Anda di halaman 1dari 13

5W+1H

1. Pemberontakan PKI Madiun 1948


 Apa

Apa yang menjadi tujuan dari pemberontakan PKI Madiun?


- Membentuk negara Republik Indonesia Soviet
- Mengganti dasar negara Pancasila dengan Komunisme
- Mengajak petani dan buruh untuk melakukan pemberontakan
 Siapa
Siapa yang menjadi tokoh Madiun yang menjadi korban?
1. Kolonel Inf Marhadi
2. Letkol Wiyono
3. Insp Pol Suparbak
4. May Istiklah
5. R.M. Sardjono (Patih Madiun)
6. Kiai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun)
7. Mohamad (Pegawai Dinas Kesehatan)
8. Abdul Rohman (Assisten Wedono Jiwan)
9. Sosro Diprodjo (Staf PG Rejo Agung)
10. Suharto (Guru Sekolah Pertama Madiun)
11. Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo)
12. Supardi (Wartawan freelance Madiun)
13. Sukadi (Tokoh masyarakat)
14. KH Sidiq
15. R. Charis Bagio (Wedono Kanigoro)
16. KH Barokah Fachrudin (Ulama)
17. Maidi Marto Disomo (Agen Polisi).

 Kapan
Kapan tepatnya dan tanggal berapa pemberontakan Madiun terjadi?
Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada 18 September 1948. PKI melakukan pemberontakan
terhadap pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Sukarno.
 Dimana
Dimana pemberontakan Madiun terjadi?
Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada 18 September 1948. PKI melakukan pemberontakan
terhadap pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Sukarno.
 Bagaimana
Bagaimana latar belakang pemberotakan Madiun terjadi?
Pertama, ialah jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditanda-tanganinya perjanjian Renville
yang sangat merugikan Republik Indonesia. Setelah tidak lagi menjadi Perdana Menteri, Amir
membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian berkerjasama dengan organisasi
berpaham kiri seperti Partai Komunis Indonesia, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis
Indonesia (Pesindo) dll. Kedua, kedekatan Amir Sjarifuddin dengan tokoh PKI Musodan bercita-
cita menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.
 
Ketiga, propaganda kekecewaan terhadap Perdana Mentri selanjutnya yakni Kabinet Hatta
akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan
penghematan biaya.

 Mengapa
Mengapa pemberontakan tersebut bisa terjadi?
Pemberontakan PKI Madiun diawali dengan melancarkan propaganda anti pemerintah dan
pemogokan kerja oleh kaum buruh. Selain itu pemberontakan juga dilakukan dengan menculik
dan membunuh beberapa tokoh negara. Seperti Penembakan terhadap Kolonel Sutarto pada 2
Juli 1948, penculikan dan pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur pertama RM. Ario
Soerjo yang kebetulan berkunjung ke Ngawi dan kemudian dicegat oleh kelompok Amir pada 10
September 1948. Serta  penculikan dan pembunuhan kepada Dr. Moewardi pada 13 September
1948 yang merupakan tokoh penting dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Puncak pemberontakan tersebut terjadi pada 18 September 1948, saat pemberontak berhasil
menguasai kota Madiun dan mengumumkan lahirnya Republik Soviet Indonesia. Mereka pun
menguasai tempat strategis, melakukan sabotase, perusakan pembakaran sarana dan
prasarana, serta  melakukan pembunuhan terhadap orang-orang yang anti PKI.

2. Peristiwa G30S/PKI
 Apa

Apa itu G30S/PKI?


Gerakan 30 September atau yang biasa dikenal dengan nama G30S merupakan peristiwa penting dalam
sejarah Indonesia. G30S/ PKI adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam pada tanggal 30
September sampai awal bulan selanjutnya (1 Oktober) tahun 1965 ketika tujuh perwira tinggi militer
Indonesia beserta beberapa orang yang lain dibunuh dalam suatu usaha kudeta (yang hampir sekaligus).

 Siapa
Siapa saja pejabat tinggi yang menjadi korban G30S/PKI?
Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa ini adalah:

- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani

- Mayor Jendral Raden Soeprapto

- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono

- Mayor Jendral Siswondo Parman

- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan

- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo

Sementara itu, Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil meloloskan diri.
Tapi, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas
Tendean diculik dan ditembak di Lubang Buaya.

Ke enam jenderal di atas beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan
Revolusi. Sejak berlakunya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai Pahlawan
Nasional.

Selain itu, beberapa orang lainnya juga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta.
Mereka adalah:

- Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun

- Kolonel Katamso Darmokusumo

- Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto

 Kapan
Kapan tepatnya Peristiwa G30S/PKI terjadi?
Peristiwa ini terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Jakarta dan Yogyakarta ketika enam
perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat Indonesia beserta beberapa orang
lainnya dibunuh dalam upaya kudeta.

 Dimana
Dimana kekejaman G30S/PKI terjadi?
Lubang Buaya, Jakarta Timur menjadi bagian dari sejarah kelam bangsa Indonesia. Di lokasi itulah, 6
perwira tinggi dan 1 perwira menengah TNI AD dibunuh dan dibuang di sumur berdiameter 75
sentimeter dengan kedalaman 12 meter.
 Bagaimana
Bagaimana latar belakang peristiwa G30S/PKI?
Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 bukanlah kali pertama bagi PKI.
Sebelumnya, pada tahun 1948 PKI sudah pernah mengadakan pemberontakan di
Madiun. Pemberontakan tersebut dipelopori oleh Amir Syarifuddin dan Muso. Tujuan
dari pemberontakan itu adalah untuk menghancurkan Negara RI dan menggantinya
menjadi negara komunis.

Bahkan, dengan adanya ajaran dari presiden Soekarno tentang Nasakom (Nasional,
Agama, Komunis) yang sangat menguntungkan PKI karena menempatkannya sebagai
bagian yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Hal ini hanya akan membukakan
jalan bagi PKI untuk melancarkan rencana-rencananya. Yang salah satunya sudah
terbukti adalah pemberontakan G-30-S-PKI yang dipimpin oleh DN. Aidit.
Pemberontakan itu bertujuan untuk menyingkirkan TNI-AD sekaligus merebut
kekuasaan pemerintahan.

Selain karena ingin merebut kekuasaan, ada juga factor lain yang membuat mereka
melakukan pemberontakan itu, yakni :

 Angkatan Darat menolak pembentukan Angkatan kelima


 Angkatan Darat menolak Nasakomisasi karena ajaran ini dianggap hanya akan
menguntungkan kedudukan PKI untuk yang kesekian kalinya.
 Angkatan Darat menolak Poros Jakarta-Peking dan konfrontasi dengan Malaysia.
Hal ini merupakan suatu langkah yang bijak menyangkut adanya Poros Jakarta-
Peking dan konfrontasi dengan Malaysia hanya akan membantu Cina meluaskan
semangat revolusi komunisnya di Asia Tenggara, dan akan merusak hubungan
baik dengan negara-negara tetangga.

 Mengapa
Mengapa Soekarno membubarkan PKI pasca kejadian G30S/PKI?
Setelah peristiwa G30S/PKI rakyat menuntut Presiden Sukarno untuk membubarkan PKI.
Sukarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua
unsur pemerintahan dari pengaruh PKI.
Soeharto bergerak dengan cepat. PKI dinyatakan sebagai penggerak kudeta dan para tokohnya
diburu dan ditangkap, termasuk DN Aidit yang sempat kabur ke Jawa Tengah tapi kemudian
berhasil ditangkap.

Anggota organisasi yang dianggap simpatisan atau terkait dengan PKI juga ditangkap.
Organisasi-organisasi tersebut antara lain Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia,
Gerakan Wanita Indonesia dan lain-lain.

Berbagai kelompok masyarakat juga menghancurkan markas PKI yang ada di berbagai daerah.
Mereka juga menyerang lembaga, toko, kantor dan universitas yang dituding terkait PKI.

Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500.000 hingga satu juta anggota dan pendukung PKI
diduga menjadi korban pembunuhan. Sedangkan ratusan ribu lainnya diasingkan di kamp
konsentrasi.

3. Pemberontakan DII/TII

 Apa

Apa yang menjadii tujuan pemberontakan DII/TII?

Tujuan utama pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)


adalah pemberontakan yang hendak mendirikan negara dengan dasar syariat
Islam di Indonesia, yang disebut dengan Negara Islam Indonesia.  
Pemberontakan ini dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada
tahun 1948 dan berusaha mendirikan negara berpaham Islam di Jawa Barat.
Pemberontakan ini kemudian diikuti oleh pemberontakan serupa di Aceh,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Pemberontakan
dikalahkan dengan kombinasi diplomasi di Aceh dan penumpasan oleh TNI.  

Persamaan dari setiap pemberontakan daerah DI/TII adalah sama-sama


mendukung pemberontakan Kartosuwiryo dan memproklamirkan gerakannya
sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia. Setiap pemberontakan daerah
juga mendukung syariat Islam sebagai dasar negara.

Namun, perbedannya, setiap pemberontakan daerah memiliki pemimpin


sendiri-sendiri dan alasan pemicu pemberontakan.
 Siapa

Siapa yang menjadi dalang dari pemberontakan DII/TII?

Sarjono merupakan putra Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo, pemimpin Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII). Tokoh yang memimpin pemberontakan Darul Islam melawan pemerintah
Indonesia pada 1949 hingga 1962. Tujuannya mengamalkan Al-Qur'an dan mendirikan Negara
Islam Indonesia berdasarkan hukum syariah.

 Kapan

Negara Islam Indonesia (NII) atau yang juga disebut Darul Islam (DI) dipimpin oleh
Kartosuwiryo pada 7 Agustus 1949.

 Dimana

1. Pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat merupakan pelopor gerakan DI/TII. Bahkan pemimpinnya
SM. Kartosuwiryo didaulat sebagai imam/pemimpin tertinggi dari Negara Islam Indonesia, serta
diakui oleh wilayah-wilayah pemberontakan lain.

2. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah

3. Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan

4. Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan

5. Pemberontakan DI/TII Aceh

 Bagaimana

Bagaiamana pemberontakkan DII/TII di Jawa Barat?

Terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat ini dilandasi ketidakpuasan dari Kartosoewirjo
terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. Waktu itu, kemerdekaan RI dibayang-bayangi
kehadiran Belanda yang masih ingin berkuasa atas Indonesia.

Pertemuan ini terjadi lantaran ketiga tokoh tersebut menentang adanya Perjanjian Renville.
Mereka menganggap perjanjian tersebut tidak melindungi warga Jawa Barat.  Kartosoewirjo
lantas mengubah penolakannya dengan membentuk negara Islam yaitu Negara Islam Indonesia
(NII) yang dipimpin oleh dirinya sendiri Dicetusnya NII ini menjadi bentuk protes dari
Kartosoewirjo kepada Belanda sekaligus untuk Indonesia yang mereka anggap terlalu lemah
Pengaruh dari Kartosoewirjo pun semakin membesar setelah ia mendirikan angkatan
bersenjata untuk NII yang bernama Tentara Islam Indonesia (TII).  Tujuan dari dibentuknya TII
sendiri adalah untuk memerangi pasukan TNI agar bisa memisahkan diri dari negara Indonesia. 
Pergerakan NII pun semakin berkembang berkat dukungan dari daerah-daerah lain yang juga
merasa kecewa terhadap Indonesia.  Hal ini menjadi awal terjadinya pemberontakan DI/TII
tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga merambat sampai ke daerah lainnya. 
 Mengapa
Mengapa pemberonntakan DII/ TII terjadi di beberapa wilayah?
Pemberontakan DI TII berawal dari kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan dan bertujuan
untuk mendirikan negara Islam. Ini sesuai kepanjangan dari nama DI TII, yakni Darul Islam
Tentara Islam Indonesia.
DI TII sendiri merupakan tentara yang dibentuk dan bagian dari Negara Islam Indonesia (NII)
pada awal masa kemerdekaan. Pendirian organisasi ini menjadi wadah umat muslim Indonesia
untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Sejarah pemberontakan DI TII dimulai dari Aceh yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah
Tanah Air seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
4. Pemberontakan PRRI/PERMESTA
 Apa

Tujuannya untuk mendorong pemerintah supaya memperhatikan


pembangunan negeri secara menyeluruh, sebab pada saat itu pemerintah
hanya fokus pada pembangunan yang berada di daerah Pulau Jawa.
 Siapa
Siapa yang menjadi anggota pelopor pergerakan PRRI?
Para anggota yang menjadi pelopor pergerakan PRRI, yakni:
- Letnan Kolonel Ahmad Husein
- Mr. Sjafruddin Prawiranegara
- Mr. Assaat Dt. Mudo
- Maluddin Simbolon
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo
- Moh. Sjafei
- J.F. Warouw
- Saladin Sarumpaet
- Muchtar Lintang
- Saleh Lahade
- Ayah Gani Usman
- Dahlan Djambek
 Kapan

Kapan pemberontakan PRRI/PERMESTA muncul di Indoneia?

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) adalah gerakan pertentangan antara


pemerintah RI dan daerah. Gerakan ini muncul pada 1950 di Sumatera.
 Dimana

Dimana PRRI/PERMESTA muncul di Indonesia?

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) adalah gerakan pertentangan antara


pemerintah RI dan daerah. Gerakan ini muncul pada 1950 di Sumatera.

 Bagaimana

Bagaimana latar belakang terjadinya pemberontakan PRII/PERMESTA?

Pascakemerdekaan, kondisi pemerintahan belum stabil. Kesejahteraan dan peMMMmbangunan di


awal kemerdekaan masih sangat sulit. Kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa dan pulau-pulau
lainnya memicu sentimen bahwa daerah "dianaktirikan". Sentimen ini kemudian melahirkan upaya-
upaya revolusi di daerah. Pada Agustus dan September 1956 beberapa tokoh dari Sumatera Tengah
mengadakan rapat dan pertemuan di Jakarta. Pertemuan itu dilanjutkan dengan reuni 612 perwira
aktif dan pensiunan Divisi Banteng pada 20-25 November 1956 di Padang. Divisi IX Banteng adalah
komando militer Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang dibentuk pada masa perang
kemerdekaan (1945-1950) dengan wilayah Sumatera Tengah (Sumatra Barat, Riau, Jambi dan
Kepulauan Riau). Dalam reuni itu muncul aspirasi otonomi untuk memajukan daerah. Disetujui pula
pembetukan Dewan Banteng yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein, komandan Resimen IV dan
tetorium I yang berkedudukan di Padang.  Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email Pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein merebut kekuasaan
Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Muljohardjo. Dalihnya gubernur yang ditunjuk pemerintah
tidak berhasil menjalankan pembangunan daerah. Letkol Ahmad Husein mengklaim Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) terbentuk sejak 15 Februari 1958.

 Mengapa

Mengapa pemberontakan PRRI/PERMESTA bisa terjadi?

Pemberontakan PRRI/Permesta berawal dari konflik internal Angkatan Darat (AD). Kekecewaan atas
minimnya kesejahteraan anggota AD di daerah berujung pada tuntutan otonomi daerah serta upaya
melepaskan diri dari Pemerintahan Republik Indonesia.

5. Pemberontakan APRA
 Apa

Apa yang dimaksud Pemberontakan APRA?

Salah satu sejarah kelam yang tidak bisa dilupakan  bangsa Indonesia adalah peristiwa
pemberontakan APRA, singkatan dari Angkatan Perang Ratu Adil. Pemberontakan
APRA dibentuk pada tanggal 23 Januari 1950. Tujuan APRA adalah untuk melakukan
pemberontakan terhadap Republik Indonesia.

Pemberontakan ini berlangsung di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond


Westerling, sekaligus mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus)
KNIL. Kelompok ini masuk ke dalam kota Bandung dan menyerang orang-orang yang
berseragam TNI. 
 Siapa

Siapa yang memimpin Pemberontakan APRA

Tokoh pemimpin pemberontakan APRA yaitu Kapten Raymond Westerling dan Sultan Hamid II.
Pemberontakan yang terjadi sekitar tahun 1950 ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk negara
federal di Indonesia. Negara federal yang ingin dipertahankan APRA adalah negara Pasundan. APRA
tidak setuju negara Pasundan dileburkan ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Kapan

Kapan terjadinya Pemberontakan APRA?

Pada tanggal 23 Januari 1950, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Raymond
Westerling melakukan kudeta militer di kota Bandung, Jawa Barat.

 Dimana

Dimana terjadinya Pemberontakan APRA?

Pada tanggal 23 Januari 1950, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Raymond
Westerling melakukan kudeta militer di kota Bandung, Jawa Barat.

 Bagaiimana

Bagaimana latar belakang Pemberontakan APRA?

Latar belakang pemberontakan APRA berawal dari bunyi kesepakatan KMB (Konferensi Meja
Bundar) yang menyatakan bahwa KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) dibubarkan.

Kesepakatan tersebut juga menjelaskan bahwa bekas anggota KNIL yang berkeinginan untuk
menjadi anggota angkatan perang wajib bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat (APRIS).

Kendati demikian, pada kenyataannya, pembentukan APRIS telah menimbulkan ketegangan-


ketegangan. Di kalangan TNI, ada keengganan bergabung dengan bekas KNIL. Sementara itu, bekas
anggota KNIL menuntut agar kesatuan-kesatuannya ditetapkan sebagai angkatan perang negara
bagian.

 Mengapa

Mengapa Pemberontakan APRA bisa terjadi?

Pemberontakan APRA juga disebabkan karena Belanda ingin menjajah, atau setidaknya
menanam kepentingan-kepentingan politik dan ekonominya di Indonesia. Pihak Belanda
berniat untuk mengeksploitasi sumber daya di Indonesia untuk mempertahankan keadaan
ekonominya.

Pihak Belanda tahu bahwa akan sangat sulit mengintervensi secara ekonomi jika Indonesia
sudah bersatu menjadi NKRI. Terlebih lagi, pemimpin Indonesia semuanya sudah antipati
terhadap kekuasaan Belanda. Oleh karena itu, Belanda perlu menimbulkan kerusuhan di
NKRI dan mempertahankan RIS. Tindakan APRA merupakan sikap mendukung bangsa
Belanda dalam melancarkan aksi penjajahan mereka.

6. Pemberontakan Andi Azis


 Apa

Apa yang dimaksud Pemberontakan Andi Azis?

Peristiwa Andi Azis adalah upaya pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis, seorang mantan
perwira KNIL, yang berusaha untuk mempertahankan keberadaan Negara Indonesia Timur dan
enggan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Siapa

Siapa tokoh dalam Pemberontakan Andi Azis

Tokoh dalam pemberontakan Andi Azis:

1. Kapten Andi Azis, bekas perwira KNIL (Tentara Kolonial Hindia Belanda)  dan pemimpin
pemberontakan

2. Letnan Kolonel Suharto dan Kolonel Alexander Evert Kawilarang, memimpin penumpasan


pemberontakan Andi Azis

3. Letnan Kolonel Ahmad Yunus Mokoginta, komandan Tentara Wilayah Negara Indonesia


Timur di Makassar yang disandera Andi Azis  

 Kapan

Kapan Pemberontakan Andi Azis terjadi?

Jadi pada awal April 1950, pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.

 Dimana

Dimana Pemberontakan Andi Azis terjadi?

Pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.

 Bagaimana

Bagaimana terjadinya Pemberontakan Andi Azis?

Pada 5 April 1950, gerombolan Andi Azis mulai melancarkan serangan. Mereka
menyerang serta menduduki tempat-tempat penting, selain itu mereka juga menawan
seorang Panglima Teritorium Indonesia Timur, yaitu Letnan Kolonel A.J. Mokoginata.
Mengetahui hal tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan ultimatum sebagai
bentuk reaksi atas kejadian tersebut pada tanggal 8 April 1950.
Ultimatum yang dilayangkan isinya memerintahkan kepada Andi Azis untuk melaporkan
diri sekaligus harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu ke Jakarta, Andi Azis
diberi waktu selama 4 x 24 jam. Selain itu Andi Azis juga diminta untuk menyerahkan
senjata beserta menarik pasukannya, dan diminta untuk membebaskan para sandera.

Andi Azis sama sekali tidak menggubris ultimatum tersebut. Karena Andi Azis tidak
menggubris, maka pemerintah langsung bereaksi dengan mengirim pasukan-pasukan
ekspedisi. Pasukan ekspedisi mendarat di Makassar pada tanggal 26 April 1950 di
bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang, pada saat itu terjadilah pertempuran.

Beberapa bulan kemudian tepatnya pada 5 Agustus 1950, pasukan Andi Azis secara
tiba-tiba mengepung markas staf Brigade 10/Garuda Mataram di Makassar.
Pengepungan itu tidak berangsur lama, pasukan TNI kemudian berhasil memukul
mundur pasukan pemberontakan itu. Setelah bertempur selama 2 hari, KNIL/KL
(pasukan pendukung Andi Azis) meminta berunding dengan TNI.

 Mengapa?

Mengapa Pemberontakan Andi Azis bisa terjadi?

Andi Azis melakukan pemberontakan karena menolak masuknya pasukan APRIS. Andi Azis ingin
mempertahankan keutuhan Negara Indonesia Timur.

7. Pemberontakan RMS
 Apa

Apa yang dimaksud Pemberontakan RMS?

Republik Maluku Selatan atau RMS merupakan gerakan separasi yang berpusat di wilayah
selatan Maluku. Gerakan ini diproklamasikan pada tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS
didalangi oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT), Soumokil. Ia bertujuan
melepaskan wilayah Maluku dari NKRI.

 Siapa

Siapa tokoh dibalik Pemberontakan RMS?

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)  dipimpin oleh Chris


Soumokil, mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur.
 Kapan

Kapan terjadinya Pemberontakan RMS?


Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) terjadi pada 25 April 1959.
 Dimana

Dimana terjadinya Pemberontakan RMS?


Pemberontakan ini berpusat di kota Ambon, dan pulau sekitarnya seperti
pulau Seram.
 Bagaimana

Bagaimana latar belakang terjadinya Pemberontakan RMS?

Salah satu penyebab meletusnya pemberontakan RMS adalah banyak bekas prajurit KNIL (Tentara
Kolonial Hindia Belanda) asal Maluku yang kecewa karena pengakuan kemerdekaan Belanda kepada
Indonesia. Mereka juga menolak bergabung dengan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat).

Awalnya, pemerintah berupaya menyelesaikan konflik dengan RMS melalui jalan damai, dengan
mengirim misi perdamaian yang dipimpin oleh seorang tokoh Maluku, Dr. Johannes Leimena.
Namun, misi yang diajukan tersebut ditolak oleh Soumokil.

Akhirna pemerintah terpaksa melakukan penumpasan pemberontakan ini, dengan mengerahkan


pasukan Gerakan Operasi Militer (GOM) III yang dipimpin oleh Brigardir Jenderal Slamet Riyadi dan
Kolonel Alex Kawilarang, dalam “Operasi Pasupati”.

Pada tahun 1950, Ambon dan Namlea berhasil direbut. Pada tahun 1963, Chris Soumokil berhasil di
tangkap. RMS berhasil digagalkan dan para pendukungnya yang tersisa melarikan diri ke Belanda.

 Mengapa

Mengapa RMS melakukan Pemberontakan?

Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan jaksa agung NIT (Negara Indonesia Timur), Soumokil
yang bertujuan untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

8. Kabinet Masa Demokrasi Liberal


 Apa

Apa yang dimaksud Demokrasi liberal?

Demokrasi Liberal adalah sistem pemerintahan yang menempatkan Presiden sebagai kepala negara,
dan perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan dan pimpinan kabinet. Posisi parlemen
legislative sangat kuat untuk mempengaruhi kabinet, bahkan bisa menjatuhkan kabinet melalui mosi
tidak percaya. Pemerintah kemudian perlu membentuk kabinet baru secepatnya. Demokrasi Liberal
sebenarnya sama dengan Sistem Parlementer pada umumnya, namun penyebutan ini dipergunakan
untuk menandai perbedaannya dengan masa Demokrasi Terpimpin yang terjadi setelahnya.

 Siapa

Siapa saja kabinet demokrasi liberal?

1. Kabinet Natsir
2. Kabinet Sukiman

3. Kabinet Wilopo

4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I

5. Kabinet Burhanuddin Harahap

6. Kabinet Ali Sastroamidjojo II

7. Kabinet Djuanda

 Kapan

Kapan demokrasi liberal berlangsung?

Demokrasi Liberal sendiri berlangsung selama hampir 9 tahun, dalam kenyataanya bahwa UUDS
1950 dengan sisten Demokrasi Liberal tidak cocok dan tidak sesuai dengan kehidupan politik
bangsa Indonesia yang majemuk. Tahun 1950-1959 merupakan masa memanasnya partai-partai
politik pada pemerintahan Indonesia.

 Dimana

Dimana kabinet Natsir menyelenggarakan perundingan?

Terjadi perundingan kabinet Natsir antara Indonesia-Belanda untuk pertama kalinya mengenai Irian
Barat.

 Bagaimana

Bagaimana sejarah singkat dari demokrasi Liberal?

Kesepakatan antara Indonesia dan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar tanggal 6-15 Desember
1949 salah satunya adalah membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan panduan Undang-
Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. RIS terdiri atas 16 negara bagian, dengan luas wilayah dan
penduduk yang berbeda-beda. Sidang Parlemen dan Senat RIS pada 16 Desember 1949 menunjuk Ir.
Soekarno sebagai Presiden RIS, yang kemudian menunjuk Mohammad Hatta sebagai perdana
Menteri. 17 Agustus 1950 RIS kembali menjadi Republik Indonesia (negara kesatuan). Tampuk
kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh M. Natsir sebagai perdana Menteri sejak September 1950.
Demokrasi Liberal berjalan terpincang-pincang dengan adanya tujuh kabinet dalam sembilan tahun,
gerakan separatisme di banyak tempat, dan kekacauan ekonomi nasional. Ketidakstabilan
berkepanjangan ini nantinya dihentikan oleh presiden dan diganti dengan pemerintahan otoritarian.

 Mengapa

Mengapa demokrasi liberal diganti dengan demokrasi terpimpin?

Karena Rakyat Indonesia menyadari UUDS 1950 dan Demokrasi Liberal tidak cocok dan tidak
sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 sehingga dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
9.

Anda mungkin juga menyukai