Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

DISTRIBUSI PENDAPATAN UNTUK KESEJAHTERAAN


RAKYAT

ANGGOTA KELOMPOK:

1) AISYAH NUR FADHILAH 5) LAIQA AZZAH MUFFIDAH


2) ANNABELLE AILLA AMANDA 6) RAIHANA ZHARIFAH
3) CITRA FERMA LINGGA PUTRI 7) SUCI RAMADHANI NAHROH A
4) KAYSA PUTRI SUHADA

GURU PEMBIMBING : MELLY FEBRIANTI, S.Pd

SMPIT AN-NIDA’ KOTA LUBUKLINGGAU


TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kemudahan bagi kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok IPS dengan
judul :”DISTRIBUSI PENDAPATAN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan kurang nya pengalaman dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran bahkan kritik dari berbagai pihak yang tentunya dapat
membangun kami untuk dapat menjadi lebih baik.

Terlepas dari semua itu, kami sungguh berharap bahwa makalah yang kami buat dapat
menambah wawasan kita semua. Dan semoga dengan sedikit ilmu yang kami suguhkan dapat
memberi manfaat, ilmu, serta wawasan bagi kita semua. Aamiin.

Lubuklinggau, Februari 2023

Penyusun
A. PENDAPATAN NASIONAL

Apa yang dimaksud dengan pendapatan? Apa pula pendapatan nasional itu? Apa saja
sumber-sumber pendapatan nasional? Untuk menjawab berbagai pertanyaan diatas, berikut
adalah penjelasannya.

1. Pengertian pendapatan Nasional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendapatan ialah penghasilan. Sedangkan
Nasional artinya bersifat Kebangsaan atau meliputi suatu bangsa. Dari uraian di atas, maka
dapat kita peroleh bahwa Pendapatan Nasional adalah Penghasilan yang diperoleh dari suatu
bangsa.

Pendaptan Nasional Memiliki peran penting dalam menggambarkan tingkat kegiatan


ekonomi yang dicapai serta perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Kegiatan
Negara dalam menghasilkan barang dan jasa merupakan upaya pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraab rakyat.

2. Konsep-konsep pendapatan Nasional

Untuk lebih memahami pengertian pendapatan Nasional, berikut adalah penjelasan


beberapa konsep-konsep pendapatan Nasional.

a. Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto

Gross Domestic Product (GDP) atau Product Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara selama satu tahun termasuk perusahaan
asing yang beroperasi di Negara tersebut, namun tidak termasuk dengan perusahaan warga
Negara yang beroperasi di luar negeri.

b. Gross National Product atau Produk Nasional Bruto

Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah jumlah nilai seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh Negara selama satu tahun termasuk perusahaan warga
Negara yang beroperasi diluar negeri, namun tidak termasuk dengan perusahaan asing yang
beroperasi di Negara tersebut.

c. Net National Product atau Produk Nasional Netto

Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Netto (PNN) adalah Produk Nasional
Bruto (GNP) dikurangi dengan penyusutan. Penyusutan atau Replacement, ialah penggantian
barang-barang modal yang digunakan dalam proses produksi karena aus atau telah usang.

d. Net National Income atau Pendapatan Nasional Neto

Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Neto adalah Produk Nasional Neto
(NNP) dikurangi dengan pajak tak langsung.

e. Pendapatan Perseorangan

Pendapatan Perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan satu
kegiatan apapun.
f. Pendapatan yang Dapat Dibelanjakan

Pendapatan yang Dapat dibelanjakan (Disposable Income) adalah Pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi.

3. Manfaat Pendapatan Nasional

Pendapatan Nasional setelah dihitung dari waktu ke waktu akan diperoleh kemanfaatan
tertentu. Beberapa diantara nya yaitu sebagai berikut:

a. Mengukur Tingkat Kemakmuran

b. Mengetahui Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

c. Membandingkan Perekonomian Antarnegara

d. Dasar Kebijakan Perencanaan Pembangunan

4. Sumber-sumber Pendapatan Nasional

Sumber-sumber Pendapatan Negara diperoleh dari penerimaan dalam negeri. Penerimaan


dalam negeri adalah antara lain sebagai berikut.

a. Penerimaan Perpajakan

Yang terdiri atas berikut.

 Pendapatan Pajak dalam negeri, yaitu:


- Pendapatan Pajak Penghasilan;
- Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, dan pajak Penjualan Atas
Barang Merah;
- Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan;
- Pendapatan Cukai; dan
- Pendapatan Pajak lainnya.
 Pendapatan Pajak perdagangan internasional, yaitu:
- Pendapatan Bea masuk; dan
- Pendapatan Bea keluar.
b. Penerimaan Negara bukan pajak (PNBP)

Yang terdiri atas berikut ini.

 Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), Yang terdiri atas:


- Penerimaan sumber daya alam minyak bumi dan gas bumi (SDA Migas); dan
- Penerimaan sumber daya alam nonminyak bumi dan gas bumi (SDA Nonmigas).
 Pendapatan Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
 Penerimaan Negara bukan pajak lainnya
 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU).

c. Penerimaan Hibah

Yang terdiri atas Hibah dalam negeri maupun dari luar negeri.

4. Bentuk-bentuk Pengeluaran/Belanja Negara


Belanja Negara merupakan kewajiban pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih yang terdiri atas berikut ini.

a. Belanja Pemerintah Pusat

terbagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut.

 Menurut organisasi, Yaitu bagian anggaran Kementrian Negara/lembaga serta bagian


anggaran bendahara umum Negara yang terdiri atas pengelolaan utang Negara;
pengelolaan subsidi energy dan nonenergi, pengelolaan hibah Negara, pengelolaan
belanja lainnya; dan pengelolaan transaksi khusus.
 Menurut fungsinya, terbagi menjadi 11, yaitu fungsi pelayanan umum; pertahanan;
ketertiban dan keamanan; ekonomi; lingkungan hidup; perumahan dan fasilitas umum;
kesehatan; pariwisata dan ekonomi kreatif; agama; pendidikan; dan perlindungan sosial.
 Menurut jenis, yaitu Belanja pegawai; belanja barang; belanja modal; pembayaran
bunga utang; subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan lain sebagainya.

b. Transfer Ke Daerah

Terdiri atas berikut ini.

 Dana Perimbangan
 Dana Insentif Daerah (DID)
 Dana otonomi khusus dan dana keistimewaan daerah istimewa Yogyakarta

D. Dana Desa

Yang di alokasikan kepada setiap Kabupaten/kota dengan ketentuan 90% dialokasikan secara
merata kepada setiap desa dan 10% dialokasikan berdasarkan jumlah Penduduk desa, angka
kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa.

B. DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL

Negara mana pun selalu berupaya menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi
rakyatnya. Karena itu, pendapatan nasional yang telah diperoleh diupayakan dapat terdistribusi
secara merata kepada setiap warganya. Namun, hampir sulit rasanya menemukan Negara yang
dapat mendistribusikan pendapatan secara merata kepada rakyatnya.

Distribusi pendapatan nasional menggambarkan merata atau timpangnya pembagian hasil


pembangunan di suatu Negara dikalangan penduduknya. Distribusi pendapatan nasional akan
menentukan bagaimana pendapatan nasional yang tinggi akan mampu menciptakan
perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan dalam masyarakat. Distribusi pendapatan
nasional yang tidak merata, tentu tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakatnya.

Lalu bagaimana caranya untuk menilai tingkat kemerataan distribusi pendapatan nasional
itu? Ada tiga tolak ukur (patokan) yang umum digunakan, yaitu seperti yang akan dijelaskan
pada uraian berikut ini.

1. Tolak ukur (Patokan) Distribusi Pendapatan Nasional

Ada tiga tolak ukur (patokan) yang umum digunakan,yaitu Kurva Lorenz, Rasio gini, dan Kriteria Bank
Dunia.
a. Kurva Lorenz

Kurva Lorenz merupakan patokan yang menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan


nasional di kalangan lapisan-lapisan penduduk. Kurva Lorenz menyatakan tiga kondisi distribusi
pendapatan nasional, yaitu:

 Distribusi yang sangat merata (absolute equality income distribution)


 Distribusi yang actual (absolute inequality income distribution)
 Distribusi yang sangat tidak merata (actual inequality income distribution)

Semakin dekat jarak garis kurva (Lorenz curve) dengan garis diagonal (Line of equality) maka
semakin tinggi kemerataan distribusi pendapatannya. Sebaliknya, Semakin jauh jarak garis
kurva dengan garis diagonal, maka semakin tinggi ketidakmerataan (timpang) dsitribusi
pendapatannya.
b. Rasio gini

Rasio gini merupakan suatu koefisien (bagian suku yang berupa bilangan) yang menjelaskan
kadar kemerataan distribusi pendapatan. Besar koefisien gini dimulai dari 0 sampai dengan 1.
Jika koefisien gini 0 atau mendekati 0 artinya distribusi penapatan merata dan sempurna,
sebaliknya jika koefisien gini menunjukkan angka 1 artinya terjadi ketimpangan dalam distribusi
pendapatan nasional. Adapun patokan nilai koefisien gini dapat dikemukakan sebagai berikut.

c. Kriteria Bank Dunia (world bank)

Bank Dunia membuat Patokan kemerataan distribusi pendapatan didasarkan atas prosi
pendapatan yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yaitu 40% penduduk berpendapatan
terendah, 40% penduduk berpendapatan menengah, dan 20% penduduk berpendapatan tertinggi.
Kriteria Bank Dunia tersebut dapat dijabarkan berikut ini.

 Jika 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati < 12% pendapatan nasional,
maka ketidakmerataan tinggi.
 Jika 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati 12% - 17% pendapatan nasional,
maka ketidakmerataan sedang.
 Jika 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati > 17% pendapatan nasional,
maka ketidakmerataan rendah.

2. Ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia

Berdasarkan data pendapatan per kapita Negara Indonesia tahun 2014, yaitu $3.630, Indonesia
termasuk ke dalam kategori Negara berpendapatan menengah rendah (lower middle income).
Dalam 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat sehingga telah
mengurangi tingkat kemiskinan dan memperbesar jumlah kelas menengah.

Namun, manfaat dari pertumbuhan ekonomi tersebut lebih dinikmati oleh 20% masyarakat
terkaya, sedangkan sekitar 80% atau lebih dari 250 juta orang merasa tertinggal. Tingkat
ketimpangan di Indonesia relative tinggi disbanding banyak Negara Asia timur lain.

a. faktor-faktor pendorong terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan

Menurut laporan Kajian Bank Dunia, ada 4 faktor penyebab terjadi nya ketimpangan
ketimpangan distribusi pendapatan, yaitu:

 Ketimpangan peluang, ada beberapa orang yang sukar untuk memperoleh kehidupan
yang lebih sejahtera di masa mendatang akibat terlahir di keluarga yang kekurangan di
bidang finansial
 Ketimpangan pasar kerja, pekerja dengan keterampilan tinggi tentunya memperoleh
upah yang tinggi. Namun pekerja dengan keterampilan rendah memperoleh upah
rendah, yang juga menghalang mereka untuk meningkatkan keterampilan mereka.
 Konsentrasi kekayaan, kaum elit yang memiliki aset keuangan, seperti property atau
saham, juga ikut mendorong ketimpangan saat ini dan masa mendatang.
 Ketimpangan dalam menghadapi Guncangan, saat terjadi guncangan tentunya
masyarakat miskin akan lebih terkena dampak, seperti penurunan kemampuan mereka
untuk memperoleh pemasukan dan melakukan investasi kesehatan dan pendidikan.

b. Usaha mengatasi ketimpangan distribusi pendapatan

Terdapat beberapa contohnya, yaitu:

 Memperbaiki layanan umum;


 Memperkuat program perlindungan sosial;
 Menambah peluang pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja;
 Menyediakan lapangan kerja yang lebih baik;
 Mengurangi pajak dan belanja pemerintah untuk mengurangi ketimpangan; dan
 Meningkatkan ketaatan dalam pengumpulan pajak perorangan.

Anda mungkin juga menyukai