Anda di halaman 1dari 2

Konflik berasal dari kata bahasa latin 

con berarti bersama dan fligere yang berarti


benturan atau tabrakan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial di
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Di
dalam KBBI, entri “konflik” diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.
Sehingga bisa kota simpulkan bahwa konflik merupakan suatu kondisi ketika ada dua
ataupun lebih pandangan, kepercayaan, keinginan, kepentingan, kebutuhan yang berbeda,
nilai, tidak selaras, berseberangan, dan tidak sejalan.
Umumnya, konflik akan timbul dari adanya perbedaan yang ada di dalam kehidupan
sehari-hari seperti halnya perbedaan budaya, fisik, kepentingan, nilai, kebutuhan, emosi, dan
pola-pola perilaku antar individu maupun kelompok yang ada di dalam masyarakat.
Perbedaan-perbedaan tersebut bisa memuncak menjadi sebuah konflik sosial ketika sistem
sosial masyarakatnya tidak bisa mengakomodasi perbedaan yang ada di dalam masyarakat itu
sendiri. Berikut ini beberapa pengertian konflik dari beberapa sumber buku:

1. Menurut Winardi (1994:1), konflik adalah adanya oposisi atau pertentangan pendapat
antara orang-orang, kelompok-kelompok atau pun organisasi-organisasi.
2. Menurut Alo Liliweri (1997:128), konflik adalah bentuk perasaan yang tidak beres
yang melanda hubungan antara satu bagian dengan bagian lain, satu orang dengan
orang lain, satu kelompok dengan kelompok lain.
3. Menurut Ramlan Surbakti (1992:149), konflik yaitu benturan, seperti perbedaan
pendapat, persaingan, dan pertentangan antara individu dan individu, kelompok dan
kelompok, indivudu dan kelompok, dan antara individu atau kelompok dengan
pemerintah.
4. Menurut Eep Saeffullah Fatah (1994:46-47) konflik adalah Suatu bentuk perbedaan
atau pertentangan ide, pendapat, paham atau kepentingan di antara dua pihak atau
lebih. Pertentangan ini dapat berbentuk non fisik, bisa juga berkembang menjadi
benturan fisik, bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan (violent) ataupun
berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan (non-violent).
5. Menurut Wirawan (2010:1-2), konflik adalah perbedaan persepsi mengenai
kepentingan terjadi ketika tidak terlihat adanya alternatif. Selama masih ada
perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindari dan selalu akan terjadi. yang dapat
memuaskan aspirasi kedua belah pihak.
6. Menurut Joyce L. Hocker (1995:1), konflik adalah proses pertentangan yang
diekspresikan di antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek
konflik, menggunakan pola prilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran
konflik. Dalam kehidupan manusia, konflik adalah suatu hal yang tidak dapat
dielakkan dan sifatnya persuasif/menyeluruh.Ia dapat muncul dalam diri individu
(Intrapersonal Conflict) ataupun antar individu (interpersonal conflict) baik itu dalam
konteks kelompok, organisasi, komunitas, ataupun bangsa.

Konflik dapat terjadi karena adanya suatu penyebab sehingga akan menimbulkan suatu
konflik. Adapun beberapa penyebab konflik secara menyeluruh diantaranya :

- Perbedaan individu
Penyebab terjadinya konflik yang pertama adalah karena adanya perbedaan individu
dan perasaan yang berbeda-beda. Dimana biasanya terdapat perbedaan perasaan dan
pendirian terhadap suatu hal ataupun lingkungan yang nyata. Hal tersebut bisa
menjadi salah satu penyebab adanya konflik sosial.

- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok


Penyebab konflik berikutnya adalah perbedaan kepentingan antara individu dan suatu
kelompok. Hal tersebut terjadi karena tidak semua orang memiliki kepentingan yang
sama.

- Perbedaan latar belakang kebudayaan


Beberapa orang akan terpengaruh dengan pola pemilikan dan juga pendirian dari
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda-beda itu pada akhirnya akan
memicu adanya perbedaan yang bisa menimbulkan suatu konflik.
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa perubahan yang terjadi secara mendadak
di suatu masyarakat berpotensi memicu adanya konflik. Sebab, hal itu terjadi karena
ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi suatu perubahan secara drastis.

- Perbedaan Ras, Etnis, dan Agama


Konflik sosial juga bisa disebabkan adanya perbedaan ras, etnis atau agama. Banyak
contoh konflik antar ras atau konflik antar agama yang terjadi. Perbedaan latar
belakang dan keyakinan nyatanya mampu membuat kelompok masyarakat terbelah
dan saling bentrok satu sama lain.

- Kurangnya keharmonisan
Kurangnya keharmonisan dalam hal interaksi sosial juga bisa menyebabkan terjadinya
konflik. Hal ini bisa dipengaruhi beberapa hal, seperti adanya kesenjangan sosial
hingga sifat temperamen seseorang, sehingga interaksi sosial antar individu atau antar
kelompok menjadi tidak harmonis.

Anda mungkin juga menyukai