjadi karena ada sumber pemicu atau motif yang diinginkan dari
terjadinya pertentangan tersebut. Pada umunya memang, konflik terjadi karena ada
pemicu atau faktor penyebab, seperti perbedaan kebutuhan, nilai, norma, tujuan.
Perebutan sumber daya alam yang langka, adanya kekuatan, pengaruh, uang, popularitas,
wilayah, ruang, waktu, posisi serta persaingan

A. Sumber Konflik Sosial Berasal dari Adanya Faktor Penyebab


Ada beberapa sumber yang melatar belakangi terjadinya konflik sosial di kehidupan
masyarakat sehari-hari. Berikut kategori/faktor penyebabnya, yaitu :
1. Adanya perbedaan kepribadian, pendirian, perasaan atau pendapat antara individu,
karena tidak adanya toleransi diantara keduanya.
2. Adanya perbedaan kepentingan atau tujuan di antara individu maupun kelompok di
masyarakat.
3. Adanya perbedaan kebudayaan yang dapat mempengaruhi perilaku dan pola berpikir
individu/kelompok tersebut.
4. Perubahan yang terjadi di masyarakat begitu cepat yang juga diikuti oleh perubahan
nilai atau sistem sosial disana. Disini juga bisa membuat adanya perbedaan dalam
kepercayaan atau pendirian antar masyarakat, sehingga dapat memicu terjadinya gesekan
sosial.
5. Adanya persaingan ekonomi atau bisnis yang juga membuat individu melakukan
persaingan yang bisa saja membuat konflik antara individu atau kelompok masyarakat yang
berinteraksi. 
B. Faktor penyebab terjadinya konflik
Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik sosial dalam kehidupan
masyarakat.
Berikut faktor-faktor penyebabnya:
1. Perbedaan antar perorangan, Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat.
2. Perbedaan kebudayaan, Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, seperti
perilaku atau tata sikap. Konflik bisa terjadi karena kelainan tata sikap dan perilaku sosialnya.
Jika tidak ada titik temu atau kesepakatan akan konflik akan meluas. Perbedaan kebudayaan
identik dengan daerah yang berbeda. Tidak menutup kemungkinan mereka yang berasal dari
daerah yang sama memiliki kebudayaan yang berbeda karena kebudayaan lingkungan keluarga
yang membesarkannya tidaklah sama. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan bisa
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda akhirnya akan
menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik bahkan kekerasaan sosial.
3. Perbedaan kepentingan, Adanya perbedaan kepentingan bisa menjadi munculnya konflik
sosial. Karena kepentingan itu sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup itu sendiri. Ketika
individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka akan merasakan kepuasan. Sebaliknya ketika
mengalami kegagalan dalam memenuhi kepentingannya maka akan menimbulkan masalah baik
bagi dirinya maupun lingkungannya.
4. Perubahan sosial, yang terlalu cepat Konflik sosial bisa terjadi dampak dari revolusi atau
perubahan sosial yang terlalu cepat di masyarakat. Konflik adalah salah satu penyebab perubahan
sosial yang cepat di atas. Bila kasus revolusi dijadikan acuan, konflik adalah faktor penggerak
revolusi.

Anda mungkin juga menyukai