Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHAN SOSIAL
GURU PEMBIMBING : IBU SILVIANI, S.Pd

DISUSUN OLEH
KELAS : VIII E

KELOMPOK 1
FADHILAH
AURA KASIH
REIHAN SAPUTRA

SMP NEGERI 1 BALAESANG


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
‫الرِحْي ِم‬
َّ ‫ْح ِن‬
‫الر ْ ه‬ ِ‫بِس ِم ه‬
َّ ‫اّلل‬
ٰ ْ

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah karena karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Shalawat serta salam tak lupa pula kita sampaikan kepada baginda Rasulullah
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah menuju alam yang penuh ilmu
pengetahuan.

Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPS, kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
terselesainya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi
perbaikan makalah selanjutnya.

Mapane Tambu, Juli 2022

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................2
A. Pengertian dan Sistem Pemerintahan NKRI ...........................................................3
B. Proses Penentuan Bentuk Negara Indonesia ...........................................................6
D. Menjaga Keutuhan NKRI .....................................................................................12
BAB III ............................................................................................................................14
PENUTUP .......................................................................................................................14
A. Kesimpulan ..........................................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................................14
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara
kepulauan besar yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra
dan dua benua, serta didiami oleh ratusan juta penduduk. Disamping itu
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang
berlainan satu sama lain, dan tercemin dalam satu ikatan kesatuan yang
terkenal dengan sebutan Bhinneka Tunggal Ika. Karena letak wilayah
Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia memiliki iklim tropis
dan rnemiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Indonesia memiliki 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang
belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni). Di sini ada 3 dari
6 pulau terbesar di dunia yaitu Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Wilayah
Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m di antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 dan luas
perairannya 3.257.483 km2.
Indonesia merupakan negara dengan suku bangsa yang terbanyak
di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, di mana di Papua saja
terdapat 270 suku. Selain itu, negara ini merupakan negara dengan bahasa
daerah terbanyak, yaitu 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang
digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional yang
merupakan bahasa pemersatu adalah bahasa Indonesia.
Seiring dengan perkembangan jaman, banyak anak muda Indonesia
yang kurang mengetahui apakah itu NKRI, apa saja fungsi dan tujuan
NKRI, serta bagaimana proses pergantian bentuk negara Indonesia sampai
memantapkan diri untuk kembali ke NKRI. Bangsa Indonesia pernah
mengalami masa-masa sulit untuk menentukan jati dirinya. Untuk itulah
kita sebagai generasi penerus bangsa ini harus pandai betul menjaga apa

1
yang telah diperjuangkan oleh nenek moyang kita pada masa penjajahan
dulu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian NKRI dan bagaimanakah sistem pemerintahan
NKRI?
2. Bagaimanakah proses penentuan bentuk negara Indonesia?
3. Apakah fungsi dan tujuan NKRI?
4. Bagaimana cara menjaga keutuhan NKRI?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI dan sistem pemerintahan
NKRI.
2. Untuk mengetahui proses penentuan bentuk negara Indonesia.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan NKRI.
4. Untuk mengetahui cara menjaga keutuhan NKRI.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Di dunia ini terdapat banyak bentuk negara antara lain Negara


Kesatuan, Negara Serikat, Perserikatan Negara (Konfederasi) , UNI (dibagi
menjadi 2 yaitu Uni Riil dan Uni Personil), Dominion, Koloni, Protektorat,
Mandat, dan Trust. Setiap negara memiliki bentuk negara yang berbeda-beda
karena disesuaikan dengan keadaan negara tersebut masing-masing. Untuk
menentukan bentuk negara apa yang akan dipakaipun tidak semudah
membalikan telapak tangan, perlu proses yang panjang dan rumit sampai
benar-benar tersepakati suatu bentuk negara yang ideal. Hal itu juga terjadi di
Indonesia. Bangsa ini mengalami beberapa kali pergantian bentuk negara
hingga akhirnya memutuskan untuk menggunakan bentuk Negara Kesatuan,
dibawah ini merupakan penjelasannya.

A. Pengertian dan Sistem Pemerintahan NKRI


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD
1945), di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di
luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai
urusan pemerintah pusat.

Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

3
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.

Negara Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan


besar yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua
benua, serta didiami oleh ratusan juta penduduk. Disamping itu Indonesia
memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang berlainan satu sama
lain, dan tercemin dalam satu ikatan kesatuan yang terkenal dengan sebutan
Bhinneka Tunggal Ika. Mengingat keberadaan dan demi menjaga
penyelenggaran tertib pemerintah yang baik dan efisien, maka kekuasaan
negara tentu tidak dapat dipusatkan dalam satu tangan kekuasaan saja. Oleh
sebab itu penyebaran kekuasaan haruslah dijalankan secara efektif untuk
mencapai cita-cita dan tujuan akhir negara sebagaimana disebutkan dalam
pembukaan UUD 45. Sebagai konsekuensinya, maka wilayah negara
kesatuan republik Indonesia haruslah dibagi atas beberap daerah, baik besar
maupun kecil.
Amanat konstitusi diatas implementasinya diatur oleh peraturan
perundang-undangan tentang pemerintahan daerah dan terakhir diatur dalam
UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang mengatur
pemerintahan local yang bersifat otonom (local outonomous government)
sebagai pencerminan dilaksanakannya asas desentralisasi dibidang
pemerintahan. Keberadaan pemerintahan local yang bersifat otonom diatas
ditandai oleh pemberian wewenang yang sekaligus menjadi kewajiban bagi

4
daerah untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak dan kewajiban
untuk mengurus urusan rumah tangga sendiri inilah yang disebut dengan
otonomi.
Untuk menyelenggarakan otonomi pemerintah pusat menyerahkan
sejumlah urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangga daerah otonom
baik pada daerah provinsi maupun daerah kabupaten dan kota, berdasarkan
kondisi politik, ekonomi, social, dan budaya, pertahanan dan keamanan, serta
syarat-syarat keadaan dan kemampuan daerah otonom yang bersangkutan.
Dalam politik desentralisasi terkandung juga masalah pengaturan sumber-
sumber pembiayaan bagi daerah otonom (keuangan daerah). Oleh sebab itu
sumber-sumber keuangan bagi daerah otonom dipandang essensial untuk
mengembangkan potensi daerah yang bersangkutan. Perhatian yang mendasar
terhadap keuangan daerah semakin dibutuhkan, mengingat daerah-daerah
otonom di Indonesia juga dibebani kewajiban untuk melaksanakn berbagai
kepentingan daerah pusat yang terdapat didaerah-daerah. (Muhammad
Nishom, 2012)
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan mengenai
kelebihan dan kekurangan NKRI, antara lain:

Kelebihan Sistem Sentralisasi:


- Keseragaman peraturan di semua wilayah,
- Kesederhanaan hukum,
- Pendapatan daerah dapat di alokasikan ke semua daerah dengan adil dan
sesuai kebutuhan.

Kelemahan Sistem Sentralisasi:

- Penumpukan pekerjaan di pusat, sehingga menghambat kinerja


pemerintahan,
- Tidak sinkron antara peraturan yang dibuat di pusat dan kondisi lapangan
di daerah,

5
- Pemerintah daerah menjadi pasif dan kurang inisiatif,
- Peran masyarakat daerah sangat kurang mendapat kesempatan,
- Keterlambatan respon dari pemerintah pusat karena kondisi geografis
Indonesia yang luas dan berat.

Sedangkan jika negara menggunakan sistem desentralisasi, daerah


memiliki kewenangan (otonomi) mengatur rumah tangga daerah untuk
membuat kebijakan dan membuat peraturan ( selain 6 kewenangan
pemerintah pusat di atas) namun tetap harus selaras dengan pemerintah
pusat.

Kelebihan Sistem Desentralisasi

- Daerah lebih berkembang, pembangunan lebih cepat,


- Peraturan dan kebijakan lebih tepat dan sesuai kebutuhan daerah,
- Kinerja pemerintahan lebih lancar,
- Partisipasi rakyat lebih tinggi.

Kekurangan Sistem Desentralisasi

- Ketidakseragaman peraturan pusat dan daerah. (Echo, 2015)

B. Proses Penentuan Bentuk Negara Indonesia


Awal tahun 1950 merupakan periode krusial bagi Indonesia.
Pertentangan dan konflik untuk menentukan bentuk negara bagi bangsa dan
negara Indonesia tengah berlangsung. Pada satu sisi, secara resmi saat itu
Indonesia merupakan negara federal, sebagaimana hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB). Akan tetapi, pada saat yang bersamaan muncul gerakan yang
menentang keberadaan negara federal itu. Gerakan ini eksis bukan saja dari
kalangan elit. Tetapi juga dikalangan masyarakat bawah. Gerakan tersebut
menghendaki diubahnya bentuk negara federal menjadi Negara Kesatuan.

6
Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang
tanggal 6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS).
Negara yang berbentuk federal ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-
masing mempunyai luas daerah dan jumlah penduduk yang berbeda. Negara
bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia yang mempunyai daerah
terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur, Negara
Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur. Sebagian
besar negara bagian yang tergabung dalam RIS mendukung untuk
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara


Republik Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh pemerintah
Republik Indonesia. Namun hanya setengah hati. Hal ini terbukti dengan
adanya pertentangan dan perbedaan antar kelompok bangsa.

Dampak dari terbentuknya negara RIS adalah konstitusi yang


digunakan bukan lagi UUD 1945, melainkan konstitusi RIS tahun 1949.
Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang oleh Ir. Soekarno, dan
Drs. Mohammad hatta sebagai perdana menteri. Berdasarkan pandangan kaum
nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda
untuk memecah belah kekuatan bangsa indonesia sehingga belanda akan
mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia.
Reaksi rakyat atas terbentuknya RIS terjadinya demontrasi-demontrasi yang
menghendaki pembubaran RIS dan penggabungan beberapa Negara bagian
RIS.

Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai


terbentuknya negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan
masuk dalam NIS jika permasalahan dengan Belanda sudah dapat teratasi.
Selain itu, Belanda berusaha melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi
Militer II. Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan
mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi, perhitungan Belanda

7
melesat. Agresi militer belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan
simpati dari negara Internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui
Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.

Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan


pengakuan kedaulatan. Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda,
Indonesia berubah menjadi Negara Serikat. Akibatnya terbentuklah Republik
Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia bertekad untuk
mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari
delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat
persatuan bangsa Indonesia.

Proses kembalinya ke NKRI:

1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan bergabung dengan RI,


Negara Jawa Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan,
Negara Kaltim, Kalteng, Dayak, Bangka, Belitung dan Riau.
2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung
dengan Aceh.
3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur,
Negara Indonesia Timur, Republik Indonesia.
4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia
Timur, Negara Sumatra Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk
kembali ke negara kesatuan dan bukan melabur ke dalam Republik.
5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS- NIS-
NST. Kedua negara bagian tersebut menyerahkan mendatnya kepada
perdana Menteri RIS Moh. Hatta pada tanggal 12 Mei 1950.
6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masing-
masing diwakili oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim.
7. Hasil kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan
pembentukan panitia perancang UUD.”

8
8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan
pengesahan UUS RIS yang bersifat sementara sehingga dikenal
dengan UUD’S 1950. Ini menunjukkan akan terjadi perubahan. UUDS
ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari campuran UUD
45 dan UUD RIS.
9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia
kembali ke bentuk negara kesatuan.

Indonesia mengalami perubahan bentuk Negara kesatuan menjadi


Negara federal bukan saja disebabkan oleh faktor dalam negeri, tetapi ada
hubungannya dengan kehadiran Belanda. Kuatnya keinginan Belanda sebagai
Negara koloni untuk mempertahankan pengaruh dan kekuasaanya di
Indonesia membuat Negara ini sempat mengalami perubahan bentuk Negara.
Terjadinya perubahan dari Negara federal menjadi Negara kesatuan tidak
dapat disangkal disebabkan dukungan politik dari masyarakat Indonesia
terhadap ide Negara federal sesunguhnya sangat lemah. Ide negara federal
muncul dari ambisi politik orang-orang Belanda yang sepertinya takut
negerinya tidak lagi mempunyai peran di Asia. Oleh karena itulah ketika
masalah kemerdekaan Indonesia sudah tidak dapat ditawar lagi, mereka
memperkenalkan ide mengenai pembentukan negara federal.
Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal itu tidak disenangi
oleh sebagian besar rakyat Indonesia, karena sistem federal digunakan oleh
Belanda sebagai muslimat untuk menghancurkan RI selain itu bentuk negara
serikat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan tidak sesuai
dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus
1945. Disamping itu, konstitusi federal dianggap hanya menimbulkan
perpecahan. Hal tersebut mendorong keinginan untuk kembali ke negara
kesatuan. Pada dasarnya pembentukan negara-negara bagian adalah keinginan
Belanda, bukan kehendak rakyat karena Belanda ingin menanamkan
pengaruhnya dalam RIS. Rapat-rapat umum diselenggarakan di berbagai
daerah, juga demontrasi-demontrasi yang membentuk pembubaran RIS.

9
Sebagian dari pemimpin RI termasuk yang ada dalam parlemen, bertekat
untuk secepat mungkin menghapus sistem federal dan membentuk negara
kesatuan. (Echo, 2015)
Meskipun telah kembali menjadi negara kesatuan sesuai dengan
konstitusi yang berlaku UUDS 1950 pasal 1 ayat (1) banyak sekali timbul
upaya pemberontakan di berbagai daerah hingga tahun 1958. Kondisi ini
membuat penyelenggaraan negara tidak optimal sehingga Presiden harus
mengambil tindakan dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
isinya konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali menggunakan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Hal ini
mampu meyakinkan kembali bahwa negara kesatuan merupakan yang terbaik
dan menghilangkan keraguan akan pecahnya negara Indonesia. Dalam Pasal 1
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan
naskah asli mengandung prinsip bahwa ”Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan, yang berbentuk Republik.” dan Pasal 37 ayat (5) "Khusus
mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan".

Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kokoh setelah


dilaksanakan amandemen dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang diawali dari adanya kesepakatan MPR yang
salah satunya yaitu tidak mengganti bunyi Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sedikitpun & terus mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi bentuk final negara Indonesia.
Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan dilandasi
pertimbangan bahwa negara kesatuan merupakan bentuk yang ditetapkan
dari mulai berdirinya negara Indonesia & dianggap paling pas untuk
mengakomodasi ide persatuan sebuah bangsa yang plural atau majemuk
dilihat dari berbagai latar belakang.

UUD RI tahun 1945 secara nyata memiliki spirit agar Indonesia terus
bersatu, baik yang terdapat dalam Pembukaan ataupun dalam pasal-pasal

10
Undang-Undang Dasar yang langsung menyebutkan tentang Negara Kesatuan
RI dalam 5 Pasal, yaitu: Pasal 1 ayat (1), Pasal 18 ayat (1), Pasal 18B ayat
(2), Pasal 25A dan pasal 37 ayat (5) UUD RI tahun 1945. Prinsip kesatuan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea keempat
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Dengan menyadari seutuhnya bahwa dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah dasar berdirinya bangsa
Indonesia dalam Negara Kesatuan, Pembukaan tersebut tetap dipertahankan
& dijadikan pedoman. (Echo, 2015)

C. Fungsi dan Tujuan NKRI

Dalam kaitan dengan negara, tujuan adalah apa yang secara ideal akan
dicapai oleh negara, sedangkan fungsi merupakan pelaksanaan tujuan yang
hendak dicapai. Jadi, negara adalah alat dan bukan sebagai tujuan itu sendiri.

Pembukaan UUD 1945 secara lebih lengkap menyebutkan tujuan


nasional negara Indonesia sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Menurut Miriam Budiardjo, setiap negara menyelenggarakan


beberapa minimum fungsi, yaitu:

1. Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah


bentrokan-bentrokan dalam masyarakat,
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya,

11
3. Pertahanan, untuk menjaga serangan dari luar,
4. Menegakkan keadilan melalui badan-badan pengadilan.

D. Menjaga Keutuhan NKRI

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa


Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan
berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang
dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan bentuk
negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh
rakyat. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai
generasi penerus bangsa kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha
membela negara. Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan
NKRI:

1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga


seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga
keutuhan, kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit.
Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan
menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan
bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan
memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta
memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang Saka
Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk
mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu
semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek

12
kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan
yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan
kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan
dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua
komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain Pancasila
sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di
daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
6. Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan
dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi
7. kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan. (Pusaka Indonesia,
2014)

Generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk


memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran
yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa
depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap
tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama
dalam proses modernisasi dan perubahan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi di mana pemerintah
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
Bangsa Indonesia pernah mengalami masa-masa sulit untuk mencari jati
dirinya. Hal ini dibuktikan dengan berganti-gantinya bentuk negara
Indonesia. Pembukaan UUD 1945 secara lebih lengkap menyebutkan tujuan
nasional negara Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

B. Saran
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai
negara kita. Ada pun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk
menunjukkan hal tersebut misalnya meningkatkan kebangaan dan rasa
memiliki bangsa Indonesia dalam diri setiap warga negara, membangun
saling pengertian dan pengahargaan antarsesama warga yang memiliki latar
belakang kepentingan yang berbeda dan etnik yang berbeda, para pemimpin
negara sebaiknya menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien,
dan memperkuat unsur-unsur yang menjadi alat pertahanan negara, seperti
TNI.

14
DAFTAR RUJUKAN

Echo. 2015. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), (online),


(http://www.academia.edu/7663694/Negara_Kesatuan_Republik_Indonesi
a_NKRI), diakses tanggal 15 Januari 2015

______. 28 Februari 2014. Keutuhan NKRI, (online),


(http://www.rangkumanmakalah.com/keutuhan-nkri/), diakses tanggal 15
Januari 2015

Nishom, Muhammad. 13 Juli 2012. Makalah NKRI, (online),


(http://www.isomwebs.net/2012/07/makalah-nkri/), diakses tanggal 15
Januari 2015

Indonesia, Pusaka. 23 Oktober 2014. Lima Sikap Dalam Menjaga Keutuhan


NKRI, (online), (http://www.pusakaindonesia.org/lima-sikap-dalam-
menjaga-keutuhan-nkri/), diakses tanggal 15 Januari 2015

15

Anda mungkin juga menyukai