Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

EKONOMI
PENDAPATAN NASIONAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS: XI SOS 3
KETUA : Muhammad Bugkas Suwajaya
WAKIL KETUA: Isma Yanti
ANGGOTA : A. Suci Nurfaradilla
Tenriawaru
Fajar
Muh. Afdal
Muh. Rezky Pratama Saputra
Nur Haikal
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, taufik, serta hidayahNya saya dapat menyelesaikan makalah “PENDAPATAN
NASIONAL” dengan baik. Saya berterimakasih kepada “Ibu Andi Sri” selaku guru
Ekonomi“ yang telah memberikan tugas kepada kami, sehingga dapat mempelajari
pentingnya “PENDAPATAN NASIONAL” dalam kehidupan. Saya harap makalah ini dapat
bermanfaat dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita. Saya menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi makalah yang lebih baik. Semoga makalah sederhana
ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf
apabila ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………………..
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………
3. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendapatan Nasional……………………………………………………………………
2. Manfaat menghitung Pendapatan Nasional……………………………………………………
3. Konsep-konsep Pendapatan Nasional…………………………………………………………….
4. Metode Menghitung Pendapatan Nasional ……………………………………………………
5. Konsep Pendapatan per-Kapita………………………………………………………………………
A. Pengertian
B. Menghitung per-Kapita
6. Konsep Distribusi Pendapatan……………………………………………………………………….
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………...
2. Saran……………………………………………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu
Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat
dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital
bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan
perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran
suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin
tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Namun, sesungguhnya pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan
sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu negara. Sebagai contoh,
meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun sebelumnya, tetapi
tetap saja masih (sangat) banyak rakyat Indonesia yang sampai saat ini hidup di bawah garis
kemiskinan.

2. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Pendapatan Nasional ?
 
2. Apa Saja Manfaat Pendapatan Nasional ?
 
3. Bagaimana Konsep Pendapatan Nasional ?
 
4.Berapa Macam Perhitungan Pendapatan Nasional ?

3. Tujuan masalah
1. Pengertian Pendapatan Nasional
2. Manfaat Pendapatan Nasional.
3. Konsep Pendapatan Nasional
4. Macam-Macam Perhitungan Pendapatan Nasional.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian pendapatan nasional
Pendapatan nasional merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan atau
diwujudkan suatu negara dalam satu tahun tertentu. Ada tiga pendekatan yang digunakan
untuk memahami pengertianpendapatan nasional yaitu pendekatan produksi, pendapatan, dan
pengeluaran. Pendapatan nasional dapat digunakan sebagai indikator untuk menghitung
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat mendorong pemerintah
melakukan pemerataan pembangunan. Dengan membangun merata masyarakat dapat
melakukan berbagai aktivitas ekonomi dan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.

2 . M a n f a a t m e n g h i t u n g p e n d a p a t a n n a s i o n a l
Bagi sebuah negara, penghitungan pendapatan nasional merupakan proses panjang dan
bertujuan mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan
nasional mempunyai banyak manfaat sebagai berikut.

a. Mengetahui dan Menelaah Susunan atau Struktur Perekonomian


Struktur ekonomi di negara berkembang mula-mula didominasi sektor pertanian.
Sejalan perkembangan teknologi, suatu negara akan mengalami perubahan struktur
ekonomi dari sekitar agraris menuju sektor industri dan jasa.

b. Membandingkan Kemajuan Perekonomian dari Waktu ke Waktu


Cara paling baik dalam membandingkan pendapatan nasional adalah menggunakan data
pendapatan nasional berdasarkan harga konstan atau tetap. Perbandingan pendapatan
nasional dari tahun ke tahun memberikan informasi ada tidaknya kenaikan atau penurunan
perekonomian, perubahan struktur ekonomi, pertambahan atau pengurangan kemakmuran,
dan kenaikan atau penurunan pendapatan per-kapita berdasarkan jumlah penduduk.

c. Membandingkan Perekonomian Antardaerah atau Antarnegara


Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk membandingkan k ondisi
perekonomian antardaerah atau antarnegara. Anda juga dapat membandingkan
pendapatan per kapita (pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk) Indonesia dan
Singapura. Pada tahun 2015 pendapatan per kapita Indonesia mencapai US$3.337,1 ,
sementara pendapatan per kapita Singapura mencapai US$60,410.

d. Menjadi Pedoman dalam Merumuskan Kebijakan Pemerintah


Data penghitungan pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai
efektivitas kebijakan yang telah diambil. Misalnya untuk menetapkan kebijakan mengenai
impor bahan pangan dapat melihat data pendapatan nasional sektor pertanian dalam
s u b s e c t o r t a n a m a n b a h a n m a k a n a n .

3 . K o n s e p - k o n s e p p e n d a p a t a n n a s i o n a l
Untuk dapat menghitung pendapatan nasional, Anda membutuhkan kategori-kategori
dalam pendapatan nasional itu sendiri. Pada dasarnya pendapatan nasional dapat dibagi
menjadi tujuh kategori, yaitu sebagai berikut.
a. Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (PDB/GDP)
Produk domestik bruto adalah jumlah produk yang berupa barang serta jasa yang
dihasilkan oleh beberapa unit produksi dalam batas wilayah suatu negara atau domestic
selama satu tahun.
GDP = Pendapatan masyarakat dalam negeri (DN) + Pendapatan Asing dalam negeri (DN)
Dalam perhitungan GDP, termasuk barang serta jasa yang dihasilkan oleh perusahaan serta
instansi asing yang terkait. Namun, wilayahnya masih dalam wilayah dari suatu negara atau
domestic tersebut.
Carilah PDB (Produk Domestik Bruto) dari contoh pendapatan nasional negara ini:
Konsumsi masyarakat: Rp 90 000 000
Pendapatan laba usaha: Rp 40 000 000
Pengeluaran negara: Rp 300 000 000
Pendapatan sewa: Rp 25 000 000
Pengeluaran investasi: Rp 75 000 000
Ekspor: Rp 50 000 000
Impor: Rp 35 000 000
Jawaban:
GDP = C + I + G + (X – M)
GDP = 90.000.000 + 75.000.000 + 300.000.000 + (50.000.000 – 35.000.000)
GDP  = 465.000.000 + 15.000.000
GDP  = 480.000.000
Maka diketahui besarnya GDP atau PDB negara tersebut adalah
Rp.480.000.000,-.
b. Produk Nasional Bruto/Gross National Product (PNB/GNP)
Produk nasional bruto atau gross national product adalah nilai produk yang berupa
barang serta jasa yang dihasilkan oleh penduduk dari suatu negara (nasional) selama satu
tahun. Produk nasional tersebut termasuk yang dihasilkan oleh warga negara yang
dihasilkan di luar negeri. Rumus dari GNP adalah sebagai berikut.
GNP=GDP + (PFLN-PFDN)
Keterangan:
GNP = Gross National Product
GDP = Gross Domestic Bruto
PFLN = Pendapatan faktor produksi warga negara di luar negeri
PFDN = Pendapatan faktor produksi warga negara asing di dalam negeri
Ada tingkat perbandingan yang bisa dilakukan antara GDP dan GNP untuk mengetahui
kondisi perekonomian suatu negara yaitu jika GDP lebih besar dari GNP menunjukkan
bahwa perekonomian suatu negara belum maju. Jika GDP lebih kecil daripada GNP,
menunjukkan bahwa perekonomian suatu negara sudah maju.
Contoh Soal Gross National Product
Diketahui pendapatan suatu negara seperti di bawah ini, berapakah GNP negara tersebut?

Jawab

GDP = C + I + G + (X - M)
GDP = 80.000.000 + 72.000.000 + 450.000.000 + (55.000.000 - 25.000.000)

GDP = Rp 632.000.000

GNP = GDP + (PFLN - PFDN)

GNP = 632.000.000 + (40.000.000 - 25.000.000)

GNP = Rp 647.000.000

Jadi, GNP negara tersebut adalah Rp 647.000.000

c. Produk Nasional Neto/Net National Product (PNN/NNP)


Penyusutan merupakan penggantian barang modal bagi peralatan produksi yang dipakai
dalam proses produksi. Umumnya, penyusutan bersifat taksiran sehingga dapat
menimbulkan kekeliruan walaupun relative kecil.
NNP = GNP-Depresiasi
CONTOH SOAL:
Katakanlah GNP sebuah negara adalah Rp24.000.000.000, pendapatan neto luar negeri
sebesar Rp3.500.000.000, pajak langsung Rp2.500.000.000, penyusutan Rp2.750.000.000,
pajak tidak langsung Rp3.000.000.000. Jumlah NNP adalah…
Jawaban:
NNP =  GNP -  D (Penyusutan)
NNP = Rp24.000.000.000 - Rp2.750.000.000
NNP = Rp21.250.000.000
Jadi, dari soal tersebut jumlah NNP adalah sebesar Rp21.250.000.000.

d. Pendapatan Nasional Neto/Net National Income (PN/NNI)


Pendapatan nasional netto atau net national income adalah pendapatan yang
dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat yang berperan
sebagai pemilik faktor produksi. Berikut rumus dari NNI.

NNI = NNP – Pajak tidak langsung + subsidi


Pajak tidak langsung yang dimaksud merupakan pajak yang bebannya dapat dialihkan
pada pihak lain, contohnya seperti pajak hadiah, pajak penjualan dan lain sebagainya.
Subsidi dtambahkan karena merupakan balas jasa atas faktor produksi, tetapi tidak masuk
perhitungan NNP.
Perhatikan data komponen pendapatan nasional negara X berikut:
GNP Rp 30.000
Penyusutan Rp 4.500
Pajak Langsung Rp 2.750
Pajak Tidak Langsung Rp 3.300
Subsidi Rp 1.000
Besarnya NNI (Net National Income) negara X adalah…
A. Rp22.200
B. Rp23.200
C. Rp28.900
D. Rp27.900
E. Rp29.900
Jawaban : B
Pembahasan:
NNP= GNP (Gross National Product) – Penyusutan
NNP= Rp30.000- Rp4.500
= Rp25.500
NNI= NNP (Net National Product) – Pajak Tidak Langsung + Subsidi
NNI= Rp25.500 – Rp3.300 + Rp1.000
= Rp23.200

e. Pendapatan Perorangan/Personal Income (PI)


Pendapatan perseorangan atau personal income merupakan jumlah pendapatan yang
diterima oleh setiap orang di masyarakat. Hal tersebut termasuk pendapatan yang
diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun, contohnya seperti gaji seorang pegawai
negeri atau pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai. Berikut rumus untuk
menghitung PI.
Transfer payment yang dimaksud merupakan penerimaan yang bukan termasuk balas jasa
produksi, namun diambil dari sebagian dari pendapatan nasional pada tahun lalu.
Contohnya seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran dan lain
sebagainya.
PI = NNI- laba ditahan + iuran + iuran asuransi + iuran jaminan sosial + pajak perseroan
transfer payment
CONTOH SOAL:
Perhatikan data berikut dalam milyar rupiah:
-GDP Rp.8.000
-GNP Rp.7.500
-Pajak langsung Rp.500
-Pajak tidak langsung Rp.1.000
-Transfer payment Rp.500
-Penyusutan Rp.500
-Laba ditahan Rp.200
Berdasarkan data diatas, besarnya PI (personal income) adalah:
JAWAB:
Hitung terlebih dahulu NNP
- NNP = GNP – penyusutan
-NNP = Rp.7.500-Rp.500 = Rp.7.000
Selanjutnya hitung NNI:
-NNI = NNP-pajak tidak langsung
-NNI = Rp. 7.000- Rp.1.000 = Rp. 6.000
Maka cara menghitung personal income sebagai berikut:
Personal Income = NNI + transfer payment – (iuran jaminan sosial + iuran asuransi+ laba
ditahan + pajak perseroan)
PI = Rp.6.000 + Rp. 500- ( 0+ 0 + Rp.200 + 0) = Rp. 6.300 milyar
f. Pendapatan Disposabel/Disposable Income (DI)
Konsep keenam ini dapat disebut juga dengan disposable income, merupakan
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan untuk membeli barang serta jasa konsumsi
serta selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Berikut rumus dari
pendapatan yang siap dibelanjakan.
DI = PI – Pajak langsung
CONTOH SOAL:
Gaji kotor tahunan Shakira mencapai Rp120 juta per tahun karena gaji bulannya sebesar
Rp10 juta. Bulan Agustus ini, ia harus membayar pajak kendaraan bermotor Rp3 juta.
Ditambah lagi ada iuran asuransi kesehatan bulanan sebesar Rp300 ribu.
Perhitungan disposable income Shakira bulan Agustus ini adalah sebagai berikut:
= Pendapatan kotor– (Pajak Langsung + pengurangan lain)
= Rp10 juta - (Rp3 juta + Rp300 ribu)
= Rp6.700.000,-
g. Pendapatan Nasional Harga Berlaku dan Harga Konstan
Pendapatan nasional menurut harga berlaku/nominal merupakan suatu nilai barang dan
jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang
berlaku pada tahun tersebut. Pendapatan nasional menurut harga konstan/riil merupakan
nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam satu rahun dan dinilai menurut
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu (tahun dasar).
CONTOH SOAL:
-Gross Domestic Product (GDP) Rp.23.500 milyar
-PFLN Rp.650 milyar
-PFDN Rp.250 milyar
-Penyusutan dan barang pengganti modal Rp.360 milyar
-Pajak tidak langsung Rp. 1.900 milyar
-Subsidi Rp.200 milyar
-Laba ditahan Rp.310 milyar
-Iuran asuransi Rp.505 milyar
-Iuran jaminan sosial Rp.175 milyar
-Pajak perseroan Rp.92 milyar
-Transfer payment Rp.272 milyar
-Pajak langsung Rp.920 milyar
PENDAPATAN NASIONAL DAPAT DISELESAIKAN SEBAGAI BERIKUT
GDP 23.500
PFLN 650
250
------- -
400
------- +
GNP 23.900
Penyusutan + barang pengganti modal 360
-------- -
NNP 23.540
Pajak tidak langsung 1.900
--------- -
Subsidi 21.640
200
---------- +
NNI 21.840
Laba ditahan 310
Iuran asuransi 505
Iuran jaminan sosial 175
Pajak perseroan 92
--------- +
Transfer payment 1.082
--------- -
Personal Incone(PI) 20.758
Pajak langsung 272
-------- -
Disposable income (DI) 21.030
920
-------- -
20.110
Jadi, disposable income negara tersebut sebesar Rp.20.110 milyar
4. Metode menghitung pendapatan nasional

1. Pendekatan Produksi (Production Approach)


Squad, pendekatan yang pertama adalah pendekatan produksi. Nah, pendekatan
ini menekankan pada kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Maka
dari itu, perhitungan hanya mencakup perhitungan nilai tambah pada sektor
produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Pendapatan Nasional
P1 = Harga barang ke-1
Pn = Harga barang ke-n
Q1 = jenis barang ke-1
Qn = jenis barang ke-n 
1,2,3, dan n adalah jenis barang dan jasa
Contoh Soal

3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)


Terakhir adalah pendekatan pengeluaran. Nah, pada pendekatan ini pendapatan
nasional dihitung dengan cara menjumlahkan permintaan akhir dari para pelaku
ekonomi (konsumen, produsen, dan pemerintah) dalam suatu negara, meliputi: 
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumption/C).
2. Investasi domestik bruto (Investment/I).
3. Pengeluaran konsumsi pemerintah (Government Expenditure/G).
4. Ekspor neto atau nilai ekspor (Export/X) dikurangi impor (Import/I) → (X–M).
Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor
Contoh Soal
Negara A memiliki data ekonomi meliputi upah Rp.11.500 milyar, laba Rp.8.900 milyar,
impor Rp.5.600 milyar, ekspor Rp.8.700 milyar, konsumsi Rp.14.500 milyar, pengeluaran
pemerintah Rp.12.400 milyar, pendapatan sewa Rp.7.700 milyar, serta investasi
pemerintah dana dan swasta Rp.21.500 milyar. Dengan menggunakan data tersebut,
hitunglah besar pendapatan nasional negara A dengan pendekatan pengeluaran !
Y = C + I + G + (X – M )
Y = 14.500 + 21.500 + 12.400 + (8.700 – 5.600)
.Y = 48.400 + 3.100
Y = 51.500 Milyar
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (consumption/C)
Rumah tangga merupakan konsumen atau pemakai barang dan jasa sekaligus juga pemilik
faktor-faktor produksi tenaga kerja, lahan, modal dan kewirausahaan. Rumah tangga
menjual atau mengelola faktor-faktor produksi tersebut untuk memperoleh balas jasa. Balas
jasa atau imbalan tersebut adalah upah, sewa, bunga dividen, dan laba yang merupakan
komponen penerimaan atau pendapatan rumah tangga.
Penerimaan lain yang mungkin diperoleh rumah tangga adalah transfer (pemberian cuma-
cuma), perkiraan pendapatan (imputasi) dari rumah milik rumah tangga tersebut yang
ditempati sendiri atau ditempati pihak lain dengan bebas sewa, dan hasil produksi
barang/jasa dari kegiatan yang tidak digolongkan sebagai kegiatan usaha rumah tangga.
Transfer yang diterima berasal dari pemerintah, badan usaha, lembaga nirlaba, rumah tangga
lain, maupun dari luar negeri
2. Pengeluaran pemerintah (Government Expenditure/G)
Pengeluaran pemerintah (government expenditure) merujuk pada uang yang dihabiskan
pemerintah untuk barang dan jasa atau item lainnya. Contohnya adalah pengeluaran untuk
kegiatan operasional dan investasi layanan publik seperti pertahanan, pendidikan,
perlindungan sosial, dan perawatan kesehatan. Selain itu, beberapa pengeluaran mungkin
tanpa melibatkan pertukaran barang dan jasa seperti pembayaran transfer.

Di bawah defisit fiskal, pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah.


Sebaliknya, jika pendapatan melebihi pengeluaran, maka pemerintah menjalankan surplus
fiskal. Dan, ketika pengeluaran sama dengan pendapatan, kita menyebutnya sebagai fiskal
berimbang (balanced fiscal).

Pengeluaran pemerintah vital dalam mempengaruhi perekonomian. Itu membentuk


permintaan agregat selain konsumsi rumah tangga, investasi bisnis dan ekspor neto.
Sehingga, perubahannya akan mempengaruhi perekonomian. Ketika itu meningkat,
permintaan agregat meningkat dan kita mengharapkan perekonomian tumbuh lebih tinggi.
Sebaliknya, ketika pemerintah memangkas pengeluarannya, permintaan agregat menurun
begitu juga dengan perekonomian. 

3. Investasi (I)

Investasi adalah istilah yang sudah tak asing lagi di telinga. Investasi adalah upaya
menanamkan modal atau dana dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan (return) di
masa mendatang. Sementara itu pengertian investasi menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
arti investasi yakni penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan
aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh
keuntungan. Banyak contoh investasi antara lain saham, sukuk, deposito, obligasi, menabung,
asuransi, dan reksa dana. Bentuk contoh investasi lainnya yakni pembelian tanah, emas dan
perhiasan, hingga menjalankan bisnis. Investasi sendiri bisa dilakukan oleh individu maupun
badan usaha seperti perusahaan. Sederhananya, pengertian investasi adalah
mengembangkan uang atau aset lain agar memberikan keuntungan di masa mendatang
untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Ekspor Neto ( x-m)
ekspor neto adalah nilai ekspor yang dilakukan sesuatu negara dalam satu tahun tertentu
dikurangi dengan nilai impor dalam periode yang sama.
Diterangkan pula dalam buku Ekspor dan Impor oleh Dwi Ekasari Harmadji, dkk, ekspor neto
adalah selisih antara total nilai ekspor dengan total nilai impor suatu negara. Secara
sistematis, ekspor neto ditulis dalam bentuk (X – M).
Keterangan:
X = Nilai total ekspor
M = Nilai total impor
Apabila nilai ekspor neto positif, berarti nilai ekspor lebih besar dibandingkan nilai impornya.
Sebaliknya, jika nilai ekspor neto negatif, berarti nilai ekspor lebih kecil dibanding nilai impor.
2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pendekatan kedua yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional adalah
pendekatan pendapatan. Berdasarkan pendekatan pendapatan, pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat (pemilik
faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam proses produksi meliputi:
1. Upah/gaji (w) = balas jasa pemilik tenaga kerja
2. Sewa (r) = balas jasa pemilik tanah
3. Bunga (i) = balas jasa pemilik modal
4. Keuntungan (profit/p) = balas jasa pengusaha
Jadi secara matematis, menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional dirumuskan
sebagai berikut:
 Y = W + R + I + P
Keterangan: 
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
Contoh soal
Data pendapatan nasional suatu negara meliputi upah Rp.5.400 milyar, bunga Rp.400 milyar,
laba Rp.3000 milyar, ekspor Rp.3.400 milyar, Impor Rp.1400 milyar, dan sewa tanah Rp.350
milyar. Hitunglah besarvpendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan!
Y = W+R+I+P
=Rp.5400 milyar + Rp.350 milyar + Rp.400 milyar + Rp.3000 milyar
=Rp.9.150 miliar

5. Konsep Pendapatan per kapita


A. Pengertian
Pendapatan perkapita adalah indikator atau tolak ukur dalam mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Jadi, pendapatan perkapita adalah total
penghasilan negara dibagi jumlah seluruh penduduknya sehingga diketahui pendapatan
rata-rata penduduk tersebut.
Semakin tinggi nilai pendapatan perkapita suatu negara, artinya masyarakat tersebut
semakin makmur. Contoh, pendapatan perkapita Indonesia masih tergolong rendah jika
dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
B. Menghitung per kapita
1. Rumus Pendapatan Perkapita Secara Nominal
Pertama, cara menghitung pendapatan perkapita adalah menggunakan rumus nominal.
Dalam kondisi ini, perhitungan berdasarkan harga yang sedang berlaku. Sehingga rumus
pendapatan perkapita nominal yaitu:
Pendapatan Perkapita = Harga Produk Nasional Bruto Berlaku : Jumlah Penduduk 
Contoh Perhitungan:
Pada tahun 2018, negara A memiliki PNB sebesar 2700 triliun, dengan total penduduk
sebanyak 150 juta orang, maka pendapatan perkapita negara A pada tahun tersebut adalah:
Pendapatan Perkapita negara A = 2700 triliun/100 juta = 27 juta
Maka, pendapatan perkapita negara A pada 2018 adalah 27 juta/orang/tahun.
 
B. Rumus Pendapatan Perkapita Secara Riil
Sementara itu, cara menghitung pendapatan perkapita secara riil adalah proses
perhitungan menggunakan harga konstan. Harga konstan diperoleh dari nilai pendapatan
perkapita pada tahun acuan tertentu. Jadi rumus pendapatan perkapita riil sebagai berikut:
Pendapatan Perkapita = Produk Nasional Bruto Harga Konstan : Jumlah Pendudu
Contoh Perhitungan:
Pada tahun 2018, negara A memiliki penduduk sebanyak 150 juta orang, dengan acuan
perhitungan PNB tertinggi adalah PNB tahun 2015, yaitu 3500 triliun, maka pendapatan
perkapita negara A pada tahun tersebut adalah:
Pendapatan Perkapita negara A = 3500 triliun/100 juta = 35 juta
Maka, pendapatan perkapita negara A pada 2018 adalah 35 juta/orang/tahun, dengan
mengacu pada PNB 2015.

6. Konsep distribusi pendapatan


Distribusi pendapatan adalah tentang bagaimana pendapatan atau kekayaan ekonomi
dibagi di antara warganya. Wajar bila pendapatan didistribusikan secara merata kepada
semua orang yang benar-benar membutuhkan dan tepat sasaran.
Dengan demikian, tidak ada kesenjangan yang tajam antara si kaya dan si miskin. Orang
miskin mendapatkan akses untuk meningkatkan pendapatan dan meningkatkan status
sosialnya, seperti halnya orang kaya.
Mengapa Distribusi Pendapatan yang Merata Amat Penting?
Kecenderungan untuk mengkonsumsi ditentukan dari proporsi pendapatan yang
dibelanjakan untuk pembelian. Misalnya, jika pendapatan memperoleh Rp. 5 juta dan
membelanjakan Rp. 4,5 juta untuk semua pembelian Anda, maka kecenderungan konsumsi
Anda adalah 90%.
Namun, jika Anda memperoleh Rp. 10 juta dan hanya menghabiskan Rp. 1 juta, maka
kecenderungan Anda untuk mengkonsumsi adalah 10%.

A. Koefisien Gini
Hubungan antara koefisien GINI dan Kurva Lorenz. Di bawah metode tidak langsung, Anda
perlu membuat kurva Lorenz terlebih dahulu. Sumbu X dari kurva menunjukkan persentase
kumulatif penduduk menurut pendapatan, dari yang terendah hingga tertinggi. Sementara
itu, sumbu Y mewakili persentase kumulatif dari pendapatan yang diperoleh. Hasilnya akan
kurang lebih seperti di bawah ini.

Luas bidang A
Luas segitiga OPX

Nilai Koefisien Gini Tingkat Ketimpangan


< 0,4 Rendah
0,4-0,5 Sedang
>0,5 Tinggi

b. Kriteria Bank Dunia


kriteria Bank Dunia adalah berupa pemberian beberapa dukungan, mulai dari keuangan,
konsultasi, hingga penelitian bagi negara-negara berkembang untuk mengembangkan
perekonomian mereka.
Distribusi pendapatan menurut bank dunia:
Distribusi pendapatan Tingkat ketimpangan
Pendapatan <12% dari keseluruhan Tinggi
pendapatan nasional

Pendapatan 12-17% dari keseluruhan Sedang


pendapatan nasional

Pendapatan >17% dari keseluruhan Rendah


pendapatan nasional

c. Cara mengatasi ketimpangan distribusi pendapatan

 Peningkatan Kualitas Penduduk
Sangat penting untuk masyarakat di dalam meningkatkan kualitas hidupnya
menggunakan sumber daya manusia yang ada. Upaya yang bisa dilakukan misalnya
memperbaiki kualitas dari pendidikan, meningkatkan fasilitas kesehatan,
melakukan pemberdayaan masyarakat dan cara cara lainnya agar dapar memperbaiki
masalah pendapatan atau penghasilan dari masyarakat.
 Mobilitas Geografi
Mobilitas geografi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan jumlah penduduk di
suatu negara atau wilayah, dikarenakan pemerataan pendududk juga harus diimbangin
dengan adanya pembangunan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kepadatan penduduk
yang nantinya dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan dari masyarakat.
 Menciptakan Peluang Kerja
Jumlah penduduk yang besar dan tidak diimbangi dengan adanya peluang pekerjaan maka
akan mengakibatkan terjadinya ketimpangan pendapatan. Orang yang berada atau kaya
akan makin kaya, sedangkan orang miskin yang ingin mendapatkan pekerjaan untuk
merubah hidupnya tidak bisa dikarenakan kurangnya peluang pekerjaan.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
   Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan
suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.  Konsep pendapatan nasional adalah sebagai
berikut produk domestik bruto (GDP), produk sasional bruto (GNP), pendapatan nasional netto
(NNI), pendapatan perseorangan (PI), Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI). Cara untuk
menghitung pendapatan nasional dengan cara pendekatan produksi, pendekatan pendapatan,
dan pendekatan pengeluaran.  Manfaat penghitungan pendapatan nasional adalah agar
pemerintah dapat menelaah kembali struktur perekonomian yang kemudian dapat dijadikan
bahan untuk membuat kebijakan, dapat mengetahui tingkat penyebaran pendapatan yang
kurang merata antar daerah, dengan begitu pemerintah dapat membuka lapangan kerja baru di
daerah yang berpendapatan rendah, pemerintah dapat menentukan besarnya kontribusi
berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional. Maksudnya, pemerintah dapat
meningkatkan sektor-sektor tertentu yang kurang memberikan kontribusi bagi pendapatan
nasional, dapat membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, sehingga dapat
dijadikan sebagai landasan perumusan kebijakan. Faktor yang mempengaruhi pendapatan
nasional adalah permintaan dan penawaran agregat, konsumsi dan tabungan, dan
investasi.   Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat komponen, yaitu
pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran invesatasi oleh pengusaha (bisnis),
pengeluaran pemerintah, dan permintaan luar negeri.

2. Saran
Pentingnya pertumbuhan ekonomi di suatu Negara mengharuskan suatu Negara tersebut
mampu menyusun strategi demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nya dengan
menggunakan teori-teori pertumbuhan ekonomi ebagai landasan dala kemajuan perekonomian
nya. Kelebihan dan kekurangan dari setiap teori-teori ekonomi mampu memberikan upaya
sebuah peningkatan perekonomian Negara. Dalam penelitian ini tentu masih banyak
kekurangan baik dalam penulisan maupun isi dari penelitian ini , oleh karena itu penulis
bersedia jika ada kritik dan saran nya agar menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya

Anda mungkin juga menyukai