PENDAHULUAN
4. Pasca Kejadian
Pasca pembunuhan beberapa perwira TNI Angkatan Darat, PKI
mampu menguasai dua sarana komunikasi vital, yaitu studio RRI di Jalan
Merdeka Barat dan Kantor Telekomunikasi yang terletak di Jalan
Merdeka Selatan. Melalui RRI, PKI menyiarkan pengumuman tentang
Gerakan 30 September yang ditujukan kepada para perwira tinggi
anggota Dewan Jenderal yang akan mengadakan kudeta terhadap
pemerintah. Diumumkan pula terbentuknya Dewan Revolusi yang
diketuai oleh Letkol Untung Sutopo.
Di Jawa Tengah dan DI.Yogyakarta, PKI melakukan pembunuhan
terhadap Kolonel Katamso (Komandan Korem 072/Yogyakarta) dan
Letnan Kolonel Sugiyono (Kepala Staf Korem 072/Yogyakarta).Mereka
diculik PKI pada sore hari 1 Oktober 1965.Kedua perwira ini dibunuh
karena secara tegas menolak berhubungan dengan Dewan Revolusi.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 Sukarno dan sekretaris jendral PKI Aidit
menanggapi pembentukan Dewan Revolusioner oleh para
pemberontak dengan berpindah ke Pangkalan Angkatan Udara Halim
di Jakarta untuk mencari perlindungan. Pada tanggal 6 Oktober, Sukarno
mengimbau rakyat untuk menciptakan persatuan nasional, yaitu
persatuan antara angkatan bersenjata dan para korbannya untuk
penghentian kekerasan. Biro Politik dari Komite Sentral PKI segera
menganjurkan semua anggota dan organisasi-organisasi massa untuk
mendukung pemimpin revolusi Indonesia dan tidak melawan angkatan
bersenjata.
8. Peringatan
Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 September.Hari berikutnya, 1 Oktober,
ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pada masa pemerintahan
Soeharto, biasanya sebuah film mengenai kejadian tersebut juga
ditayangkan di seluruh stasiun televisi di Indonesia setiap tahun pada
tanggal 30 September. Selain itu pada masa Soeharto biasanya
dilakukan upacara bendera di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya
dan dilanjutkan dengan tabur bunga di makam para pahlawan revolusi
di TMP Kalibata.Namun sejak era Reformasi bergulir, film itu sudah tidak
ditayangkan lagi dan hanya tradisi tabur bunga yang dilanjutkan.
Pada 29 September 4 Oktober 2006, diadakan rangkaian acara
peringatan untuk mengenang peristiwa pembunuhan terhadap ratusan
ribu hingga jutaan jiwa di berbagai pelosok Indonesia.Acara yang
bertajuk Pekan Seni Budaya dalam rangka memperingati 40 tahun
tragedi kemanusiaan 1965 ini berlangsung di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia, Depok. Selain civitas academica, Universitas
Indonesia, acara itu juga dihadiri para korban tragedi kemanusiaan
1965, antara lain Setiadi, Murad Aidit, Haryo Sasongko, dan Putmainah.
9. Akhir konflik
Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari
barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto,
yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-
Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi
Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di
bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur
Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobiele
Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.
Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah,
bahwa TNI dapat menumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam
waktu 2 minggu.Memang benar, kekuatan inti pasukan-pasukan
pendukung Musso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.
Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai
seluruhnya. Pasukan Republik yang datang dari arah timur dan pasukan
yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdeka di
Madiun.Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan
pendukung mereka, lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga
tidak dapat segera ditangkap.
Baru pada akhir bulan November 1948 seluruh pimpinan dan
pasukan pendukung Musso tewas atau dapat ditangkap. Sebelas
pimpinan kelompok kiri, termasuk Mr. Amir Syarifuddin Harahap,
mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pada 20 Desember 1948, atas
perintah Kol. Gatot Subroto.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Peristiwa G 30 S PKI adalah peristiwa berdarah bunuh membunuh yang
tidak jelas kepastiannya, dalam peristiwa ini 6 jendral tewas dan PKI dituduh
sebagai pembunuhnya. Kronologinya akan dibahas pada poin-poin di bawah.
Menurut isu beredar, ada kabar bahwa para jenderal tidak puas
dengan pemerintahan Soekarno, kabar ini disebut Isu Dewan Jenderal,
menurut isu beredar, kemudian digerakan pasukan Cakrabirawa untuk
menangkap dan mengadili mereka, namun dalam proses penangkapan,
secara tak terduga mereka terbunuh pada tanggal 30 September 1965.
Masih berdasarkan isu, setelah ke enam jenderal terbunuh, tersebarlah
tuduhan bahwa PKI yang membunuh para jenderal tersebut.Menurut isu,
untuk menyikapi tuduhan atas PKI tersebut, diberantaslah PKI yang
dianggap ingin mengudeta pemerintahan.Banyak anggota-anggota PKI yang
terbunuh, juga banyak orang-orang kita yang terbunuh oleh PKI, semua itu
terjadi pasca terbunuhnya jenderal pada 30 September 1965.
Sampai akhirnya, lima bulan setelah itu, keluarlah Supersemar (Surat
Perintah Sebelas Maret). Sukarno memberi Suharto kekuasaan tak terbatas
melalui Surat Perintah sebelas Maret.Semua pihak, terutama Soekarno
berharap semoga aksi bunuh membunuh pasca kejadian 30 September
1965, itu segera selesai.
Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 September.Hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila.Isu mengenai peristiwa G 30 S PKI, dari
mulai tuduhan-tuduhan kudeta sampai kematian para jenderal tidak begitu
jelas.
4.2 Saran
Saran saya tetap lestarikan budaya dan sejarah bangsa indonesia,
sebab itu akan bermanfaat bagi kita dan orang-orang atau generasi
berikutnya untuk mengetahui sejarah bangsanya.
Penulis juga mengharapkan agar pembaca bisa memberikan saran
apapun untuk karya tulis ini, sebab karya tulis ini tak luput dari kesalahan
dan kehilafan, saran dan kritik pembaca pasti dapat membantu sedikit
banyaknya. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pemberintakan G30S-PKI.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan untuk para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
TENTANG
PEMBERONTAKAN G30-S/PKI
Disusun oleh :
Kelompok :
1. Erni Aryani
2. Fitri Silvana
3. Tamala Herlina
4. Arding Wijaya
5. Tatang Hidayat
6. Ega Herlangga
Kelas : IX-E