Anggota:
1. Allegra Tannya Nidia (03)
2. Andara Putri Tabina (04)
3. Gladys Fredelina Arinta (12)
4. Jessica Jo Salma (13)
5. Lintang Ayu Cendani (17)
Setelah peristiwa G30S/PKI, rakyat menuntut Presiden Soekarno untuk membubarkan PKI.
Soekarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua
unsur pemerintahan dari pengaruh PKI. Soeharto bergerak dengan cepat. PKI dinyatakan
sebagai penggerak kudeta dan para tokohnya diburu dan ditangkap, termasuk DN Aidit yang
sempat kabur ke Jawa Tengah tapi kemudian berhasil ditangkap. Anggota organisasi yang
dianggap simpatisan atau terkait dengan PKI juga ditangkap. Organisasi-organisasi tersebut
antara lain Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, Gerakan Wanita Indonesia dan
lain-lain. Berbagai kelompok masyarakat juga menghancurkan markas PKI yang ada di berbagai
daerah. Mereka juga menyerang lembaga, toko, kantor dan universitas yang dituding terkait
PKI. Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500.000 hingga 1 juta anggota dan pendukung PKI
diduga menjadi korban pembunuhan. Sedangkan ratusan ribu lainnya diasingkan di kamp
konsentrasi. 4. Diperingati pada Zaman Orba Pada era pemerintahan Presiden Soeharto,
G30S/PKI selalu diperingati setiap 30 September. Selain itu, 1 Oktober juga diperingati sebagai
Hari Kesaktian Pancasila. Untuk mengenang jasa ketujuh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam
peristiwa ini, Soeharto juga menggagas dibangunnya Monumen Pancasila Sakti di Lubang
Buaya, Jakarta Timur. 5. Diabadikan dalam film propaganda Pada 1984, film dokudrama
propaganda tentang peristiwa ini yang berjudul Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI dirilis.
Film ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara yang saat itu dipimpin Brigjen G. Dwipayana
yang juga staf kepresidenan Soeharto dan menelan biaya Rp800 juta. Mengingat latar belakang
produksinya, banyak yang menduga film tersebut ditujukan sebagai propaganda politik. Apalagi
di era Presiden Soeharto, film tersebut menjadi tontonan wajib anak sekolah yang selalu
ditayangkan di TVRI tiap 30 September malam. Sejak Presiden Soeharto lengser pada 1998, film
garapan Arifin C. Noer tersebut berhenti ditayangkan TVRI. Hal ini terjadi setelah desakan
masyarakat yang menganggap film tersebut tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya.
5. Jelaskan persiapan-persiapan yang dilakukan oleh PKI dalam upaya merebut kekuasaan
melalui Gerakan 30 September 1965!
Jawab:
Membentuk biro khusus di bawah pimpinan Syam Kamaruzman. Tugas biro khusus
adalah merancang dan mempersiapkan perebutan kekuasan.
Menuntut dibentuknya angkatan ke-5 yang terdiri atas buruh dan tani yang
dipersenjatai
Melakukan sabotase, aksi sepihak, dan aksi teror. Sabotase terhadap transportasi kereta
yang dilakukan aksi buruh kereta api ( Januari-Oktober 1964 ) yang mengakibatkan
serentetan kecelakaan kereta api seperti di Purwokerto, Kroya, Tasikmalaya, Bandung,
dan Tanah Abang. Aksi sepihak, misalnya Peristiwa Jengkol, Bandar Betsy, dan Peristiwa
Indramayu. Aksi teror misalnya Peristiwa Kanigoro Kediri. Hal itu dilakukan sebagai
persiapan untuk melakukan kudeta.
Melakukan aksi fitnah terhadap ABRI khususnya TNI-AD yang dianggap sebagai
penghambat pelaksanaan programnya yaitu dengan melancarkan isu dewan
jendral.tujuanya untuk menghilangkan kepercayaan terhadap TNI-AD dan mengadu
domba antara TNI-AD dengan presiden soekarno.
Melakukan latihan kemiliteran di lubang buaya pondok gede jakarta. Latihan kemiliteran
di lubang buaya .pondok gede jakarta latihan kemiliteran ini merupakan sarana
persiapan untuk melakukan pemberontakan.