ANGGOTA KELOMPOK:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kemudahan bagi kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok IPS dengan
judul :”DISTRIBUSI PENDAPATAN UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan kurang nya pengalaman dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran bahkan kritik dari berbagai pihak yang tentunya dapat
membangun kami untuk dapat menjadi lebih baik.
Terlepas dari semua itu, kami sungguh berharap bahwa makalah yang kami buat dapat
menambah wawasan kita semua. Dan semoga dengan sedikit ilmu yang kami suguhkan dapat
memberi manfaat, ilmu, serta wawasan bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
A. PENDAPATAN NASIONAL
Apa yang dimaksud dengan pendapatan? Apa pula pendapatan nasional itu? Apa saja
sumber-sumber pendapatan nasional? Untuk menjawab berbagai pertanyaan diatas, berikut
adalah penjelasannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendapatan ialah penghasilan. Sedangkan
Nasional artinya bersifat Kebangsaan atau meliputi suatu bangsa. Dari uraian di atas, maka
dapat kita peroleh bahwa Pendapatan Nasional adalah Penghasilan yang diperoleh dari suatu
bangsa.
Gross Domestic Product (GDP) atau Product Domestik Bruto (PDB) adalah jumlah nilai
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara selama satu tahun termasuk perusahaan
asing yang beroperasi di Negara tersebut, namun tidak termasuk dengan perusahaan warga
Negara yang beroperasi di luar negeri.
Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah jumlah nilai seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh Negara selama satu tahun termasuk perusahaan warga
Negara yang beroperasi diluar negeri, namun tidak termasuk dengan perusahaan asing yang
beroperasi di Negara tersebut.
Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Netto (PNN) adalah Produk Nasional
Bruto (GNP) dikurangi dengan penyusutan. Penyusutan atau Replacement, ialah penggantian
barang-barang modal yang digunakan dalam proses produksi karena aus atau telah usang.
Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Neto adalah Produk Nasional Neto
(NNP) dikurangi dengan pajak tak langsung.
e. Pendapatan Perseorangan
Pendapatan Perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan satu
kegiatan apapun.
f. Pendapatan yang Dapat Dibelanjakan
Pendapatan yang Dapat dibelanjakan (Disposable Income) adalah Pendapatan yang siap
untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan
yang disalurkan menjadi investasi.
Pendapatan Nasional setelah dihitung dari waktu ke waktu akan diperoleh kemanfaatan
tertentu. Beberapa diantara nya yaitu sebagai berikut:
a. Penerimaan Perpajakan
c. Penerimaan Hibah
Yang terdiri atas Hibah dalam negeri maupun dari luar negeri.
b. Transfer Ke Daerah
Dana Perimbangan
Dana Insentif Daerah (DID)
Dana otonomi khusus dan dana keistimewaan daerah istimewa Yogyakarta
D. Dana Desa
Yang di alokasikan kepada setiap Kabupaten/kota dengan ketentuan 90% dialokasikan secara
merata kepada setiap desa dan 10% dialokasikan berdasarkan jumlah Penduduk desa, angka
kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa.
Negara mana pun selalu berupaya menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi
rakyatnya. Karena itu, pendapatan nasional yang telah diperoleh diupayakan dapat terdistribusi
secara merata kepada setiap warganya. Namun, hampir sulit rasanya menemukan Negara yang
dapat mendistribusikan pendapatan secara merata kepada rakyatnya.
Lalu bagaimana caranya untuk menilai tingkat kemerataan distribusi pendapatan nasional
itu? Ada tiga tolak ukur (patokan) yang umum digunakan, yaitu seperti yang akan dijelaskan
pada uraian berikut ini.
Ada tiga tolak ukur (patokan) yang umum digunakan,yaitu Kurva Lorenz, Rasio gini, dan Kriteria Bank
Dunia.
a. Kurva Lorenz
Semakin dekat jarak garis kurva (Lorenz curve) dengan garis diagonal (Line of equality) maka
semakin tinggi kemerataan distribusi pendapatannya. Sebaliknya, Semakin jauh jarak garis
kurva dengan garis diagonal, maka semakin tinggi ketidakmerataan (timpang) dsitribusi
pendapatannya.
b. Rasio gini
Rasio gini merupakan suatu koefisien (bagian suku yang berupa bilangan) yang menjelaskan
kadar kemerataan distribusi pendapatan. Besar koefisien gini dimulai dari 0 sampai dengan 1.
Jika koefisien gini 0 atau mendekati 0 artinya distribusi penapatan merata dan sempurna,
sebaliknya jika koefisien gini menunjukkan angka 1 artinya terjadi ketimpangan dalam distribusi
pendapatan nasional. Adapun patokan nilai koefisien gini dapat dikemukakan sebagai berikut.
Bank Dunia membuat Patokan kemerataan distribusi pendapatan didasarkan atas prosi
pendapatan yang dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yaitu 40% penduduk berpendapatan
terendah, 40% penduduk berpendapatan menengah, dan 20% penduduk berpendapatan tertinggi.
Kriteria Bank Dunia tersebut dapat dijabarkan berikut ini.
Jika 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati < 12% pendapatan nasional,
maka ketidakmerataan tinggi.
Jika 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati 12% - 17% pendapatan nasional,
maka ketidakmerataan sedang.
Jika 40% penduduk berpendapatan terendah menikmati > 17% pendapatan nasional,
maka ketidakmerataan rendah.
Berdasarkan data pendapatan per kapita Negara Indonesia tahun 2014, yaitu $3.630, Indonesia
termasuk ke dalam kategori Negara berpendapatan menengah rendah (lower middle income).
Dalam 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat sehingga telah
mengurangi tingkat kemiskinan dan memperbesar jumlah kelas menengah.
Namun, manfaat dari pertumbuhan ekonomi tersebut lebih dinikmati oleh 20% masyarakat
terkaya, sedangkan sekitar 80% atau lebih dari 250 juta orang merasa tertinggal. Tingkat
ketimpangan di Indonesia relative tinggi disbanding banyak Negara Asia timur lain.
Menurut laporan Kajian Bank Dunia, ada 4 faktor penyebab terjadi nya ketimpangan
ketimpangan distribusi pendapatan, yaitu:
Ketimpangan peluang, ada beberapa orang yang sukar untuk memperoleh kehidupan
yang lebih sejahtera di masa mendatang akibat terlahir di keluarga yang kekurangan di
bidang finansial
Ketimpangan pasar kerja, pekerja dengan keterampilan tinggi tentunya memperoleh
upah yang tinggi. Namun pekerja dengan keterampilan rendah memperoleh upah
rendah, yang juga menghalang mereka untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Konsentrasi kekayaan, kaum elit yang memiliki aset keuangan, seperti property atau
saham, juga ikut mendorong ketimpangan saat ini dan masa mendatang.
Ketimpangan dalam menghadapi Guncangan, saat terjadi guncangan tentunya
masyarakat miskin akan lebih terkena dampak, seperti penurunan kemampuan mereka
untuk memperoleh pemasukan dan melakukan investasi kesehatan dan pendidikan.