Anda di halaman 1dari 17

PERISTIWA

MADIUN 1948 &


G-30-S-PKI 1965
INDONESIA
Kelompok 1 (Berliana, Ecy, Elizabeth, Jean,
Maura, Petrus, Rachel, Ribka, Rival & Yohana)
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG WAKTU & TEMPAT

TUJUAN PEMBERONTAKAN TOKOH" YANG TERLIBAT

DAMPAK DARI
AKHIR PERISTIWA
PEMBERONTAKAN
MADIUN 1948
Latar Belakang

Kabinet Hatta menerapkan kebijakan Rekonstruksi dan Rasionalisasi


(RERA), setelah kabinet Amir Syarifuddin dilengserkan.

Kalangan kiri tidak menyetujui kebijakan dalan Perundingan Renville

Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR).

FDR ingin membubarkan pihak dari kabinet Hatta

Kembalinya Musso ke Indonesia dari Uni Soviet untuk mengajak FDR

01 bergabung bersama PKI.


MADIUN 1948
Strategi PKI dan FDR
Menarik pasukan komunis yang tergabung dalam TNI untuk menjadikan
mereka Tentara Komunis.

Aksi Pemberontakan
Menjadikan Surakarta sebagai tempat pengalihan agar mereka dapat
menyusun rencana untuk mengambil ahli negara.

Akhir Pemberontakan PKI Madiun 1948


Pada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil direbut kembali oleh
TNI dan anggota Polri serta rakyat setempat.

02
MADIUN 1948
Dampak Peristiwa

Menelan banyak korban jiwa,

Di bidang Sosial, masyarakat Madiun cenderung menutup diri, dan


tidak membahas peristiwa yang terjadi pada 1948,

Di bidang ekonomi, harga-harga bahan pokok sempat mengalami


penurunan.

03
G-30-S-PKI
Mengenal Sejarah
G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965/PKI adalah suatu
pengkhianatan yang paling besar yang terjadi pada bangsa Indonesia.
Peristiwa tersebut terjadi di malam hari, tepatnya pada pada pergantian
dari tanggal 30 September atau tanggal 1 Oktober. Tragedi ini melibatkan
Pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Gerakan ini memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden


Soekarno. Tak hanya itu, mereka juga menginginkan pemerintah
Indonesia berubah menjadi pemerintahan komunis. G30S/PKI dipimpin
langsung oleh ketuanya pada saat itu yang bernama Dipa Aidit. Ketua

01
gerakan ini sangat gencar memberikan hasutan kepada seluruh warga
Indonesia agar mendukung PKI. Mereka memberikan iming-iming bahwa
Indonesia akan lebih maju dan sentosa jika dibawah kekuasaan PKI.
G-30-S-PKI
Mengenal Sejarah
D. N. Aidit sebagai tokoh sentral dari gerakan PKI, menurut pakar sejarah
yang ada di masa rezim Presiden Soeharto, adalah dalang utama dari
adanya gerakan 30 September 1995/PKI. Dalam melakukan makarnya,
gerakan ini dilaksanakan atas satu komando yang dipimpin langsung oleh
Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, yaitu Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Gerakan tersebut dimulai dari Kota Jakarta dan juga Yogyakarta. Pada
awalnya mereka mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal. Awal mula
dari gerakan ini hanya bertujuan untuk menculik dan membawa paksa
para Jenderal dan juga Perwira ke Lubang Buaya. Akan tetapi, terdapat

02
beberapa prajurit daro Cakrabirawa yang memutuskan untuk membunuh
Perwira Tinggi dan juga Jenderal yang mereka bawa ke Lubang Buaya.
G-30-S-PKI
Mengenal Sejarah
Berikut ini adalah beberapa pahlawan Dewan Jenderal dan juga Perwira
Tinggi yang meninggal dunia karena kekejaman para anggota G30S/PKI di
Lubang Buaya:
1. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
4. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jenderal Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
7. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto

03 10. Ade Irma Suryani Nasution yaitu Putri Abdul Haris Nasution
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean
G-30-S-PKI
Mengenal Sejarah
Atas peristiwa G30S/PKI yang menorehkan luka mendalam bagi bangsa
Indonesia, masyarakat menuntut Presiden Soekarno agar membubarkan
Partai Komunis Indonesia atau PKI. Dengan berat hati, akhirnya Partai PKI
yang sempat menjadi kekuatan bagi Presiden Soekarno pada aksi
Ganyang Malaysia resmi dibubarkan. Kemudian, Presiden Soekarno
memberikan mandat pembersihan pada semua struktur
pemerintahannya kepada Mayor Jenderal Soeharto yang dikenal karena
suratnya yautu Surat Perintah 11 Maret 1966.

04
G-30-S-PKI
Sejarah Singkat
G30S PKI adalah sebuah gerakan yang memiliki tujuan untuk
menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno serta mengubah
Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem komunis. Gerakan
tersebut dipimpin langsung oleh DN Aidit yang saat itu adalah ketua dari
PKI atau Partai Komunis Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari,
Letkol Untung yang merupakan anggota dari Pasukan Pengawal Istana
atau seringkali disebut Cakrabirawa, memimpin pasukan yang dianggap
setia atau loyal kepada PKI.
Gerakan tersebut mengincar Perwira Tinggi TNI AD Indonesia. Mereka
menangkap enam orang dari anggota perwira tersebut. Namun 3 orang

05
diantaranya langsung dibunuh di rumahnya. Sementara yang lainnya
dibawa paksa menuju Lubanh Buaya. Semua jenazah perwira TNI AD
ditemukan selang beberapa hari kemudian.
G-30-S-PKI
Sejarah Singkat
G30S PKI adalah sebuah gerakan yang memiliki tujuan untuk
menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno serta mengubah
Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem komunis. Gerakan
tersebut dipimpin langsung oleh DN Aidit yang saat itu adalah ketua dari
PKI atau Partai Komunis Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari,
Letkol Untung yang merupakan anggota dari Pasukan Pengawal Istana
atau seringkali disebut Cakrabirawa, memimpin pasukan yang dianggap
setia atau loyal kepada PKI.
Gerakan tersebut mengincar Perwira Tinggi TNI AD Indonesia. Mereka
menangkap enam orang dari anggota perwira tersebut. Namun 3 orang

06
diantaranya langsung dibunuh di rumahnya. Sementara yang lainnya
dibawa paksa menuju Lubanh Buaya. Semua jenazah perwira TNI AD
ditemukan selang beberapa hari kemudian.
G-30-S-PKI
Pejabat Tinggi yang Menjadi Korban
Berikut ini adalah keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi
korban meninggal dunia dalam tragedi G30S/PKI.
– Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
– Mayor Jendral Raden Soeprapto
– Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
– Mayor Jenderal Siswondo Parman
– Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
– Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

07
G-30-S-PKI
Pejabat Tinggi yang Menjadi Korban
Sedangkan Panglima TNI yaitu AH Nasution yang menjadi sasaran utama
berhasil kabur dan meloloskan diri. Namun, putri dari AH Nasution yang
bernama Ade Irma Nasution meninggal dunia karena tertembak. Ia tewas
bersama ajudannya yang bernama Lettu Pierre Andreas Tendean yang
diculik dan ditembak di Lubang Buaya. Keenam jenderal yang sudah
disebutkan di atas dan juga Lettu Pierre Tendean kini ditetapkan sebagai
Pahlawan Revolusi. Sejak diresmikannya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar
tersebut sudah diakui sebagai Pahlawan Nasional.
Tak hanya itu, beberapa orang lainnya yang menjadi korban dari peristiwa
pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta. Berikut adalah daftar nama-
namanya:
– Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun

08
– Kolonel Katamso Darmokusumo
– Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto
G-30-S-PKI
Pasca G30S/PKI
Setelah terjadinya tragedi G30S/PKI, Soekarno kemudian memerintahkan
Mayor Jenderal Soeharto untuk menghilangkan dan membersihkan semua
unsur pemerintahan dari pengaruh Partai Komunis Indonesia. Hal
tersebut dilakukan atas desakan warga Indonesia karena menganggap
peristiwa tersebut sudah memberikan luka mendalam bagi merek. Setelah
diperintah Soekarno, Soeharto langsung bergerak dengan sigap. Setelah
itu, PKI dinyatakan sebagai penggerak dari adanya kudeta dan kemudian
pada dalang dibelakangnya diburu dan ditangkap. Termasuk juga DN Aidit
yang sempat lari dan kabur ke Jawa Tengah. Namun kemudian Ia berhasil
ditangkap.

09
G-30-S-PKI
Pasca G30S/PKI
Selain itu, anggota organisasi lain yang dianggap sebagai simpatisan atau
yang berkaitan dengan PKI juga ditangkap. Organisasi tersebut antara lain
CGMI, Lekra, Pemuda Rakyat, Gerakan Wanita Indonesia, Barisan Tani
Indonesia, dan lainnya. Berbagai macam kelompok masyarakat juga ikut
menghancurkan markas PKi yang berada di berbagai daerah. Mereka juga
menyerang berbagai lembaga, kantor, toko, dan juga universitas yang
dianggap berkaitan dengan PKI.
Di akhir tahun 1965, diperkirakan ada sekitar 500 ribu sampai satu juta
angoya serta pendukung PKI yang diduga menjadi korban pembunuhan.
Sementara ratusan ribu lainnya diasingkan di dalam kamp konsentrasi.

10
G-30-S-PKI
Peringantan G30S/PKI Zaman Orde Baru
Di era pemerintahan Presiden Soeharto, Gerakan 30 September 1965/PKI
ini selalu diperingati setiap tanggal 30 September. Tak hanya itu, di tanggal
1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal tersebut
dilakukan sebagai cara untuk mengenang jasa ketujuh Pahlawan Revolusi
yang telah gugur dalam tragedi tersebut. Soeharto juga sempat
menggagas dibangunnya Monumen Pancasila Sakti di wilayah Lubang
Buaya, Jakarta Timur.

11
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai