Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PPKn

KILAS BALIK
PERISTIWA G30S/PKI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4
 IMRAATUN AFIFAH ASRI
 DEA AULIA
 ATIKAH INAYAH
 NURFALLAH
 IBNU ZULFARIZ
 SRI AYU SAFITRI
 NADYA ULYA

KELAS : IX A

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan

lancar. Adapun maksud penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu

tugas mata pelajaran PKN dari Ibu siswati , S.Pd selaku guru mata

pelajaran pkn kelas IX A. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam

penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik mengenai materi,

mutu, penggunaan bahasa maupun cara penyajiannya.

Maka saya mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para

pembaca demi kesempurnaanmakalah ini. Akhir kata saya berharap

semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

apabila terdapat kata-kata yang kurangberkenan di hati saya mohon maaf

yang sebesar-besarnya.

Tolitoli, 12 Juni 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………………………………………………….. 1

Kata Pengantar ………………………………… ……………………………………………………….. 2

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… 3

BAB 1. Pendahuluan …………………………………………………………………………………… 4

BAB 2. Peristiwa ………………………………………………………………………………………… 8

BAB 3. Penutup…………………………………………………………………………………………… 14

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………… 15

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis yangterbesar di

seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Sampai padatahun 1965

anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya.

PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruhyang mempunyai 3,5 juta anggota dan

pergerakan petani Barisan TaniIndonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk

pergerakanwanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis dan pergerakan sarjananya,

PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung. Pada bulan Juli 1959

parlemen dibubarkan dan Sukarnomenetapkan konstitusi di bawah dekrit

presiden - sekali lagi dengandukungan penuh dari PKI. Ia memperkuat tangan

angkatan bersenjata dengan mengangkat para jendral militer ke posisi-

posisi yang penting.Sukarno menjalankan sistem "Demokrasi Terpimpin". PKI

menyambut"Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwadia

mempunyai mandat untuk persekutuan Konsepsi yaitu antara Nasionalis, Agama dan

Komunis yang dinamakan NASAKOM .Pada era "Demokrasi Terpimpin", kolaborasi

antara kepemimpinan PKI dan kaum burjuis nasional dalam menekan pergerakan-

pergerakanindependen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah

politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, foreign reserves

menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.Pada

kunjungan Menlu Subandrio ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai

menjanjikan 100.000 pucuk senjata jenis chung, penawaran ini gratis

tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno tetapi belum juga

menetapkan waktunya sampai meletusnya G30S .Pada awal tahun 1965 Bung Karno

atas saran dari PKI akibat daritawaran perdana mentri RRC, mempunyai ide tentang

Angkatan Kelimayang berdiri sendiri terlepas dari ABRI. Tetapi petinggi Angkatan

4
Darattidak setuju dan hal ini lebih menimbulkan nuansa curiga-mencurigaiantara

militer dan PKI.Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin

berusaha memprovokasi bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dan

polisidan militer. Pemimpin-pemimpin PKI juga menginfiltrasi polisi dan tentara

dengan slogan "kepentingan bersama" polisi dan "rakyat".Pemimpin PKI DN Aidit

mengilhami slogan "Untuk Ketentraman UmumBantu Polisi". Di bulan Agustus 1964,

Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari "sikap-sikap

sektarian" kepadaangkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seniman

sayap-kiri untuk membuat "massa tentara" subjek karya-karya mereka.Di akhir

1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerakmerampas tanah yang bukan

hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara

mereka dan polisi dan para pemilik tanah. Bentrokan-bentrokan tersebut

dipicu oleh propaganda PKI yangmenyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah,

tidak peduli tanah siapapun (milik negara = milik bersama). Kemungkinan besar

PKImeniru revolusi Bolsevik di Rusia, di mana di sana rakyat dan

partaikomunis menyita milik Tsar dan membagi-bagikannya kepada rakyat Pada

permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak

milik Amerika Serikat. Kepemimpinan PKImenjawab ini dengan memasuki

pemerintahan dengan resmi. Padawaktu yang sama, jenderal-jenderal militer

tingkat tinggi juga menjadianggota kabinet. Jendral-jendral tersebut masuk

kabinet karena jabatannya di militer oleh Sukarno disamakan dengan

setingkat mentri.Hal ini dapat dibuktikan dengan nama jabatannya

(Menpangab,Menpangad, dan lain-lain).Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di

sebelah para petinggimiliter di dalam kabinet Sukarno ini, tetapi mereka terus

mendorongilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata

adalahmerupakan bagian dari revolusi demokratis

"rakyat". Aidit memberikan ceramah kepada siswa-

5
siswa sekolah angkatan bersenjata di mana ia berbicara tentang "perasaan

kebersamaan danpersatuan yang bertambah kuat setiap hari antara tentara

Republik Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk parakomunis".

Rezim Sukarno mengambil langkah terhadap para pekerja dengan melarang aksi-aksi

mogok di industri. Kepemimpinan PKI tidak berkeberatan karena industri

menurut mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.Tidak lama PKI

mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rezim militer,

menyatakan keperluan untukpendirian "angkatan kelima" di dalam angkatan

bersenjata, yang terdiridari pekerja dan petani yang bersenjata. Bukannya

memperjuangkanmobilisasi massa yang berdiri sendiri untuk melawan

ancaman militeryang sedang berkembang itu, kepemimpinan PKI malah

berusahauntuk membatasi pergerakan massa yang makin mendalam ini dalambatas-

batas hukum kapitalis negara. Mereka, depan jendral-jendral militer, berusaha

menenangkan bahwa usul PKI akan memperkuat negara. Aidit menyatakan dalam

laporan ke Komite Sentral PKI bahwa"NASAKOMiSASI" angkatan bersenjata

dapat dicapai dan mereka akanbekerjasama untuk menciptakan "angkatan kelima".

Kepemimpinan PKI tetap berusaha menekan aspirasi revolusioner kaum buruh

diIndonesia. Di bulan Mei 1965, Politbiro PKI masih mendorong ilusi bahwa aparatus

militer dan negara sedang diubah untuk mengecilkan aspek anti-rakyat dalam alat-

alat negara. Sejak tahun 1964 sampai menjelang meletusnya G30S telah beredar

isu sakit parahnya Bung Karno. Hal ini meningkatkan kasak-kusuk dan isu

perebutan kekuasaan apabila Bung Karno meninggaldunia. Namun menurut Subandrio,

Aidit tahu persis bahwa Bung Karno hanya sakit ringan saja, jadi hal ini bukan

merupakan alasan PKI melakukan tindakan tersebut.Pada tahun 1960 keluarlah

Undang-Undang Pokok Agraria (UUPokok Agraria) dan Undang-Undang Pokok Bagi

Hasil (UU Bagi Hasil)yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari Panitia Agraria

yangdibentuk pada tahun 1948. Panitia Agraria yang menghasilkan UUPA terdiri dari

6
wakil pemerintah dan wakil berbagai ormas tani yang mencerminkan 10 kekuatan

partai politik pada masa itu. Walaupun undang-undangnya sudah ada namun

pelaksanaan di daerah

tidak jalan sehingga menimbulkan gesekan antara para petani penggarap

dengan pihak pemilik tanah yang takut terkena UUPA, melibatkan sebagian

massa pengikutnya dengan melibatkan backing apara tkeamanan. Peristiwa yang

menonjol dalam rangka ini antara lainperistiwa Bandar Betsi di Sumatera Utara dan

peristiwa di Klaten yang disebut sebagai ‘aksi sepihak’ dan kemudian digunakan

sebagai dalih oleh militer untuk membersihkannya.Keributan antara PKI dan

Islam (tidak hanya NU, tapi juga dengan Persis dan Muhammadiyah) itu pada

dasarnya terjadi di hampir semua tempat di Indonesia, di Jawa Barat, Jawa Timur,

dan di propinsi-propinsi lain juga terjadi hal demikian, PKI di beberapa tempat

bahkan sudah mengancam kyai-kyai bahwa mereka akan disembelih setelah tanggal

30 September 1965 (hal ini membuktikan bahwa seluruh elemen PKI mengetahui

rencana kudeta 30 September tersebut).

7
BAB II PERISTIWA
2 1 Awal peristiwa

Pada hari Jum’ at tanggal 1 Oktober 1965 secara berturut-turut RRI Jakarta

menyiarkan berita penting. Sekitar pukul 7 pagi memuat berita bahwa pada hari

Kamis tanggal 30 September 1965 di Ibukota RI, Jakarta, telah terjadi

“gerakan militer dalam AD “ yang dinamakan “ Gerakan 30 September”, dikepalai

oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan BatalionCakrabirawa, pasukan

pengawal pribadi Presiden Soekarno. Sekitar pukul 13.00 hari itu juga memberitakan

“ dekrit no 1”tentang “pembentukkan dewan revolusi Indonesia” dan “keputusanno.1”

tentang “susunan dewan revolusi Indonesia”. Baru dalam siaran kedua ini

diumumkan susunan “komandan”, Brigjen Soepardjo, Letnan Kolonel Udara Heru,

Kolonel Laut Soenardi, dan Ajun komisaris besar polisi Anwas sebagai “wakil

komandaan”

Pada pukul 19.00 hari itu juga RRI Jakarta menyiarkan pidato radio Panglima

Komando TJadangan Strategis Angkatan Darat, Mayor Jendral Soeharto, yang

menyampaikan bahwa gerakan 30 September tersebut adalah golongan kontra

revolusioner yang telah menculik beberapa perwira tinggi AD, dan telah

mengambil alih kekuasaan Negara dari presiden/panglima tertinggi ABRI/pemimpin

besar revolusidan melempar Kabinet DWIKORA ke kedudukan demisioner.Latar

belakang G30S/PKI perlu ditelusuri sejak masuknya pahamkomunisme/marxisme-

leninisme ke Indonesia awal abat ke-20

8
penyusupanya kedalam organisasi lain, serta kaitannya dengangerakan komunisme

intenasional. Dalam hal-hal yang mendasar daripolitik PKI di Indonesia terbukti

merupakan pelaksanaan perintah daripimpinan gerakan komunisme internasional.

Persiapan PKI:

1. Membentuk biro khusus di bawah pimpinan Syam Kamaruzman.Tugasiro

khusus adalah merancang dan mempersiapkan perebutan kekuasan.

2. Menuntut dibentuknya angkatan ke-5

yang terdiri atas buruh dantani yang dipersenjatai

3. Melakukan sabotase, aksisepihak, danaksi teror. Sabotase terhadap

transportasi kereta yang dilakukan aksi buruh kereta api( Januari-Oktober

1964 ) yang mengakibatkan serentetan kecelakaan kereta api seperti di

Purwokerto, Kroya, Tasikmalaya,Bandung, dan Tanah Abang. Aksi

sepihak, misalnya Peristiwa Jengkol, Bandar Betsy, dan Peristiwa

Indramayu. Aksi terormisalnya Peristiwa Kanigoro Kediri. Hal itu

dilakukan sebagai persiapan untuk melakukan kudeta.

4. Melakukan aksi fitnah terhadap ABRI khususnya TNI-AD yangdianggap

sebagai penghambat pelaksanaan programnya yaitudengan melancarkan isu

dewan jendral.tujuanya untukmenghilangkan kepercayaan terhadap TNI-AD

dan mengadudomba antara TNI-AD dengan presiden soekarno

5. Melakukan latihan kemiliteran di lubang buaya pondok

gede jakarta. Latihan kemiliteran di lubang buaya .pondok gede

jakarta latihan kemiliteran ini merupakan sarana persiapan untuk

melakukan pemberontakan

9
2.2 Peristiwa

Setelah persiapan dianggap matang oleh para pemimpin PKI,maka mereka

menentukan pelaksanaannya yaitu 30 September .Gerakan untuk merebut kekuasaan

dari pemerintah RI yang sah ini didahului dengan penculikan dan pembunuhan

terhadap jendral jendralTNI-AD yangdianggap anti PKI.

Gerakan 30 September 1965 dipimpin oleh Letnan Kolonel untung, Komandan

Batalion I Resimen Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal presiden. Gerakan ini

dimulai pada dini hari, tanggal 1 Oktober dengan menculik dan membunuh 6 perwira

tinggi dan seorang perwira muda angkatan darat. Mereka yang diculik dibunuh di

Desa Lubang Buaya sebelah selatan Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma oleh

anggota-anggota pemuda rakyat Gerwani dan Ormas PKI yang lain. Ke-6 jendral yang

dibunuh itu adalah Letnan Jendral Ahmad Yani, Mayor Jendral R.Suprapto, Mayor

Jendral M. T. Haryono , Mayor Jendral S. Parman,Brigadir DI Panjaitan, Brigadir

Jendral Soetoyo Siswomiharjo.Sementara itu gerakan 30 september telah berhasil

menguasai 2 sarana telekomunikasi yakni studio RRI dan kantor PN telekomunikasi.

2.3 Penumpasan

Dalam situasi yang tidak menentu pimpinan angkatan darat diambil alih oleh Panglima

Kostrad Mayor Jendral Soeharto. Ia melakukan konsolidasi pasukan TNI yang masih

setia kepada pemerintahan. Dengan kekuatan ini, Mayor Jendral Soeharto

melakukan serangkaian operasi penumpasan G30S/PKI. Setelah merebut kembali

stasiun telekomunikasi RRI, Mayor Jendral Soeharrto menjelaskan melalui siaran

radio bahwa telah terjadi penghianatan yang dilakukan Gerakan 30 September/PKI.

Mereka telah menculik beberapa perwira TNI AD. Lebih lanjut Mayjen soeharto

menyampaikan bahwa Presiden Soekarno dan Jendral A. H. Nasutiondalam keadaan

sehat dan situasi Jakarta telah dikendalikan.

10
Langkah selanjutnya adalah merebut Bandara Halim PerdanaKusuma yang diduga

sebagai pusat Gerakan 30 September/PKI.Dalam waktu singkat tempat ini dapat

dikuasai pasukan RPKAD Dari bukti-bukti yang telah dikumpulkan ABRI dan

masyarakat menyimpulkan bahwa dibalik Gerakan 30 September/PKI ini telibat PKI.

Maka dimulailah operasi pengejaran terhadap anggota PKI ini.

a. Pada tanggal 1 Oktober 1965, beberapa tempat penting seperti RRI dan

Telkom telah dapat diambil alih oleh pasukan RPKAD tanpa pertumpahan

darah

b. Pada hari yang sama, Mayjen Soeharto mengumumkanbeberapa hal penting

berikut melalui RRI

.1) PenumpasanG 30 S/PKI olehangkatan militer.

2) Dewan Revolusi Indonesia telah demisioner.

3)Menganjurkan kepada rakyat agar tetap tenang dan waspada

c. Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD berhasil menguasai kembali

Bandara Halim Perdana kusuma.d.

d. Pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk anggota polisiyang bernama

Sukitman berhasil ditemukan sumur tua yangdigunakan untuk menguburkan

jenazah para perwira AD.e.

e. Pada tanggal 5 Oktober 1965, jenazah para Jenderal ADdimakamkan dan

mendapat penghargaan sebagai PahlawanRevolusi.

Untuk menumpas G 30 S/PKI di Jawa Tengah, diadakan operasimiliter yang

dipimpin oleh Pangdam VII, Brigadir Suryo Sumpeno.Penumpasan di Jawa Tengah

memakan waktu yang lama karenadaerah ini merupakan basis PKI yang cukup kuat

dan sulit mengidentifikasi antara lawan dan kawan. Untuk mengikis sisa-sisa G30

S/PKI di beberapa daerah dilakukan operasi-operasi militer berikut

11
a. Operasi Merapi di Jawa Tengah oleh RPKAD di bawah pimpinan Kolonel

Sarwo Edhie Wibowo.

b. Operasi Trisula di Blitar Selatan dipimpin Kolonel Muh. Yasindan Kolonel

Wetermin.

Akhirnya dengan berbagai operasi militer, pimpinan PKI D.N Aiditdapat

ditembak mati di Boyolali dan Letkol Untung Sutopo ditangkapdi Tegal

2.4 Dampak pasca peristiwa G30S PKI

Situasi politik semakin memanas bahkan mencekam karena tuntutan

kepada pemerintah untuk membubarkan PKI belum terpenuhi.Keadaan

ekonomi memburuk, rakyat mulai sulit mendapatkan kebutuhan pokok. 13

Januari 1966 harga bahan bakar minyak naik mengakibatkankenaikan

harga barang dan jasa di segala bidang naik Kemudian terjadi

devaluasi uang (1000) lama menjadi (1) baru.

Berikut ini dampak sosial politik dari G 30 S/PKI:

a. Secara politik telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara AD.

b. Sampai bulan Desember 1965 PKI telah hancur sebagai kekuatan

politik di Indonesia.

c. Kekuasaan dan pamor politik Presiden Soekarno memudar.

d. Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap

orang-orang PKI atau”dianggap PKI”, yang tidak semuanya melalui proses

pengadilan dengan jumlah yang relatif banyak

12
2.5 Monumen Peringatan

Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari

Peringatan Gerakan 30 September. Hari berikutnya, 1

Oktober,ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pada masa

pemerintahan Soeharto, biasanya sebuah film mengenai kejadiantersebut

juga ditayangkan di seluruh stasiun televisi di Indonesiasetiap tahun pada

tanggal 30 September. Selain itu pada masa Soeharto biasanya dilakukan

upacara bendera di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya dan

dilanjutkan dengan tabur bunga di makam para pahlawan revolusi di TMP

Kalibata. Namun sejak era Reformasi bergulir, film itu sudah tidak

ditayangkan lagi dan hanya tradisi tabor bunga yang dilanjutkan. Pada 29

September - 4 Oktober 2006, diadakan rangkaian acara peringatan untuk

mengenang peristiwa pembunuhan terhadap ratusan ribu hingga jutaan

jiwa di berbagai pelosok Indonesia. Acara yang bertajuk "Pekan Seni

Budaya dalam rangka memperingati 40 tahun tragedi kemanusiaan 1965"

ini berlangsung di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok.

Selain civitas academica UniversitasIndonesia, acara itu juga dihadiri

para korban tragedi kemanusiaan1965, antara lain Setiadi, Murad Aidit,

Haryo Sasongko, dan Putmainah

13
14
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam waktu yang singkat G30S/PKI gagal dalam usahanya mengganti

dasar negara pancasila dengan komunis. Hal ini menunjukan bahwa

pancasila memang kokoh, itulah sebab nya tanggal 1 Oktober 1965

merupakan titik tolak kehancuran G30S/PKI dan kemenangn pancasila

dijadikan sebagai hari kesaktian pancasila

15
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_30_September (Diakses pada 12


Juni2013)http://anggiewidya.wordpress.com/2012/03/01/peristiwa-
g30spki/ (Diaksespada 12 Juni
2013)http://handikap60.blogspot.com/2013/01/peristiwa-g-30-spki-tahun-
1965.html (Diakses pada 12 Juni
2013)http://www.indonesiakaya.com/see/read/2012/01/24/890/20006/1/Monu
me n-Pancasila-Sakti-Saksi-Bisu-Peristiwa-G30SPKI (Diakses pada 12
Juni2013)

16

Anda mungkin juga menyukai