Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya telah menyelesaikan tugas ini dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang
diberikan oleh Ibu Hadayanj selaku guru Sejarah.

Tugas makalah ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Sejarah


kami yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang “G30S/PKI”. Makalah ini
berisikan tentang informasi Pemberontakan G 30S/PKI yang terjadi pada masa PKI
merajalela di Indonesia dan usaha penumpasannya. Diharapkan  makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang pemberontakan PKI ini.

        Dengan terselesaikannya tugas makalah saya ini, maka saya berharap telah memenuhi


tugas Sejarah dan mendapatkan nilai yang baik. Serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.
Saya menyadari bahwa  makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang Agustus 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...........................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................2
G30S PKI.............................................................................................3
Gerakan G30S PKI...........................................................................3
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya gerakan G30S/PKI..........4
Latar Belakang G30S PKI................................................................5
Tujuan G30S PKI.............................................................................6
Peristiwa G30SPKI...........................................................................7

Pemberontakan G30SPKI.....................................................8
Pengkhianatan G30SPKI1...................................................9
Rangkuman G30SPKI.........................................................10

2
G30S PKI
 Gerakan G30S PKI
Gerakan 30 September (G30S) adalah sebuah peristiwa berlatarbelakang
kudeta yang terjadi selama satu malam pada tanggal 30 September hingga 1
Oktober 1965 yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang
perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam
suatu lubang sumur lama di area Lubang Buaya, Jakarta Timur.[1]
Penyebutan persitiwa ini memiliki ragam jenis, Presiden Soekarno menyebut
peristiwa ini dengan istilah GESTOK (Gerakan Satu Oktober), sementara
Presiden Soeharto menyebutnya dengan istilah GESTAPU (Gerakan
September Tiga Puluh), dan pada Orde Baru, Presiden Soeharto mengubah
sebutannya menjadi G30S/PKI (Gerakan 30 September PKI).

 Korban
Tercatat sekitar 500 ribu orang menjadi korban G30SPKI. Mereka
berasal dari rakyat biasa yang dianggap bersekongkol atau terlibat
langsung dengan PKI. Para simpatisan PKI yang berasal dari kaum buruh
dan petani dibunuh secara langsung. Tak sedikit pula yang dikirim ke
kamp tahanan selama bertahun-tahun tanpa diadili.
Selain simpatisan, korban G30SPKI berasal dari para jenderal atau
pejabat pemerintah. Tujuh jenderal tercatat meninggal di tangan
pemberontak. Mereka adalah Mayjen Raden Suprapto, Letjen Ahmad
Yani, Mayjen Siswondo Parman, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen
Mas Tirtodarmo, Brigjen Donald Isaac Panjaitan, dan Lettu Pierre
Andreas Tendean.

Sebenarnya, Jenderal Abdul Harris Nasution adalah  sasaran utama pada


pemberontakan tersebut. Ia berhasil selamat, tetapi sang anak, Ade Irma
Suryani harus meninggal. Jasad Irma Suryani baru ditemukan pada
tanggal 3 Oktober di Lubang Buaya bersama jasad jenderal lainnya.
Korban lain yang ditemukan meninggal adalah Bripka Karel Satsuit
Tubun, Letkol Sugiyono Mangunwiyoto, dan Kolonel Katamso
Darmokusumo.

3
1. Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (43 tahun)
2. Mayor Jenderal TNI Raden Suprapto (45 tahun)
3. Mayor Jenderal TNI Mas Tirtodarmo Haryono (41 tahun)
4. Mayor Jenderal TNI Siswondo Parman (47 tahun)
5. Brigadir Jenderal TNI Donald Isaac Panjaitan (40 tahun)
6. Brigadir Jenderal TNI Sutoyo Siswomiharjo (43 tahun)
7. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean (26 tahun)

 Faktor yang melatarbelakangi terjadinya gerakan


G30S/PKI
1. PKI memiliki cita-cita untuk mendirikan negara Indonesia dengan
landasan komunis mendorong terjadinya peristiwa G 30 S/PKI.
2. Kondisi politik, sosial dan ekonomi Indonesia pada waktu itu
memberi kesempatan kepada PKI untuk meluaskan pengaruhnya.
Di bidang politik, organisasi yang anti-komunis, dianggap anti
pemerintah sehingga PKI bisa dengan mudah menyingkirkan
musuh politiknya. Di bidang Sosial PKI mulai menebar janji-janji
kepada masyarakat kecil tanpa mengetahui arti komunis yang
sebenarnya, rakyat kecil pun terbujuk oleh janji-janji PKI.

3. PKI memiliki kedudukan yang setara dengan angkatan darat,


sehingga PKI menganggap angkatan darat merupakan penghalang
utama dalam mewujudkan cita-citanya.

 Sejarah G30S PKI


Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 dan dimotori oleh Dipa Nusantara
Aidit atau DN Aidit, pemimpin terakhir PKI. Di bawah kendali DN Aidit,
perkembangan PKI semakin nyata walaupun diperoleh melalui sistem
parlementer.
Dikutip dari buku Api Sejarah 2 oleh Ahmad Mansur Suryanegara, menurut
Arnold C. Brackman, DN Aidit mendukung konsep Khrushchev, yakni "If
everything depends on the communist, we would follow the peaceful way (bila
segalanya bergantung pada komunis, kita harus mengikuti dengan cara
perdamaian)."

4
Pandangan itu disebut bertentangan dengan konsep Mao Ze Dong dan Stalin
yang secara terbuka menyatakan bahwa komunisme dikembangkan hanya
dengan melalui perang. G30S PKI terjadi pada malam hingga
dini hari, tepat pada akhir tanggal 30 September dan masuk 1 Oktober 1965.
Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI mengincar perwira tinggi
TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh
di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya.
Keenam perwira tinggi yang menjadi korban G30S PKI antara lain Letnan
Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor
Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir
Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

 Latar Belakang G30S PKI


Secara umum, G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi
Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak
era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di bawah
kekuasaan Presiden Soekarno.Beberapa hal lain yang menyebabkan mencuatkan
gerakan yang menewaskan para Jenderal ini adalah ketidakharmonisan
hubungan anggota TNI dan juga PKI. Pertentangan pun muncul di antara
keduanya. Selain itu, desas desus kesehatan Presiden Soekarno juga turut
melatarbelakangi pemberontakan G30S PKI.

Itulah sejarah G30S PKI. Setelah gerakan tersebut berhasil ditumpas, muncul
berbagai aksi dari kalangan masyarakat untuk membubarkan PKI.

5
 Tujuan G30S PKI
Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era
Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti
diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya
menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia, setelah RRC dan Uni
Soviet.

1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan


menjadikannya sebagai negara komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan
pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam
membentuk sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk
mewujudkan masyarakat komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari
rangkaian kegiatan komunisme internasional.

 Upaya pemerintah mengatasi G30S/PKI adalah


1. Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglima Kostrad segera
mengambil langkah-langkah untuk memulihkan keamanan ibu
kota.
2. Menyelamatkan dua objek vital, yaitu Gedung RRI dan pusat
telekomunikasi
3. Operasi penumpasan dilanjutkan dengan sasaran Pangkalan Udara
Utama/Lanuma Halim Perdanakusuma, yang menjadi basis

6
kekuatan G30S/PKI. Operasi ini bertujuan untuk mencari tempat
dan mengusut nasib jenderal yang diculik.
4. Operasi Lubang Buaya.

 Peristiwa G30SPKI
Peristiwa G30SPKI telah berlalu 55 tahun, namun kepiluan masih terasa.
Kematian 7 pahlawan revolusi menjadi pukulan telak bagi rakyat Indonesia.
Hasutan melahirkan pemberontakan dan kesalahpahaman antar warga negara.
Memori kekerasan pun mengendap selama puluhan tahun dan mengkristal di
benak generasi penerus.

Beragam isu muncul sebelum kejadian berdarah meletus di Jakarta. Keterlibatan


Soeharto pun digadang-gadang menjadi penyebab pemberontakan PKI dan
lengsernya Soekarno. Isu tersebut bukan tanpa alasan, sebab ditemukannya
memo sejarah. Meskipun bukti-bukti yang dikumpulkan terkesan lemah,
Soeharto menjadi pihak paling diuntungkan dari peristiwa tersebut.

Hubungan antara Soeharto dengan CIA pun mulai merebak ke tengah


masyarakat. Pertemuannya dengan Abdul Latief pun menjadi salah satu bukti
nyata. Elaborasi bukti yang ditemukan di lapangan memang belum berhasil
merapikan benang kusut. Walaupun begitu, banyak pihak yang merasa adanya
keterlibatan pejabat terhadap aksi pemberontakan 30 September.

7
 Cerita G30SPKI
Sebelum Gus Dur berkuasa, keluarga PKI mendapat cap khusus dalam tanda
pengenal. Ruang gerak mereka sangat dibatasi untuk menekan terjadinya
pemberontakan. Padahal mereka pun menjadi korban atas ketidaktahuan
peristiwa di masa silam. Dari sini, keinginan dan opini untuk ‘meluruskan’
sejarah perlu dipikirkan kembali.

Setidaknya, Gerakan 30 September tak lagi dianggap sebagai kesalahan satu


pihak saja. Perlu ditelusuri tokoh yang benar-benar bertanggung jawab dan
menjadi dalang. Walaupun demikian, tak perlu dipungkiri kedamaian yang
tercipta antara keluarga korban dan simpatisan PKI patut diacungi jempol.
Mereka tak meninggalkan dan hidup bersama dendam di masa sekarang

 Pemberontakan G30SPKI

8
Pemberontakan G30SPKI dimulai pada 30 September malam dan berakhir 1
Oktober.  Aksi pemberontakan tak hanya terjadi di Jakarta, namun beberapa
daerah lain, termasuk Yogyakarta. Di Jakarta sendiri, pemberontakan diawali
pada 1 Oktober dini hari. Pasukan PKI bergerak ke seluruh wilayah dari
kawasan Lubang Buaya. Mereka menyatroni beberapa gedung penting,
termasuk RRI.

Studio vital milik pemerintah dikudeta oleh petinggi PKI. Menurut berbagai
sumber, aksi ini dipimpin langsung oleh D.N Aidit selaku ketua PKI. Berhasil
menduduki objek vital, ketua PKI mengeluarkan Dekrit No. 1 pada 1 Oktober
1965. Dalam Dekrit disebutkan akan dibentuk Dewan Revolusi Indonesia yang
dipimpin langsung oleh Letkol Untung.

Menyusul perilisan Dekrit No. 1, Dekrit No. 2 pun menjelaskan tentang


penurunan dan kenaikan pangkat. Seluruh perwira tinggi berpangkat setara
Letkol akan mengalami penurunan pangkat 1 tingkat. Hal sebaliknya terjadi
pada para simpatisan dan anggota PKI. Para anggota akan mendapat kenaikan
pangkat 1 tingkat atas keberanian ikut serta dalam pemberontakan.

 Pengkhianatan G30SPKI
Pengkhianatan G30SPKI menodai sejarah Indonesia selama puluhan tahun.
Walaupun PKI telah ditumpas, stabilitas pemerintahan dan politik Indonesia tak
lantas membaik. Pasca pemberontakan, Indonesia masih harus berjuang
memperbaiki seluruh lini. Satu diantaranya mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah dan sistem ideologi.

Demi menyelamatkan negara, Soekarno harus mengeluarkan perintah


pembentukan Demokrasi Terpimpin. Solusi ini bukanlah jalan keluar yang baik
bagi Indonesia, mengingat carut-marut yang terjadi. Di saat bersamaan,
stabilitas politik masih tak menentu akibat perbedaan pendapat antar partai
politik. Ideologi nasional pun belum sepenuhnya mapan, sehingga menimbulkan
masalah tersendiri.

Masalah paling umum yang ditemui pasca penumpasan PKI justru klise, yakni
kelaparan dan kemiskinan. Alih-alih memberikan penjelasan yang tepat,
Soekarno terkesan membela PKI. Menurutnya, kemunculan PKI sangat lumrah
terjadi di negara sebagai bentuk revolusi. Tak pelak, pernyataan tersebut
menyulut kemarahan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap Presiden.
9
Dampak paling nyata yang bisa dilihat adalah demonstrasi besar-besaran.
Seluruh masyarakat menuntut hal yang sama, yakni pembubaran PKI besar-
besaran. Pemerintah wajib melacak dan menandai seluruh keluarga PKI.
Kabinet pun harus dibersihkan dari unsur-unsur PKI dengan
melakukan reshuffle atau perombakan.

 Rangkuman G30SPKI
Setelah membaca sejarah serta latar belakang peristiwa memilukan pada 30
September 1965, rangkuman G30SPKI akan sangat membantu. Dari sini, Anda
bisa mengambil kesimpulan serta memahami makna 30 September lebih
mendalam. Tak sekedar mengingat jasa pahlawan yang telah gugur demi
mempertahankan sakralitas Pancasila, ada momentum lain yang terlewatkan.

Dibalik kisah tragis kematian dan pemberontakan, PKI menunjukkan lemahnya


ideologi negara. Ketidakstabilan ideologi dan sistem politik ternyata dapat
memicu bentrokan antar warga. Coba lihat kembali, siapa saja yang menjadi
korban PKI? Bukan hanya para jenderal semata, namun beberapa warga sipil
tak bersalah.

Aksi penumpasan PKI pun tak sepenuhnya dibenarkan, mengingat ada memori
kekerasan yang tertinggal. Seperti yang kita tahu, sejarah dicatat oleh rezim
yang berkuasa. Ketika rezim berganti, tentu catatan sejarah yang dituliskan pun
akan berbeda. Inilah perlunya rekonsiliasi demi mendengarkan kebenaran dari
kedua belah pihak.

10
Dampak pemberontakan PKI pun ternyata dapat dirasakan dari segi ekonomi.
Rakyat harus mengalami kelaparan dan kemiskinan berkepanjangan akibat
carut-marut di tubuh pemerintahan. Kondisi tak kondusif di dalam negeri
rupanya menuntut Soekarno untuk
mengambil langkah cepat. Terhitung
pada 11 Maret 1966, Soekarno
mengeluarkan Surat Perintah Sebelas
Maret.

Surat ini berisikan perintah dan


pemberian wewenang tanpa
batas dari Soekarno kepada Soeharto.
Dengan surat ini, Soeharto
mengupayakan penumpasan PKI di
seluruh daerah di tanah air.
Penumpasan dipusatkan di
Jakarta dan Yogyakarta. Di
Jakarta sendiri, penumpasan dimulai pada 1 Oktober 1965 sore, dibawah
komando Presiden Soekarno.

Sejarah G30S PKI

11
Nama Kelompok 6
- Charis Davega Muska
-Fitri Octa Ramadhanty
- Muhammad Arya Hatta
-Muhammad Ubaidillah
- Nurafifah khairunnisa
-Zulaikah afiah arfah

KELAS : XII IPA 1


PENGAJAR:
SMA NEGERI 22 PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022-2023

12

Anda mungkin juga menyukai