Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

PANCASILA & KEWARGANEGARAAN


SEJARAH G30S/PKI

Disusun Oleh :
2202102 Siska Fransiskawati

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


STIE MIFTAHUL HUDA PAMANUKAN
SUBANG
2022
SEJARAH G30S/PKI

Bisa dikatakan bahwa G30S/PKI atau Gerakan 30 September 1965/PKI adalah suatu
pengkhianatan yang paling besar yang terjadi pada bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut
terjadi di malam hari, tepatnya pada pada pergantian dari tanggal 30 September atau tanggal
1 Oktober. Tragedi ini melibatkan Pasukan Cakrabirawa dan juga Partai Komunis Indonesia
atau PKI.

Gerakan ini memiliki tujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno. Tak
hanya itu, mereka juga menginginkan pemerintah Indonesia berubah menjadi pemerintahan
komunis. G30S/PKI dipimpin langsung oleh ketuanya pada saat itu yang bernama Dipa Aidit.
Ketua gerakan ini sangat gencar memberikan hasutan kepada seluruh warga Indonesia agar
mendukung PKI. Mereka memberikan iming-iming bahwa Indonesia akan lebih maju dan
sentosa jika dibawah kekuasaan PKI.

D. N. Aidit sebagai tokoh sentral dari gerakan PKI, menurut pakar sejarah yang ada di masa
rezim Presiden Soeharto, adalah dalang utama dari adanya gerakan 30 September 1995/PKI.
Dalam melakukan makarnya, gerakan ini dilaksanakan atas satu komando yang dipimpin
langsung oleh Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, yaitu Letnan Kolonel Untung Syamsuri.

Gerakan tersebut dimulai dari Kota Jakarta dan juga Yogyakarta. Pada awalnya mereka
mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal. Awal mula dari gerakan ini hanya bertujuan
untuk menculik dan membawa paksa para Jenderal dan juga Perwira ke Lubang Buaya. Akan
tetapi, terdapat beberapa prajurit daro Cakrabirawa yang memutuskan untuk membunuh
Perwira Tinggi dan juga Jenderal yang mereka bawa ke Lubang Buaya.

Jenderal-jenderal yang dibunuh oleh PKI antara lain Jenderal Karel Satsuit Tubun dan Jenderal
Ahmad Yani. Adapun sisa dari Jenderal dan Perwira Tinggi yang tidak dibunuh akhirnya
meninggal secara perlahan karena luka dari penyiksaan selama di Lubanh Buaya.
Berikut ini adalah beberapa pahlawan Dewan Jenderal dan juga Perwira Tinggi yang
meninggal dunia karena kekejaman para anggota G30S/PKI di Lubang Buaya:
1. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani yang meninggal dunia di rumahnya, Jakarta
Pusat. Sekarang rumahnya sudah menjadi Museum yang diberi nama Sasmita Loka
Ahmad Yani.
2. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
4. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jenderal Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun yang meninggal dunia di rumahnya
7. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo adalah korban dari tragedi G30S/PKI di Yogyakarta
9. Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto korban meninggal dari peristiwa G30S/PKI di
Yogyakarta
10. Ade Irma Suryani Nasution yaitu Putri Abdul Haris Nasution yang juga meninggal di
kejadian G40S/PKI
11. Kapten Lettu Pierre Andreas Tendean yang meninggal di rumah Jenderal Abdul Haris
Nasution

Atas peristiwa G30S/PKI yang menorehkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia,
masyarakat menuntut Presiden Soekarno agar membubarkan Partai Komunis Indonesia atau
PKI. Dengan berat hati, akhirnya Partai PKI yang sempat menjadi kekuatan bagi Presiden
Soekarno pada aksi Ganyang Malaysia resmi dibubarkan. Kemudian, Presiden Soekarno
memberikan mandat pembersihan pada semua struktur pemerintahannya kepada Mayor
Jenderal Soeharto yang dikenal karena suratnya yautu Surat Perintah 11 Maret 1966.

PASCA KEJADIAN G30S/PKI

Setelah terjadinya tragedi G30S/PKI, Soekarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal


Soeharto untuk menghilangkan dan membersihkan semua unsur pemerintahan dari
pengaruh Partai Komunis Indonesia. Hal tersebut dilakukan atas desakan warga Indonesia
karena menganggap peristiwa tersebut sudah memberikan luka mendalam bagi merek.
Setelah diperintah Soekarno, Soeharto langsung bergerak dengan sigap. Setelah itu, PKI
dinyatakan sebagai penggerak dari adanya kudeta dan kemudian pada dalang dibelakangnya
diburu dan ditangkap. Termasuk juga DN Aidit yang sempat lari dan kabur ke Jawa Tengah.
Namun kemudian Ia berhasil ditangkap.

Selain itu, anggota organisasi lain yang dianggap sebagai simpatisan atau yang berkaitan
dengan PKI juga ditangkap. Organisasi tersebut antara lain CGMI, Lekra, Pemuda Rakyat,
Gerakan Wanita Indonesia, Barisan Tani Indonesia, dan lainnya. Berbagai macam kelompok
masyarakat juga ikut menghancurkan markas PKi yang berada di berbagai daerah. Mereka
juga menyerang berbagai lembaga, kantor, toko, dan juga universitas yang dianggap
berkaitan dengan PKI.

Di akhir tahun 1965, diperkirakan ada sekitar 500 ribu sampai satu juta angoya serta
pendukung PKI yang diduga menjadi korban pembunuhan. Sementara ratusan ribu lainnya
diasingkan di dalam kamp konsentrasi.

PERINGATAN G30S/PKI ZAMAN ZAMAN ORBA

Di era pemerintahan Presiden Soeharto, Gerakan 30 September 1965/PKI ini selalu


diperingati setiap tanggal 30 September. Tak hanya itu, di tanggal 1 Oktober juga diperingati
sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal tersebut dilakukan sebagai cara untuk mengenang jasa
ketujuh Pahlawan Revolusi yang telah gugur dalam tragedi tersebut. Soeharto juga sempat
menggagas dibangunnya Monumen Pancasila Sakti di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur

DIABADIKAN SEBAGAI FILM PROPAGANDA

Di tahun 1984, telah rilis dokudrama propaganda mengenai tragedi ini yang berjudul
Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI resmi dirilis. Film tersebut diproduksi oleh Pusat
Produksi Film Negara yang ketika itu dipimpin langsung oleh Brigjen G. Dwipayana yang juga
anggota dari kepresidenan Soeharto. Produksi film tersebut menghabiskan biaya sebesar 800
juta.
Banyak yang menduga bahwa film tersebut ditujukan sebagai propaganda politik, melihat dari
latar belakang produksi filmnya. Terlebih lagi di era Presiden Soeharto, film tersebut menjadi
sebuah tontonan wajib bagi para anak sekolah. Dimana selalu ditayangkan di TVRI setiap
tanggal 30 September malam. Namun sejak Presiden Soeharto lengser dari jabatannya pada
tahun 1998, film yang digarap oleh Arifin C. Noer berhenti ditayangkan di TVRI. Hal tersebut
terjadi karena adanya desakan masyarakat yang menilai bahwa film tersebut tidak sesuai
dengan kejadian yang sebenarnya.

Berikut Gramedia.com akan memberikan beberapa pilihkan referensi buku yang mengisahkan
tentang kebenaran sejarah G30S/PKI. Buku-buku ini sangat cocok dibaca bagi para generasi
muda yang berkeinginan mengetahui tragedi ini secara mendalam.

1. Sarwo Edhie dan Peristiwa 1965

Melalui buku ini para pembaca akan menemukan sebuah fakta menarik mengenai
cerita terkait tokoh politik yang memiliki peran sangat penting pada tahun 1965 yang
bernama Sarwo Edhie. Seperti bagaimana nama Sarwo Edhie dan Soeharto menjadi
populer setelah adanya pergolakan politik di tahun 1965 sampai peran Sarwo Edhie
dalam peristiwa G30S PKI. Tragedi sepanjang 1965-1966, mulai dari pembubaran
Partai Komunis Indonesia dan pergantian presiden telah melambungkan namanya
sampai menjadi titik balik perjalanan hidupnya. Sebagai komandan RPKAD dan
Resimen Para Komando Angkatan Darat, Kolonel Sarwo Edhie merupakan salah satu
tokoh yang mempelopori operasi dalam memusnahkan PKI.

2. Sjam

Tak jauh berbeda dengan buku yang pertama, buku kedua yang disusun oleh tim
Tempo ini ini akan mengungkapkan tentang tokoh lain yang ada di dalam tragedi G30S
PKI yang bernama Sjam Kamaruzaman. Sjam merupakan pria yang memiliki 5 nama
alias. Ia berasal dari Tuban, Jawa Timur yang merupakan seorang atheis, namun
terkenal karena bisa membaca ayat-ayat suci Al Qur’an.

Kemudian dia tahun setelah adanya aksi pada tahun 1965, Sjam Kamaruzaman
muncul di depan publik ketika menjadi saksi dalam pengadilan Sudisman, Sekretaris
Jenderal Partai Komunis Indonesia. Padahal sebelumnya, Sjam tidak terlalu dipercaya
sepenuhnya. Sebab, Biro Chusus atau yang dikenal dengan badan rahasia PKI yang
dipimpin oleh Sjam, dianggap hanya khayalan tentara untuk mempermudah Soeharto
dalam memusnahkan partai komunis tersebut.

Namun, Sjam mengaku telah memimpin Biro Chusus dan merencanakan aksi
rahasia G30S PKI. Kemudian Ia mempengaruhi anggota tentara supaya mendukung
gerakan PKI dan akhirnya Ia mendapatkan akses ke kalangan militer. Di dalam buku ini
akan diungkap, apakah Sjam merupakan agen ganda atau hanya pengikut setia Ketua
Partai Komunis Indonesia, D.N Aidit? Peristiwa G30S PKI merupakan misteri yang
rahasia dan kebenarannya belum terungkap sepenuhnya. Sjam sendiri adalah salah
satu sosok penting dalam kekacauan tragedi tersebut.

3. G30S dan Asia

Berbagai pertanyaan muncul terkait kebenaran apakah Tiongkok ikut terlibat


dalam peristiwa G30S PKI? Bagaimana negara lain seperti Korea Selatan dan Korea
Utara dalam menanggapi tragedi G30S PKI? Negara mana saja yang paling
diuntungkan dengan adanya peristiwa tersebut? Dan mengapa Jepang menjadi salah
satu negara yang sangat diuntungkan setelah adanya peristiwa G30S PKI?

Semua pertanyaan di atas bisa Grameds dapatkan jawabannya di dalam buku ini.
Buku G30S dan Asia merupakan salah satu buku yang ditulis oleh Aiko Kurasawa yang
ditujukan untuk menguraikan atau menjelaskan mengenai tragedi G30S PKI dari
perspektif dinamika pergeseran politik yang terjadi di Asia. Peristiwa G30S PKI
ternyata cukup berpengaruh terhadap perubahan peta politik di negara-negara bagian
Asia dalam menentukan pengaruh ideologi kapitalis dan juga komunis.

Terdapat sembilan tulisan yang dikumpulkan dalam buku ini. Dimana tulisan
tersebut dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah tentang respon dan juga
keterlibatan masing-masing pemerintah dan juga masyarakatnya. Sedangkan bagian
kedua yaitu mengenai fokus terhadap pemberitaan yang muncul di beberapa media
dari negara-negara di Asia.

Tak hanya itu saja, ada juga pembahasan mengenai delapan negara yaitu Korea
Utara, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Tiongkok, Filipina, Malaysia, dan juga Vietnam.
Buku ini adalah satu-satunya buku yang membahas mengenai G30S PKI dalam dimensi
politik di Asia.

Mengetahui dan mencari tahu mengenai kebenaran sejarah kelam dari bangsa
Indonesia. Tragedi berdarah G30S PKI seharusnya memang tidak boleh dilupakan dan
dijadikan sebagai pembelajaran supaya nantinya tidak terulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai