Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH 30S/PKI

OLEH:

NAMA KELOMPOK

1. CHANIE RESTI ANDINI


2. M. NAUFAL ILHAM,SYAH

KELAS: X TAV 1

TAHUN AJARAN 2022/2023


MENGENAL SEJARAH PERISTIWA G30S/PKI

Mengenal Sejarah Peristiwa G30S/PKI – Ada dan berdirinya sebuah negara tentu
mempunyai sejarah yang amat panjang, termasuk juga Indonesia. Setelah merdeka pada
tanggal 17 Agustus tahun 1945, perlu perjuangan untuk bangsa Indonesia dalam melakukan
kedaulatan secara utuh. Negara Indonesia bahkan harus menghadapi berbagai pergolakan
setelah memperoleh kemerdekaan. Salah satunya yaitu adanya peristiwa yang disebut dengan
Gerakan 30 September yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia di tahun 1965.
Peristiwa tersebut lebih dikenal dengan G30S/PKI. Apa itu G30S/PKI?

A. Mengenal Sejarah G30S/PKI

Bisa dikatakan bahwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965/PKI adalah suatu
pengkhianatan yang paling besar yang terjadi pada bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut
terjadi di malam hari, tepatnya pada pada pergantian dari tanggal 30 September atau tanggal
1 Oktober. Tragedi ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia
atau PKI.

Gerakan ini memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno. Tak
hanya itu, mereka juga menginginkan pemerintah Indonesia berubah menjadi pemerintahan
komunis. G30S/PKI dipimpin langsung oleh ketuanya pada saat itu yang bernama Dipa Aidit.
Ketua gerakan ini sangat gencar memberikan hasutan kepada seluruh warga Indonesia agar
mendukung PKI. Mereka memberikan iming-iming bahwa Indonesia akan lebih maju dan
sentosa jika dibawah kekuasaan PKI.

D. N. Aidit sebagai tokoh sentral dari gerakan PKI, menurut pakar sejarah yang ada di masa
rezim Presiden Soeharto, adalah dalang utama dari adanya gerakan 30 September 1995/PKI.
Dalam melakukan makarnya, gerakan ini dilaksanakan atas satu komando yang dipimpin
langsung oleh Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, yaitu Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Gerakan tersebut dimulai dari Kota Jakarta dan juga Yogyakarta. Pada awalnya mereka
mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal. Awal mula dari gerakan ini hanya bertujuan
untuk menculik dan membawa paksa para Jenderal dan juga Perwira ke Lubang Buaya. Akan
tetapi, terdapat beberapa prajurit daro Cakrabirawa yang memutuskan untuk membunuh
Perwira Tinggi dan juga Jenderal yang mereka bawa ke Lubanh Buaya.

Jenderal-jenderal yang dibunuh oleh PKI antara lain Jenderal Karel Satsuit Tubun dan
Jenderal Ahmad Yani. Adapun sisa dari Jenderal dan Perwira Tinggi yang tidak dibunuh
akhirnya meninggal secara perlahan karena luka dari penyiksaan selama di Lubanh Buaya.

Berikut ini adalah beberapa pahlawan Dewan Jenderal dan juga Perwira Tinggi yang
meninggal dunia karena kekejaman para anggota G30S/PKI di Lubang Buaya:

1. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani yang meninggal dunia di rumahnya, Jakarta Pusat.
Sekarang rumahnya sudah menjadi Museum yang diberi nama Sasmita Loka Ahmad Yani.

2. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono

3. Mayor Jenderal Raden Soeprapto

4. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan

5. Mayor Jenderal Siswondo Parman

6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun yang meninggal dunia di rumahnya

7. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

8. Kolonel Katamso Darmokusumo adalah korban dari tragedi G30S/PKI di Yogyakarta


9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto korban meninggal dari peristiwa G30S/PKI di
Yogyakarta

10. Ade Irma Suryani Nasution yaitu Putri Abdul Haris Nasution yang juga meninggal di
kejadian G40S/PKI

11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean yang meninggal di rumah Jenderal Abdul Haris
Nasution

Atas peristiwa G30S/PKI yang menorehkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia,
masyarakat menuntut Presiden Soekarno agar membubarkan Partai Komunis Indonesia atau
PKI. Dengan berat hati, akhirnya Partai PKI yang sempat menjadi kekuatan bagi Presiden
Soekarno pada aksi Ganyang Malaysia resmi dibubarkan. Kemudian, Presiden Soekarno
memberikan mandat pembersihan pada semua struktur pemerintahannya kepada Mayor
Jenderal Soeharto yang dikenal karena suratnya yautu Surat Perintah 11 Maret 1966.

Di bawah ini penulis akan menjelaskan beberapa kronologi dan fakta lain dari peristiwa
G30S PKI serta sejarah singkat setelah adanya kejadian tersebut:

B. SEJARAH SINGKAT G30S/PKI

G30S PKI adalah sebuah gerakan yang memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintahan
Presiden Soekarno serta mengubah Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem
komunis. Gerakan tersebut dipimpin langsung oleh DN Aidit yang saat itu adalah ketua dari
PKI atau Partai Komunis Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung
yang merupakan anggota dari Pasukan Pengawal Istana atau seringkali disebut Cakrabirawa,
memimpin pasukan yang dianggap setia atau loyal kepada PKI.

Gerakan tersebut mengincar Perwira Tinggi TNI AD Indonesia. Mereka menangkap enam
orang dari anggota perwira tersebut. Namun 3 orang diantaranya langsung dibunuh di
rumahnya. Sementara yang lainnya dibawa paksa menuju Lubanh Buaya. Semua jenazah
perwira TNI AD ditemukan selang beberapa hari kemudian.
C. TUJUAN G30S/ PKI

Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan mengganti
negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki lebih dari
3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia, setelah RRC
dan Uni Soviet.

Selain itu, dikutip dari buku Sejarah untuk SMK Kelas IX oleh Prawoto, beberapa tujuan
G30S PKI adalah sebagai berikut:
1. Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai
negara komunis.
2. Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem
pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
4. Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan
komunisme internasional.

D. PEJABAT TINGGI YANG MENJADI KORBAN

Berikut ini adalah keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban
meninggal dunia dalam tragedi G30S/PKI.
– Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani
– Mayor Jendral Raden Soeprapto
– Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
– Mayor Jenderal Siswondo Parman
– Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
– Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
Sedangkan Panglima TNI yaitu AH Nasution yang menjadi sasaran utama berhasil kabur dan
meloloskan diri. Namun, putri dari AH Nasution yang bernama Ade Irma Nasution
meninggal dunia karena tertembak. Ia tewas bersama ajudannya yang bernama Lettu Pierre
Andreas Tendean yang diculik dan ditembak di Lubang Buaya. Keenam jenderal yang sudah
disebutkan di atas dan juga Lettu Pierre Tendean kini ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi.
Sejak diresmikannya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar tersebut sudah diakui sebagai
Pahlawan Nasional.

Tak hanya itu, beberapa orang lainnya yang menjadi korban dari peristiwa pembunuhan di
Jakarta dan Yogyakarta. Berikut adalah daftar nama-namanya:

– Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun


– Kolonel Katamso Darmokusumo
– Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto

E. PASCA G30S/PKI

Setelah terjadinya tragedi G30S/PKI, Soekarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal


Soeharto untuk menghilangkan dan membersihkan semua unsur pemerintahan dari pengaruh
Partai Komunis Indonesia. Hal tersebut dilakukan atas desakan warga Indonesia karena
menganggap peristiwa tersebut sudah memberikan luka mendalam bagi merek. Setelah
diperintah Soekarno, Soeharto langsung bergerak dengan sigap. Setelah itu, PKI dinyatakan
sebagai penggerak dari adanya kudeta dan kemudian pada dalang dibelakangnya diburu dan
ditangkap. Termasuk juga DN Aidit yang sempat lari dan kabur ke Jawa Tengah. Namun
kemudian Ia berhasil ditangkap.

Selain itu, anggota organisasi lain yang dianggap sebagai simpatisan atau yang berkaitan
dengan PKI juga ditangkap. Organisasi tersebut antara lain CGMI, Lekra, Pemuda Rakyat,
Gerakan Wanita Indonesia, Barisan Tani Indonesia, dan lainnya. Berbagai macam kelompok
masyarakat juga ikut menghancurkan markas PKi yang berada di berbagai daerah. Mereka
juga menyerang berbagai lembaga, kantor, toko, dan juga universitas yang dianggap
berkaitan dengan PKI.
Di akhir tahun 1965, diperkirakan ada sekitar 500 ribu sampai satu juta angoya serta
pendukung PKI yang diduga menjadi korban pembunuhan. Sementara ratusan ribu lainnya
diasingkan di dalam kamp konsentrasi.

F. PERINGATAN G30S/PKI ZAMAN ZAMAN ORBA

Di era pemerintahan Presiden Soeharto, Gerakan 30 September 1965/PKI ini selalu


diperingati setiap tanggal 30 September. Tak hanya itu, di tanggal 1 Oktober juga diperingati
sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal tersebut dilakukan sebagai cara untuk mengenang jasa
ketujuh Pahlawan Revolusi yang telah gugur dalam tragedi tersebut. Soeharto juga sempat
menggagas dibangunnya Monumen Pancasila Sakti di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur.

J.  DIABADIKAN SEBAGAI FILM PROPAGANDA

Di tahun 1984, telah rilis dokudrama propaganda mengenai tragedi ini yang berjudul
Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI resmi dirilis. Film tersebut diproduksi oleh Pusat
Produksi Film Negara yang ketika itu dipimpin langsung oleh Brigjen G. Dwipayana yang
juga anggota dari kepresidenan Soeharto. Produksi film tersebut menghabiskan biaya sebesar
800 juta.

Banyak yang menduga bahwa film tersebut ditujukan sebagai propaganda politik, melihat
dari latar belakang produksi filmnya. Terlebih lagi di era Presiden Soeharto, film tersebut
menjadi sebuah tontonan wajib bagi para anak sekolah. Dimana selalu ditayangkan di TVRI
setiap tanggal 30 September malam. Namun sejak Presiden Soeharto lengser dari jabatannya
pada tahun 1998, film yang digarap oleh Arifin C. Noer berhenti ditayangkan di TVRI. Hal
tersebut terjadi karena adanya desakan masyarakat yang menilai bahwa film tersebut tidak
sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai