Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH

PERISTIWA G30S/PKI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6: - Anggun Iqlima

- Nalbia Diza Azumi

- Nurfalen

- Nurfazira

- Olivia

- Rembulan Cahaya Hati

- Salsabila Fitriani. H

SMA NEGERI 1 MERANGIN


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang maha pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga dan para sahabat beliau,
serta pengikut beliau hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada kami, sehingga makalah ini dapat
disusun dan diselesaikan dengan baik untuk memenuhi salah satu tugas kami. Makalah ini berjudul
“Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI)”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik
mengenai materi, mutu, penggunaan bahasa, maupun cara penyajiannya. Maka kami mohon saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari para pendengar maupun pembaca demi kesmpurnaan
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1


B. Tujuan Pembelajaran..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2

A. Sejarah G30S-PKI........................................................................................................2
B. Tujuan G30S-PKI.........................................................................................................2
C. Kronologi G30S-PKI.....................................................................................................3
D. Tokoh Utama Yang Terlibat G30S-PKI..........................................................................3
E. Tokoh Yang Gugur Dalam G30S-PKI.............................................................................5
F. Deret Organisasi Terlarang Di Indonesia......................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada 30 September 1965, sekelompok tentara –yang kemudian diketahui berasal dari unit
Cakrabirawa (pasukan khusus yang bertugas menjaga keselamatan presiden), menculik dan
membunuh 6 orang jenderal Angkatan Darat. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan G30S (Gerakan
30 September).

Sejarah resmi dari pemerintah menyebutkan bahwa PKI adalah dalang dari peristiwa ini sebagai
usaha mereka untuk melakukan pemberontakan.

Soeharto muncul sebagai tokoh yang berhasil untuk meredam gerakan ini dan militer memiliki
posisi yang kuat. Soeharto dan Angkatan Darat secara efektif mendominasi pemerintahan dan politik
Indonesia dan mereka tidak akan berhadapan dengan rival yang serius di masa depan.

Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi PKI. Sebelumnya,
pada tahun 1948 PKI sudah pernah mengadakan pemberontakan di Madiun. Pemberontakan
tersebut dipelopori oleh Amir Syarifuddin dan Muso. Tujuan dari pemberontakan itu adalah untuk
menghancurkan Negara RI dan menggantinya menjadi Negara komunis. Beruntunglah pada saat itu
Muso dan Amir Syarifuddin berhasil ditangkap dan kemudian ditembak mati sehingga pergerakan
PKI dapat dikendalikan.

Namun, melalui demokrasi terpemimpin kiprah PKI kembali bersinar. Terlebih lagi dengan adanya
ajaran dari presiden Soekarno tentang Nasakom (Nasional, Agama, Komunis) yang sangat
menguntungkan PKI karena menempatkannya sebagai bagian yang sah dalam konstelasi politik
Indonesia. Bahkan, Presiden Soekarno menganggap aliansinya dengan PKI menguntungkan sehingga
PKI ditempatkan pada barisan terdepan dalam demokrasi terpemimpin.

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:


1. Mengetahui latar belakang terjadinya perstiwa G30S-PKI
2. Mengetahui sejarah peristiwa G30S-PKI
3. Mengetahui tujuan dari G30S-PKI
4. Mengetahui kronologi kejadian G30S-PKI
5. Mengetahui siapa saja tokoh yang terlibat dalam G30S-PKI
6. Mengetahui siapa saja tokoh yang gugur dalam G30S-PKI
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah G30S PKI

Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara Aidit atau DN
Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun
diperoleh melalui sistem parlementer.

Dikutip dari buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur Suryanegara, menurut Arnold C. Brackman,
DN Aidit mendukung konsep Khrushchev, yakni "If everything depends on the communist, we would
follow the peaceful way (bila segalanya bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara
perdamaian)”. Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin yang
secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya dengan melalui perang.

G30S PKI terjadi pada malam hingga dini hari, tepat pada akhir tanggal 30 September dan
masuk 1 Oktober 1965. Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI mengincar perwira tinggi
TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya.
Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.

Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta
Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor
Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo
Siswomiharjo.

B. Tujuan G30S PKI

Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan mengganti
negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari 3 juta
anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni
Soviet.

Selain itu, dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Prawoto, beberapa tujuan G30S PKI
adalah sebagai berikut:

1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara
komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem
pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme
internasional.
C. Kronologi G30S PKI

Tindakan dan penyebarluasan ideologi komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan
kecurigaan dari kelompok anti-komunis. Tindakan tersebut juga mempertinggi persaingan antara elit
politik nasional. Kecurigaan semakin mencuat dan memunculkan desas-desus di masyarakat, terlebih
menyangkut kesehatan Presiden Soekarno dan Dewan Jenderal Angkatan Darat.

Di tengah kecurigaan tersebut, Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon I Kawal Resimen
Cakrabirawa, yakni pasukan khusus pengawal Presiden, memimpin sekelompok pasukan dalam
melakukan aksi bersenjata di Jakarta.

Pasukan tersebut bergerak meninggalkan daerah Lubang Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tengah
malam, pergantian hari Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober 1965.

D. Tokoh Utama yang Terlibat G30S PKI

Berikut nama-nama tokoh kunci yang terlibat dalam pemberontakan G30S PKI.

1. D.N Aidit

Pemilik nama lengkap Dipa Nusantara Aidit adalah sosok yang diduga dalang di balik peristiwa
G30S PKI. Ia merupakan Ketua Umum Comite Central (CC) Partai Komunis Indonesia (PKI). Di masa
kepemimpinannya, ia berhasil membawa PKI menjadi partai ketiga terbesar di dunia setelah Uni
Soviet dan Tiongkok.

Pada saat pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Jenderal Soeharto, mengeluarkan versi
resmi bahwa PKI adalah pelaku pemberontakan G30S. Aidit yang saat itu menjabat sebagai ketua PKI
dituduh sebagai dalang peristiwa tersebut.

Mengetahui dirinya sedang dicari, ia lantas melarikan diri hingga ditangkap di tempat
persembunyianya di Solo yaitu di rumah Kasim/Harjomartono. Setelah itu, Aidit dieksekusi oleh
beberapa militer di sebuah sumur tua di belakang markas TNI di Boyolali.
2. Syam Kamaruzaman

Tak hanya Aidit, sosok Syam Kamaruzaman yang merupakan Ketua Biro Khusus PKI juga diduga
sebagai dalang dari kudeta dan pembunuhan yang terjadi pada peristiwa G30S PKI. Biro Khusus yang
ia pimpin merupakan sebuah organisasi rahasia PKI yang bertujuan untuk merancang dan
mempersiapkan kudeta. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan cara menyusup dan
memengaruhi kelompok tentara berhaluan kiri.

Setelah peristiwa G30S terjadi, Syam tertangkap di Cimahi, Jawa barat pada 9 Maret 1967. Di
meja pengadilan, Syam mengakui bahwa ia bergerak di bawah perintah Aidit. Atas pengakuannya
tersebut ia dijatuhi hukuman mati hingga dieksekusi pada 1986.

3. Letkol Untung Syamsuri

Letnan Kolonel Untung Syamsuri adalah kunci di balik gerakan G30S. Ia merupakan seorang
Komandan Batalyon KK I Cakrabirawa, pengawal Presiden Sukarno. Dalam peristiwa G30S, Letkol
Untung diduga sebagai penggerak pasukan Cakrabirawa untuk melakukan penculikan dan
pembunuhan yang terjadi terhadap tujuh jenderal militer.
E. Tokoh yang Gugur dalam G30S PKI

Sejarah mencatat ada sepuluh orang yang menjadi korban dari peristiwa kudeta PKI yang terjadi
dalam Gerakan 30 September. Berikut daftarnya, mengutip laman Kemdikbud.

1. Mayjen TNI (Anumerta) Soetojo Siswomihardjo

Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen pada 28 Agustus 1922. Ia merupakan perwira tinggi TNI
AD yang gugur dalam peristiwa G30S.

Sutoyo ditemukan meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965. Ia dibunuh oleh PKI karena
disebut menentang pembentukan Angkatan Kelima PKI.

2. Mayjen TNI (Anumerta) D.I Panjaitan

Donald Ignatius Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli pada 19 Juni 1925 dan meninggal pada 1
Oktober 1965 akibat peristiwa G30S PKI.

Sebelum meninggal, Mayjen Panjaitan memiliki karier yang cemerlang di bidang militer. Ia
pernah diangkat menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat hingga mendapatkan tugas
untuk belajar ke Amerika Serikat.
3. Letjen TNI (Anumerta) R. Soeprapto

Raden Soeprapto Lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920, ia menjadi salah satu korban PKI
dalam peristiwa G30S karena menolak PKI yang saat itu berencana untuk mendirikan Angkatan
Kelima.

Ia diculik dan dibunuh di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata, Jakarta pada 5 Oktober 1965.

4. Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922 dan ditemukan meninggal pada 1
Oktober 1965 di Lubang Buaya.

Semasa hidupnya, ia pernah mengikuti militer dan turut berperan dalam pemberantasan PKI
Madiun pada 1948, Agresi Militer Belanda II, hingga penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.
5. Letjen TNI (Anumerta) M.T. Haryono

Mas Tirtodarmo Haryono lahir di Surabaya pada 20 Januari 1924 dan gugur dalam peristiwa
G30S PKI. Sebelum masuk militer, M.T. Haryono lebih dulu masuk Perguruan Tinggi Kedokteran
untuk meneruskan studinya.

Letjen Haryono dikenal akan kepandaiannya menguasai tiga bahasa internasional yaitu Belanda,
Inggris, dan Jerman.

6. Letjen TNI (Anumerta) S. Parman

Siswondo Parman lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918. Ia merupakan petinggi
TNI AD pada masa Orde Lama yang mengurusi bidang intelijen.

Letjen Parman gugur dalam G30S PKI, ia diculik dan dibunuh karena telah mengetahui rencana
PKI yang saat itu berencana membentuk Angkatan Kelima.
7. Kapten Czi (Anumerta) P.A. Tendean

Pierre Andries Tendean lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939. Ia merupakan ajudan dari
jenderal A.H Nasution pada tahun 1965.

Kala itu, ia ditangkap oleh pasukan G30S PKI karena dikira Jenderal A.H Nasution. Saat
ditangkap ia tidak melakukan pemberontakan hingga akhirnya dia dibunuh dan dimasukkan ke
dalam sumur tua di Lubang Buaya.

8. Brigjen (Anumerta) Katamso

Katamso lahir di Sragen pada 5 Februari 1923 dan ditemukan meninggal pada 22 Oktober 1965
akibat G30S PKI. Katamso merupakan TKR yang kemudian bergabung menjadi TNI setelah proklamasi
kemerdekaan.

Pada 1958, Katamso dikirim ke Sumatera Barat sebagai Komandan Batalyon A Komando Operasi
17 Agustus untuk melakukan penumpasan pemberontakan PRRI.
9. A.I.P II (Anumerta) K.S. Tubun

Karel Satsuit Tubun lahir di Tual, Maluku Tenggara pada 14 Oktober 1928. Setelah
menyelesaikan sekolah polisi di Ambon, ia diangkat menjadi Agen Polisi Tingkat II.

K.S Tubun gugur dalam peristiwa G30S PKI karena ia melakukan perlawanan saat sedang
bertugas di kediaman Dr. Y. Leimena yang berada di dekat rumah dinas Jenderal A.H Nasution.

10. Kolonel (Anumerta) Sugiyono

Sugiyono lahir pada 12 Agustus 1926 di Gunung Kidul. Pada 1 Oktober 1965 Sugiyono ditangkap
di Markas Korem 072 yang pada saat itu telah dikuasai PKI. Ia kemudian dibunuh dan jasadnya
ditemukan pada 22 Oktober 1965 di Kentungan, utara Yogyakarta.

Itulah siapa saja tokoh dalam peristiwa G30S PKI beserta para pahlawan yang gugur.

F. Deret Organisasi Terlarang di Indonesia diantaranya yaitu :

1) FPI
2) HTI
3) Hingga PKI
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari film G 30 S/PKI adalah perjuangan TNI dan rakyat Indonesia dalam menumpas
pemberontakan PKI merupakan usaha yang luar biasa dalam mempertahankan Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia yang nilai-nilainya sangat cocok dengan keanekaragaman bangsa Indonesia.

Gerakan 30 September atau sering disingkat G30S/PKI, Gestapu (Gerakan September Tiga
Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal
30 September sampai di awal 1 Okktober 1965 dimana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta
beberapa orang lainnya dibunuh dalam satu usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan
kepada anggota Partai Komunis Indonesia.

Dalam waktu singkat G30S/PKI gagal dalam usahanya mengganti dasar Negara Pancasila dengan
komunis. Hal ini menunjukkan bahwa pancasila memang kokoh, itulah sebabnya tanggal 1 Oktober
1965 merupakan titik tolak kehancuran G30S/PKI dan kemenangan pancasila dijadikan sebagai hari
kesaktian pancasila.

Anda mungkin juga menyukai