I. Latar Belakang.
G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme
(NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-
1965 di bawah kekuasaan Presiden Soekarno.
Beberapa hal lain yang menyebabkan mencuatkan gerakan yang menewaskan para
Jenderal ini adalah ketidakharmonisan hubungan anggota TNI dan juga PKI. Pertentangan pun
muncul di antara keduanya. Selain itu, desas desus kesehatan Presiden Soekarno juga turut
melatarbelakangi pemberontakan G30S PKI.
II. Tujuan
Tujuan utama G30S PKI adalah menggulingkan pemerintahan era Soekarno dan
mengganti negara Indonesia menjadi negara komunis. Seperti diketahui, PKI disebut memiliki
lebih dari 3 juta anggota dan membuatnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia,
setelah RRC dan Uni Soviet.
3. Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem
pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
5. Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan
komunisme internasional.
1
III. Kronologi Sejarah G 30 S/PKI
Tindakan dan penyebarluasan ideologi komunis yang dilakukan oleh PKI menimbulkan
kecurigaan dari kelompok anti-komunis. Tindakan tersebut juga mempertinggi persaingan
antara elit politik nasional.
Pasukan tersebut bergerak meninggalkan daerah Lubang Buaya. Peristiwa ini terjadi
pada tengah malam, pergantian hari Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober
1965.
Enam Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI antara lain :
Di samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre
Andreas Tendean dan pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit
Tubun.Salah satu Jenderal yang berhasil selamat dari serangan PKI adalah AH Nasution.
Namun, putrinya yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan.
Sementara itu, G30S PKI di Yogyakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono
menyebabkan gugurnya TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.
2
IV. Penumpasan G 30 S/PKI
Operasi penumpasan G30S PKI dilancarkan mulai tanggal 1 Oktober 1965. Operasi ini
dipimpin oleh Soeharto yang pada waktu itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis
Angkatan Darat (Pangkostrad).
Soeharto mengambil alih Komando Angkatan Darat karena belum ada kepastian nasib
Letjen Ahmad Yani yang pada waktu itu merupakan Menteri Panglima Angkatan Darat. Di
samping itu, Kolonel Sarwo Edhie Wibowo yang menduduki posisi Komandan Resimen Para
Komando Angkatan Darat (RPKAD) mengumpulkan pasukan lain, termasuk Divisi Siliwangi dan
Kavaleri.
Untuk mengikis sisa gerakan G30S/PKI, dilakukanlah sejumlah operasi penumpasan, yaitu:
1. Operasi Merapi di Jawa Tengah yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dan
dilakukan RPKAD.
2. Operasi Trisula di Blitar Selatan, Jawa Timur yang dipimpin Mayjen M. Yasin dan Kolonel
Witarmin dan dilaksanakan Kodam VIII/Brawijaya.
3. Operasi Kikis di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Penumpasan mulai menunjukkan hasil pada November 1965. DN Aidit tertangkap bersama
para tokoh PKI yang lain, seperti Nyono, Syam Kamaruzaman, Sudisman, Oetomo Ramelan,
Wiryomartono, Mayor Mulyono, dan Kolonel Sahirman.
Berikutnya pada tanggal 14 Februari 1966, para tokoh PKI yang tertangkap dihadapkan
pada sidang Mahmilub atau Mahkamah Militer Luar Biasa. Dalam sidang ini, para tokoh PKI
yakni Letkol Untung, Brigjen Soepardjo, Laksamana Omar Dhani, dan Dr. Soebandrio
memperoleh hukuman berat berupa hukuman seumur hidup, hukuman mati, atau dibuang ke
Pulau Buru. Itulah sejumlah operasi penumpasan G30S/PKI dan akhir dari tokoh-tokoh PKI.
V. Koda
Dalam menjalankan amanat bangsa seharusnya kita menciptakan keharmonisan agar apa yang
dicita"kan oleh bangsa cepat tercapai atau terwujud , harus adanya kerja sama satu dengan
yang lain , bukan malah saling menggulingkan satu dengan yang lain.
Referensi: