Kapan
Kapan tepatnya dan tanggal berapa pemberontakan Madiun terjadi?
Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada 18 September 1948. PKI melakukan pemberontakan
terhadap pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Sukarno.
Dimana
Dimana pemberontakan Madiun terjadi?
Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada 18 September 1948. PKI melakukan pemberontakan
terhadap pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Sukarno.
Bagaimana
Bagaimana latar belakang pemberotakan Madiun terjadi?
Pertama, ialah jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditanda-tanganinya perjanjian Renville
yang sangat merugikan Republik Indonesia. Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir
membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian berkerjasama dengan organisasi
berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis
Indonesia (Pesindo) dll. Kedua, kedekatan Amir Sjarifuddin dengan tokoh PKI Musodan bercita-
cita menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.
Ketiga, propaganda kekecewaan terhadap Perdana Mentri selanjutnya yakni Kabinet Hatta
akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan
penghematan biaya.
Mengapa
Mengapa pemberontakan tersebut bisa terjadi?
Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan melancarkan propaganda anti pemerintah dan
pemogokan kerja oleh kaum buruh. Selain itu pemberontakan juga dilakukan dengan menculik
dan membunuh beberapa tokoh negara. Seperti Penembakan terhadap Kolonel Sutarto pada 2
Juli 1948, penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama RM. Ario
Soerjo yang kebetulan berkunjung ke Ngawi dan kemudian dicegat oleh kelompok Amir pada 10
September 1948. Serta penculikan dan pembunuhan kepada Dr. Moewardi pada 13 September
1948 yang merupakan tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Puncak pemberontakan tersebut terjadi pada 18 September 1948, saat pemberontak berhasil
menguasai kota Madiun dan mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia. Mereka pun
menguasai tempat strategis, melakukan sabotase, perusakan pembakaran sarana dan
prasarana, serta melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang anti PKI.
2. Peristiwa G30S/PKI
Apa
Siapa
Siapa saja pejabat tinggi yang menjadi korban G30S/PKI?
Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa ini adalah:
Sementara itu, Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil meloloskan diri.
Tapi, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas
Tendean diculik dan ditembak di Lubang Buaya.
Ke enam jenderal di atas beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan
Revolusi. Sejak berlakunya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai Pahlawan
Nasional.
Selain itu, beberapa orang lainnya juga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta.
Mereka adalah:
Kapan
Kapan tepatnya Peristiwa G30S/PKI terjadi?
Peristiwa ini terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Jakarta dan Yogyakarta ketika enam
perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat Indonesia beserta beberapa orang
lainnya dibunuh dalam upaya kudeta.
Dimana
Dimana kekejaman G30S/PKI terjadi?
Lubang Buaya, Jakarta Timur menjadi bagian dari sejarah kelam bangsa Indonesia. Di lokasi itulah, 6
perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD dibunuh dan dibuang di sumur berdiameter 75
sentimeter dengan kedalaman 12 meter.
Bagaimana
Bagaimana latar belakang peristiwa G30S/PKI?
Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi PKI.
Sebelumnya, pada tahun 1948 PKI sudah pernah mengadakan pemberontakan di
Madiun. Pemberontakan tersebut dipelopori oleh Amir Syarifuddin dan Muso. Tujuan
dari pemberontakan itu adalah untuk menghancurkan Negara RI dan menggantinya
menjadi negara komunis.
Bahkan, dengan adanya ajaran dari presiden Soekarno tentang Nasakom (Nasional,
Agama, Komunis) yang sangat menguntungkan PKI karena menempatkannya sebagai
bagian yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Hal ini hanya akan membukakan
jalan bagi PKI untuk melancarkan rencana-rencananya. Yang salah satunya sudah
terbukti adalah pemberontakan G-30-S-PKI yang dipimpin oleh DN. Aidit.
Pemberontakan itu bertujuan untuk menyingkirkan TNI-AD sekaligus merebut
kekuasaan pemerintahan.
Selain karena ingin merebut kekuasaan, ada juga factor lain yang membuat mereka
melakukan pemberontakan itu, yakni :
Mengapa
Mengapa Soekarno membubarkan PKI pasca kejadian G30S/PKI?
Setelah peristiwa G30S/PKI rakyat menuntut Presiden Sukarno untuk membubarkan PKI.
Sukarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua
unsur pemerintahan dari pengaruh PKI.
Soeharto bergerak dengan cepat. PKI dinyatakan sebagai penggerak kudeta dan para tokohnya
diburu dan ditangkap, termasuk DN Aidit yang sempat kabur ke Jawa Tengah tapi kemudian
berhasil ditangkap.
Anggota organisasi yang dianggap simpatisan atau terkait dengan PKI juga ditangkap.
Organisasi-organisasi tersebut antara lain Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia,
Gerakan Wanita Indonesia dan lain-lain.
Berbagai kelompok masyarakat juga menghancurkan markas PKI yang ada di berbagai daerah.
Mereka juga menyerang lembaga, toko, kantor dan universitas yang dituding terkait PKI.
Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500.000 hingga satu juta anggota dan pendukung PKI
diduga menjadi korban pembunuhan. Sedangkan ratusan ribu lainnya diasingkan di kamp
konsentrasi.
3. Pemberontakan DII/TII
Apa
Sarjono merupakan putra Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, pemimpin Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII). Tokoh yang memimpin pemberontakan Darul Islam melawan pemerintah
Indonesia pada 1949 hingga 1962. Tujuannya mengamalkan Al-Qur'an dan mendirikan Negara
Islam Indonesia berdasarkan hukum syariah.
Kapan
Negara Islam Indonesia (NII) atau yang juga disebut Darul Islam (DI) dipimpin oleh
Kartosuwiryo pada 7 Agustus 1949.
Dimana
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat merupakan pelopor gerakan DI/TII. Bahkan pemimpinnya
SM. Kartosuwiryo didaulat sebagai imam/pemimpin tertinggi dari Negara Islam Indonesia, serta
diakui oleh wilayah-wilayah pemberontakan lain.
Bagaimana
Terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat ini dilandasi ketidakpuasan dari Kartosoewirjo
terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. Waktu itu, kemerdekaan RI dibayang-bayangi
kehadiran Belanda yang masih ingin berkuasa atas Indonesia.
Pertemuan ini terjadi lantaran ketiga tokoh tersebut menentang adanya Perjanjian Renville.
Mereka menganggap perjanjian tersebut tidak melindungi warga Jawa Barat. Kartosoewirjo
lantas mengubah penolakannya dengan membentuk negara Islam yaitu Negara Islam Indonesia
(NII) yang dipimpin oleh dirinya sendiri Dicetusnya NII ini menjadi bentuk protes dari
Kartosoewirjo kepada Belanda sekaligus untuk Indonesia yang mereka anggap terlalu lemah
Pengaruh dari Kartosoewirjo pun semakin membesar setelah ia mendirikan angkatan
bersenjata untuk NII yang bernama Tentara Islam Indonesia (TII). Tujuan dari dibentuknya TII
sendiri adalah untuk memerangi pasukan TNI agar bisa memisahkan diri dari negara Indonesia.
Pergerakan NII pun semakin berkembang berkat dukungan dari daerah-daerah lain yang juga
merasa kecewa terhadap Indonesia. Hal ini menjadi awal terjadinya pemberontakan DI/TII
tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga merambat sampai ke daerah lainnya.
Mengapa
Mengapa pemberonntakan DII/ TII terjadi di beberapa wilayah?
Pemberontakan DI TII berawal dari kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan dan bertujuan
untuk mendirikan negara Islam. Ini sesuai kepanjangan dari nama DI TII, yakni Darul Islam
Tentara Islam Indonesia.
DI TII sendiri merupakan tentara yang dibentuk dan bagian dari Negara Islam Indonesia (NII)
pada awal masa kemerdekaan. Pendirian organisasi ini menjadi wadah umat muslim Indonesia
untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Sejarah pemberontakan DI TII dimulai dari Aceh yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah
Tanah Air seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
4. Pemberontakan PRRI/PERMESTA
Apa
Bagaimana
Mengapa
Pemberontakan PRRI/Permesta berawal dari konflik internal Angkatan Darat (AD). Kekecewaan atas
minimnya kesejahteraan anggota AD di daerah berujung pada tuntutan otonomi daerah serta upaya
melepaskan diri dari Pemerintahan Republik Indonesia.
5. Pemberontakan APRA
Apa
Salah satu sejarah kelam yang tidak bisa dilupakan bangsa Indonesia adalah peristiwa
pemberontakan APRA, singkatan dari Angkatan Perang Ratu Adil. Pemberontakan
APRA dibentuk pada tanggal 23 Januari 1950. Tujuan APRA adalah untuk melakukan
pemberontakan terhadap Republik Indonesia.
Tokoh pemimpin pemberontakan APRA yaitu Kapten Raymond Westerling dan Sultan Hamid II.
Pemberontakan yang terjadi sekitar tahun 1950 ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk negara
federal di Indonesia. Negara federal yang ingin dipertahankan APRA adalah negara Pasundan. APRA
tidak setuju negara Pasundan dileburkan ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kapan
Pada tanggal 23 Januari 1950, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Raymond
Westerling melakukan kudeta militer di kota Bandung, Jawa Barat.
Dimana
Pada tanggal 23 Januari 1950, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Raymond
Westerling melakukan kudeta militer di kota Bandung, Jawa Barat.
Bagaiimana
Latar belakang pemberontakan APRA berawal dari bunyi kesepakatan KMB (Konferensi Meja
Bundar) yang menyatakan bahwa KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) dibubarkan.
Kesepakatan tersebut juga menjelaskan bahwa bekas anggota KNIL yang berkeinginan untuk
menjadi anggota angkatan perang wajib bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat (APRIS).
Mengapa
Pemberontakan APRA juga disebabkan karena Belanda ingin menjajah, atau setidaknya
menanam kepentingan-kepentingan politik dan ekonominya di Indonesia. Pihak Belanda
berniat untuk mengeksploitasi sumber daya di Indonesia untuk mempertahankan keadaan
ekonominya.
Pihak Belanda tahu bahwa akan sangat sulit mengintervensi secara ekonomi jika Indonesia
sudah bersatu menjadi NKRI. Terlebih lagi, pemimpin Indonesia semuanya sudah antipati
terhadap kekuasaan Belanda. Oleh karena itu, Belanda perlu menimbulkan kerusuhan di
NKRI dan mempertahankan RIS. Tindakan APRA merupakan sikap mendukung bangsa
Belanda dalam melancarkan aksi penjajahan mereka.
Peristiwa Andi Azis adalah upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis, seorang mantan
perwira KNIL, yang berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur dan
enggan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Siapa
1. Kapten Andi Azis, bekas perwira KNIL (Tentara Kolonial Hindia Belanda) dan pemimpin
pemberontakan
Kapan
Jadi pada awal April 1950, pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dimana
Bagaimana
Pada 5 April 1950, gerombolan Andi Azis mulai melancarkan serangan. Mereka
menyerang serta menduduki tempat-tempat penting, selain itu mereka juga menawan
seorang Panglima Teritorium Indonesia Timur, yaitu Letnan Kolonel A.J. Mokoginata.
Mengetahui hal tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan ultimatum sebagai
bentuk reaksi atas kejadian tersebut pada tanggal 8 April 1950.
Ultimatum yang dilayangkan isinya memerintahkan kepada Andi Azis untuk melaporkan
diri sekaligus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu ke Jakarta, Andi Azis
diberi waktu selama 4 x 24 jam. Selain itu Andi Azis juga diminta untuk menyerahkan
senjata beserta menarik pasukannya, dan diminta untuk membebaskan para sandera.
Andi Azis sama sekali tidak menggubris ultimatum tersebut. Karena Andi Azis tidak
menggubris, maka pemerintah langsung bereaksi dengan mengirim pasukan-pasukan
ekspedisi. Pasukan ekspedisi mendarat di Makassar pada tanggal 26 April 1950 di
bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang, pada saat itu terjadilah pertempuran.
Beberapa bulan kemudian tepatnya pada 5 Agustus 1950, pasukan Andi Azis secara
tiba-tiba mengepung markas staf Brigade 10/Garuda Mataram di Makassar.
Pengepungan itu tidak berangsur lama, pasukan TNI kemudian berhasil memukul
mundur pasukan pemberontakan itu. Setelah bertempur selama 2 hari, KNIL/KL
(pasukan pendukung Andi Azis) meminta berunding dengan TNI.
Mengapa?
Andi Azis melakukan pemberontakan karena menolak masuknya pasukan APRIS. Andi Azis ingin
mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Timur.
7. Pemberontakan RMS
Apa
Republik Maluku Selatan atau RMS merupakan gerakan separasi yang berpusat di wilayah
selatan Maluku. Gerakan ini diproklamasikan pada tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS
didalangi oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), Soumokil. Ia bertujuan
melepaskan wilayah Maluku dari NKRI.
Siapa
Salah satu penyebab meletusnya pemberontakan RMS adalah banyak bekas prajurit KNIL (Tentara
Kolonial Hindia Belanda) asal Maluku yang kecewa karena pengakuan kemerdekaan Belanda kepada
Indonesia. Mereka juga menolak bergabung dengan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat).
Awalnya, pemerintah berupaya menyelesaikan konflik dengan RMS melalui jalan damai, dengan
mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh seorang tokoh Maluku, Dr. Johannes Leimena.
Namun, misi yang diajukan tersebut ditolak oleh Soumokil.
Pada tahun 1950, Ambon dan Namlea berhasil direbut. Pada tahun 1963, Chris Soumokil berhasil di
tangkap. RMS berhasil digagalkan dan para pendukungnya yang tersisa melarikan diri ke Belanda.
Mengapa
Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan jaksa agung NIT (Negara Indonesia Timur), Soumokil
yang bertujuan untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Demokrasi Liberal adalah sistem pemerintahan yang menempatkan Presiden sebagai kepala negara,
dan perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan dan pimpinan kabinet. Posisi parlemen
legislative sangat kuat untuk mempengaruhi kabinet, bahkan bisa menjatuhkan kabinet melalui mosi
tidak percaya. Pemerintah kemudian perlu membentuk kabinet baru secepatnya. Demokrasi Liberal
sebenarnya sama dengan Sistem Parlementer pada umumnya, namun penyebutan ini dipergunakan
untuk menandai perbedaannya dengan masa Demokrasi Terpimpin yang terjadi setelahnya.
Siapa
1. Kabinet Natsir
2. Kabinet Sukiman
3. Kabinet Wilopo
7. Kabinet Djuanda
Kapan
Demokrasi Liberal sendiri berlangsung selama hampir 9 tahun, dalam kenyataanya bahwa UUDS
1950 dengan sisten Demokrasi Liberal tidak cocok dan tidak sesuai dengan kehidupan politik
bangsa Indonesia yang majemuk. Tahun 1950-1959 merupakan masa memanasnya partai-partai
politik pada pemerintahan Indonesia.
Dimana
Terjadi perundingan kabinet Natsir antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai Irian
Barat.
Bagaimana
Kesepakatan antara Indonesia dan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar tanggal 6-15 Desember
1949 salah satunya adalah membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan panduan Undang-
Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. RIS terdiri atas 16 negara bagian, dengan luas wilayah dan
penduduk yang berbeda-beda. Sidang Parlemen dan Senat RIS pada 16 Desember 1949 menunjuk Ir.
Soekarno sebagai Presiden RIS, yang kemudian menunjuk Mohammad Hatta sebagai perdana
Menteri. 17 Agustus 1950 RIS kembali menjadi Republik Indonesia (negara kesatuan). Tampuk
kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh M. Natsir sebagai perdana Menteri sejak September 1950.
Demokrasi Liberal berjalan terpincang-pincang dengan adanya tujuh kabinet dalam sembilan tahun,
gerakan separatisme di banyak tempat, dan kekacauan ekonomi nasional. Ketidakstabilan
berkepanjangan ini nantinya dihentikan oleh presiden dan diganti dengan pemerintahan otoritarian.
Mengapa
Karena Rakyat Indonesia menyadari UUDS 1950 dan Demokrasi Liberal tidak cocok dan tidak
sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 sehingga dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
9.