Anda di halaman 1dari 51

PENDAPATAN

NASIONAL

Oleh :
Kelompok 2
1.Hendra Rustama
2. Kayudi
3. Aang Nugraha
4. Rizka Novitasari
5. Sri Rejeki
6. Eko Sistyawan
MATERI

A
Pengertian Pendapatan Nasional

B Tujuan dan Manfaat Mempelajari Pendapatan Nasional

C
Konsep Pendapatan Nasional

D
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

E
Pendapatan perkapita
Income, Expenditure,
And the Circular Flow

Two ways Total income of everyone in the economy


of viewing GDP
Total expenditure on the economy’s
output of goods and services

Income $

Labor

Households Firms

Goods

Expenditure $

For the economy as a whole, income must equal expenditure.


GDP measures the flow of dollars in the economy.
DEFINISI

Pendapatan nasional
adalah merupakan jumlah
seluruh pendapatan yang
diterima oleh masyarakat
dalam suatu negara
selama satu tahun
TUJUAN DAN MANFAAT MEMPELAJARI
PENDAPATAN NASIONAL

Tujuan &
Manfaat

1. Mengetahui struktur
1. Mengetahui kemampuan dan perekonomian negara (agraris,
pemerataan perekonomian industri, jasa)
masyarakat dan negara
2. Mengetahui pertumbuhan
2. Memperoleh taksiran yang perekonomian negara, dengan
baik tentang nilai barang dan cara membandingkan pendapatan
jasa dalam satu tahu nasional dari waktu ke waktu
3. Membantu pemerintah dalam 3. Dapat membandingkan
perencanaan dan pelaksanaan perekonomian antar daerah
program pembangunan
4. Dapat dijadikan dasar
4. Mengkaji dan mengendalikan perbandingan dengan
faktor-faktor yang perekonomian negara lain
mempengaruhi perekonomian
negara 5. Dapat membantu kebijakan
pemerintah di bidang ekonomi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN NASIONAL

Consumption
Demand and
and Supply Saving

Investment
KONSEP

PI

DI

NNI

GDP

NNP
GNP
KONSEP

PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross


Domestik Product) Produk Domestik Bruto
adalah jumlah produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu Negara selama satu
tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga
hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi
diwilayah yang bersangkutan
KONSEP

PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross


Nasional Product)
adalah seluruh nilai produk barang dan jasa
yang dihasilkan masyarakat suatu Negara
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun,
termasuk didalamnya barang dan jasa yang
dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut
yang berada di luar negeri.
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
KONSEP

NNP = GNP – Penyusutan

NNP (Net National Product)


adalah jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan oleh masyarakat dalam
periode tertentu, setelah dikurangi
penyusutan (depresiasi) dan barang
pengganti modal.
KONSEP

NNI adalah jumlah


seluruh penerimaan
yang diterima oleh
) masyarakat setelah
dikurangi pajak tidak
langsung (indirect
tax)

NNI = NNP – Pajak tidak langsung


KONSEP

PI (Personal Income)
adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima
masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan
masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan social, dan ditambah dengan
transfer payment

PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran


asuransi + Iuran jaminan sosial)
KONSEP

DI (Disposible Income)
adalah pendapatan yang diterima masyarakat
yang sudah siap dibelanjakan oleh
penerimanya

DI = PI – Pajak langsung
Hubungan antara
Pendapatan Nasional dan
Pribadi
Pendapatan Nasional
dikurangi:
Keuntungan perusahaan tidak dibagi
Pajak keuntungan perusahaan
Kontribusi kepada dana pensiun (jika ada)
ditambah
Pembayaran pindahan
Bunga pinjaman konsumen
Bunga pinjaman pemerintah
= Pendapatan Pribadi
Pendekatan Produk

 Pendekatan produk yang dimaksudkan


yaitu penghitungan produk secara netto,
yaitu nilai tambah yang diciptakan dalam
suatu proses produksi.

 Pendekatan ini dilakukan dengan cara


menjumlahkan nilai tambah yang
diciptakan pada setiap proses produksi.
KOMPONEN USAHA/PRODUKSI
PENYUMBANG PENDAPATAN
NASIONAL

1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan


2. Pertambangan dan pengggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air minum
5. Bangunan
6. Perdangangan, hotel dan restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
9. Sewa rumah
10. Pemerintahan dan pertahanan
11. Jasa-jasa
METODE PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL

PENDAPATAN Seluruh pendapatan yang


2 diterima pemilik faktor produksi yang
disumbangkan kepada rumah tangga produsen
selama satu tahun.

RUMUS
Y=W+R+I+P
KETERANGAN :
Y = Pendapatan
W = Wage (upah)
R = Rent (sewa)
I = Interest (bunga)
P = Profit (laba)
Sumber Pendapatan
Nasional

PENERIMAAN PAJAK Penerimaan pajak menjadi salah satu

A sumber pendapatan negara dalam mendukung ketersediaan dana di kas negara.


Menteri Keuangan dalam melaksanakan tugas pemungutan pendapatan negara
melimpahkan kewenangan pemungutan pajak ke Direktorat Jenderal Pajak
(DJP).
Sumber Pendapatan Nasional

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)


penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah pungutan yang dibayar orang pribadi

B atau badan dengan memperoleh manfaat langsung ataupun tidak langsung atas layanan
atau pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh negara, berdasarkan peraturan
perundang-undangan, yang menjadi penerimaan pemerintah pusat di luar penerimaan
perpajakan dan hibah dan dikelola dalam mekanisme anggaran pendapatan dan belanja
negara.
Sumber Pendapatan Nasional

HIBAH Semua penerimaan negara, baik devisa dan/atau

C
devisa yang dirupiahkan, rupiah, jasa, dan/atau surat
berharga diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu
dibayar kembali dan yang tidak mengikat, baik yang
berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Istilah-istilah
 Transfer Perusahaan, meliputi semua pengeluaran
perusahaan kepada sektor swasta dimana perusahaan
tidak memperoleh balas jasa. Contoh: bantuan thdp
lembaga sosial.
 Pajak Tidak Langsung, apabila oleh pembayar pajak
beban pajak dapat dialihkan kepada pihak lain.
 Subsidi Perusahaan, yaitu bantuan pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan yang menemui kesulitan dalam
usahanya, namun dari kepentingannya perusahaan
tersebut masih perlu untuk dipertahankan.
 Penyusutan, yang dimaksud yaitu penyusutan
perusahaan terhadap bangunan, mesin-mesin dan
perlengkapannya, termasuk kerusakan aktiva tetap
perusahaan yang tidak terduga.
METODE PERHITUNGAN
PENDAPATAN NASIONAL

PENGELUARAN Jumlah pengeluaran secara


3 nasional untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan dalam satu tahun dengan cara
menjumlahkan pengeluaran RTK,RTP,RTG,
RTLN.

Y = C + G + I + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Consumption (konsumsi)
G = Goverment Expenditure (pengeluaran pemerintah
I = Investment (investasi)
X = Export (ekspor)
M = Import (impor)
Contoh Perhitungan
Pendapatan Nasional
Metode Pengeluaran

Data yang dimiliki untuk perhitungan pendapatan nasional


suatu negara adalah sebagai berikut:
• Government expenditure $ 110.500
• Wages $ 85.000
• Society expenditure $ 240.400
• Interest $ 75.200
• Export $ 45.200
• Rent $ 90.000
• Investment $ 120.000
• Import $ 40.000
• Profit $ 90.000
Berdasarkan data di atas, maka besarnya pendapatan
nasional dengan pendekatan pengeluaran adalah . . .
PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan perkapita
adalah besarnya
pendapatan rata-rata
penduduk di suatu
negara. Pendapatan
perkapita diperoleh dari
hasil pembagian
pendapatan nasional
suatu negara dengan
jumlah penduduk negara
tersebut
PENDAPATAN PERKAPITA DAN
PEMBANGUNAN EKONOMI

Pendapatan perkapita sering digunakan


sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin
besar pendapatan perkapitanya, semakin
makmur negara tersebut
Menghitung
Pendapatan
Perkapita

GNP
IPC =
Pop

GNP : Gross National Product


Pop : Jumlah Penduduk
QUOTES
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DAN PENDAPATAN DAERAH
LAINNYA

Oleh :
Kelompok 2
1.Hendra Rustama
2. Kayudi
3. Aang Nugraha
4. Rizka Novitasari
5. Sri Rejeki
6. Eko Sistyawan
LATAR BELAKANG

Di era otonomi daerah seperti sekarang ini, daerah mendapat


kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri. Salah satu ciri dari kemapanan suatu daerah dalam
berotonomi adalah terletak pada kemampuan keuangannya.
Untuk itu, daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan
untuk menggali sumber-sumber keuangannya sendiri, mengelola dan
menggunakannya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan daerahnya.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Daerah Lainnya

Pajak Daerah
Hibah Daerah
Retribusi

Dana Darurat
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan

Lain-Lain PAD Yang Sah

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.

Pendapatan asli daerah adalah bagian dari pendapatan daerah

yang bersumber dari potensi daerah itu sendiri yang dipungut berdasarkan

peraturan daerah tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


PAD (Pendapatan Asli Daerah) bersumber dari:

Pajak daerah

Retribusi daerah

Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Lain-lain PAD yang sah

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


PAJAK DAERAH
Pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah daerah (baik
pemerintah daerah TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil di pergunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD).

Pajak Provinsi
Pajak provinsi adalah pungutan pajak yang di tetapkan oleh gubernur selaku
kepala daerah (tingkat 1) sebagai bagian dari pendapatan provinsi.

Jenis-Jenis Pajak Provinsi terdiri dari :


1. Pajak Kendaraan Bermotor
2. Pajak Kendaraan di Atas Air
3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4. Bea Balik Nama Kendaraan di Atas Air
5. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
6. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan: Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Pajak Kabupaten/Kota
Pajak kabupaten/kota adalah pungutan pajak yang ditetapkan oleh
Bupati/Walikota selaku kepala daerah (tingkat II) sebagai bagian dari
pendapatan kabupaten atau kota.
Jenis jenis pajak kabupaten / kota terdiri dari:
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


10. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Pajak Lain-lain
Selain jenis pajak kabupaten/kota yang ditetapkan dalam
peraturan pemerintah (PP 65/2001), dengan peraturan daerah dapat
ditetapkan jenis pajak lainnya sesuai kriteria yang ditetapkan dalam
undang-undang.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Bagi Hasil Pajak Provinsi kepada Kabupaten/Kota

Hasil penerimaan pajak provinsi sebagian diperuntukan bagi daerah kabupaten/kota


di wilayah provinsi yang bersangkutan dengan ketentuan sebagi berikut:
Hasil penerimaan pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air dan bea
daerah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan paling sedikit 30%.
Hasil penerimaan pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak pengambilan
dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan diserahkan kepada daerah
kabupaten/kota diprovinsi yang bersangkutan paling sedikit 70%.
Bagian daerah kabupaten/kota ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan daerah
provinsi dengan memeperhatikan aspek pemerataan dan potensi antardaerah
kabupaten/kota.
Penggunaan bagian daerah kabupaten/kota ditetapkan sepenuhnya oleh daerah
kabupaten/kota yang bersangkutan

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Bagi Hasil Pajak Kabupaten kepada Desa

Hasil penerimaan pajak kabupaten diperuntukan paling sedikit


10% bagi desa diwilayah daerah kabupaten yang bersangkutan. Bagian
desa sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan peraturan daerah
kabupaten dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi
antardesa. Penggunaan bagian desa ditetapkan sepenuhnya oleh desa
yang bersangkutan.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


RETRIBUSI

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau


pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Berdasarkan objeknya, retribusi dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:


Retribusi Jasa Umum;
Retribusi Jasa Usaha;
Retribusi Perizinan Tertentu.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah:


Retribusi Pelayanan Kesehatan;
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil;
Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Retribusi Pelayanan Pasar;
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadaman Kebakaran;
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
Retribusi Pengujian Kapal Perikanan

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintahan daerah
dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh
sektor swasta.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
Retribusi Tempat Pelelangan;
Retribusi Terminal;
Retribusi Tempat Parkir Khusus;
Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
Retribusi Penyedotan Kakus;
Retribusi Rumah Potong Hewan;
Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal;
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
Retribusi Penyebrangan di Atas Air;
Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya
Retribusi Perijinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan pemerintah daerah
dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan
atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum
dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis-jenis Retribusi Perijinan Tertentu:


Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
Retribusi Ijin Gangguan;
Retribusi Ijin Trayek.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Retribusi Terutang, Tata Cara Penghapusan, dan Bagi Hasil ke Desa

Besarnya retribusi yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
menggunakan jasa atau perijinan tertentu dihitung dengan cara mengalikan
tarif retribusi dengan tingkat penggunaan jasa. Tata cara penghapusan piutang
retribusi yang sudah kadaluwarsa diatur dengan peraturan daerah. Hasil
penerimaan jenis retribusi tertentu daerah kabupaten sebagian diperuntukkan
kepada desa. Bagian desa sebagaimana dimaksud ditetapkan lebih lanjut
dengan peraturan daerah kabupaten dengan memperhatikan aspek
keterlibatan desa dalam penyediaan layanan tersebut

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN
DAERAH YANG DIPISAHKAN

Kekayaan negara yang dipisahkan adalah komponen kekayaan negara


yang pengelolaannya diserahkan kepada Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah. Pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan ini
merupakan subbidang keuangan negara yang khusus ada pada negara-negara
nonpublik.

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan bagian dari


PAD daerah tersebut, yang antara lain bersumber dari:
Bagian laba dari perusahaan daerah;
Bagian laba dari lembaga keuangan bank (contoh Bank Daerah);
Bagian laba atas penyertaan modal kepada badan usaha lainnya.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


LAIN-LAIN PAD YANG SAH

Selain jenis-jenis PAD diatas, pendapatan daerah dapat pula berasal


dari lain-lain PAD yang sah, seperti:
Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
Jasa giro atas penyimpanan uang APBD pada sebuah bank
pemerintah;
Pendapatan bunga;
Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
dan
Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Pendapatan Daerah Lainnya

Pendapatan daerah lainnya atau disebut dengan “Lain-lain


Pendapatan” bertujuan memberi peluang kepada daerah untuk memperoleh
pendapatan selain PAD dan dana perimbangan. Lain-lain pendapatan daerah
yang sah merupakan seluruh pendapatan daerah selain PAD dan dana
perimbangan, yang meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang
ditetapkan pemerintah.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


HIBAH DAERAH

 Hibah daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal


dari pemerintah dalam/luar negeri, badan/lembaga dalam/luar
negeri, atau perorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun
barang dan atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak
perlu dibayar kembali. Penerimaan ini tidak bersifat mengikat
sehingga tidak dapat mempengaruhi kebijakan daerah.
 Hibah digunakan untuk menunjang peningkatan fungsi
pemerintahan dan layanan dasar umum, serta pemberdayaan
aparatur daerah.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Sumber Hibah
Pada hakikatnya, hibah bersumber dari:
Dalam Negeri, hibah dapat bersumber dari:
Pemerintah Pusat;
Pemerintah Daerah Lain;
Badan/Lembaga/Organisasi swasta dalam negeri; dan/atau
Kelompok masyarakat/perorangan.
Luar Negeri, Hibah dapat bersumber dari:
Bilateral, yaitu hibah yang berasal dari pemerintah suatu negara melauli suatu
lembaga/badan keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah negara yang bersangkutan
untuk melaksanakan pemberian hibah.
Multilateral, yaitu hibah yang berasal dari lembaga multilateral.
Donor lainnya, yaitu hibah yang berasal dari badan/lembaga/organisasi/kelompok
masyarakat/perorangan luar negeri yang tidak termasuk lembaga bilateral dan
multilateral.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


DANA DARURAT

Pemerintah mengalokasikan dana darurat yang berasal dari APBN


untuk keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana nasional dan/atau
peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh daerah dengan
menggunakan sumber APBD-nya. Keadaan yang dapat digolongkan sebagai
bencana nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang ditetapkan oleh presiden.
Pemerintah dapat mengalokasikan dana darurat kepada daerah yang
dinyatakan mengalami krisis solvabilitas. Daerah dinyatakan mengalami krisis
solvabilitas berdasarkan evaluasi Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Krisis solvabilitas sebagaimana dimaksud ditetapkan
oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


Kesimpulan

Setiap daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur keuangannya


sendiri yang bersumber dari pendapatan asli daerah dan pendapatan daerah
lainnya, apabila suatu daerah memiliki kemampuan untuk mengelola
keuangannya sendiri mencerminkan daerah tersebut mempunyai kemapanan
dalam melaksanakan otonomi daerah. Untuk mengoptimalkan keuangan
daerahnya diperlukan keikutsertaan masyarakat dengan cara membayar pajak
dan retribusi kepada pemerintah daerah. Selain itu peran pemerintah dalam
mengelola keuangan daerahnya harus efektif dan efisien agar mendukung
pelaksanaan pembangunan daerah.

Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya


TERI
MA K
Pendap
atan A
sli Dae
ASIH
dan Pe rah
ndapat
an Da erah La
i nnya

Anda mungkin juga menyukai